Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Public Sphere and Dialogue Communication about Conservation in Kepulauan Seribu National Park Aminah Swarnawati; Amiruddin Saleh; Basita Ginting; Endriatmo Soetarto; Arif Satria
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 6 No. 2 (2018): Sodality
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.24 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v6i2.23669

Abstract

Conservation programs in Kepulauan Seribu National Park (TNKpS) need communication space in order to attract target group participation, It is necessary for for community of fisherman to talk each regarding conservation policies addressed to.Public sphere defines asa freepolitical and economic domination elements space, existing public sphere in TNKpS have physical or non-physical characteristics, actors either co-opted or not co-opted, and their political public sphere either authentic or un-authentic.There was a two-way dialogical communicatio in public sphere. Dialogue in the public sphere was seen from five types: technical dialogue, debate, genuine dialogue, reconciliation and critical, the results show only the genuine dialogue that occurred.Five obstacles in dialogical communication did not occurred to traditional small fishermen, they were not protective nor defensive to information and were mostly concerned with appropriate information, the time for dialogue is enough. Obstacles tendency to evaluate occurs in critical fishermen.Keyword: conservation, dialogue communication, environmental communication,national park, public sphereABSTRAKProgram konservasi di Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) membutuhkan ruang komunikasi supaya bisa menarik partisipasi kelompok sasaran, untuk itu diperlukan ruang publik bagi warga untuk saling berdialog membicarakan masalah terkait kebijakan konservasi yang ditujukan kepada mereka. Ruang publik sebagai ruang yang bebas dari unsur dominasi politik maupun ekonomi, baik yang bersifat fisik maupun non fisik, aktornya baik yang dikooptasi maupun tidak dikooptasi, dan ruang publik politiknya baik yang autentik maupun tidak autentik. Dalam ruang publik terjadi komunikasi dialogis yang bersifat dua arah. Dialog yang terjadi di ruang publik dilihat dari tiga jenis: dialog teknis, debat dan dialog asli. Dua elemen penting komunikasi dialogis yaitu listening dan understanding. Ada lima kendala dalam komunikasi dialogis: protektif, defensif, kecenderungan mengevaluasi, ekspektasi yang tidak sesuai dan kurangnya waktu. Penelitian berparadigm kritis dengan pendekatan kualitatif ini menggunakan teori kritis Habermas mengenai ruang publik dan teori tindakan komunikatif dalam perspektif komunikasi lingkungan.Kata kunci: komunikasi dialogis, komunikasi lingkungan, konservasi, ruang publik, taman nasional
Self Disclosure dalam Komunikasi Diadik antara Mahasiswa dan Dosen Penasehat Akademik Aminah Swarnawati
Jurnal Riset Komunikasi Vol 4 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komuniasi (ASPIKOM) Wilayah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38194/jurkom.v4i1.176

Abstract

The study of self disclosure in educated communication between students and academic advisory lecturers focuses the problem on non-academic issues that affect students' academic achievement. The purpose of the research is 1) to analyze student self-disclosure to academic advisory lecturers based on the dimensions of self disclosure; 2) analyze student self disclosure to PA lecturers based on factors that influence self-disclosure. The research method uses a qualitative approach with a descriptive analysis technique. The results revealed the dimensions of self disclosure: dimension size/frequency, frequency of frequent consultation, consultation time is not long; The valence tends to be negative; dimensions of carefulness and honesty still need more in-depth observation; there is a familiarity that is intertwined. Meanwhile, based on the influencing factors, that is, there is no dyadic effect; the size of a two-person audience; topics from academic problems develop to non-academic issues. The valence factors are favorable to negative; religion, ethnicity, community, gender, and age: relatively the same; partner factors between student-PA positions are not equal. Keyword: dyadic communication, interpersonal communication, self-disclosure
KOMUNIKASI EFEKTIF PIMPINAN DALAM MENGATASI KONFLIK ORGANISASI Eti Sri Nurhayati; Aminah Swarnawati; Cahyo Wibowo; Eka Indri Widarti; Ahmad Thufail; Inasa Ori Sativa
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.135 KB) | DOI: 10.20527/mc.v7i1.11558

