Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI YOGHURT SUSU JAGUNG Widiani, Nurhaida; Maretta, Gres; Setianingrum, Syarifah
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.061 KB)

Abstract

Abstrak: Jagung manis (Zea mays L. Saccharata) atau  sweet corn merupakan jenis jagung yang belum lama dikenal dan baru dikembangkan di Indonesia. Selama ini masyarakat mengolah jagung menjadi jagung rebus, jagung bakar, atau dibuat kue. Penganekaragaman produk makanan dengan bahan baku jagung perlu dilakukan untuk memberi nilai tambah bagi jagung. Untuk itu dalam penelitian ini jagung akan diolah menjadi yoghurt. Agar dapat diterima dipasaran yoghurt susu jagung yang dihasilkan harus memenuhi syarat mutu berdasarkan kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI 2981:2009). Temperatur merupakan salah satu faktor penting dalam proses fermentasi. Dalam penelitian ini menggunakan variasi temperatur untuk menemukan temperatur yang paling tepat untuk pembuatan yoghurt yang berkualitas. Berdasarkan penelitian yoghurt susu jagung yang paling memenuhi syarat mutu berdasarkan kriteria SNI adalah yoghurt yang difermentasi pada temperatur 44°C. Yoghurt yang dihasilkan memiliki tekstur yang agak kental, bau khas yoghurt, rasa asam, dan warna kuning. Yoghurt yang dihasilkan memiliki kadar protein 2,052 % - 2,072 dan aman dari kontaminasi coliform.
KEANEKARAGAMAN SERANGGA POLLINATOR PADA BUNGA TANAMAN TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM) DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS Andrian, Rizki Fajar; Maretta, Gres
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.955 KB)

Abstract

Abstrak: Serangga pollinator merupakan salah satu layanan jasa ekosistem yang sangat penting bagi manusia maupun lingkungan dan berperan sebesar 35% penyediaan sumber pangan dunia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman serangga pollinator yang ada di lahan perkebunan Gisting Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini telah dilakukan di bulan september 2015. Identifikasi serangga dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi Michener (2001). dengan metode scan sampling.Berdasarkan penelitian yang dilakukan, temuan spesies  serangga pollinator diperkebunan tomat Gisting Kabupaten Tanggamus sebanyak 17 individu yang berasal dari 4 genus,Colletes ,Amegilla, Xylocopa dan Ceratina. Hasil perhitungan dari Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener di lokasi perkebunan tomat  adalah 1.00, hasil tersebut dikategorikan Indeks sedang.
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI YOGHURT SUSU JAGUNG Widiani, Nurhaida; Maretta, Gres; Setianingrum, Syarifah
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 8, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/biosf.v8i2.2297

Abstract

Jagung manis (Zea mays L. Saccharata) atau sweet corn merupakan jenis jagung yang belum lama dikenal dan baru dikembangkan di Indonesia. Selama ini masyarakat mengolah jagung menjadi jagung rebus, jagung bakar, atau dibuat kue. Penganekaragaman produk makanan dengan bahan baku jagung perlu dilakukan untuk memberi nilai tambah bagi jagung. Untuk itu dalam penelitian ini jagung akan diolah menjadi yoghurt. Agar dapat diterima dipasaran yoghurt susu jagung yang dihasilkan harus memenuhi syarat mutu berdasarkan kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI 2981:2009). Temperatur merupakan salah satu faktor penting dalam proses fermentasi. Dalam penelitian ini menggunakan variasi temperatur untuk menemukan temperatur yang paling tepat untuk pembuatan yoghurt yang berkualitas. Berdasarkan penelitian yoghurt susu jagung yang paling memenuhi syarat mutu berdasarkan kriteria SNI adalah yoghurt yang difermentasi pada temperatur 44°C. Yoghurt yang dihasilkan memiliki tekstur yang agak kental, bau khas yoghurt, rasa asam, dan warna kuning. Yoghurt yang dihasilkan memiliki kadar protein 2,052 % - 2,072 dan aman dari kontaminasi coliform.
PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI KUNYIT (Curcuma longa L.) TERHADAP MUTU BEKASAM IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Aulia, Hana; Anggoro, Bambang Sri; Maretta, Gres; Kesuma, Andri Jaya
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 9, No 1 (2018):
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.331 KB) | DOI: 10.24042/biosf.v9i1.2884

