Claim Missing Document
Check
Articles

Potensi Pengembangan Pelabuhan Tarakan Untuk Konsolidasi Barang Bagi Wilayah Kalimantan Utara Dan Sekitarnya Johny Malisan
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 18, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v18i2.1386

Abstract

arang antar pulau-pulau kecil di Indonesia pada umumnya masih didominasi oleh general cargo, sedangkan untuk rute antar pelabuhan utama saat ini muali mengarah ke container cargo. Ini terjadi karena petikemas lebih efisien dan dapat menjaminan keamanan barang. Keunggulan tersebut perlu didukung sistem pengangkutan yang terencana agar konsolidasi barang di pelabuhan karena dampak positif yang ditimbulkan antara lain shipper akan memperoleh tarif yang rendah, dan shipping line memperoleh jaminan ketersediaan barang. Pelabuhan Tarakan oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV akan dikembangkan menjadi pelabuhan tempat alih moda yang berhadapan langsung dengan kawasan Asia Pasifik. Pengembangan ini mengakibatkan pelabuhan Tarakan berpotensi menjadi pelabuhan konsolidasi muatan (container dan general cargo). Oleh karena itu, dilakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dan opini responden utuk dianalisis dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode analisis IPA (Importance Performance Analysis). Dalam analisis ditemukenali 28 variabel yang terbagi kedalam 3 atribut pelayanan yakni sarana, prasarana dan sumberdaya manusia. Hasil analisi menunjukkan bahwa terdapat gap yang perlu perbaikan terhadap ketiga atribut tersebut. Perlu perhatian manajemen/pimpinan Pelabuhan Tarakan untuk mempersiapkan seluruh jajarannya, meningkatkan kapasitas dan kinerja fasilitas serta memperbaiki kelemahan yang ditemukan secara sistematis dan berkelanjutan agar mampu menghadapi persaingan dan dapat menekan biaya logistik yang di Indonesia masih termasuk tinggi.
Analisis Tingkat Pelayanan Terminal Penumpang Pelabuhan Balikpapan JOHNY MALISAN; Iwan Heru Chisdijanto
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 19, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.529 KB) | DOI: 10.25104/transla.v19i2.346

Abstract

Kegiatan sektor transportasi merupakan tulang punggung pola distribusi barang maupun penumpang. Oleh karena itu, perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai agar roda perekonomian dapat berjalan baik. Pelabuhan sebagai salah satu prasarana memegang peranan penting dalam mendukung kelancaran  transportasi dan diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum. Meningkatnya jumlah penumpang domestik yang melalui pelabuhan Balikpapan, memaksa pengelola pelabuhan untuk juga meningkatkan pemberian pelayanan agar tidak terjadi penumpukan penumpang di pelabuhan. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap pelayanan yang diterima oleh masyarakat. Data diperoleh selam kurun waktu juni s.d. september 2016 dan diolah menggunakan Customer Satisfaction Index menunjukkan bahwa tingkat kepuasan penumpang masih rendah (60,41%) dan beberapa hal masih perlu diperbaiki antara lain keteraturan dan kenyamanan maupun kehandalan serta calo tiket yang masih berkeliaran maupun pemisahan penumpang dan non penumpang.
Kajian Strategi Peningkatan Keselamatan Pelayaran Kapal-Kapal Tradisional Johny Malisan; M Yamin Jinca
Warta Penelitian Perhubungan Vol 24, No 3 (2012): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2202.838 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v24i3.1008

Abstract

Construction and shipbuilding of traditional ships are individual character, and should be preserved. Traditional ships are generally managed by middle economic groups of people, but very strategic in distributing public goods to the islands that are difficult for conventional vessels. Problem that emerged in traditional ships is high level of accidents and caused predominantly by their human resources. Therefore, in this research attempted strategies to overcome the problem through SWOT analysis in order to improve safety performance of traditonal ships. Result of analysis showed the need some strategies among others capacity building of human resource in shipbuilding, to encourage the improvement of shipbuilding standards, to encourage the improvement of ship classification standards, and to encourage their ability in mastery of loading and unloading systems.
Usulan Penentuan Ukuran Kapal Curah Melalui Pendekatan Statistik Johny Malisan
Warta Penelitian Perhubungan Vol 24, No 6 (2012): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1923.069 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v24i6.1036

