Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology

SELEKTIF BAKTERI YANG BERASOSIASI DENGAN KEMATIAN IKAN NILA (Oreochromus niloticus) DI KABUPATEN MAGELANG (Bacterial Selective Associated with Tilapia (Oreochromus niloticus) Mortality in Magelang Regency ) Sarjito Sarjito; Monica Nanda; Sulisyaningrum Sulisyaningrum; Alfabetian Harjuno Condro Haditomo; Desrina Desrina; Slamet Budi Prayitno
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 17, No 1 (2021): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.17.1.%p

Abstract

Kematian ikan nila  yang terjadi karena wabah penyakit  di Kabupaten Magelang mencapai kisaran 40 - 75 % pada bulan Juni – September 2019, mengakibatkan kerugian ekonomi bagi pembudidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji gejala klinis, dan bakteri yang berasosiasi dengan kematian ikan nila tersebut.  Metode studi kasus konfirmatori dengan purposive sampling diaplikasikan. Duapuluh tiga ikan nila sakit panjang 8,87 ± 0,61cm diperoleh dari kolam pembesaran di Desa Keji, Kecamatan Muntilan dan Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, sebagai sampel.  Isolasi bakteri dilakukan dengan metode gores pada media TSA dan GSP. Hasil isolasi dari keduapuluh tiga ikan sampel diperoleh 43 isolat bakteri murni. Berdasarkan karakter morfologi, media isolasi, bentuk dan warna dan karakter serta asal koloni, dari 44 isolat bakteri tersebut terseleksi 6 isolat (SN03, SN26,  SN48, SN51 , SN66 dan SN77)  untuk dilakukan uji selanjutnya yaitu uji postulat Koch dan karakterisasi secara biokimia dengan API KIT Vitek 2 Compact.  Gejala klinis yang terdeteksi pada ikan sampel dan ikan uji adalah pergerakan ikan pasif dan berenang di permukaan air, sirip geripis, luka pada tubuh, insang pucat, bercak merah pada tubuh, exopthalmia dan produksi lendir berlebih serta organ dalam yang memucat. Uji postulat Koch diperoleh bahwa keenam isolat bakteri menyebabkan ikan uji sakit dengan mortalitas berkisar antara 46,6 - 96,6%.  Hasil karakterisasi diperoleh bahwa keenam selektif bakteri yang berasosiasi dengan kematian ikan nila di kabupaten Magelang adalah Aeromonas hydrophila (SN 03), Streptococcus agalactiae (SN 26), Aeromonas sobria (SN 48), Pseudomonas putida (SN 51), Pseudomonas aeruginosa (SN 66) dan Aeromonas caviae (SN 77). Mortality of Tilapia (Oreochromis niloticus) due to disease outbreaks in Magelang Regency reached 40 - 75% from June - November 2019, resulting in economic losses of farmer. This study aims were to determine the clinical symptoms and bacteria associated with tilapia mortality.  A confirmatory case study method with purposive sampling was applied. Twenty-three sick tilapia fish with a length of 8.87 ± 0.61 cm were obtained from grow out  pond in Keji Village, Muntilan District and Pabelan Village, Mungkid District, Magelang District, as samples. Bacteria isolation was carried out by scratch method on TSA and GSP media. The isolation from twenty-three fish samples resulted on 43 bacterial isolates.  Based on morphological characters, isolation media, shape and color as well as sources and character colony of 44 isolates, they were selected into 6 isolates (SN03, SN26, SN48, SN51, SN66 and SN77) for further testing, i.e: the Koch postulate test and biochemical characterization using Vitek 2 Compact. API KIT.  The clinical symptoms detected in the samples and test fish were fish that moved passively and swam on the surface of the water, wrinkled fins, wounds on the body, pale gills, red spots on the body, exopthalmia and excess mucus production and pale internal organs.  The Koch postulate test result showed that the six selected bacterial caused the test fish to be sick with a mortality ranging from 46.6-96.6%. The characterization of the selective bacteria associated with tilapia mortality in Magelang Regency, namely:  SN03, SN26, SN48, SN51, SN66 and SN77 were Aeromonas hydrophila (97%); Streptococcus agalactiae (98%), Aeromonas sobria (96%) Pseudomonas putida (96%); Pseudomonas aeruginosa (96%) and Aeromonas caviae (98%) respectively. 
POTENSI EPIBIOTIK CAMPURAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) DAN TEMULAWAK (Curcuma zanthorrhiza) PADA PAKAN UNTUK MENGATASI INFEKSI Aeromonas hydrophila PADA IKAN LELE (Clarias gariepinus) Sarjito - Sarjito; Slamet Budi Prayitno; Nida Qolbi Salma Rochani; Alfabetian Harjuno Condro Haditomo; Rosa Amalia; Desrina Desrina
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 16, No 1 (2020): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.814 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.16.1.51-58

