Farnis B. Boneka
Universitas Sam Ratulangi

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ESTIMASI KARBON TERSIMPAN PADA VEGETASI MANGROVE DI SEKITAR MARINE FIELD STATION UNIVERSITAS SAM RATULANGI KECAMATAN LIKUPANG KABUPATEN MINAHASA UTARA (Estimation of Stored Carbon in Mangrove Vegetation Around Marine Field Station Sam Ratulangi University Olivio E. De Jesus Soares; Joshian N. W. Schaduw; Antonius P. Rumengan; Grevo S. Gerung; Farnis B. Boneka; Calvyn F. A. Sondak
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53076

Abstract

Mangroves are plants that are able to survive in coastal areas under environmental conditionsthat are influenced by tides and muddy seawater. Mangrove forests have an ecological function, whichis to play a role in efforts to mitigate global warming because mangrove forests absorb and store carbondioxide (CO2) which is carried out through the process of photosynthesis and storing it in biomass stock.There are 2 objectives of this study, namely: (1) to estimate the carbon stored in mangrove vegetationin Likupang District, North Minahasa Regency (2) to find out how much potential carbon stock is storedin mangrove vegetation and absorption of carbon dioxide (CO2) on mangrove stands. The method usedin this study was a sample plot transect line (Dharmawan and Pramudji, 2001). Based on the resultsobtained from the calculation of the biomass and carbon stock stored in mangrove vegetation inLikupang District, North Minahasa Regency, it can be seen that the average value is 452.42 tons/hawith a carbon content or the amount of carbon stored is 212.64 tons C/ ha or equivalent to 780.38 tonsof CO2/ha.Keywords: Mangrove Vegetation, Carbon, North Minahasa ABSTRAKMangrove merupakan tumbuhan yang mampu bertahan hidup di daerah pesisir pantai dengandi bawah kondisi lingkungan yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan berlumpur. Hutanmangrove memiliki salah satu fungsi ekologis yaitu berperan dalam upaya mitigasi pemanasan globalkarena hutan mangrove sebagai penyerap dan penyimpan karbon dioksida (CO2) yang dilakukanmelalui proses fotosintesis dan menyimpannya dalam stok biomassa. Tujuan dari penelitian ini ada 2yaitu: (1) mengestimasi karbon tersimpan pada vegetasi mangrove di Kecamatan Likupang, KabupatenMinahasa Utara, dan (2) mengetahui berapa besar potensi stok karbon tersimpan pada vegetasimangrove dan serapan karbondioksida (CO2) atas tegakan mangrove. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah garis transek petak contoh (Dharmawan dan Pramudji, 2001). Berdasarkan hasilyang diperoleh dari perhitungan biomassa dan stok karbon yang tersimpan pada vegetasi mangrove diKecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, dapat nilai rata-rata sebesar 452,42 ton/ha dengankandungan karbon atau jumlah karbon tersimpan sebesar 212,64 ton C/ha atau setara 780,38 tonCO2/ha.Kata Kunci: Vegetasi Mangrove, Karbon, Minahasa Utara
KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN ECHINODERMATA DI PANTAI PANCURAN PULAU LEMBEH Yudith A. Christianti; Farnis B. Boneka; Erly Y. Kaligis; Chatrien A.L. Sinjal; Billy Th. Wagey; Ridwan Lasabuda
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53344

