Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Penurunan Derajat Kesehatan Pedagang Akibat Pajanan Debu PM10 di Kawasan Pasar Siteba Kota Padang Aria Gusti; Ayu Arlesia; Luthfil Hadi Anshari
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 14 No. 3: SEPTEMBER 2018
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.155 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v14i3.4260

Abstract

PM10 is a harmful dust that can cause various health problems, especially increased respiratory diseases.This study aims to determine the level of environmental health risk through the analysis of risk of PM10 exposureto traders in Siteba market area and risk management can be done. This research uses Environmental Health RiskAssessment (EHRA) method. The study was conducted from November 2016 to March 2017, with 45 respondents.The sampling technique is accidental sampling. Data analysis is univariate and EHRA. The average concentrationof PM in the three sampling sites was 150 μm/Nm3. The reference concentration value (RfC) of PM10 is 0.014mg/kg/day. The lifetime value of PM10 through inhalation at Kodam Intersection and Perumnas Intersection hasa value of RQ>1, indicating that the exposure is not safe for traders so it is necessary to control and based onPM10 exposure of realtime intake through inhalation in the three sampling sites indicates that exposure is safe ornot there is a risk to the trader with a RQ value <1. The results of the lifetime risk show that two sampling sitesof Kodam Intersection and Perumnas Intersection have risks with RQ>1, which shows that traders are at risk ofdeveloping respiratory problems in the next 30 years.
PENGEMBANGAN METODE PRODUKSI TEH UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI GAMBIR DI DURIAN TINGGI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Muhammad Fadli; Agriqisthi Agriqisthi; Luthfil Hadi Anshari
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jhi.v4i1.495

Abstract

Gambir (Uncaria gambir Roxb.) is the only specific commodity from West Sumatra, especially in the District of Fifty Cities. The world's largest producer of gambier is in West Sumatra. Parts that have economic value from gambier plants are catechins. Catechins are secondary metabolites of the gambier plant, which plants use to protect themselves from biotic and abiotic disturbances. This compound also has properties as a beverage refresher apart from its healing ability. This activity aims to help minimize the obstacles faced by the Nine Farmers Group. This activity was carried out at the Nine Farmers Group in Durian Tinggi, Kapur IX District, Lima Puluh Kota Regency, West Sumatra. Producing refreshments from the gambier plant is done by developing a straightforward method. The simple steps that require further development of this production technology consist of picking gambier leaves, drying, milling, and packaging. Constraints that limit production are product standardization and packaging design. The ongoing tea production by the Nine Farmers Group has dramatically helped increase the income of gambier farmers. Increasing the income of gambier farmers in Kapur IX can be done using a simple technological approach to producing gambier tea. The gambier tea produced by the Nine Farmers Group allows gambier farmers to earn income apart from the fluctuating price of gambier tea production. Gambier tea which the Nine Farmers Group has successfully produced needs to be standardized and product packaging design to expand the market.
Analisis Perilaku Petugas Kesehatan Terhadap Penerapan Pencegahan Dan Pengedalian Infeksi Di Kota Padang Tahun 2020 Luthfil Hadi Anshari
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 1 No. 1 (2020): Juli - Desember 2020
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.508 KB) | DOI: 10.25077/jk3l.1.1.53-60.2020

Abstract

Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated Infections / HAIs) adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan, juga infeksi karena pekerjaan petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis perilaku petugas kesehatan terhadap penerapan pencegahan dan pengedalian infeksi di Kota Padang tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah kualitatif kepada petugas puskesmas dan Dinkes Kota Padang. Hasil penelitian pada komponen input berupa kebijakan, SDM, Sarana prasarana, dan dana sudah dikelola dengan baik oleh puskesmas. Komponen proses berupa Kebersihan tangan, Alat Pelindung Diri (APD), kesehatan lingkungan, pengelolaan limbah, hygiene respirasi/etika batuk dan bersin telah disesuaikan dengan pedoman pencegahan penularan covid 19 pada masa pandemi. Komponen output yaitu terciptanya Perilaku Petugas Kesehatan Terhadap Penerapan Pencegahan dan Pengedalian Infeksi di Kota Padang Tahun 2020 telah diterapkan sesuai pedoman PPI. Namun pada pengelolaan sampah medis berupa APD selama covid dilakukan dengan pembakaran sehingga tidak sesuai dengan Permen LH No 56 tahun 2015 tentang pengelolaan limbah medis layanan kesehatan
Analisis Potensi Bahaya Menggunakan Metode Hirarc Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Puskesmas Bengkalis Tahun 2020 Prayoga Wagesti; Luthfil Hadi Anshari; Fitriyani Fitriyani
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 2 No. 1 (2021): Januari - Juni 2021
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.484 KB) | DOI: 10.25077/jk3l.2.1.23-34.2021

