Claim Missing Document
Check
Articles

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN PRODUK SUPERMARKET YANG TIDAK SESUAI DENGAN LABEL HARGA PROMOSI DI KOTA BALIKPAPAN ROSDIANA ROSDIANA
Jurnal de jure Vol 9, No 2 (2017): Jurnal Cetak De Jure
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.37 KB) | DOI: 10.36277/.v9i2.25

Abstract

Konsumen merupakan pemakai atau penggguna dari suatu produk barang maupun jasa. Sebagai pengguna produk barang atau jasa, tentunya konsumen memiliki hak-hak khusus yang harus dilindungi dan hak-hak tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), menetapkan bahwa konsumen berhak atas informasi yang benar, jelas dan mengenai kondisi dan jaminan barang dan/jasa. Selain itu dalam Pasal 8 ayat (1) huruf f UUPK menetapkan bahwa pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/jasa yang tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut. Namun pada kenyataannya masih terdapat pelaku usaha yang mengabaikan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam UUPK dimana adanya perbedaan informasi antara harga barang yang tercantum pada label harga promosi, yang seringkali ditemukan perbedaan dengan harga yang dikenakan pada saat pembayaran di kasir. Perbedaan harga tersebut tentunya menimbulkan kerugian bagi konsumen karena biaya yang dikeluarkan melebihi beban yang telah diperhitungkan sebelumnya. Penelitian ini lebih ditujukan kepada konsumen sebagai pembeli dari suatu produk dan pengunjung supermarket. Terkait dengan pelindungan hak-hak konsumen yang diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen terhadap fokus utama mengenai permasalahan selisih harga yang disebabkan tidak kesesuaian antara label harga promosi dengan harga yang dikenakan pada label display (rak barang) dan pada saat pembayaran di kasir
KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG SUNGAI WAIN PASCA UNDANG-UNDANG NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAH DAERAH PERUBAHAN KE-2 ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH ROSDIANA ROSDIANA
Jurnal de jure Vol 10, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.453 KB) | DOI: 10.36277/.v10i1.17

Abstract

Model kelembagaan pengelolaan kawasan Hutan Lindung Sungai Wain pasca Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Perubahan Ke-Dua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tetang Pemerintahan Daerah berbentuk KPH yang pengelolaan dilaksanakan oleh Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain, dan Badan Pengelola Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain membentuk sebuah unit Pelaksana Harian Hutan Lindung Sungai Wain untuk melakukan kegiatan operasional Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain dan Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain ditangani oleh tanaga yang berasal dari organisasi pengelola sebelumnya Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain dan kedepannya Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain menyusun dokumen rencana pengelolaan (Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang) yang difasilitasi oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) dan dokumen tersebut sudah dalam tahap penilaian oleh pihak pusat.
PERANAN IMUNOSTIMULAN AKAR KUNING Arcangelisia flava Merr PADA GAMBARAN AKTIVASI SISTEM IMUN IKAN MAS (Cyprinus carpio L) Maryani Maryani; Rosdiana Rosdiana
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol 8, No 1 (2020): JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.404 KB) | DOI: 10.36706/jari.v8i1.10328

Abstract

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas benih dari ikan budidaya adalah dengan meningkatkatkan respon imun sehingga kebal terhadap serangan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan respon imun non spesifik dari ikan mas dengan pemberian dosis optimum ekstrak Akar Kuning. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan dosis ekstrak Arcangelisia flava Merr., dimana perbedaan dosis tersebut adalah sebagai berikut : A = dosis 0 gr/kg pakan, B = dosis 2,5 gr/kg pakan, C = dosis 5,0 gr/kg pakan, D = dosis 7,5 gr/kg pakan, dan E =  dosis 10,0 gr/kg pakan.  Parameter utama yang diamati adalah pemeriksaan jumlah Hb, He, total eritrosit, total leukosit, persentase neutrofil, monosit, limfosit, dan tingkat kelangsungan hidup (SR).  Pengambilan darah selama penelitian, dilakukan sebanyak dua kali,yaitu pengambilan darah yang pertama dilakukan pada hari ke-14 setelah diberi ekstrak akar kuning, dan pengambilan darah kedua pada hari ke-30 setelah diberi ekstrak akar kuning dan diinfeksi bakteri A.hydrophila.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Arcangelisia  flava Merr. sebagai imunostimulan mempengaruhi jumlah Hb, He, total eritrosit, total leukosit, persentase neutrofil, monosit, limfosit dan tingkat kelangsungan hidup Cyprinus carpio L yang terinfeksi oleh Aeromonas hydropila.
ALAT PENGHAPUS WHITEBOARD OTOMATIS MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER Toibah Umi Kalsum; Rosdiana Rosdiana
Jurnal Media Infotama Vol 7 No 1 (2011)
Publisher : UNIVED Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1023.208 KB) | DOI: 10.37676/jmi.v7i1.35

