Claim Missing Document
Check
Articles

DESAIN KAPAL LANDING CRAFT UTILITY IDEAL UNTUK TRAYEK PERINTIS DAN TOL LAUT [DESIGN SOLUTION IDEAL FOR LANDING CRAFT UTILITY SHIP FOR PIONEER ROUTES AND SEA TOLL] Kurniawan, Abdy; Malisan, Johny; Aznur, Muhammad Kadhafi
Warta Penelitian Perhubungan Vol 30, No 2 (2018): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.427 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v30i2.831

Abstract

AbstractThe condition of the open sea such as the area of Natuna becomes the challenge for the continuation of the service ship which causes the risky waves at certain times. Generally, it is known as North Monsoon. North Monsoon impacts on the cessation of the shipping activities for several months. In this condition, several small islands are in the isolated condition. This study aims to determine the ideal and adequate ship type based on the route serving for the isolated areas on the pioneer ship route and the sea toll route. The result in this research shows that the ship type which is suitable for the market share of 30% is landing craft utility type with 1000 DWT, service speed of 8 knots with the shipping frequency of 23 voyage per year.Keywords: North mansoon, landing craft utility, pioneer route, sea toll route, ship design. AbstrakKondisi perairan terbuka seperti wilayah Natuna, menjadi sebuah tantangan tersendiri terhadap kontinuitas pelayanan kapal yang disebabkan oleh kondisi gelombang yang rawan pada waktu tertentu. Umumnya hal ini dikenal dengan Angin Musim Utara. Angin Musim Utara berdampak pada berhentinya sebagian kegiatan pelayaran selama beberapa bulan. Dalam kondisi ini, beberapa pulau kecil berada dalam kondisi terisolasi. Kajian ini bertujuan untuk menentukan tipe kapal yang ideal dan sesuai dengan rute untuk melayani daerah terisolasi pada trayek kapal perintis dan trayek kapal tol laut. Hasil kajian menunjukkan bahwa tipe kapal yang sesuai dengan skenario market share 30% adalah tipe landing craft utility dengan ukuran 1000 DWT, kecepatan dinas 8 knot dengan frekuensi pelayaran sebanyak 23 voyage per-tahun.Kata kunci: Desain kapal, landing craft utility, trayek perintis, trayek tol laut, angin musim utara.
IMPLEMENTASI INAPORTNET DALAM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Malisan, Johny; Tresnawati, Wiwit
Warta Penelitian Perhubungan Vol 31, No 2 (2019): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.107 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v31i2.1267