Abstract

Budidaya ikan lele di kota bandar lampung tergolong pesat sehingga perlu dilakukan pendistribusian dan pengolahan yang tepat untuk menghindari penyia-nyiaan bahan pangan. Salah satunya adalah dengan membuat bekasam ikan lele. Bekasam adalah produk fermentasi ikan yang memanfaatkan bakteri asam laktat. Hasil fermentasi bekasam menghasilkan rasa asam asin dan aroma khas yang kurang disukai masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penambahan konsentrasi kunyit (Curcuma longa) 1%, 1,5%, 2% dan 2,5% selama 7 hari fermentasi sebagai flavouring agent dan menstimulasi pertumbuhan bakteri asam laktat pada pembuatan bekasam ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) terhadap mutu produknya berdasarkan sifat kimia (pH), sifat biologis (jumlah koloni bakteri) serta nilai hedonik. Mutu produk berdasarkan wawancara ahli pembuat bekasam yaitu bertekstur lembut. Hasil uji mikrobilogi dan kimia menunjukan bahwa bekasam 0% memiliki jumlah bakteri > 250 koloni dan nilai pH 4 (asam). Uji organoleptik menunjukan panelis menyukai bekasam pada kriteria warna dengan nilai hedonik 3,71 dan aroma 3,63. Penambahan berbagai konsentrasi kunyit pada bekasam tidak berpengaruh terhadap mutu bekasam karena sifat antimikroba kunyit yang menekan pertumbuhan bakteri.  Hasil uji organoleptik menunjukan bahwa penambahan berbagai konsentrasi kunyit memiliki nilai hedonik atau kesukaan pada kriteria warna dan aroma.
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI YOGHURT SUSU JAGUNG Nurhaida Widiani; Gres Maretta; Syarifah Setianingrum
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 8, No 2 (2017): Biosfer: Jurnal Tadris Biologi
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/biosf.v8i2.2297

Abstract

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI YOGHURT SUSU JAGUNG Nurhaida Widiani; Gres Maretta; Syarifah Setianingrum
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 8, No 1 (2017): Biosfer: Jurnal Tadris Biologi
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.061 KB) | DOI: 10.24042/biosf.v8i1.1261

Abstract

Abstrak: Jagung manis (Zea mays L. Saccharata) atau  sweet corn merupakan jenis jagung yang belum lama dikenal dan baru dikembangkan di Indonesia. Selama ini masyarakat mengolah jagung menjadi jagung rebus, jagung bakar, atau dibuat kue. Penganekaragaman produk makanan dengan bahan baku jagung perlu dilakukan untuk memberi nilai tambah bagi jagung. Untuk itu dalam penelitian ini jagung akan diolah menjadi yoghurt. Agar dapat diterima dipasaran yoghurt susu jagung yang dihasilkan harus memenuhi syarat mutu berdasarkan kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI 2981:2009). Temperatur merupakan salah satu faktor penting dalam proses fermentasi. Dalam penelitian ini menggunakan variasi temperatur untuk menemukan temperatur yang paling tepat untuk pembuatan yoghurt yang berkualitas. Berdasarkan penelitian yoghurt susu jagung yang paling memenuhi syarat mutu berdasarkan kriteria SNI adalah yoghurt yang difermentasi pada temperatur 44°C. Yoghurt yang dihasilkan memiliki tekstur yang agak kental, bau khas yoghurt, rasa asam, dan warna kuning. Yoghurt yang dihasilkan memiliki kadar protein 2,052 % - 2,072 dan aman dari kontaminasi coliform.
KEANEKARAGAMAN SERANGGA POLLINATOR PADA BUNGA TANAMAN TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM) DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS Rizki Fajar Andrian; Gres Maretta
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 8, No 1 (2017): Biosfer: Jurnal Tadris Biologi
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.955 KB) | DOI: 10.24042/biosf.v8i1.1269

Abstract

Abstrak: Serangga pollinator merupakan salah satu layanan jasa ekosistem yang sangat penting bagi manusia maupun lingkungan dan berperan sebesar 35% penyediaan sumber pangan dunia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman serangga pollinator yang ada di lahan perkebunan Gisting Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini telah dilakukan di bulan september 2015. Identifikasi serangga dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi Michener (2001). dengan metode scan sampling.Berdasarkan penelitian yang dilakukan, temuan spesies  serangga pollinator diperkebunan tomat Gisting Kabupaten Tanggamus sebanyak 17 individu yang berasal dari 4 genus,Colletes ,Amegilla, Xylocopa dan Ceratina. Hasil perhitungan dari Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener di lokasi perkebunan tomat  adalah 1.00, hasil tersebut dikategorikan Indeks sedang.
Efektifitas Ekstrak Daun Patikan Kebo (Euphorbia Hirta L) sebagai Ovisida terhadap Nyamuk Demam Berdarah Dengue (Aedes Aegypti) Gres Maretta; Eko Kuswanto; Nur Intan Septikayani
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 10, No 1 (2019): Biosfer: Jurnal Tadris Biologi
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.663 KB) | DOI: 10.24042/biosfer.v10i1.4051