Abstract

Echinodermata are found quite commonly in the tidal areas of Lembeh Island but their diversityand abundance have not been well documented. The purpose of this study was to determine the typesof Echinoderms and their abundance at Pancuran Beach, Lembeh Island, Bitung City. Samples weretaken at two stations using the Lincoln-Smith Transect method 2 x 50 m which was stretchedperpendicular to the beach with three replications. Samples were identified in situ and the number ofindividuals of each species was noted. The results showed that in Pancuran Beach there were 18species of phylum Echinodermata; with details of 7 species from the Asteroidea class, 5 species ofEchinoidea, 4 species of Ophiuroidea, 2 species of Holothuroidea. The results of the analysis using thediversity index show that the diversity of Echinodermata at both stations is in the medium category,characterized by the value of H' = 2.06 for station I and H'= 2.35 for station II. At station 1, the type ofOphiocoma erinaceus has the highest density of 15 ind/100m2 and a relative abundance of 23.68%. Atstation II Echinothrix diadema has the highest abundance of 12 ind/100m2 with a relative abundance of17.14%. Common species found in both stations are Diadema setosum, Echinometra mathaei,Echinothrix diadema, Holothuria atra, Ophiocoma erinaceus, and Ophiocoma scolopendrina.Keywords: Lembeh Island, Diversity, Abundance, Echinoderms ABSTRAKEchinodermata ditemukan cukup umum di daerah pasang surut Pulau Lembeh namunkeanekaragaman dan kelimpahannya belum sepenuhnya didokumentasikan dengan baik. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis Echinodermata dan kelimpahannya di PantaiPancuran, Pulau Lembeh Kota Bitung. Sampel diambil pada dua stasiun dengan menggunakan metodeLincoln-Smith Transect 2 x 50 m yang dibentangkan tegak lurus ke arah pantai dengan tiga replikasi.Sampel diidentifikasi secara insitu dan jumlah individu tiap spesies dicatat. Hasil menunjukkan bahwadi Pantai Pancuran terdapat 18 spesies filum Echinodermata; dengan rincian 7 spesies dari kelasAsteroidea, 5 spesies Echinoidea, 4 spesies Ophiuroidea, 2 spesies Holothuroidea. Hasil analisamenggunakan indeks keanekaragaman menunjukkan bahwa diversitas Echinodermata pada keduastasiun dalam kategori sedang, ditandai dengan nilai H' = 2,06 untuk stasiun I dan H'= 2,35 untukstasiun II. Pada stasiun 1, jenis Ophiocoma erinaceus paling tinggi densitasnya yakni 15 ind/100m2dan kelimpahan relatif 23,68%, Pada stasiun II Echinothrix diadema memiliki kelimpahan tertinggi yakni12 ind/100m2 dengan kelimpahan relatif 17,14%. Jenis yang umum terdapat pada kedua stasiun adalahDiadema setosum, Echinometra mathaei, Echinothrix diadema, Holothuria atra, Ophiocoma erinaceus,dan Ophiocoma scolopendrina. Kata kunci: Pulau Lembeh, Keanekaragaman, Kelimpahan, Echinodermata
IDENTIFIKASI SAMPAH ANORGANIK DI PESISIR PANTAI BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Irwansya Surjanto; Joshian N. W Schaduw; Natalie Detty Rumampuk; Farnis B. Boneka; Joice Rimper; James Paulus
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.3.2023.53655

Abstract

Inorganic waste refers to waste or refuse generated from various processes, which cannot naturally decompose and generally require a very long time for breakdown. The method used for data collection follows the shoreline survey methodology. The research was conducted along a line transect, with a length of 100 meters and a width of 5 meters on each side, and observers walked along the transect line. The study was carried out over a span of 2 months. The observation transect line began perpendicular to the coastline, covering a length of 100 meters and a width of 5 meters on each side, resulting in an area of 100 x 10. This area was meant to represent the research site. Based on the research findings, the total quantity of inorganic waste collected was 305 pieces per 1000 square meters (3,050 pieces per hectare). The most commonly found type of waste was plastic, with 151 pieces per 1000 square meters (1,510 pieces per hectare), accounting for 49.5%. The research results revealed that the heaviest waste category was glass, weighing 2,793 pieces per 1000 square meters (27,930 pieces per hectare), making up 62.5% of the total.Keywords: Inorganic Waste, Coastal, Bitung KarangriaABSTRAKSampah anorganik adalah sampah atau limbah yang dihasilkan dari berbagai macam proses, dimana jenis sampah ini tidak akan bisa terurai oleh bakteri secara alami dan pada umumnya akan membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses penguraiannya. Metode yang digunakan untuk pengambilan data yakni metode shoreline survey methodology. Penelitian dilakukan pada line transect, dengan Panjang 100 meter dan lebar masing-masing 5 meter ke arah kiri dan ke kanan dan pengobservasi berjalan kaki sepanjang transek garis. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, Jalur transek pengamatan dimulai dengan arah tegak lurus pesisir pantai sepanjang 100 meter dan lebar 5 meter dengan diameter 100 x 10, dimana jalur transek tersebut harus mewakili wilayah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian sampah Anorganik yang didapatkan secara keseluruhan total jumlah sampah adalah 305 pot/1000m2 (3.050 Pot/ Ha). Jenis sampah plastik merupakan jenis yang paling banyak ditemukan sebanyak 151 pot/1000m2 (1.510 Pot/Ha) dengan presentase 49.5%. Hasil Penelitian berat bobot sampah yang pertama adalah sampah kaca dengan berat 2793 pot/1000m2 (27.930 Pot/Ha) dengan persentasi 62.5%.Kata Kunci: Sampah Anorganik, Pesisir Pantai, Bitung Karangria
FAUNA BENTOS BERUKURAN LEBIH DARI 1MM DI MUARA SUNGAI SARIO, KOTA MANADO Try.J. Maatuil; Noldy G. F. Mamangkey; Indri S. Manembu; Farnis B. Boneka; Medy Ompi; Henneke Pangkey
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54980