Abstract

Fasilitas kesehatan memiliki risiko tinggi terjadinya kecelakaan kerja. Salah satunya adalah sumber bahaya yang terdapat pada setiap pelayanannya. Upaya preventif dalam mencegah berbagai risiko kecelakaan kerja yaitu dengan melakukan manajemen risiko. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko pada Puskesmas Bengkalis tahun 2020. Desain penelitian ini adalah semi kuantitatif. Penelitian ini berlangsung pada September 2020- Januari 2021. Analisis potensi bahaya dilakukan menggunakan metode HIRADC. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu wawancara, observasi lapangan dan telaah dokumen, Informan yang dipilih sebanyak 13 orang menggunakan teknik purposive sampling. Hasil Identifikasi didapatkan sumber bahaya berasal dari alat sterilisasi, alat medis, bahan kimia, kabel yang berantakan, virus dan mikroorganisme. Penilaian risiko pada Puskesmas Bengkalis terbagi atas 30 risiko sangat tinggi, 47 risiko tinggi, 25 risiko sedang, 27 risiko rendah. Pengendalian yang telah diterapkan berupa penyediaan dan penggunaan APD sesuai standar, penyediaan safety box, perbaikan serta perawatan alat. Kesimpulannya terdapat 7-30 sumber bahaya pada tiap pekerjaan. Penilaian risiko pada tiap pelayanan umumnya berisiko tinggi. Pengendalian yang dilakukan belum terlaksana dengan baik. Maka disarankan kepada puskesmas untuk meningkatkan pelatihan K3 tiap pelayanan dan K3 secara umum, perbaikan terhadap peralatan yang ada, penyediaan SOP tiap pelayanan serta pengawasan terhadap K3 secara berkala.
Analisis Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Infeksi Berbasis Kesehatan Lingkungan Dalam Era Pandemi Covid-19 di Puskesmas Kabupaten X Tahun 2021 Luthfil Hadi Anshari; Ch. Tuty Ernawati; Ulfah Winanda Putri
Jurnal Kesehatan Komunitas Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan Komunitas
Publisher : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/keskom.Vol8.Iss1.1132

Abstract

Efforts to prevent and limit the transmission of infection in health centers during the Covid-19 pandemic are important because of the many activities of health centers conducting swab tests, vaccination activities and other service activities that cause the transmission of infection. This study aimed to find out the picture of control and prevention of infectious diseases based on environmental health in the health center of district X. This study was a mixed method study with the determination of qualitative research informan and purposive sampling and the sample of study was 75 respondents.The results showed that there was a lack of knowledge level of the health workers. Input: there were policies such as SOPs, HR PPI teams consisting of doctors, nurses, and sanitation workers, infrastructure facilities are available and funds come from BLUD. Process: the implementation of hand hygiene, PPE, waste management, environmental control has been implemented, and some are not in accordance with regulations such as sorting waste that is still mixed, transporting waste that is late and also waste storage that has not used coldstorage, Output: the management of medical waste puskesmas has been implemented and has not been in accordance with applicable regulations. The conclusion of medical waste management has not been in accordance with Decree No. 27/2017 and Permen LHK No. 56/2015. Suggestions to coordinates and cooperates with cross-sector related sectors in addressing medical waste problems and improving environmental health-based infection disease control and prevention efforts.
Penerapan Inovasi Produk Teh Celup Gambir Pada Kelompok Usaha Sambilan, Desa Durian Tinggi Agriqisthi Agriqisthi; Luthfil Hadi Anshari; Eri Besra; Rahzarni Rahzarni; Rasidah Nasrah
NEAR: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): NEAR
Publisher : Komunitas Dosen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32877/nr.v2i1.602