Abstract

Salah satu penyakit yang berbahaya dan dapat menyebabkan angka kematian tinggi yaitu virus Dengue yang di tularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Demam Berdarah Dengue (Aedes aegypti) betina. Untuk mengurangi penggunaan pestisida sintetik maka diperlukan penggunaan pestisida nabati yaitu ekstrak daun patikan kebo (Euphorbia hirta L.) karena di dalam daun ini terdapat kandungan senyawa metabolit sekunder yang dapat berperan sebagai ovisida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak daun patikan kebo (Eupborbia hirta L.) dapat digunakan sebagai ovisida terhadap telur nyamuk Demam Berdarah Dengue (Aedes aegypti), dan mengetahui konsentrasi yang paling efektif dari ekstrak daun patikan kebo (Eupborbia hirta L.) sebagai ovisida nyamuk Demam Berdarah Dengue (Aedes aegypti). Penelitian ini dengan menggunakan metode Rancangan Acak lengkap (RAL) yaitu terdapat empat pengulangan dengan enam perlakuan yaitu kontrol negatif (Aquades) dan kontrol positif (Tween 80) serta konsentrasi 0,125%, 0,25%, 0,5% dan 1 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ekstrak daun patikan kebo (Euphorbia hirta L) dapat digunakan sebagai ovisida terhadap telur nyamuk Demam Berdarah Dengue (Aedes aegypti) dari konsentrasi 0,125% - 1%. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun patikan kebo (Euphorbia hirta L) yang digunakan maka semakin banyak telur yang tidak menetas.
PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI KUNYIT (Curcuma longa L.) TERHADAP MUTU BEKASAM IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Hana Aulia; Bambang Sri Anggoro; Gres Maretta; Andri Jaya Kesuma
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 9, No 1 (2018): Biosfer: Jurnal Tadris Biologi
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.331 KB) | DOI: 10.24042/biosf.v9i1.2884

Abstract

Budidaya ikan lele di kota bandar lampung tergolong pesat sehingga perlu dilakukan pendistribusian dan pengolahan yang tepat untuk menghindari penyia-nyiaan bahan pangan. Salah satunya adalah dengan membuat bekasam ikan lele. Bekasam adalah produk fermentasi ikan yang memanfaatkan bakteri asam laktat. Hasil fermentasi bekasam menghasilkan rasa asam asin dan aroma khas yang kurang disukai masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penambahan konsentrasi kunyit (Curcuma longa) 1%, 1,5%, 2% dan 2,5% selama 7 hari fermentasi sebagai flavouring agent dan menstimulasi pertumbuhan bakteri asam laktat pada pembuatan bekasam ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) terhadap mutu produknya berdasarkan sifat kimia (pH), sifat biologis (jumlah koloni bakteri) serta nilai hedonik. Mutu produk berdasarkan wawancara ahli pembuat bekasam yaitu bertekstur lembut. Hasil uji mikrobilogi dan kimia menunjukan bahwa bekasam 0% memiliki jumlah bakteri 250 koloni dan nilai pH 4 (asam). Uji organoleptik menunjukan panelis menyukai bekasam pada kriteria warna dengan nilai hedonik 3,71 dan aroma 3,63. Penambahan berbagai konsentrasi kunyit pada bekasam tidak berpengaruh terhadap mutu bekasam karena sifat antimikroba kunyit yang menekan pertumbuhan bakteri.  Hasil uji organoleptik menunjukan bahwa penambahan berbagai konsentrasi kunyit memiliki nilai hedonik atau kesukaan pada kriteria warna dan aroma.
Keanekaragaman Moluska di Pantai Pasir Putih Lampung Selatan Gres Maretta; Nurhaida Widiani Hasan; Nella Indry Septiana
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2019.007.03.1

Abstract

Pantai Pasir Putih is an area with a variety of coastal substrates that store much diversity of Molluscs species. The diversity of Molluscs in the waters of Lampung is still little known, therefore research conducted at Pasir Putih Beach, South Lampung aims to determine the density and diversity of Molluscs, as well as to determine water quality. The sampling method used is line transect combined with the square method. Molluscs were found in 48 individuals from nine families (Cerithiidae, Neritidae, Throchidae, Conidae, Muricidae, Nassaridae, Columbariidae, Columbellidae, Buccinidae, and Mactridae). Based on the calculation of Molluscs density (10.33 Ind/m2; 5 Ind/m2; 0.67 Ind/m2.) The Shannon-Wiener Molluscs index on the Pasir Putih Beach was included in the low category (H value: 0 - 0.152). The results of the analysis of environmental factors show that the waters of the Pasir Putih Beach have not been polluted and are still good enough for Molluscs life.