Abstract

Bulk cargoes have currently increased sharply along with the enhancement of industrial development so as required bulk raw materials such as cement, fertilizers, coal, nickel, and other minerals. Therefore, in line with the market needs, especially in relation to the implementation of Presidential Instruction No. 5 of 2005 on the empowerment of the national shipping industry and Law No. 17 of 2008 on shipping, the urge to build new ships that could replace role of foreign vessels fleet for inter island transport increases. Building a new ship was adapted to the concept of ship design which was closely related to the method of ship development both scientifically and technically. The process of ship dimensions determination became the first things to be done before implementation of ship building process. Ship capacity must be based on the prediction of cargoes to be transported, and for that, statistical method was implemented in this research. Within this method, main ship dimensions obtained i.e. length, width, height, and draught that based on the vessel capacity.Keywords: bulk cargoes incresed, main ship dimensions. Muatan curah saat ini mengalami peningkatan yang cukup pesat sejalan dengan meningkatnya perkembangan industri sehingga membutuhkan bahan baku curah seperti semen, pupuk, batubara, nikel, dan bahan tambang lainnya. Untuk itu, sejalan dengan kebutuhan pasar khususnya dalam kaitan dengan penerapan lnpres 5 tahun 2005 tentang pemberdayaan industri pelayaran nasional dan UU 17 tahun 2008 tentang pelayaran, maka dorongan untuk membangun kapal yang mampu menggantikan peran armada asing untuk angkutan antar pulau di Indonesia semakin besar. Pembangunan kapal disesuaikan dengan konsep perancangan kapal yang erat hubungannya dengan metode pengembangan baik secara ilmiah maupun teknis. Proses pencarian ukuran kapal menjadi hal yang pertama dilakukan sebelum proses pembangunan dilaksanakan. Kapasitas kapal tentunya didasarkan pada prediksi jumlah muatan yang diangkut. Metode yang digunakan adalah metode statistik (statistical methode). Dengan metode ini diperoleh ukuran utama kapal yakni panjang, lebar, tinggi, dan sarat berdasarkan kapasitas kapal yang diinginkan.Kata kunci : peningkatan muatan curah, ukuran utama kapal
Analisis Kecenderungan Kecelakaan Kapal Di Indonesia Johny Malisan
Warta Penelitian Perhubungan Vol 22, No 1 (2010): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5625.837 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v22i1.997

Abstract

Ship accident is important to be considered in the view of its tend to increase. Shipping safety thereforeshould be a main factor because function of sea transportation as a goods and human mobilities,distrubution of development, nation unihj, and supporting of national economy. This assesment isfocused on statistical analysis on the increase of ship accident in order to augment safety of seatransportation. Human factors dominating cause of the accident (i.e 42.08%) then followed by natureand technical factors respectively 32.99 % and 24.92 %. Those percentages give an indication of atendency for not complying to safety regulation and often do not pay attention to safety equipments.Human resources aspect is dominant that in this assessment comprehensive efforts needed to preventship accidents. Other efforts are safety standard requirements toward aspects of infra andsupra structures of sea transportation for realising effective and efficient sea transportationservices.Key word : ship acci.dents, age of fleet, human resources, and regulations
Kajian Pengawakan Kapal Tonase Kurang Dari GT 7 Pada Wilayah Perairan Pedalaman Dalam Meningkatkan Keselamatan Pelayaran, Studi Kasus: Sampit Johny Malisan
Warta Penelitian Perhubungan Vol 25, No 1 (2013): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2538.007 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v25i1.700