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan alat alat bantu papan tulis otomatis dalam upaya mempermudah proses belajar mengajar di kelas dan Dengan adanya alat alat bantu papan tulis otomatis ini dapat membantu para pendidik untuk menghilangkan papan tulis otomatis secara otomatis, cukup dengan menekan tombol. Alat Iquidator Papan Tulis Otomatis adalah alat alat bantu papan tulis yang bekerja secara otomatis dengan tombol maka mikrokontrol memberikan perintah kepada pengemudi motor stepper untuk bergerak menghapus papan tulis putih. Kenop bekas ada 4 yang di belah yaitu papan tulis setengah bagian yang hilang dan papan tulis kosong penuh. Dari hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan Knob of push on dapat digunakan menjadi knob digital yang digunakan untuk menekan sebagai pemberi aturan untuk menghilangkan whiteboard. Mikrokontroler dapat digunakan untuk mengolah data pada pembuatan alat likuidator whaiteboard. Rs232 dengan IC max232 dapat digunakan untuk melakukan data komunikais secara serial. Aplikasi Iquidator papan tulis dapat dibuat dengan menggunakan program visual basic 6.0. Kata kunci: Alat Iquidator Papan Tulis Otomatis
INSTRUKSI BAHASA PEMROGRAMAN ADT (ABSTRACT DATA TYPE) PADA VIRUS DAN LOOP BATCH Jusuf Wahyudi; Berlian Berlian; Rosdiana Rosdiana
Jurnal Media Infotama Vol 9 No 2 (2013)
Publisher : UNIVED Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.266 KB) | DOI: 10.37676/jmi.v9i2.63

Abstract

Currently the software is found everywhere , not just on a supercomputer with 25 processors, a computer equipped with a p has software that can synchronize with a PC. Language used to instruct a computer programming language called . There are 2 types of programming languages consists of high-level languages and low-level languages . We know them: Basic, Algol, Cobol, Pascal, PL - 1, RPG, SNOBOL, APL, LISP, GPSs, ADA, DEAL and so that is a high -level language , machine language understood by the computer is the machine language instructions ( Machine language) which is a low-level language , high level language so that we mentioned above in order to be understood by a computer must first be translated by the compiler. From the results of research on Instructions Programming Language Programming Language That Uses the ADT (Abstract Data Type) On Virus And Loop Batch can be summed up in the current trend of virus that the average instruction looping using batch , which often interfere with computer performance,and theaddition of our unknown data working because thewindows aresetautomaticallyatstartupTask manager.
DIAGNOSA GEJALA PENYAKIT DIARE PADA ANAK BALITA MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR Asnawati Asnawati; EiCheng EiCheng; Rosdiana Rosdiana
Jurnal Media Infotama Vol 8 No 2 (2012)
Publisher : UNIVED Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (983.93 KB) | DOI: 10.37676/jmi.v8i2.85

Abstract

Diagnosing against viruses and bacteria in infants should be done as quickly and accurately as possible , because viruses and bacteria in infants can quickly spread and attack the nearest whole person . In this case the role of a highly reliable expert to mendiagonosa and determine the type of virus and bacteria , and provide examples of how the response to get the best solution .In general , expert systems are seeking to adopt a system of human knowledge into a computer that is designed to model the ability to solve problems like an expert . With this expert system , ordinary people can solve the problem or just looking for a real quality information that can only be obtained with the help of experts in the field .Expert system application program to detect diarrheal disease in young children by the method of this rule -based approaches , is used to provide alternative information to patients to detect diarrheal disease in infants .Program expert system to detect diarrheal disease in young children by the method of rule -based approaches were created using Visual Basic software can be used as a diarrheal disease detection and information used in health centers gods fence.Keyword : Sistem Pakar, Penyakit Diare
ANALISIS DAYA DUKUNG LABORATORIUM IPA-BIOLOGI DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MA NURUL HIKMAH HAURGEULIS Rosdiana Rosdiana; Emah Khuzaemah; Ria Yulia Gloria
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.909 KB) | DOI: 10.24235/sc.educatia.v5i1.1269