Abstract

The purpose of this research is to describe the effective communication performed by the leader in overcoming organizational conflicts at the Assistant Deputy for Policy Formulation for the Fulfillment of Children's Rights, the Ministry of Women Empowerment and Child Protection using the REACH Principle (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble). The research uses a descriptive qualitative approach with a case study method. Data collection techniques were carried out through semi-structured interviews, observation and documentation. There were 4 informants, who were selected through purposive sampling and snowball sampling. The results showed that the communication used by the leadership using REACH principle was quite effective in overcoming organizational conflicts. Respect, leaders always listen to input, suggestions, opinions, complaints, stories, problems from all teams and open themselves to criticism and input. Empathy, the leader has a good enough sense of empathy so that it creates openness, and trust and seeks joint solutions if there is a conflict in the team. Audible, the leadership is considered quite clear in providing information and directions. Clarity, Leaders use the media for face-to-face meetings and zoom meetings during the Covid-19 Pandemic, and Whatsapp Group or private chat and telephone so that communication is clear and does not cause misunderstanding. Humble, the leader is very open and listens to all suggestions and input from team members and builds two-way communication to create a conducive work environment.
POLA JARINGAN KOMUNIKASI ORGANISASI PADA HAVARA ORGANIZER PT. HAVARA RUHAMA RAMADHANI DI TANGERANG SELATAN Dzulfikar Mahmud; Aminah Swarnawati
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol 4, No 1 (2020): Perspektif Komunikasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.538 KB) | DOI: 10.24853/pk.4.1.50-60

Abstract

Pendekatan komunikasi internal merupakan awal yang baik untuk mengomunikasikan program formal di dalam perusahaan. Pola jaringan komunikasi organisasi, jika diterapkan maka akan mencapai tujuan dari  perusahaan tersebut. Penelitian ini bertujuan menggambarkan tentang Pola jaringan komunikasi organisasi dan proses aliran komunikasi organisasi pada Havara Organizer PT. Havara Ruhama Ramadhani di Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi bisnis, pola jaringan komunikasi organisasi, aliran komunikasi organisasi, peranan dalam jaringan komunikasi organisasi. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.Teknik analisis data dilakukan dengan mereduksi data kemudian penyajian data dan menarik sebuah kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola jaringan komunikasi yang digunakan oleh PT. Havara Ruhama Ramadhani yaitu pola lingkaran, pola roda, pola Y dan pola semua saluran. Peranan jaringan komunikasi yang ada terdiri dari opinion leader, gatekeepers, cosmopolites, dan bridge. Proses aliran komunikasi organisasi yaitu komunikasi ke bawah, pimpinan untuk menyampaikan instruksi pekerjaan, kedisiplinan, ideologi perusahaan dan informasi mengenai ketepatan dalam melaksanakan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Komunikasi ke atas juga diterapkan yaitu menyampaikan laporan hasil pekerjaan mingguan, penyelasain konflik antar bawahan dan menyampaikan ide-ide yang berdampak positif terhadap perusahaan. Komunikasi horizontal dilakukan untuk saling bertukar informasi khususnya dalam sebuah event agar tujuannya tercapai dengan baik.
JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL ‘’V3 TEAM’’ DI PT BANK PANIN DUBAI SYARIAH TBK Topan Perkasa Hamudya; Aminah Swarnawati; Intan Ikhtiarti Wilti; Fadh Fawaz; Salma Laila Qodriyah
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol 5, No 2 (2021): Perspektif Komunikasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.352 KB) | DOI: 10.24853/pk.5.2.169-177

Abstract

Komunikasi informal ialah komunikasi antar anggota dalam suatu organisasi yang terjadi secara spontan dan tidak ditentukan dalam struktur organisasi. Sejalan dengan komunikasi formal, komunikasi informal berkembang manakala organisasi tidak mampu memenuhi kepuasan anggotanya sehingga pesan disalurkan oleh anggota dengan cara sembunyi-sembunyi melalui saluran komunikasi informal. Ketika komunikasi terjadi diantara anggota organisasi, maka tercipta suatu gugus mata rantai yang membentuk sebuah pola jaringan. Penelitian ini menggunakan teori jaringan komunikasi. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi dan peranan apa saja yang ada dalam jaringan komunikasi informal V3 Team di PT. Bank Panin Dubai Syariah Tbk. Metode penelitian ini berupa studi kasus melalui pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan teknik pengumpulan data hasil wawancara serta observasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya jaringan komunikasi informal di V3 Team dengan pola jaringan komunikasi yang membentuk pola kemungkinan. Peranan jaringan komunikasi informal terdiri dari klik, isolate, bridge, liaison, gate keeper, opinion leader dan cosmopolite.
PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN GAYA KOMUNIKASI PIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PTS DI RIAU Hendra Hidayat; Lisa Anggraini; M Ridha; Sami’an Sami’an; Aminah Swarnawati
Jurnal Pustaka Komunikasi Vol 5, No 1 (2022): Accredited by Kemendikbud Dikti SK No. 79/E/KPT/2023
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/pustakom.v5i1.1846