Abstract

AbstrakDalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap kapal dan barang di pelabuhan, pemerintah mengeluarkan berbagai regulasi agar lebih efisien dan menarik investasi sehingga kegiatan ekonomi Indonesia terus meningkat. Salah satu regulasi yang dikeluarkan adalah kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) secara elektronik atau dikenal dengan nama Indonesia National Single Window (INSW). Inaportnet merupakan salah satu bagian dari implementasi program INSW yang merupakan sistem elektronik dalam pelayanan pengurusan dokumen kepelabuhanan (bongkar muat) dan dokumen kapal. Inaportnet sebagai portal yang dioperasikan dan diintegrasikan ke seluruh pola kegiatan pelayanan terhadap kapal dan barang ternyata masih belum memberikan pelayanan secara cepat, misalnya masih sering terjadi gangguan perencanaan kapal sandar, pemanduan, dan bongkar muat. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode gap analysis dengan melihat beberapa aspek seperti teknis operasional, legalitas, dan kelembagaan. Penelitian dilakukan di Pelabuhan Tajung Perak melalui wawancara dan pengedaran kuesioner untuk mengetahui penilaian responden yang sebagian besar adalah para pengusaha pelayaran. Hasil penelitian menyatakan bahwa meskipun telah banyak yang merasa nyaman dengan sistem inaportnet, tetapi masih ditemukan beberapa hal yang perlu peningkatan atau perbaikan agar meningkatkan kepuasan para pengguna jasa kepelabuhanan antara lain pelayanan labuh, pandu, tunda, dan tambat (PPKB-D), pelayanan Daftar Urutan Bongkar (DUB), rencana kegiatan muat dan penerbitan Kartu Stack Ekspor (KSE), pengurusan dokumen Persetujuan Ekspor (PE), dan perizinan karantina.Kata kunci: Pelayanan terpadu satu pintu, Inaportnet.AbstractInaportnet Implementation in One Door Integrated Services at Tanjung Perak Harbor in Surabaya: In order to improve services for ships and goods in ports, the government issued various regulations to make it more efficient and attract investment so that Indonesia's economic activities continue to increase. One of the regulations issued is One Stop Integrated Services (PTSP) policy electronically known as the Indonesia National Single Window (INSW). Inaportnet is one part of the implementation of INSW program which is an electronic system in the management of port documents (loading and unloading) and ship documents. Inaportnet as a portal that is operated and integrated into all patterns of service activities for ships and goods, apparently still does not provide services quickly, for example there are still frequent interruptions in berth ship planning, scouting, loading and unloading. Therefore, the authors conducted a study using the gap analysis method by looking at several aspects such as operational technicalities, legality, and institutions. The study was conducted at the Port of Tajung Perak through interviews and questionnaires to determine the assessment of respondents who were mostly shipping entrepreneurs. The results of the study stated that although there were many who felt comfortable with the Inaportnet system, there were still some things that needed to be improved in order to be more satisfying for port service users, including landing, scouting, delaying and mooring services (PPKB-D), list services order of unloading (DUB), planned loading and issuance of export stack cards (KSE), processing of export approval documents (PE), and quarantine license.Keywords:  One Stop Integrated Services, Inaportnet.
ANALISIS TINGKAT PELAYANAN TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN BALIKPAPAN MALISAN, JOHNY; Chisdijanto, Iwan Heru
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 19, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v19i2.346

Abstract

Kegiatan sektor transportasi merupakan tulang punggung pola distribusi barang maupun penumpang. Oleh karena itu, perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai agar roda perekonomian dapat berjalan baik. Pelabuhan sebagai salah satu prasarana memegang peranan penting dalam mendukung kelancaran  transportasi dan diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum. Meningkatnya jumlah penumpang domestik yang melalui pelabuhan Balikpapan, memaksa pengelola pelabuhan untuk juga meningkatkan pemberian pelayanan agar tidak terjadi penumpukan penumpang di pelabuhan. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap pelayanan yang diterima oleh masyarakat. Data diperoleh selam kurun waktu juni s.d. september 2016 dan diolah menggunakan Customer Satisfaction Index menunjukkan bahwa tingkat kepuasan penumpang masih rendah (60,41%) dan beberapa hal masih perlu diperbaiki antara lain keteraturan dan kenyamanan maupun kehandalan serta calo tiket yang masih berkeliaran maupun pemisahan penumpang dan non penumpang.
KEBUTUHAN DESAIN KAPAL UNTUK TONGKANG BATU BARA SECARA STATISTIK Khafendy, Khafendy; Malisan, Johny
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i1.1430

Abstract

Muatan batubara saat ini mengalami peningkatan yang cukup pesat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan industri terhadap kebutuhan bahan baku batubara dan bahan tambang lainnya. Untuk itu kebutuhan pasar khususnya dalam kaitan dengan penerapan Inpres 5 tahun 2005 dan UU 17/2008 yang melindungi pelayaran dalam negeri maka dorongan untuk membangun kapal yang mampu menggantikan peran armada asing untuk angkutan antar pulau di Indonesia. Pembangunan kapal disesuaikan dengan konsep perancangan kapal yang erat hubungannya dengan metode pengembangan baik secara ilmiah maupun teknis. Proses pencarian ukuran kapal menjadi hal yang pertama dilakukan sebelum proses pembangunan dilaksanakan. Kapasitas kapal tentunya harus didasarkan pada jumlah muatan yang akan diangkut. Metode penentuan ukuran kapal dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan salah satunya adalah metode statistik (statistical methode) yang akan digunakan dalam penelitian ini. Melalui metode ini akan diperoleh ukuran utama kapal yakni panjang, lebar, tinggi, dan sarat sesuai berdasarkan kapasitas kapal yang diinginkan.
POTENSI PUSAT KONSOLIDASI PENGANGKUTAN UNTUK REGIONAL ASIA PASIFIK: SUATU ANALISIS KINERJA Malisan, Johny; Sadjiono, Imam; Istijab, Bambang
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 20, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v20i2.810