Abstract

Benthic fauna is a group of benthic organisms that live on the bottom of the water or bottom of sedimentary grounds or among sediments. This study aims to understand the distribution and types of benthic faunal organisms measuring > 1mm in the Sario river at a depth of 1-3 m. Benthos sampling was carried out using a grab sampler with three repetitions. The benthic sediment sample was sieved using a 1000 m (1.0 mm) sieve. The sediment retained in the sieve was identified based on its morphological characters using a stereomicroscope. Furthermore, the number of organisms found was counted and analyzed according to the calculation of the ecological index. The results of the identification of benthic faunal organisms >1mm got a total of 60 individuals from 9 families earning an average density of 222.1 ind/m2, Diversity Index 1.04 (medium category), Uniformity Index 0.47 (medium category), and Dominance Index 0.44 (no one dominates). Keywords: Benthic Fauna, Sario River, Density, Ecological Index Abstrak Fauna bentos merupakan kelompok organisme bentos yang hidup di dasar perairan atau dasar sedimen maupun di antara sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran distribusi dan jenis organisme fauna bentos yang berukuran > 1mm di daerah muara sungai Sario pada kedalaman 1-3 m. Pengambilan sampel bentos dilakukan dengan menggunakan grab sampler dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Sampel sedimen bentos diayak menggunakan saringan 1000 µm (1,0 mm). Sedimen yang tertahan di saringan kemudian diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi dengan menggunakan bantuan mikroskop stereo. Selanjutnya jumlah organisme yang ditemukan dihitung dan dianalisis menurut perhitungan indeks ekologi. Hasil identifikasi organisme fauna bentos >1mm mendapatkan total 60 individu dari 9 famili mendapatkan hasil rata-rata kepadatan 222,1 ind/m2, Indeks Keanekaragaman 1,04 (kategori sedang), Indeks Keseragaman 0,47 (kategori sedang) dan Indeks Dominansi 0,44 (tergolong tidak ada yang mendominasi). Kata Kunci: Fauna bentos, Muara Sungai Sari, Kelimpahan, Indeks ekologi
KEPADATAN DAN KEANEKARAGAMAN JENIS FAUNA BENTOS (>1MM) PADA DAERAH PECAHAN KARANG DI PERAIRAN KELURAHAN MOLAS TELUK MANADO Jodi J. Hanibe; Noldy G. F. Mamangkey; Indri S. Manembu; Farnis B. Boneka; Medy Ompi; Novie P.L. Pangemanan
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54983