Abstract

Pembelajaran biologi merupakan bidang yang mengkaji fakta-fakta empiris yang ada di alam, sehingga untuk mempelajarinya harus melalui pengkajian di laboratorium yang didesain sebagai miniature alam. Sedangkan pembelajaran biologi dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berorientasi pada siswa dan menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses blajar mengajar. Oleh karena itu perlu analisis daya dukung laboratorium IPA-Biologi, dengan tujuan (1) untuk mengetahui daya dukung laboratorium IPA- biologi dalam menunjang pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada pembelajaran biologi (2) untuk mengetahui pemanfaatan daya dukung laboratorium IPA- biologi dalam menunjang pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada pembelajaran biologi menurut tanggapan guru. (3) untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam pembelajaran biologi dengan daya dukung laboratorium IPA-biologi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, angket, lembar observasi, dan dokumentasi. Setelah data diperoleh dan dianalisis dengan menggunakan tahapan yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan KTSP dalam pembelajaran biologi dengan daya dukung laboratorium IPA-biologi di MA Nurul Hikmah Haurgeulis terlaksana dengan cukup baik yaitu sebesar 59,8% yang diperoleh dari angket. Hasil observasi tentang daya dukung laboratorium IPA-biologi nilai rata-rata kolektif yang didapatkan adalah 60%, nilai tersebut dikategorikan kedalam kriteria cukup baik.Kata kunci: Pelaksanaan KTPS, laboratorium
KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS RUJUKAN MIKROSKOPIS KABUPATEN ACEH BESAR Eka Fitria; Raisuli Ramadhan; Rosdiana Rosdiana
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 4 No 1 (2017): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.547 KB) | DOI: 10.22435/sel.v4i1.1441

Abstract

Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang organ paru-paru dan menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat di dunia. Kawasan Asia Tenggara menyumbang 35% seluruh kasus TB yang ada di dunia. TB paru dapat didiagnosis berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiologi. Salah satu kabupaten di Aceh yang termasuk dalam lima besar kabupaten yang menyumbang 34% kasus baru TB adalah Kabupaten Aceh Besar. Penelitian dilakukan di Puskesmas Rujukan Mikroskopis Darul Imarah, Suka Makmur dan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar dengan desain potong yang dilakukan selama 8 bulan, terdiri dari 49 responden berdasarkan total sampling. Penelitian ini bertujuan mendapatkan karakteristik penderita TB paru di 3 PRM Kabupaten Aceh Besar. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan sputum dengan teknik mikroskopis BTA dan metode PCR. Data dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 29 responden penderita TB paru di PRM Darul Imarah, 2 responden di PRM Suka Makmur dan 18 responden di PRM Seulimum. Karakteristik responden penderita TB paru didapatkan berturut-turut: jenis kelamin laki-laki, umur 45-54, 55-64, pendidikan tidak tamat SD dan tamat SMA, dan bekerja sebagai buruh/tani. Pemerintah terus menggiatkan kegiatan penyuluhan kesehatan bagi warga tentang tata cara mencegah TB paru, menemukan pasien TB paru dan melakukan pengobatan yang intensif dan tuntas sampai mereka sembuh. Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis that attacks the lungs and a public health threat to the world. Southeast Asia contributes 35% of the whole TB cases in the world.TB can be diagnosed based on clinical symptoms, physical examination, investigation such as laboratory and radiology. One of Aceh districts included in the top five districts contributes 34% new TB cases is Aceh Besar District. The study was conducted in Puskesmas referral microscopis Darul Imarah, Suka Makmur and Seulimum, Aceh Besar District with cross sectional design for 8 months, consist of 49 respondents based on total sampling. This study aims to obtain the characteristics TB patients in 3 Puskesmas referral microscopis Aceh Besar District. Data collection was done by interview and examination microscopic sputum technique BTA and PCR. Data were analyzed descriptively. The results is 29 respondents TB patients in Darul Imarah, 2 respondents in Suka Makmur and 18 respondents in Seulimum as Puskesmas referral microscopis. Characteristics respondents tb male is age between 45 to 54 years, 55 to 64 years and education did not finish primary school, graduate high school, and work as laborer / farmer. The government is continuing to intensify health education activities for community about how to prevent of TB , to finding TB patients and perform intensive treatment until healed.
DETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DENGAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS DAN TEKNIK PCR PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS DARUL IMARAH Raisuli Ramadhan; Eka Fitria; Rosdiana Rosdiana
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 4 No 2 (2017): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.987 KB) | DOI: 10.22435/sel.v4i2.1463