Abstract

Salah satu permasalahan pada budidaya ikan lele adalah Aeromonasis yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila. Berbagai upaya pencegahan dan pengobatan telah dilakukan dengan menggunakan bahan kimia maupun herbal. Bahan herbal, berupa epibiotik (tunggal maupun campuran) digunakan oleh pembudidaya untuk pencegahan dan pengobatan penyakit ini, karena mudah diperoleh, murah dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan campuran epibiotik, ekstrak daun binahong dan temulawak pada pakan terhadap profil darah dan kelulushidupan ikan lele yang diinfeksi A. hydrophila. Metoda yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (6 perlakuan dan 3 ulangan). Seratus delapan puluh ikan lele uji dengan panjang 7-9 cm yang dipelihara pada akuarium berisi air 10 L.  Dosis campuran epibiotik, esktrak daun binahong dan temulawak menggunakan perbandingan untuk perlakuan A (0%:0%), B (100%:0%), C (75%:25%), D (50%:50%), E (25%:75%) dan F (0%:100%) dengan dosis dasar 2500 ppm untuk ekstrak daun binahong dan 900 ppm untuk temulawak. Campuran epibiotik tersebut ditambahkan pada pakan komersil sebagai pakan uji dengan metode spray. Pakan uji diberikan selama 14 hari, kemudian pada hari kelimabelas ikan uji diinjeksi A. hydrophila secara intramuscular dengan konsentrasi 106 CFU/mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala klinis ikan lele yang terinfeksi A. hydrophila adalah nafsu makan rendah, bercak merah, luka, haemorhagi serta warna tubuh memucat.  Penambahan campuran epiobiotik ekstrak daun binahong dan temulawak berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap profil darah dan kelulushidupan ikan uji pasca perlakuan dan pasca infeksi. Campuran epibiotik D mampu melawan infeksi A.hydrophilla pada C. gariepinus dengan tingkat kelulushidupan tertinggi (90±17%). One of the problems in catfish culture was aeromonasis that was caused by Aeromonas hydrophila. The prevention and threatment of this disease have been carried out with using chemichal substance and an epibiotics from eco-friendly herbal plant extracts. Epibiotics, such as binahong leaves and curcuma extracts had been applicated by farmers to threat this disease because of it’s cheap and easy to get it. The aims of this study was to evaluate the effect of mixture binahong leaves and curcuma extracts in feed on blood profile and survival rate of catfish infected A. hydrophila. The method of research used was Completely Randomized Design, consisted of 6 treatments and 3 replications. The catfish used was 180 fishes with length of 7-9 cm that were cultured in aquarium with 10L waters. The basic dosage of binahong leaves and curcuma extracts used was 2500 ppm and 900 ppm with the ratio of treatment A (0%:0%), B (100%:0%), C (75%:25%), D (50%:50%), E (25%:75%), and F (0%:100%). The mix extract was added to the commercial feed as a feed test with spray methods. The treatment feed was given for 14 days and on the next day was done infected A. hydrophila intramusculary with density of 106 CFU/mL. The result showed that catfish infected A. hydrophila had low appetite, redness, ulcer, and hemorhagic, pale body. Feeding with the treatment feed showed the significant result on catfish’s blood profile and survival rate post-treatments and post-infection  (p<0.05). Treatment D showed the best result on survival rate (90±17%).
EFEK EKSTRAK KULIT BATANG KELOR (Moringa oleifera Lam) PADA STATUS KESEHATAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) YANG DIINFEKSI Aeromonas hydrophila Sarjito Sarjito; Fifiana Zulaekah; Alfabetian Condro Haditomo; Desrina Desrina; Restiana Wisnu Ariyati; Slamet Budi Prayitno
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 16, No 2 (2020): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.16.2.%p

