UNICEF Indonesia menyebutkan bahwa pada saat ini, sebesar 48 % bayi berusia di bawah enam bulan gagal menerima ASI eksklusif. Alasan utama praktik tersebut adalah adanya pengaruh budaya berkaitan dengan ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tempat tinggal di wilayah Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa dengan praktik pemberian makan prelakteal serta jenis makanan prelakteal yang diberikan di kedua wilayah geografis tersebut. Studi ini merupakan penelitian dengan studi pustaka dari data sekunder yaitu SDKI Tahun 2017. Subjek penelitian ini sebanyak 8841 subjek. Analisis data menggunakan uji korelasi kendall tau. Sebesar 46,7% bayi mendapatkan makanan prelakteal. Usia ibu, usia ayah, jumlah anak, jumlah anak balita, persalinan terakhir melalui operasi caesar, tempat tinggal di luar Pulau Jawa, indeks kekayaan, dan frekuensi menonton televisi merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian makanan prelakteal pada penelitian ini (p<0,05). Adapun pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, frekuensi membaca majalah/surat kabar, dan frekuensi mendengarkan radio tidak berhubungan dengan pemberian makanan prelakteal. Setelah dikontrol dengan variabel lain (usia ibu, usia ayah, jumlah anak, jumlah anak balita, persalinan terakhir melalui operasi caesar, indeks kekayaan, dan frekuensi menonton televisi), tempat tinggal di luar Pulau Jawa tetap merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan pemberian makanan prelakteal pada penelitian ini (p<0,05).