Abstract

Strategi pengembangan transportasi air di Pulau Kalimantan merupakan upaya untuk menyusun sistem transportasi air yang terpadu, terintegrasi, demi mewujudkan transportasi yang berkelanjutan, dan berwawasan keselamatan dan pelestarian lingkungan. Pengawakan kapal merupakan salah satu unsur yang meskipun kecil namun memiliki peran penting dalam mewujudkan transportasi berwawasan keselamatan. Oleh karena itu, pemerintah perlu memfasiltiasi penyediaan SDM pelayaran berkualitas dan kompeten. SDM demikian harus di antisipasi melalui penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi kerja kepelautan yang dikelola secara profesional. Pengawakan kapal perlu menjadi perhatian juga selain jenis sertifikat, jumlah awak kapal, faktor lingkungan kerja, serta waktu kerja termasuk yang beroperasi di perairan pedalaman. PP Nomor 7 tahun 2000 tentang kepelautan, tidak mengatur tentang kualifikasi keahlian dan keterampilan awak kapal motor dengan ukuran kurang dari GT 7. Namun demikian, hal ini perlu dikaji lebih lanjut agar dapat menjadi pegangan terutama bagi aparat Pemerintah Daerah agar mampu melaksanakan tugas pembinaan dan pengawasan yang lebih ketat lagi sehingga resiko kecelakaan dapat dikurangi dan juga agar seluruh daerah mempunyai keseragaman dalam mengatur pengawakan kapal dengan ukuran di bawah GT.7 yang berlayar di perairan pedalaman. Kajian ini dilakukan dengan menganalisis aspek-aspek pengendalian kapal, kenavigasian, sistem pemuatan, pemahaman dan penguasaan alat-alat keselamatan. Hasil analisis menunjukkan terjadi gap dengan yang sesungguhnya sehingga perlu pembinaan dan perbaikan keseluruhan sistem terse but oleh Otoritas Keselamatan dan Pemerintah Daerah.
Kebutuhan Desain Kapal Untuk Tongkang Batu Bara Secara Statistik Khafendy Khafendy; Johny Malisan
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i1.1430

Abstract

Muatan batubara saat ini mengalami peningkatan yang cukup pesat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan industri terhadap kebutuhan bahan baku batubara dan bahan tambang lainnya. Untuk itu kebutuhan pasar khususnya dalam kaitan dengan penerapan Inpres 5 tahun 2005 dan UU 17/2008 yang melindungi pelayaran dalam negeri maka dorongan untuk membangun kapal yang mampu menggantikan peran armada asing untuk angkutan antar pulau di Indonesia. Pembangunan kapal disesuaikan dengan konsep perancangan kapal yang erat hubungannya dengan metode pengembangan baik secara ilmiah maupun teknis. Proses pencarian ukuran kapal menjadi hal yang pertama dilakukan sebelum proses pembangunan dilaksanakan. Kapasitas kapal tentunya harus didasarkan pada jumlah muatan yang akan diangkut. Metode penentuan ukuran kapal dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan salah satunya adalah metode statistik (statistical methode) yang akan digunakan dalam penelitian ini. Melalui metode ini akan diperoleh ukuran utama kapal yakni panjang, lebar, tinggi, dan sarat sesuai berdasarkan kapasitas kapal yang diinginkan.
Pemberdayaan Pelayaran Rakyat untuk Angkutan Antar Pulau dalam Rangka Pengembangan Wilayah Kepulauan di Kawasan Timur Indonesia Johny Malisan; Feronika Sekar Puriningsih
Warta Penelitian Perhubungan Vol 27, No 1 (2015): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.552 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v27i1.769

