Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

UPAYA MENURUNKAN HIPERTENSI DAN GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN INTERVENSI SEFT PADA LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS PEMULUTAN INDERALAYA Sri Maryatun
Jurnal Pengabdian Sriwijaya Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37061/jps.v6i3.7012

Abstract

Lansia sering terkena hipertensi akibat perubahan elastisitas pembuluh darah sehingga tejadi kekakuan pada arteri dan mengakibatkan tekanan darah meningkat. Selain hipertensi, permasalahan penyakit Diabetes Mellitus juga menjadi perhatian dimana dengan perubahan penuaan secara fisiologis,maka respon kerja pengaturan insulin dihati dan pankreas menurun fungsinya untuk mencukupi kebutuhan gula darah ditubuh sehingga mengakibatkan kadar gula darah meningkat. Permasalahan penyakit hipertensi dan Diabetes mellitus (DM) adalah kebutuhan lansia yang harus dicarikan penyelesaian masalahnya.Terapi SEFT merupaka terapi non farmakologis yang efektif sederhana dan aman dilakukan namun memberikan manfaaat yang signifikan. Terapi SEFT menggunakan ketukan ringan (tapping) pada 18 titik meridian tubuh yang merangsang dan mengaktifkan 12 jalur utama meridian tubuh, sehingga terjadi keseimbangan antara energi tubuh dan menimbulkan relaksasi. Khalayak sasaran adalah 20 orang lansia di wilayah puskesmas Pemulutan Inderalaya.Pengabdian berupa pendidikan kesehatan, simulasi atau peragaan prosedur SEFT terapi.Tujuan kegiatan ini untuk menurunkan tekanan darah bagi lansia hipertensi dan membantu terapi pengobatan medis untuk menurunkan gula darah bagi lansia yang menderita DM. Kegiatan ini dilakukan dengan posisi lansia duduk dengan nyaman di atas matras.Kegiatan pertama diawali dengan penjelasan tentang terapi SEFT serta manfaatnya.Selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan mengidentifikasi masalah pikiran lansia terkait dengan penyakitnya Setelah itu dilanjutkan dengan mengidentifikasi titik itik meridian tubuh yang akan distimulasi dengan cara diketuk-ketuk dengan tapping menggunakan jari telunjuk dan jari tengah.Beberapa lansia secara mandiri bisa menentukannya, namun sebagian lain dibantu oleh fasilitator untuk menemukan titik merdian tubuh lansia. Berikutnya dilanjutkan dengan latihan afirmasi yaitu mengucapkan kalimat “pengakuan terhadap penyakitnya dan pasrah dangan penyakitnya serta kalimat akhir sebagai penguat atau harapan terhadap kekuatan mental. “ Setiap lansia melafadzkan kalimat afirmasi sesuai dengan masalahnya masing-masingSelama mengikuti kegiatan, hampir seluruh lansia melakukannya dengan antusias, bersemangat, konsentrai dan sungguh memperhatikan dan mempraktekkan Hasil kegiatan diperoleh bahwa 100 % lansia mampu mengikuti langkah langkah terapi SEFT dari awal sampai akhir dan 80 % lansia menunjukkan perubahan penurunan tekanan darah dan gula darah dalam rentang normalDiharapkan kegiatan pengabdian ini dapat dijadikan program rutinitas dalam kegiatan panti dan dapat diterapkan secara mandiri bagi lansia untuk mencegah terjadinya hipertensi sehingga kualitas hidup lansia meningkat
Peningkatan Kemandirian Perawatan Diri Pasien Skizofrenia Melalui Rehabilitasi Terapi Gerak Sri Maryatun
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan rehabilitasi terapi gerak dengan kemandirian self care pada pasien skizofrenia di Ruang Nusa Indah Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Palembang. Metode: Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan Cross sectional. Sampel terdiri dari 32 pasien skizofrenia yang dirawat di ruang Nusa Indah, Rumah Sakit Dr.Ernaldi Bahar pada bulan Desember tahun 2013 dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara rehabilitasi terapi gerak dengan kemandirian self care pada pasien skizofrenia nilai (pvalue= 0,006).   Simpulan: Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pelaksanaan program-program rehabilitasi gerak secara rutin dengan bimbingan dan pembinaan diperlukan bagi pasien skizofrenia.   Kata kunci: Rehabilitasi, terapi gerak,kemandirian, self care, skizofrenia
PENGARUH SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TEHNIQUE DAN SUPPORTIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT STRES PASIEN KANKER SERVIKS Sri Maryatun
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKS.v7i1.12220

