Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pemeriksaan hewan kurban di Kota Manokwari, zona hijau wabah penyakit mulut dan kuku: Inspection of sacrificial animal in Manokwari City, green zone of outbreak of foot and mouth disease Priyo Sambodo; Isti Widayati; Dwi Nurhayati; Alnita Baaka; Purwaningsih; John A. Palulungan; Rizki Arizona; Noviyanti; Noveling Inriani; Elfira K. Suawa; Sientje D. Rumetor; Muhammad J. Wajo
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v3i3.316

Abstract

ABSTRACT  This activity aims to determine the health status of the sacrificial animals in the Manokwari City Region with the status of a green zone for the FMD outbreak based on antemortem and postmortem examinations. The activity was carried out on 93 Bali Cattle which were divided into 6 mosques in Manokwari Regency. The examination consists of antemortem and postmortem examination by inspection, palpation and incision. The data obtained were analyzed descriptively and presented in percentages and figures. In 2021-2022, there will be no cattle traffic entering the West Papua Region. The percentage of BCS of sacrificial animals slaughtered this year is as follows: #2: 8.82%; #3: 11.76%; #4: 64.71; #5: 14.71%. Body temperature: 36.10oC – 37.50oC. The locomotion, facial expressions, respiration, eye mucosa and anus condition as well as muzzle and mouth conditions, hoof conditions and body surfaces in all the sacrificial animals did not change. Carcasses and organs did not change or were normal, except for the liver (32.53% had fasciolosis) and the rumen (35.09% had paramphistomosis) and there were no symptoms of FMD. Conclusion: all sacrificial animals deserve to be slaughtered and their meat consumed, except for some of the liver and rumen and not infected with FMD.  Keywords: Fasciolosis; Manokwari; Paramphistomosis; PMK; Sacrificial   ABSTRAK  Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui status kesehatan hewan kurban di Wilayah Kota Manokwari yang berstatus zona hijau wabah PMK berdasarkan pemeriksaan antemortem dan postmortem. Kegiatan dilakukan pada 93 ekor Sapi Bali yang terbagi di 6 masjid di Kabupaten Manokwari. Pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan antemortem dan postmortem dengan cara inspeksi, palpasi dan sayatan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam persen dan gambar. Pada tahun 2021-2022, tidak ada lalu lintas ternak sapi masuk ke Wilayah Papua Barat. Persentase BCS hewan kurban yang disembelih pada tahun ini adalah sebagai berikut: #2: 8,82%; #3: 11,76%; #4: 64,71; #5: 14,71%. Suhu tubuh: 36,10oC – 37,50 oC. Alat gerak, ekspresi muka, pernafasan, mukosa mata dan keadaan anus serta kondisi moncong dan mulut, kondisi tracak dan permukaan tubuh pada semua hewan kurban tidak terdapat perubahan. Karkas dan organ-organ tidak mengalami perubahan atau normal, kecuali pada organ hati (32,53% mengalami fasciolosis) dan rumen (35,09% mengalami paramphistomosis) serta tidak terdapat gejala PMK. Kesimpulan: seluruh hewan kurban layak dipotong dan dikonsumsi dagingnya, kecuali sebagian hati dan rumen serta tidak terjangkit PMK. Kata kunci: Fasciolosis; Kurban; Manokwari; Paramphistomosis; PMK