Abstract

Dengan dukungan regulasi (Inpres 5/2005 dan UU/17/2008) Pemerintah berkomitmen untuk mempertahankan pelayaran rakyat yang merupakan warisan budaya bangsa. Namun, keberadaannya terancam punah karena daya saing yang rendah akibat kualitas pelayanan dalam hal keselamatan dan pengawakan yang belum memadai. Kenyataan ini menunjukkan adanya kelemahan baik dari sisi internal pelayaran rakyat maupun sisi eksternal misalnya kebijakan pemerintah maupun faktor lainnya. Penulis melakukan analisis dari sisi internal pelayaran rakyat yakni kemampuan kapal berlayar pada beberapa kondisi cuaca dan gelombang. Pada gugus kepulauan di wilayah Timur Indonesia, armada pelayaran rakyat yang umumnya digunakan berukuran 150 GT.  Hasil analisis terhadap kapal-kapal tersebut membuktikan kemampuannya mengatasi kondisi cuaca(gelombang dan angin), terlihat dari kondisi lengan stabilitas kapal masih memenuhi persyaratan dan momen stabilitas lebih besar dari momen yang ditimbulkan oleh adanya pengaruh gelombang dan cuaca. Oleh karena kekuatan sesungguhnya adalah perbaikan faktor internal dalam diri pelayaran itu sendiri yakni alat keselamatan, kualitas bahan baku kapal dan pengawakan kapal. Perbaikan internal akan berdampak pada kepercayaan penguna jasa terhadap pemberdayaan pelayaran rakyat terutama untuk pelayanan wilayah kepulauan. 
Desain Kapal Landing Craft Utility Ideal untuk Trayek Perintis dan Tol Laut [Design Solution Ideal for Landing Craft Utility Ship for Pioneer Routes and Sea Toll] Abdy Kurniawan; Johny Malisan; Muhammad Kadhafi Aznur
Warta Penelitian Perhubungan Vol 30, No 2 (2018): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.427 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v30i2.831

Abstract

AbstractThe condition of the open sea such as the area of Natuna becomes the challenge for the continuation of the service ship which causes the risky waves at certain times. Generally, it is known as North Monsoon. North Monsoon impacts on the cessation of the shipping activities for several months. In this condition, several small islands are in the isolated condition. This study aims to determine the ideal and adequate ship type based on the route serving for the isolated areas on the pioneer ship route and the sea toll route. The result in this research shows that the ship type which is suitable for the market share of 30% is landing craft utility type with 1000 DWT, service speed of 8 knots with the shipping frequency of 23 voyage per year.Keywords: North mansoon, landing craft utility, pioneer route, sea toll route, ship design. AbstrakKondisi perairan terbuka seperti wilayah Natuna, menjadi sebuah tantangan tersendiri terhadap kontinuitas pelayanan kapal yang disebabkan oleh kondisi gelombang yang rawan pada waktu tertentu. Umumnya hal ini dikenal dengan Angin Musim Utara. Angin Musim Utara berdampak pada berhentinya sebagian kegiatan pelayaran selama beberapa bulan. Dalam kondisi ini, beberapa pulau kecil berada dalam kondisi terisolasi. Kajian ini bertujuan untuk menentukan tipe kapal yang ideal dan sesuai dengan rute untuk melayani daerah terisolasi pada trayek kapal perintis dan trayek kapal tol laut. Hasil kajian menunjukkan bahwa tipe kapal yang sesuai dengan skenario market share 30% adalah tipe landing craft utility dengan ukuran 1000 DWT, kecepatan dinas 8 knot dengan frekuensi pelayaran sebanyak 23 voyage per-tahun.Kata kunci: Desain kapal, landing craft utility, trayek perintis, trayek tol laut, angin musim utara.
Analysis of Indonesian Port Integration System Performance (Inaportnet) Based On Pieces Framework Variables In 2021 Tiara Sekarwati Ariadi; Johny Malisan; Endang Sugiharti
Devotion : Journal of Research and Community Service Vol. 3 No. 14 (2022): Special Issue
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/dev.v3i14.310

Abstract

This study is aimed at identifying the variables of the Indonesian Port Integration (Inaportnet) System Performance Based on the Piece Framework Variables in 2021. The built model includes explanations. Six independent variables (independent) and one dependent variable (dependent). Variables that have positions as independent variables are performance, information and data, economy, control and security, efficiency, and service. The variable that acts as a variable is user satisfaction. Data analysis was performed using the Multiple Linear Regression Analysis approach. The data used are primary, quantitative, and cross-sectional data. The data were collected from 80 respondents by distributing questionnaires using a Likert scale with five answer choices. Data analysis was carried out with the help of the SPSS application. The results of testing variables, namely performance, and economics, show that there is a significant influence on the user satisfaction variable, while for the variables, information and data, control and security, efficiency, and service do not have a significant effect on the user satisfaction variable, it is evident from the results of the T test where the performance variable, and economics showed a significant level less than 0.05, and was positive for user satisfaction, and the information and data, control and security, efficiency, and service showed variables a significant level greater than 0.05 , and declared no positive effect on user satisfaction