Abstract

Ikan mas banyak dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis penting. Serangan penyakit bercak merah (Motile Aeromonas Septicemia)   masih merupakan kendala dalam budidaya ikan tersebut.  Penyakit ini disebabkan oleh bakteri genus Aeromonas, antara lain  Aeromonas hydrophila.  Untuk mengatasi infeksi bakteri tersebut dimungkinkan untuk menggunakan bahan herbal.  Kulit batang kelor merupakan bahan herbal yang berpotensi sebagai antibakteri.  Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh  ekstrak kulit batang kelor terhadap status kesehatan dan kelulushidupan  ikan mas yang diinfeksi  A. hydrophila.   Ikan uji  yang digunakan adalah 120 ekor dengan rata-rata bobot 13,58 ± 2,83 g dan rata - rata panjang 9,93± 0,72 cm yang di infeksi A. hydrophila sebanyak 0,1 mL secara intramuscular dengan kepadatan bakteri 107 CFU/mL. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap 4 perlakuan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perendaman ekstrak kulit batang kelor dengan konsentrasi 0 mg/L ( perlakuan A), 1000 mg/L (perlakuan B ), 2000 mg/L (perlakuan C ) dan 3000 mg/L (perlakuan D).  Metode perendaman yang digunakan adalah  long bath selama 2 jam.  Perendaman dilakukan setelah gejala klinis dari infeksi A. hydrophila muncul.  Data status kesehatan yang diamati meliputi kelulushidupan, eritrosit, leukosit dan hematokrit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman ekstrak kulit batang kelor berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan,  eritrosit, leukosit dan hemoglobin  ikan mas (P<0,05), tetapi tidak berpengaruh pada hematokrit (p>0.05).  Kosentrasi  ekstrak kulit batang kelor  1000 - 3000 mg/L dapat digunakan untuk mengobati ikan mas yang terinfeksi bakteri A. hydrophila. Kelulushidupan tertinggi  83,3± 5,77% dicapai pada perendaman 3000 mg/L. Oleh karena itu perendaman ekstrak kulit batang kelor dengan konsentrasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan kelulushidupan  ikan mas yang terinfeksi A.hydrophila. Carp is a  freshwater fish with high economic value that is commonly cultivated. One of the constraints in the cultivation is disease outbreaks cause by Aeromonas hidrophila. Moringa is a plant that has a potential antibacterial agent. Its skin stem can be used as antibacterial agent for Aeromonas hydrophila. This research was aimed to observe the performance of moringa skin stem extract to infected carps according to their survival rate and blood profile. Randomized experimental design was implemented to 120 fishes with average weight 13.59 ± 2.83 g and treated in 4 treatments and 3 replicates. The moringa skin stem extract were A (0 mg / L), B (1000 mg / L), C (2000 mg / L) and D (3000 mg /L) and immersed for 2 hours. Experimental carps were infected with 0.1 mL A. hidrophila at concentration of 107 CFU/mL pour to treatment until appeared clinical sign. The result showed that moringa stem skin extract immersion significantly (P<0.05) improved the survival rate and blood profile, such as leucocytes of experimental carps. The moringa skin stem extract at 1000 mg/L demonstrated the best performance on the survival rate of infected experimental carps (83,3± 5,77%)