Abstract

Benthic fauna is a group of benthic organisms that live on the bottom of the water or the bottom of the sediment or between sediments. This study aims to obtain an overview of the distribution and types of benthic faunal organisms measuring > 1mm in the waters of Molas Village at a depth of 1-3 m, especially around coral fragments. Benthos sampling was carried out using a grab sampler with three repetitions. The benthic sediment sample was sieved using a 1000 m (1.0 mm) sieve. The sediment retained in the sieve was then identified based on its morphological characters using a stereo microscope. Furthermore, the number of organisms found was counted and analyzed according to the calculation of the ecological index. The results of the identification of benthic faunal organisms >1mm obtained a total of 36 types of mollusks consisting of 34 species belonging to the class Gastropods and 2 species belonging to the class Bivalvia which were divided into 24 families and obtained an average density of 81.4 ind/m2, Diversity Index 1, 47 (medium category), Uniformity Index 0.97 (high category) and Dominance Index 0.27 (nothing dominates). Keywords: benthic ecology, grab sampling, Manado Bay ABSTRAK Fauna bentos merupakan kelompok organisme bentos yang hidup di dasar perairan atau dasar sedimen maupun di antara sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran distribusi dan jenis organisme fauna bentos yang berukuran > 1mm di daerah perairan Kelurahan Molas padakedalaman 1-3 m khususnya di sekitar pecahan karang. Pengambilan sampel bentos dilakukan dengan menggunakan grab sampler dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Sampel sedimen bentos diayak menggunakan saringan 1000 µm (1,0 mm). Sedimen yang tertahan di saringan kemudian diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi dengan menggunakan bantuan mikroskop stereo. Selanjutnya jumlah organisme yang ditemukan dihitung dan dianalisis menurut perhitungan indeks ekologi.Hasil identifikasi organisme fauna bentos >1mm mendapatkan total 36 jenis moluska yang terdiri dari 34 spesies anggota kelas Gastropoda dan 2 spesies anggota kelas Bivalvia yang terbagi dalam 24 famili dan mendapatkan hasil rata-rata kepadatan 81,4 ind/m2, Indeks Keanekaragaman 1,47 (kategori sedang), Indeks Keseragaman 0,97 (kategori tinggi) dan Indeks Dominansi 0,27 (tergolong tidak ada yang mendominasi). Kata Kunci: Ekologi bentos, grab sampling, Teluk Manado
KOMUNITAS DAN KEANEKARAGAMAN ASCIDIA DI PESISIR MINANGA, MALALAYANG SATU, KOTA MANADO Christian Palit; Deiske A. Sumilat; Antonius P. Rumengan Rumengan; Farnis B. Boneka; Chatrien A. L. Sinjal; Jans Lalita
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54995

Abstract

Ascidian is one of the biota components that make up coral reefs, which has many biological, ecological and pharmaceutical benefits. This makes Ascidian a very attractive target due to its high and unique diversity among marine invertebrates. The purpose of this study is to provide information about the Ascidia community and diversity in the Minanga Coast, Malalayang Satu, Manado City. This research was conducted for 3 (three) months from April to June 2022 with the location of data collection is Minanga Divers Coast. Data were collected using the visual census method at a depth of 7 and 14 m with a transect length of 50 m and a width of 5 m. Data analysis was carried out to obtain the value of species composition and density and ecological index. The results obtained: 1). Ascidia found were 14 species consisting of 12 species at a depth of 7 m and 10 species at a depth of 14 m. 2). The highest species composition and density values were Ascidia P. aurata, and then D. molle 3). The Ascidia diversity index at the study site was was 2.00 at a depth of 7 m and 1.84 at a depth of 14 m. Keyword : Ascidian, species composition, density, diversity. ABSTRAK Ascidia merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang mempunyai banyak manfaat baik biologi, ekologi dan farmasitika. Sehingga menjadikan Ascidia target yang sangat menarik karena keanekaragamannya yang tinggi dan unik di antara avertebrata laut. Tujuan penelitian ini yaitu memberikan informasi mengenai komunitas Ascidia di Pesisir Minanga, Malalayang Satu, Kota Manado. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan April – Juni 2022 dengan lokasi pengambilan data yaitu Pesisir Minanga Divers. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode sensus visual pada kedalaman 7 dan 14 m dengan panjang transek 50 m dan lebar 5m. Analisis data dilakukan untuk mendapatkan nilai komposisi jenis dan kepadatan, indeks ekologi dan pola sebaran. Hasil yang didapatkan : 1). Ascidia yang ditemukan berjumlah 14 spesies yang terdiri dari 12 spesies pada kedalaman 7 m dan 10 spesies pada kedalaman 14 m, 2). Nilai komposisi jenis dan kepadatan tertinggi yaitu Ascidia P. aurata pada D. molle da 3). Indekskeanekaragaman Ascidia pada lokasi penelitian yaitu dengan nilai 2,00 pada kedalaman 7 m dan 1,84 padakedalaman 14 m. Kata Kunci : Ascidia. komposisi spesies, kepadatan, keanekaragaman.
KAJIAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA DI PANTAI REKLAMASI TELUK MANADO Kenjiro Y. R. Paat; Frans Lumuindong; Erly Y. Kaligis; Farnis B. Boneka; Fitje Losung; Alex D. Kambey
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.3.2022.55016