Abstract

Pertanian gambir mengalami masalah yang tak kunjung terselesaikan, apalagi pada masa-masa sulit harga getah gambir menjadi sangat rendah. Bagi Masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hasil gambir, pergolakan harga getah gambir menjadi teka-teki yang sukar untuk dipecahkan. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat bertujuan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat agar dapat mengimplementasikan inovasi teh gambir, memberikan gambaran bisnis model dari industri rumah, memberikan pengetahuan dan pengalaman terkait teknologi produksi teh gambir, serta mengimplementasikan strategi pemasaran produk teh gambir. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan merupakan tindak lanjut dari permasalahan dan kebutuhan Masyarakat untuk merealisasikan industri rumahan. Kegiatan yang akan dilaksanakan berupa pelatihan teknologi pembuatan teh gambir, memberikan pelatihan entrepreneur minded, memberikan worshop pemasaran digital, serta pendampinan bagi Kelompok Usaha Sambilan. Metode kegiatan yang akan dilaksanakan terdiri dari ceramah, diskusi, praktek, dan pendampingan. Rangkaian kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid, dimana beberapa kegiatan dilaksankaan secara langsung di Nagari Durian Tinggi, sebagian kegiatan dilakukan secara daring. Adapun hasil dari kegiatan ini antara lain pengetahuan dan kemampuan Kelompok Usaha Sambilan untuk mengimplementasikan teknologi produk teh gambir, mengemas produk, dan melakukan penjualan produk. Anggota Kelompok Usaha Sambilan juga telah membuat promosi pada media sosial serta menjual produk pada platform e-commerce. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bahwa implementasi dari inovasi teh gambir dapat menghasilkan business model yang baru dan dapat diterapkan oleh masyarakat di daerah secara berkelompok. Hal ini membuat iklim pertanian menjadi lebih baik di daerah khususnya daerah sentral gambir yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota
Implementasi Kebijakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar (PONED) di Puskesmas Kabupaten Solok Tuty Ernawati; Sri Siswati; Luthfil Hadi Anshari
Jurnal Kesehatan Komunitas Vol 9 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Komunitas (Inpress)
Publisher : LPPM Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/keskom.Vol9.Iss1.1245

Abstract

The mortality rate of mother infants in West Sumatra is very high, with a mother mortality rate of 12, an infant mortality rate of 15, and a neonatal mortality rate of 71 in 2020. This indicates that emergency obstetrics and neonatal care practices are not yet optimal. (PONED) is located at a PONED-compatible health center. The purpose of this study is to analyze the implementation of PONED program services at health centers. The survey method used the descriptive qualitative method conducted from March to October 2021, with deep interviews, document reviews, observation-based data collection, and seven information providers. KIA, District Program, PONED Health Center, 4 people, analysis using data content technology Analysis by triangulation. The implementation of PONED-enabled public health center guidelines is not optimal and still being implemented by the health sector, starting with preparations for the selection of PONED health centers, resources, or PONED. Provides availability for teams, infrastructure, equipment, medicines, and consumables. Engagement, stakeholder communication, and community socialization processes were not optimal. A unified referral system that plays an important role in implementing PONED, including budget awareness, coordination, stakeholder involvement, and comprehensive neonatal emergency obstetric services at professional associations, NGOs, communities, and hospitals. This requires good cooperation and support from local governments. In summary, the implementation of the PONED Health Center program is not optimal, and maternal, infant, and newborn deaths are still recorded. Therefore, there is an urgent need to assist local governments and stakeholders by providing resources in accordance with PONED implementation requirements at health centers
PENGUATAN TEKNOLOGI PRODUKSI TEH GAMBIR KEPADA KELOMPOK USAHA SAMBILAN DI DURIAN TINGGI, KEC. KAPUR IX, KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Agriqisthi Agriqisthi; Luthfil Hadi Anshari; Muhammad Fadli; Adinda Hermawaty
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat DEWANTARA Vol 5 No 2 (2022): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat DEWANTARA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31317/jpmd.v5i2.820