Abstract

Tujuan: Kanker serviks saat ini masih menjadi masalah kesehatan bagi wanita yang mengancam kehidupan. Penderita kanker serviks dihadapkan pada masalah fisik dan psikologis. Masalah fisik seperti nyeri, kehilangan berat badan, kehilangan minat seksual, menopause dini, kelelahan, kesulitan tidur, dan neuropati perifer. Sedangkan masalah psikologis adalah stres, marah, mengingkari, takut akan kematian, kecemasan, depresi, kesepian, isolasi, dan keputusasaan. Oleh karena itu masalah penanganan stres pada pasien kankerperlu mendapat perhatian khusus (Husni, 2012). World Cancer Declaration (2013) menyatakan bahwa salah satu tujuan dari penanganan pasien kanker adalah mengurangi nyeri dan manajemen stres. Bentuk kombinasimanajemen stres yang baik adalah menguatkan koping internal dan eksternal pasien.Koping internal pasien diberikan dengan terapi SEFT dan koping ekternal diberikan dengan dukungan orang lain melalui terapi supportive therapy.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh SEFT dan supportive therapyterhadap perubahan tingkat stres pada pasien kanker serviks.Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimental dengan pendekatan nonequivalent control group design. Jumlah sampel sebanyak 24 responden yang terdiri dari 12 kelompok intervensi dan 12 kelompok kontrol dengan teknik purposive sampling. Instrument pengukuran tingkat stres menggunakan kuesioner tingkat stres yang di modifikasi dari DASS 42.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah dilakukan SEFT pada kelompok intervensi (p-value = 0,000).Simpulan: Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah dilakukan SEFT (p-value = 0, 0561), sedangkan untuk tingkat stres sesudah dilakukan SEFT antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol terdapat perbedaan penurunan tingkat stres antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan (p-value = 0,000).Kata kunci: Kanker serviks, Stres, SEFT, Supportive Therapy
Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik Terhadap Perkembangan Remaja di Panti Sosial Marsudi Putra Dharmapala Inderalaya Sri Maryatun
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Terapi kelompok terapeutik dapat membantu remaja memenuhi kebutuhan dan tugas perkembangan secara positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik terhadap kemampuan perkembangan kognitif, emosi, moral dan psikososial remaja di Panti Sosial Marsudi Putra Dharma Pala Inderalaya Sumatera Selatan.   Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre-post test with control group.Total sampel adalah 36 orang yang terpilih dengan menggunakan purposive sampling.   Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perkembangan diri remaja dan perbedaan secara bermakna pada kelompok intervensi setelah diberikan terapi kelompok terapeutik dengan p value 0,010.   Simpulan: Rekomendasi penelitian adalah perlunya pemberian stimulus dan latihan pencapaian tugas perkembangan remaja secara kontinyu dan holistik dalam bentuk kegiatan terapi kelompok terapeutik di pelayanan komunitas.   Kata Kunci: Remaja, terapi kelompok terapeutik, perkembangan
Pengaruh Pendekatan Spiritual Terhadap Tingkat Kesepian Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya Utara Herliawati Herliawati; Sri Maryatun; Desti Herawati
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Pendekatan spiritual merupakan pendekatan yang cenderung menyentuh satu sisi spiritualitas manusia, mengembalikan manusia pada sebuah kesadaran darimana dia berasal, alasan mengapa manusia diciptakan, dan tugas-tugas yang harus dilakukan manusia di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan spiritual terhadap tingkat kesepian lanjut usia sebelum dan setelah diberikan pendekatan spiritual. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimental dengan menggunakan desain one group pre test-post test, yang dilakukan selama 3 minggu mulai tanggal 4-25 juni 2012. Populasi penelitian adalah lanjut usia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya. Teknik pengambilan sampel yaitu non-probability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian adalah lanjut usia yang telah memenuhi kriteria inklusi berjumlah 19 responden. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan kuesioner baku UCLA loneliness scale.   Hasil: Berdasarkan analisis menggunakan uji Marginal Homogeneity dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa p value (probabilitas) ≤ 0,05 yang berarti terdapat perbedaan tingkat kesepian sebelum dan setelah pendekatan spiritual dan ini menunjukkan adanya pengaruh pendekatan spiritual terhadap tingkat kesepian.   Simpulan: Perawat dapat menggunakan pendekatan spiritual dalam bentuk asuhan keperawatan spiritual yang bermanfaat dalam mendukung dan membantu lansia menjalani hidup yang lebih berkualitas.   Kata Kunci: Kesepian, spiritual, lansia.
APLIKASI MODEL TOKEN EKONOMI PADA ASSERTIVE TRAINING TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU AGRESIF REMAJA DI PANTI SOSIAL REMAJA PALEMBANG 2017 Nurnaningsih Nurnaningsih; Sri Maryatun; Amalia Juniarly
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.77 KB)