Abstract

Pergerakan barang antar pulau-pulau saat ini lebih banyak dilakukan dengan sistem kontenerisasi. Ini disebabkan karena petikemas lebih efisien dan efektif dan memberi jaminan keamanan terhadap barang yang diangkut. Keunggulan tersebut perlu didukung oleh sistem pengangkutan yang terencana sehingga konsolidasi barang di pelabuhan akan memberi jaminan akan efisiensi dan efektivitas transportasi. Dampak positif konsolidasi antara lain shipper akan memperoleh tarif yang rendah, dan shipping line akan memperoleh jaminan ketersediaan barang. Pelabuhan Tarakan dibawah pengelolaan PT Pelindo IV terus berbenah diri untuk dikembangkan menjadi pelabuhan tempat konsolidasi muatan terutama dalam berhadapan dengan kawasan Asia Pasifik. Untuk mewujudkan hal tersebut penulis melakukan pengumpulan data melalui observasi, opini, dan dokumentasi yang selanjutnya dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode analisis IPA (Importance Performance Analysis). Hasilnya disandingkan dengan perkembangan data kinerja operasional pelabuhan untuk melihat kondisi yang diharapkan agar pelabuhan mampu memberikan pelayanan secara efisien dan efektif. Hasil analisi dan evaluasi menunjukkan bahwa masih terdapat gap yang perlu diperbaiki terutama aspek sarana, prasarana dan SDM. Hal ini perlu menjadi perhatian penting bagi pengelola pelabuhan sehingga mampu menghadapi persaingan dengan pelabuhan lain dan dapat menekan biaya logistik yang masih cukup tinggi.
PENGARUH PELAYANAN KAPAL DAN BARANG TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS BONGKAR MUAT PELABUHAN SUNDA KELAPA Malisan, Johny
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i2.43

Abstract

Salah satu keberhasilan peningkatan pelayanan kapal adalah adanya perbaikan terhadap kinerja pelabuhan sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pengguna jasa. Permasalahan pokok dalam pelayanan jasa transportasi laut di Sunda Kelapa adalah kurang efisien dan efektif dalam penyelenggaraannya yang berakibat pada lemahnya daya saing pelabuhan pada tataran nasional khususnya bagi pelabuhan Sunda Kelapa. Hal ini tercermin pada perolehan muatan yang dapat ditangani sebesar ± 3,4 % dari total muatan yang diangkut oleh pelayaran nasional. Kecilnya pangsa muatan ini tentu erat kaitannya dengan produktivitas bongkar muat barang di pelabuhan yang tampaknya belum signifikan oleh karena produktivitas bongkar muat kapal (TSHP) menurun akibat menurunnya kepercayaan pemilik barang yang ditandai dengan mulai beralih pengangkutannya ke jenis kapal konvensional lain. Disamping itu, ship output (TSHP) sebagai indikator produktivitas kapal menunjukkan angka yang kurang baik oleh karena masih banyaknya waktu yang tidak produktif. Hal ini ditunjukkan bahwa TSHP yang pada tahun 2000 sudah tinggi, namun setelah itu cenderung menurun. Demikian pula jam menganggur di pelabuhan sangat besar jika dibandingkan dengan jam efektifnya, dan berdampak pada produktivitas kapal tidak linier dengan kunjungan kapal yang relatif cukup banyak.
POTENSI PENGEMBANGAN PELABUHAN TARAKAN UNTUK KONSOLIDASI BARANG BAGI WILAYAH KALIMANTAN UTARA DAN SEKITARNYA Malisan, Johny
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 18, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v18i2.1386