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah utama kesehatan.TB menjadi penyebab kematian kedua terdepan penyakit menular di dunia. Indonesia menduduki peringkat kedua terbanyak setelah India dari enam negara yang menyumbang 60% dari total kejadian TB. Mycobacterium tuberculosis dapat dideteksi pada sputum dengan pemeriksaan mikroskopis, teknik Polymerase Chain Reaction (PCR), dan kultur bakteri. Aceh Besar menjadi urutan ketiga terbanyak penderita TB dan menyumbang 34 % jumlah seluruh kasus baru di Aceh. Penelitian bertujuan untuk mendeteksi Mycobacterium tuberculosis dengan pemeriksaan mikroskopik dan teknik PCR pada penderita tuberkulosis paru yang sudah menjalani pengobatan 2 bulan sampai 6 bulan di Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar dengan jumlah sampel minimal 29 pasien TB aktif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan sputum secara mikroskopis dan teknik PCR. Data dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian didapatkan dari 29 responden hanya 1 sampel yang positif (3,4%) secara mikroskopis, sedangkan pemeriksaan dengan teknik PCR ditemukan 19 sampel yang positif (65,5%). Akurasi deteksi Mycobacterium tuberkulosis dengan teknik PCR sangat tinggi. Mycobacterium tuberkulosis yang tidak terdeteksi dengan pemeriksaan mikroskopis (BTA) dapat dideteksi dengan teknik PCR. Sebaiknya hasil negatif pada pemeriksaan BTA secara mikroskopik dilanjutkan dengan teknik PCR guna menghindari salah diagnosis, mengingat PCR akurasinya tinggi. Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis is still a major health problem. TB is the second leading cause of death of infectious diseases in the world. Indonesia was ranked second after India from six countries accounted for 60% of total TB incidence. Mycobacterium tuberculosis can be detected on sputum by microscopic, Polymerase Chain Reaction (PCR) technic and culture. Aceh Besar District became the third largest TB patient and accounted for 34% of all new cases in Aceh province. The study aims to detect Mycobacterium tuberculosis by microscopic and PCR in patients with pulmonary tuberculosis who have been undergoing treatment for 2 months to 6 months at Puskesmas Darul Imarah Aceh Besar District with a sample size of at least 29 active TB patients. Data was collected by interview, sputum microscopic and PCR method. Data were analyzed descriptively. The results showed of 29 respondents only 1 positive samples (3.4%) are microscopic, while the examination with the PCR technic found 19 positive samples (65.5%). Accuracy of Mycobacterium tuberculosis detection with PCR technique is very sensitive. Mycobacterium tuberculosis undetected by microscopic (Gram positive basil) and detected by PCR technique. Should a negative result in microscopic and followed by PCR technique to avoid incorrect diagnosis as the accuracy of PCR technic.
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN FILARIASIS DARI ASPEK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DI KABUPATEN ACEH JAYA PROVINSI ACEH Yulidar Yulidar; Nelly Marissa; Veny Wilya; Rosdiana Rosdiana; Eka Fitria; Ulil Amri Manik; Eka Randiana; Ibnu Muhsi
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 6 No 2 (2019): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.735 KB) | DOI: 10.22435/sel.v6i2.2460

Abstract

Filariasis atau penyakit kaki gajah merupakan penyakit tular vektor yang masih endemis di Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh. Program pengendalian filariasis merujuk pada kebijakan yang sudah ditentukan oleh pemerintah pusat. Pemberian obat pencegahan massal sudah dilakukan selama 5 putaran sampai tahun 2015. Pada tahun 2016 dilakukan survei evaluasi prevalensi mikrofilaria (pre-TAS) dan hasilnya adalah Kabupaten Aceh Jaya tidak lulus survei tersebut. Penelitian ini merupakan studi kualitatif yang dilakukan pada bulan oktober 2017 dengan metode indepth interview. Jumlah responden yang diwawancara adalah 4 orang. Keberhasilan atau kegagalan eliminasi filariasis dipengaruhi oleh aspek epidemiologi dan manajemen. Aspek manajemen yang ditelusuri dalam penelitian ini yaitu bagaimana implementasi kebijakan pelaksanaan program pengendalian filariasis. Data dianalisis secara tematik. Hasil analisis data menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pelaksanaan program pengendalian filariasis yaitu pemberian obat massal pencegahan berjalan dengan baik. Keberhasilan ini ditunjukkan oleh data cakupan minum obat pada masyarakat setiap tahunnya selalu lebih dari standar nasional. Faktor kegagalan pre-TAS belum diketahui secara pasti. Berdasarkan hasil evaluasis program dari aspek implementasi maka ketersediaan sumber daya manusia dan anggaran belum maksimal untuk pengendalian filariasis. Filariasis or elephantiasis still an endemic vector borne disease in Aceh Jaya district Province Aceh. Prevention program of filariasis in Aceh jaya district is refers to the government policy. Mass drug administration was done during the fifth round of 2015. The survey prevalence of microfilaria (pre-TAS) in Aceh Jaya district 2016 and the result show is failed. This study is a qualitative research and conducted in oktober 2017 with indepth interview methode. The number of respondents interviewed was 4 respondents. The success or failure of filariasis elimination is influenced by epidemiological and management aspects. The management aspect traced is the implementation of the policy for prevention program of filariasis. Data were analyzed thematically. The result showed that the implementation of the policy for prevention program of filariasis is mass drug administration goes well. This success is shown by the annual data on taking medicine in community is always more than the national standard. Pre-TAS failure factor is not known for certain. Based on the evaluation of the program from the implementation aspect, the availability of human resources and the budget is not optimal for filariasis control.