Abstract

Program kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya adalah upaya mengatasi masalah kesehatan remaja. Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel menyebutkan bahwa masalah perilaku kekerasan pada remaja berupa perkelahian dan tawuran terakhit tercatat pada tahun 2016 terdapat 42 kasus dengan 80% adalah tindakan perkelahian,tawuran dan mencuri barang orang lain. Assertive training merupakan salah satu dari teknik behaviour therapy yang digunakan untuk membantu remaja yang sulit mengeksresikan perasaan dan membedakan sikapnya kedalam perilaku baik atau buruk.Melalui model token economy yang memusatkan pada reinforcement positif seyogyanya dapat membuat perubahan perilaku remaja dengan mengembangkan motivasi internal dan ekternal untuk mengontol perilaku agresif. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh assertive training dengan aplikasi model token economy terhadap perubahan perilaku agresif remaja di panti sosial remaja Palembang. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen pre dan post control group design dengan membandingkan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi.Jumlah sampel sebanyak 80 orang dengan 40 orang kelompok iintervensi dan 40 orang kelompok kontrol. Hasil diperoleh adanya pengaruh assertive training terhadap kemampuan remaja dalam mengontrol perilaku agresif melalui kemampuan agresif in, agresif out dan agresif control dengan p value 0,005. Direkomendasi sebagai evidence based dalam mengembangkan program assertive training pada berbagai individu dan kelompok, sehingga menjadi modalitas terapi keperawatan yang efektif dalam meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat.
MODEL PENGEMBANGAN INTERVENSI ANTI-BULLYING GAME PADA REMAJA KORBAN BULLYING Zulian Effendi; Sri Maryatun; Herliawati Herliawati
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 7, No 1 (2021): Proceeding Seminar Nasional 2021
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bullying merupakan fenomena yang semakin mengkhawatirkan, khususnya di bidang pendidikan. Beberapa penelitian menemukan bahwa individu yang menjadi korban bullying memiliki dampak psikologis seperti depresi, pasif, rasa malu yang berlebihan, mengalami trauma dan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Banyaknya dampak psikologis bullying yang muncul pada remaja membuat peneliti tertarik untuk mengembangkan model intervensi game anti bullying pada remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model intervensi game anti-bullying bagi korban bullying. Desain penelitian menggunakan penelitian dan pengembangan yang dilakukan dalam 6 tahap yaitu konsep, desain, pengumpulan material, manufaktur, pengujian dan distribusi. Penelitian ini menghasilkan model intervensi game anti bullying untuk remaja berupa produk game edukasi yang terdiri dari game board dan flashcard. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan secara bertahap dapat mengurangi dampak perilaku bullying pada remaja di sekolah.Kata kunci: Intervensi, Bullying, Game, Remaja
PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA PGRI INDRALAYA TENTANG SEKS PRANIKAH Sri Maryatun; Okta Maulisa
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 7, No 1 (2021): Proceeding Seminar Nasional 2021
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seks pranikah merupakan perilaku seksual yang melibatkan sentuhan fisik antara perempuan dan laki-laki yang telah mencapai tahap hubungan intim dilakukan sebelum adanya ikatan yang sah. Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan cenderung ingin menjelajah serta mencoba sesuatu yang belum pernah dialaminyatermasuk yang berkaitan dengan seksualitas namun rendahnya pengetahuan tentang masalah seksualitas disebabkan kurangnya informasi tentang seksual yang didapatkan remaja. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap tentang seks pranikah di SMA PGRI Indralaya Utara. Penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan rancangan deskriptif. Populasi dalam penelitian adalah 57 pelajar SMA PGRI Indralaya Utara dengan sampel sebanyak 40 orang. Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling melalui simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 orang berpengetahuan baik 3 orang (7,5%), pengetahun cukup 10 orang (25,0%) dan pengetahuan kurang 27 orang (67,5%) dengan sikap positif 23 orang (57,5%) dan sikap negatif 17 orang (42,5%). Analisis data menggunakan distribusi frekuensi yang menunjukkan bahwa pengetahuan remaja kategori kurang lebih besar dibandingkan remaja yang memiliki pengetahuan baik dengan sikap positif lebih besar dibandingkan sikap negatif. Disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pranikah adalah berpengetahuan kurang dengan sikap positif.Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Seks Pranikah
PENGALAMAN PASIEN STROKE MENGGUNAKAN TERAPI BEKAM Ella Meilani; Dian Wahyuni; Sri Maryatun
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 6, No 1 (2020): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2020
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit stroke di Indonesia menduduki peringkat pertama penyebab kematian dan peringkat pertama jumlah terbanyak di Asia. Penderita akan mengalami berbagai masalah fisik, gangguan psikososial, spiritual. Oleh karena itu diperlukan pendekatan interdisiplin dalam perawatan paliatif termasuk penggunaan terapi komplementer diantanya bekam. Tujuan penelitian untukmenggalipengalaman pasien stroke menggunakan terapi bekam. Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data diperoleh dengan wawancara mendalam. Analisis data menggnunakan metode Colaizzi. Hasil penelitian berupa pengalaman pasien stroke yang menggunakan terapi bekam memiliki alasan yang beragam. Pasien merasakan badannya terasa ringand an terasa tidur nyenyak. Diharapkan sosialisasi terapi bekam untuk pasien stroke. Kata Kunci: pengalaman, terapi komplementer, terapi bekam, stroke
APLIKASI METODE PELATIHAN PERAWAT PUSKESMAS SEBAGAI CHANGE AGENT DALAM UPAYA DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA MASYARAKAT WILAYAH PUSKESMAS PLAJU Sri Maryatun; Nurna Ningsih
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 5, No 1 (2019): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2019
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.405 KB)