Abstract

This study aims to analyze the influence of organizational communication climate and also the influence of leadership communication style on employee performance in one of the Riau Private Universities. The research method used in this study is descriptive analysis to provide an overview of respondents and quantitative analysis using multiple linear regression analysis models. The theory used is Organizational Communication Theory and organizational climate theory. The results of this study found that the communication climate in one of Riau's private universities is positive. Likewise, the leadership's communication style which is based on equality (The Equilitarian Style), makes the performance of employees have high trust between employees and leaders. Decisions are made based on mutual agreement, honesty, listening to each other both up and down, and mutual attention for high performance. The influence of a leadership style based on equality (The Equilitarian Style), also makes the organizational climate more responsive, responsible, and integrated and consistent accountability
Gaya Komunikasi Nadiem Makarim Agung Priyo Sembodo; Tengku Faisal; Aminah Swarnawati; Ridwan Noor Riandi; Irfan Naufal El Hassan
Communication Vol 13, No 1 (2022): Communication
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/comm.v13i1.1670

Abstract

Sosok Nadiem Makarim menjadi sentral dalam upaya mencapai target kemajuan Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi. Instansi ini merupakan peleburan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset dan Teknologi. Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui bagaimana sebenarnya gaya komunikasi ketokohan dari Nadiem. Berangkat dari teori komunikasi organisasi dan teori terkait enam gaya komunikasi Tubbs dan Moss, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara semiotika dari Roland Barthes.Tujuan selanjutnya adalah untuk mengetahui makna konotatif, denotatif dan mitos dari teks video wawancara. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Nadiem menggunakan gaya komunikasi equalitarian style dalam berkomunikasi. Terdapat makna denotatif sederhana dari pengunaan batik dalam paparan konsep kampus merdeka. Makna Konotatif kesan akan kemampuan dan pengalaman yang akan terus berkembang termasuk disiplin dan soft skill. Sementara unsur mitos dari teks wawancara memberikan pesan meskipun berlatar belakang pengusaha, Nadiem ingin terkesan memiliki pemahaman holistik dari pengalaman maupun konsep di dunia pendidikan, riset dan teknologi.
Fenomena Hoaks Covid-19 di Media Sosial Pada Era Post-Truth Robby Milana; Aminah Swarnawati
ETTISAL : Journal of Communication Vol 7, No 1 (2022): ETTISAL: Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ejoc.v7i1.7139

Abstract

AbstrakMeningkatnya penggunaan media digital sejak awal pandemi Covid-19 telah meningkatkan penyebaran hoaks di dunia maya. Fenomena tersebut telah melahirkan kebingungan di tengah masyarakat. Media sosial termasuk platform Whatsapp, turut menjadi medium penyebaran itu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman subjektif masyarakat sesudah mengetahui bahwa informasi yang mereka terima melalui media sosial Whatsapp adalah hoaks dan untuk mengetahui perasaan masyarakat setelah menyebarkan informasi hoaks melalui platform yang sama. Sebagai landasan teori, penelitian ini menggunakan teori media sosial, karena hoaks menyebar dengan cepat melalui media sosial. Sebagai konsep pendukung juga dibahas hoaks dengan ciri-cirinya dan juga konsep post-truth. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode fenomenologis. Informan penelitian berjumlah 5 orang dengan rentang usia 45-55 tahun, lokus penelitian di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), dilaksanakan pada tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) masyarakat yang mengetahui bahwa informasi yang diterimanya adalah hoaks merasa kecewa dan menyesal. (2) masyarakat tidak akan menyebarkan kembali informasi yang diketahuinya sebagai hoaks AbstractThe increasing use on digital media since pandemic Covid-19 has actually increased hoaxes spread in cyberspace. This phenomenon has created confusion in the community. Social media including the Whatsapp platform, is suspected to be a medium for the spread. The objective of this study is to determine the community subjective experience after knowing that the information they receive through social media Whatsapp is a hoax and to find out how people feel after spreading hoax information through the same platform. As a theoretical basis, this study uses social media theory, because hoaxes spread quickly through social media. As a supporting concept, hoaxes with their characteristics are also discussed as well as the post-truth concept. The approach used is qualitative with phenomenological methods. The research informants were 5 people age 45-55 years in Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), carried out in 2021. The results showed: First, people who know that the information they receive is a hoax feel disappointed and sorry. Second, the public will not redistribute information that they know to be a hoax.
Komunikasi Pemasaran Decathlon Indonesia dalam Mempertahankan Loyalitas Konsumen di Masa Pandemi COVID-19 Indriyani Idris; Oktaviana Purnamasari; Aminah Swarnawati; Sa’diyah El Adawiyah
ETTISAL : Journal of Communication Vol 7, No 1 (2022): ETTISAL: Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ejoc.v7i1.7095