Abstract

arang antar pulau-pulau kecil di Indonesia pada umumnya masih didominasi oleh general cargo, sedangkan untuk rute antar pelabuhan utama saat ini muali mengarah ke container cargo. Ini terjadi karena petikemas lebih efisien dan dapat menjaminan keamanan barang. Keunggulan tersebut perlu didukung sistem pengangkutan yang terencana agar konsolidasi barang di pelabuhan karena dampak positif yang ditimbulkan antara lain shipper akan memperoleh tarif yang rendah, dan shipping line memperoleh jaminan ketersediaan barang. Pelabuhan Tarakan oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV akan dikembangkan menjadi pelabuhan tempat alih moda yang berhadapan langsung dengan kawasan Asia Pasifik. Pengembangan ini mengakibatkan pelabuhan Tarakan berpotensi menjadi pelabuhan konsolidasi muatan (container dan general cargo). Oleh karena itu, dilakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dan opini responden utuk dianalisis dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode analisis IPA (Importance Performance Analysis). Dalam analisis ditemukenali 28 variabel yang terbagi kedalam 3 atribut pelayanan yakni sarana, prasarana dan sumberdaya manusia. Hasil analisi menunjukkan bahwa terdapat gap yang perlu perbaikan terhadap ketiga atribut tersebut. Perlu perhatian manajemen/pimpinan Pelabuhan Tarakan untuk mempersiapkan seluruh jajarannya, meningkatkan kapasitas dan kinerja fasilitas serta memperbaiki kelemahan yang ditemukan secara sistematis dan berkelanjutan agar mampu menghadapi persaingan dan dapat menekan biaya logistik yang di Indonesia masih termasuk tinggi.
IMPLEMENTASI INAPORTNET DALAM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Malisan, Johny; Tresnawati, Wiwit
Warta Penelitian Perhubungan Vol 31, No 2 (2019): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.107 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v31i2.1267

Abstract

AbstrakDalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap kapal dan barang di pelabuhan, pemerintah mengeluarkan berbagai regulasi agar lebih efisien dan menarik investasi sehingga kegiatan ekonomi Indonesia terus meningkat. Salah satu regulasi yang dikeluarkan adalah kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) secara elektronik atau dikenal dengan nama Indonesia National Single Window (INSW). Inaportnet merupakan salah satu bagian dari implementasi program INSW yang merupakan sistem elektronik dalam pelayanan pengurusan dokumen kepelabuhanan (bongkar muat) dan dokumen kapal. Inaportnet sebagai portal yang dioperasikan dan diintegrasikan ke seluruh pola kegiatan pelayanan terhadap kapal dan barang ternyata masih belum memberikan pelayanan secara cepat, misalnya masih sering terjadi gangguan perencanaan kapal sandar, pemanduan, dan bongkar muat. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode gap analysis dengan melihat beberapa aspek seperti teknis operasional, legalitas, dan kelembagaan. Penelitian dilakukan di Pelabuhan Tajung Perak melalui wawancara dan pengedaran kuesioner untuk mengetahui penilaian responden yang sebagian besar adalah para pengusaha pelayaran. Hasil penelitian menyatakan bahwa meskipun telah banyak yang merasa nyaman dengan sistem inaportnet, tetapi masih ditemukan beberapa hal yang perlu peningkatan atau perbaikan agar meningkatkan kepuasan para pengguna jasa kepelabuhanan antara lain pelayanan labuh, pandu, tunda, dan tambat (PPKB-D), pelayanan Daftar Urutan Bongkar (DUB), rencana kegiatan muat dan penerbitan Kartu Stack Ekspor (KSE), pengurusan dokumen Persetujuan Ekspor (PE), dan perizinan karantina.Kata kunci: Pelayanan terpadu satu pintu, Inaportnet.AbstractInaportnet Implementation in One Door Integrated Services at Tanjung Perak Harbor in Surabaya: In order to improve services for ships and goods in ports, the government issued various regulations to make it more efficient and attract investment so that Indonesia's economic activities continue to increase. One of the regulations issued is One Stop Integrated Services (PTSP) policy electronically known as the Indonesia National Single Window (INSW). Inaportnet is one part of the implementation of INSW program which is an electronic system in the management of port documents (loading and unloading) and ship documents. Inaportnet as a portal that is operated and integrated into all patterns of service activities for ships and goods, apparently still does not provide services quickly, for example there are still frequent interruptions in berth ship planning, scouting, loading and unloading. Therefore, the authors conducted a study using the gap analysis method by looking at several aspects such as operational technicalities, legality, and institutions. The study was conducted at the Port of Tajung Perak through interviews and questionnaires to determine the assessment of respondents who were mostly shipping entrepreneurs. The results of the study stated that although there were many who felt comfortable with the Inaportnet system, there were still some things that needed to be improved in order to be more satisfying for port service users, including landing, scouting, delaying and mooring services (PPKB-D), list services order of unloading (DUB), planned loading and issuance of export stack cards (KSE), processing of export approval documents (PE), and quarantine license.Keywords:  One Stop Integrated Services, Inaportnet.
Potensi Pusat Konsolidasi Pengangkutan untuk Regional Asia Pasifik: Suatu Analisis Kinerja Johny Malisan; Imam Sadjiono; Bambang Istijab
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 20, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.002 KB) | DOI: 10.25104/transla.v20i2.810

