Banyak faktor yang memengaruhi status gizi anak. Budaya merupakan salah satu faktor tidak langsung yang memengaruhi status gizi anak. Pada masa kehamilan, pasca proses persalinan, serta dalam pengasuhan balita, perilaku ibu sangat dipengaruhi oleh budaya, tradisi, atau kebiasaan yang ada dalam masyarakat seperti pantangan makan, dan pola makan yang salah dapat mengakibatkan munculnya masalah gizi terutama bagi balita. Hal ini dapat berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita. Tujuan penelitian yaitu mengetahui Mengetahui budaya yang dimiliki ibu hamil, menyusui dan merawat balita dengan Stunting di Desa Sumberagung, kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Desain penelitian menggunakan metode korelasi dengan pendekatan retrospektif dan analitik korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang terdaftar di posyandu 01 Desa Sumberagung, kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Sample dalam penelitian ini berjumlah 7 informan, dengan tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019-Februari 2020. Hasil penelitian dianalisis menggunakan tehnik analisis kualitatif deskriptif. Hasil Penelitian ini diketahui 3 tema. Tema (1); Budaya ibu saat hamil; memiliki pantangan makanan yaitu ikan, biasa mengkonsumsi jamu udekan, gemar mengkonsumsi makanan mengandung pengawet, mengkonsumsi obat tanpa resep dokter, minum minyak kelapa. (2)Budaya saat menyusui; memberikan sufor pada bayi <6 bulan, memiliki pantangan makanan telur, ikan, daging dan ayam, pemberian makanan prelaktal. (3) Budaya saat merawat balita; sering memberikan makanan instan pada anak, memberikan obat pada anak tanpa resep dokter, memberikan ramuan jamu-jamuan yang dibuat sendiri, menu makanan anak tidak mengandung semua unsur zat gizi yang dibutuhkan. Budaya pantangan makan pada ibu saat hamil dan menyusui berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Kepercayaan pantangan makan yang sangat ketat dapat mengganggu pertumbuhan janin. Gangguan gizi selama kehamilan dapat mengakibatkan bayi prematur, dan berat badan lahir rendah. Bayi dengan berat badan lahir rendah berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas janin dan neonatal, gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan kognitif dan penyakit kronis di kehidupan yang akan datang.