Abstract

AbstrakPada awal tahun 2020, Indonesia dihadapkan dengan menyebarnya virus COVID-19 yang menyebabkan angka kematian sangat tinggi, menerapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi vitamin dan berolahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan imunitas agar tidak mudah terpapar virus COVID-19, dalam kondisi ini tentunya masyarakat indonesia membutuhkan peralatan dan perlengkapan untuk mendukung aktifitas berolahraga. Di Indonesia, satu salah satu retail olahraga yang menjual peralatan dan perlengkapan berolahraga ialah Decathlon Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis komunikasi pemasaran Decathlon Indonesia di masa pandemi COVID-19. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, hasil penelitian menunjukan bahwa Decathlon Indonesia menggunakan media baru seperti Instagram, Facebook, YouTube, LinkedIn dan Tiktok, pada personal selling, manajemen Decathlon Indonesia meminimalisir interaksi dan memilih menggunakan display layout agar informasi mengenai produk tetap sampai kepada konsumen, metode publisitas dan promosi yaitu menyelenggarakan event digital dengan memberikan potongan harga dan gift coupon kepada konsumen yang menjadi peserta event. Masih terdapat keterbatasan bagi Decathlon Indonesia untuk merambah ke media lama seperti televisi dan radio, belum memadainya program reward loyality bagi membership Decathlon Indonesia. AbstractAt the beginning of 2020, Indonesia was faced with the spread of the COVID-19 virus which caused a very high mortality rate, implementing a healthy lifestyle by consuming vitamins and exercising is one way to increase immunity so that it is not easily exposed to the the COVID-19 virus, in this condition of course the indonesian people need equipment sport to support sports activities, in indonesia, one of the sports retailers that sell sports equipment is Decathlon Indonesia, this study aims to describe and analyze the marketing communication of Decathlon Indonesia during the COVID-19 pandemic. The research method used is a qualitative method with a case study approach, the results of the study show Decathlon Indonesia use new media such a Instagram, Facebook, YouTube, LinkedIn and Tiktok, in personal selling, Decathlon Indonesia management minimizes interaction and chooses to use display layouts for information about products still reaches consumers, publicity and promotion methods, namely organizing digital events by providing discounts prices and gift coupons to consumers who are participants in the event. There are still limitations for Decathlon Indonesia to penetrate into old media such as televesion and radio, inadequate loyalty reward programs for indonesian Decathlon Indonesia membership.   
EDUKASI PENGASUHAN ANAK DI MASA PANDEMI COVID -19 Eti Sri Nurhayati; Aminah Swarnawati
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 3 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1805.178 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i3.7628

Abstract

Abstrak: Pengasuhan anak menjadi salah satu persoalan di masa Pandemi Covid-19 khususnya bagi orang tua bekerja karena adanya perubahan besar dimana selama 24 jam anak berada di rumah. Dibutuhkan pengetahuan baru bagi orang tua agar mampu beradaptasi dengan kondisi yang ada sehingga mereka dapat mendidik, mengasuh, memenuhi kebutuhan keluarga serta memberikan perlindungan dan rasa aman serta nyaman bagi anak. Kegiatan Edukasi Pengasuhan Anak di masa pandemi Covid 19 ini bertujuan meningkatkan pengetahuan orang tua dalam mencegah dan menangani Covid-19 pada anak, membangun resiliensi keluarga, serta mempromosikan lembaga layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA). Mitra pengabdian masyarakat ini adalah orang tua atau keluarga. Kegiatan yang diikuti oleh 253 peserta ini dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan menyebarkan angket atau kuesioner menggunakan google form. Hasil evaluasi kegiatan menunjukan 59% peserta menyatakan materi sangat jelas dan mudah diikuti, 57% menyatakan materi sangat bermanfaat, dan 57% menyatakan kegiatan sangat sesuai dan tepat sasaran, serta sebanyak 95% peserta mengetahui layanan PUSPAGA.Abstract: Parenting became one of the problems during the Covid-19 pandemic, especially for working parents because of major changes where children were at home for 24 hours. New knowledge is needed for parents to be able to adapt with existing conditions so that they can educate, nurture, fulfill family needs, and provide protection and a sense of security and comfort for children. The Activity of Parenting Education at Covid 19 pandemic aims to increase parents' knowledge in preventing and handling Covid-19 in children, building family resilience, and promoting the Family Learning Center (PUSPAGA) service institution. These community service partners are parents or family. The activity which was attended by 253 participants was carried out using lecture and question and answer methods. Evaluation of activities is carried out by distributing questionnaires using GoogleForms. The results of the evaluation of activities showed that 59% of participants stated that the material was very clear and easy to follow, 57% said the material was very useful, and 57% stated that the activities were very appropriate and on target, along 95% of participants know about the Family Learning Center (PUSPAGA) services.