Abstract

Pergerakan barang antar pulau-pulau saat ini lebih banyak dilakukan dengan sistem kontenerisasi. Ini disebabkan karena petikemas lebih efisien dan efektif dan memberi jaminan keamanan terhadap barang yang diangkut. Keunggulan tersebut perlu didukung oleh sistem pengangkutan yang terencana sehingga konsolidasi barang di pelabuhan akan memberi jaminan akan efisiensi dan efektivitas transportasi. Dampak positif konsolidasi antara lain shipper akan memperoleh tarif yang rendah, dan shipping line akan memperoleh jaminan ketersediaan barang. Pelabuhan Tarakan dibawah pengelolaan PT Pelindo IV terus berbenah diri untuk dikembangkan menjadi pelabuhan tempat konsolidasi muatan terutama dalam berhadapan dengan kawasan Asia Pasifik. Untuk mewujudkan hal tersebut penulis melakukan pengumpulan data melalui observasi, opini, dan dokumentasi yang selanjutnya dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode analisis IPA (Importance Performance Analysis). Hasilnya disandingkan dengan perkembangan data kinerja operasional pelabuhan untuk melihat kondisi yang diharapkan agar pelabuhan mampu memberikan pelayanan secara efisien dan efektif. Hasil analisi dan evaluasi menunjukkan bahwa masih terdapat gap yang perlu diperbaiki terutama aspek sarana, prasarana dan SDM. Hal ini perlu menjadi perhatian penting bagi pengelola pelabuhan sehingga mampu menghadapi persaingan dengan pelabuhan lain dan dapat menekan biaya logistik yang masih cukup tinggi.
Pengaruh Pelayanan Kapal dan Barang Terhadap Kinerja Produktivitas Bongkar Muat Pelabuhan Sunda Kelapa Johny Malisan
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i2.43

Abstract

Salah satu keberhasilan peningkatan pelayanan kapal adalah adanya perbaikan terhadap kinerja pelabuhan sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pengguna jasa. Permasalahan pokok dalam pelayanan jasa transportasi laut di Sunda Kelapa adalah kurang efisien dan efektif dalam penyelenggaraannya yang berakibat pada lemahnya daya saing pelabuhan pada tataran nasional khususnya bagi pelabuhan Sunda Kelapa. Hal ini tercermin pada perolehan muatan yang dapat ditangani sebesar ± 3,4 % dari total muatan yang diangkut oleh pelayaran nasional. Kecilnya pangsa muatan ini tentu erat kaitannya dengan produktivitas bongkar muat barang di pelabuhan yang tampaknya belum signifikan oleh karena produktivitas bongkar muat kapal (TSHP) menurun akibat menurunnya kepercayaan pemilik barang yang ditandai dengan mulai beralih pengangkutannya ke jenis kapal konvensional lain. Disamping itu, ship output (TSHP) sebagai indikator produktivitas kapal menunjukkan angka yang kurang baik oleh karena masih banyaknya waktu yang tidak produktif. Hal ini ditunjukkan bahwa TSHP yang pada tahun 2000 sudah tinggi, namun setelah itu cenderung menurun. Demikian pula jam menganggur di pelabuhan sangat besar jika dibandingkan dengan jam efektifnya, dan berdampak pada produktivitas kapal tidak linier dengan kunjungan kapal yang relatif cukup banyak.