Abstract

AbstrakKemajuan era globalisasi yang berdampak positif bagi kesejahteraan manusia memberikan pengaruhyang negative bagikesehatan masyarakat dengan bergesernya kelompok penyakit menular ke kelompokpenyakit tidakmenular termasuk penyakit dengan masalah kejiwaan. WHO memperkirakan prevalensigangguan kesehatan mental akan mencapai angka 15%-20% pada tahun 2020 disertai dengan DisabilityAdjusted Life Years (DALYs) atau hari-hari produktif yang hilang, gangguan jiwa menyebabkan beban diseluruh dunia sebesar 8,1% dari beban penyakit global. Pemahaman dan keyakinan petugas kesehatan danmasyarakat mengenai kesehatan jiwa akan membantu dalam mengenali, mengelola, dan mencegahmemburuknya suatu gangguan jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan,sikap dan perilaku perawat dalam melakukan deteksi dini gangguan jiwa dan memberikan asuhankeperawatan jiwa kepada masyarakat diwilayah kerja puskesmas Plaju. Jenis penelitian yang digunakanadalah penelitian kuantitatif menggunakan desain Quasi experimental pre posttest without control groupdengan intervensi pelatihan perawat Puskesmas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukanterdapat peningkatan pengetahuan,sikap dan perilaku perawat puskesmas setelah diberikan pelatihandalam melakukan deteksi dini angka gangguan jiwa masyarakat yaitu pengetahuan mencapai kategoribaik sebanyak 33%, sikap kategori baik 33%dan perilaku perawat dalam kategori baik dan mampumelakukan deteksi dini gangguan jiwa sebesar 97,5%. Perawat dapat melakukan deteksi dini gangguanjiwa dan sekaligus menerapkan asuhan keperawatan bagi anggota keluarga yang sudah mengalamigangguan jiwa. Rekomendasi diharapkan perawat dapat mengadakan pelatihan bagi kader masyarakat dandinas kesehatan dapat memfasilitasi kegiatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan jiwamasyarakat.Kata Kunci: Pelatihan, Perawat, Deteksi dini, Gangguan JiwaAbstractThe progress of the globalization era which has a positive impact on human welfare has a negativeinfluence on public health by shifting the infectious diseases group to non-communicable diseasesincluding diseases with mental problems. WHO estimates that the prevalence of mental health disorderswill reach 15% -20% in 2020 accompanied by Disability Adjusted Life Years (DALYs) or lost productivedays, mental disorders cause a worldwide burden of 8.1% of the global disease burden. Understandingand belief of health workers and the public about mental health will help in recognizing, managing andpreventing worsening of a mental disorder. This study aimed to improving the knowledge, attitudes andbehavior of nurses in the early detection of mental disorders and providing mental nursing care to thecommunity in the work area of the Plaju Health Center. The type of this study was used quantitativeresearch which had been used a Quasi experimental design pre-post test without control group withnurse health center intervention training. Based on the results of research that had been done there wasan increase in knowledge, attitudes and behavior of puskesmas nurses after being was given training inearly detection of mental disorders, named knowledge reached 33% good category, 33% good attitudeand nurses behaviored in the good category and was abled to done early detection of mental disorders by97.5%. Nurses had beendone early detection of mental disorders and at the same time was appliednursing care for family members who was already experiencing mental disorders. Recommendations wasexpected that nurses wasconducted training for community cadres and the health department wasfacilitated activities in the context of improving community mental health services.Keywords: Training, Nurses, Early Detection, Mental Disorders