Abstract

This study aims to determine the increase or decrease in mollusk species on the reclamation coast and also to determine the development of the mollusk community structure and its activities in the intertidal zone of the reclamation coast of Manado Bay. Based on the results of sampling obtained 15 species from 7 families. The mollusk density value is 58.30 Ind/m2. The diversity index obtained from the results of the analysis is classified as low, namely H' = 1.684. The dominance value obtained from the results of data analysis is low, namely C = 0.37. The highest species frequency value was found in the Cellana radiata species with a value of 0.60 and the lowest in the Menathais tuberosa species, Drupa rubusidaeus, Drupa ricinus, Nerita polita, with a 0.03 value. The relatively high significance index was found in the species Saccostrea cuccullata with a value of 106.28%, while the lowest value was found in the species Menathais tuberosa and Drupa ricinus with a value of 1.24%. The response and adaptation ability of mollusks in the intertidal zone varies based on the size of the species and their adaptability. The reclamation beach of Manado Bay has a temperature of 29.5 °C, salinity of 30 0/00, and the obtained pH is 8. Based on these results, the reclamation coastal waters of Manado Bay are classified as good for mollusk life. Keywords: Community Structure, Mollusk, Reclamation. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bertambah atau berkurangnya spesies moluska di pantai reklamasi dan juga mengetahui perkembangan struktur komunitas moluska serta aktivitasnya di zona intertidal pantai reklamasi Teluk Manado. Berdasarkan hasil pengambilan sampel diperoleh 15 spesies dari 7 famili. Nilai kepadatan moluska sebesar 58,30 Ind/m2. Indeks keanekaragaman yang diperoleh dari hasil analisis tergolong rendah yaitu H’ = 1,684. Nilai dominasi yang diperoleh dari hasil analisis data tergolong rendah yaitu C = 0,37. Nilai frekuensi spesies tertinggi pada terdapat pada spesies Cellana radiata dengan nilai 0,60 dan terrendah pada spesies Menathais tuberosa, Drupa rubusidaeus, Drupa ricinus, Nerita polita, dengan nilai 0,03. Indeks nilai penting relatif tinggi terdapat pada spesies Saccostrea cuccullata dengan nilai 106,28% sedangkan nilai terrendah pada spesies Menathais tuberosa dan Drupa ricinus dengan nilai 1,24%. Kemampuan respon dan adaptasi moluska di zona intertidal berbeda-beda berdasarkan ukuran besar kecilnya jenis serta kemampuan adaptasinya. Pantai reklamasi Teluk Manado memiliki suhu 29,5 °C, salintas 30 0/00, dan pH yang diperoleh yaitu 8. Berdasarkan hasil tersebut perairan pantai reklamasi Teluk Manado tergolong baik untuk kehidupan moluska. Kata Kunci: Struktur Komunitas, Moluska, Reklamasi
SEBARAN OYSTER Saccostrea cuccullata DI TIANG DERMAGA LABORATORIUM BASAH LIKUPANG Supriadi Lalandos Losoh; Farnis B. Boneka; N. Gustaf F. Mamangkey; Deiske A. Sumilat; Billy T. Wagey; Jane M. Mamuaja
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.12.2.2024.58218

Abstract

Kerang Saccostrea cuccullata merupakan spesies penting dalam ekosistem pesisir. Keberadaanya pada struktur buatan manusia seperti dermaga dapat memberikan informasi mengenai kondisi lingkungan perairan dan potensi pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang sebaran S. cuccullata di tiang dermaga Likupang serta menganalisis hubungan antara ukuran cangkang S. cuccullata dengan posisi vertical pada tiang dermaga Laboratorium Basah, Likupang. Prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengobservasi kehadiran oyster di dinding tiang dermaga pada beberapa sisi; sisi depan, sisi belakang, dan sisi luar kemudian mendeskripsikan sebaran ukuran oyster terhadap posisi vertical dengan mencatat ketinggian oyster dan mengambil oyster untuk dilakukan pengukuran Panjang cangkang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88,75% tiang dihuni Saccostrea cuccullata. Pengukuran Panjang cangkang S. cuccullata menunjukkan bahwa oyster yang menempati level atas dengan Panjang rata-rata 3,50 cm; level tengah berukuran 6, 35 cm; dan level bawah 8, 33 cm. Dengan demikian, posisi vertical sangat berpengaruh pada periode makan dan secara langsung berdampak pada pertumbuhan dan ukuran tubuh oyster. Kata kunci: Saccostrea cuccullata, sebaran, ukuran cangkang