Abstract

Gambir merupakan salah satu komoditas perkebunan rakyat yang bernilai ekonomi tinggi dan prospektif untuk dikembangkan secara komersial pada masa yang akan dating. Gambir mengandung beberapa zat kimia penting, yaitu catekhin dan asam tanin cartekhu yang memiliki segudang manfaat. Indonesia merupakan negara pengekspor gambir satu-satunya di dunia dengan pusat produksi berada di Provinsi Sumatera Barat. Kelompok Usaha Sambilan merupakan kelompok petani gambir yang sebelumnya memproduksi getah gambir sebagai komoditas ekspor. Akibat turunnya harga getah gambir, mengakibatkan menurunnya pendapatan petani, sehingga Kelompok Usaha Sambilan mencoba mengembangkan Teh Celup Gambir sebagai alternatif produk yang dapat diproduksi. Persoalan yang dihadapi Kelompok Usaha Sambilan dalam menjalankan usaha teh gambir ini salah satunya pada penerapan teknologi proses produksi yang masih minim. Penetapan sistem produksi yang tepat dapat mendukung efektifitas dan efisiensi kuantitas dan kualitas produk. Penerapan teknologi pada proses produksi akan membantu kegiatan produksi berjalan baik sehingga perputaran produk lancar, standar produk juga akan merata
PENINGKATAN NILAI PRODUK MELALUI KELENGKAPAN LEGALITAS KELOMPOK USAHA SAMBILAN Agriqisthi 01; Muhammad Fadli; Luthfil Hadi Anshari; Fabel Fachrezzy
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat DEWANTARA Vol 6 No 1 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat DEWANTARA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31317/jpmd.v6i1.867

Abstract

Legalitas usaha merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh para pelaku usaha untuk keberlangsungan usahanya di mata hukum. Legalitas usaha sendiri memiliki berbagai peran penting dalam proses perkembangan usaha. Adanya legalitas usaha juga dapat menjadi sarana penambah nilai produk sekaligus promosi usaha dengan cara meningkatkan kepercayaan konsumen dengan cara mencantumkan legalitas usaha tersebut di produk yang dipasarkan, tak terkecuali dengan produk teh celup gambir yang diproduksi oleh Kelompok Usaha Sambilan. Namun, kurangnya pengetahuan dari SDM yang dimiliki Kelompok Usaha Sambilan serta jauhnya akses untuk mengurus perizinan ke pusat pemerintahan di daerahnya membuat Kelompok Usaha Sambilan kesulitan dalam mengurus legalitas usahanya. Akibatnya, berbagai masalah pun muncul dikarenakan legalitas usaha yang belum dimiliki oleh Kelompok Usaha Sambilan ini. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat kepada Kelompok Usaha Sambilan ini dalam rangka membantu mitra dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi, khususnya dalam hal seputar legalitas usaha.
Pengelolaan Limbah Padat Menstruasi Siswi Sekolah Menengah Pertama di Provinsi Sumatera Barat Trisfa Augia; Mery Ramadani; Regina Muthia Sahirah; Luthfil Hadi Anshari; Muthya Divani Sukardi; Aliffa Oktanofrida Hade
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 5 No. 1 (2024): Januari - Juni 2024
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.5.1.28-37.2024

Abstract

Menstrual Hygiene Management (MHM) is part of the government's program for women's reproductive health. Adolescents' understanding of MHM in developing countries is still low. The study aimed to explore the actions, knowledge, attitudes, and perceptions of female students about facilities and infrastructure, as well as the role of parents in managing menstrual solid waste. The method used is a quantitative method with a cross-sectional approach. The study population was junior high school students in Padang Panjang City and Padang Pariaman Regency, with a sample of 234 people. Data were analyzed univariately, bivariately, and multivariately using SPSS. Almost half of respondents took poor action in managing menstrual solid waste (44.9%), had low knowledge (44.4%), had a negative attitude (44.4%), had a poor perception of supporting facilities and facilities (48.3%), and stated that there was no role of parents/families in managing menstrual solid waste (43.2%). There was a significant relationship between the level of knowledge, respondents' attitudes, and the role of parents with menstrual solid waste management measures. However, there is no relationship between the perception of the availability of facilities and infrastructure and action. The level of knowledge and attitude has the most significant influence in determining the actions taken by respondents. The government is expected to provide socialization to the public on how to dispose of menstrual solid waste and provide adequate sanitation facilities and infrastructure. Parents also provide guidance early on