Astri Hanjarwati, Astri
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Is Online Learning Accessible During COVID-19 Pandemic? Voices and Experiences of UIN Sunan Kalijaga Students with Disabilities Ro'fah, Ro'fah; Hanjarwati, Astri; Suprihatiningrum, Jamil
Nadwa Vol 14, No 1 (2020): Islamic Education and Radicalism
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2020.14.1.5672

Abstract

The study seeks to examine the voices and experiences of students with disabilities in navigating online learning during the COVID-19. Based on in-depth interviews with thirty-four students with various disabilities of UIN Sunan Kalijaga, this study attempts to answer how these students experiencing online learning, what challenges they encounter, and what strategies they are using to navigate this new way of learning. Results show most students prefer conventional face-to-face learning, compared to the online learning one. Students reported various challenges they experienced, the most important of which is the high cost of internet access. Other challenges include the inaccessibility of the e-learning system with respect to the platform of online learning and the learning activities. Students also concerned with the absence of supports that they normally received from the university’s disability office (Pusat Layanan Difabel/ PLD). These challenges have encouraged students to seek help from family members, peers, and lecturers.Abstrak Studi ini berupaya untuk mengevaluasi pendapat dan pengalaman siswa penyandang cacat dalam menavigasi pembelajaran online selama COVID-19. Berdasarkan wawancara mendalam dengan tigapuluh empat mahasiswa dengan berbagai kecacatan di UIN Sunan Kalijaga, penelitian ini mencoba menjawab bagaimana para siswa ini mengalami pembelajaran online, tantangan apa yang mereka hadapi, dan strategi apa yang mereka gunakan untuk menavigasi cara belajar baru ini. Hasil menunjukkan sebagian besar siswa lebih suka pembelajaran tatap muka konvensional, dibandingkan dengan pembelajaran online. Siswa melaporkan berbagai tantangan yang mereka alami, yang terpenting adalah tingginya biaya akses internet. Tantangan lain termasuk tidak dapat diaksesnya sistem e-learning sehubungan dengan platform pembelajaran online dan kegiatan pembelajaran. Siswa juga khawatir dengan tidak adanya dukungan yang biasanya mereka terima dari Pusat Layanan Difabel (PLD) universitas. Tantangan-tantangan ini telah mendorong siswa untuk mencari bantuan dari anggota keluarga, teman sebaya, dan dosen
PERSEPSI PENYANDANG DISABILITAS DAN STAKEHOLDER UNTUK MEMPROMOSIKAN DAN MENGEMBANGKAN KOMUNITAS INKLUSIF DI DIY DAN ASIA TENGGARA Hanjarwati, Astri; Suprihatiningrum, Jamil; Aminah, Siti
Jurnal Sosiologi Reflektif Vol 13, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jsr.v13i12.1625

Abstract

 This research was conducted to investigate the perceptions of persons with disabilities and stakeholders regarding the promotion and development of Friendly and Inclusive Communities in Bantul Regency, DIY and Kendari City, Southeast Sulawesi. The study was designed using transformative mixed-method, with the framework of KIPA (Knowledge, Inclusion, Participation, and Access) as a theoretical framework core. The first step was carried out by an empirical survey through distributing questionnaires to 48 respondents in Bantul Regency and 52 respondents in Kendari City. The results of data analysis from questionnaire contents were processed through descriptive statistics to describe respondents' perceptions quantitatively. Quantitative results are used as a reference in qualitative data collection, namely through in-depth interviews with selected respondents. The results of the study show that both persons with disabilities and stakeholders have a positive perception of the promotion and development of a friendly and inclusive community in their area. Although knowledge about disability, inclusion and the issues that surround it is still limited, but both persons with disabilities and stakeholders claim the need for a Friendly and Inclusive Community to be realized. Repondents of persons with disabilities also added that participation and access to development by and for persons with disabilities needs to be improved both in terms of quantity and quality.Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi persepsi penyandang disabilitas dan stakeholders mengenai promosi dan pengembangan Komunitas Ramah dan Inklusif di Kabupaten Bantul, DIY dan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Penelitian didesain menggunakan transformative mixed-method, dengan kerangka KIPA (Knowledge, Inclusion, Participation, and Access) sebagai core theoretical framework. Langkah pertama dilakukan dengan survey empiris melalui penyebaran kuesioner kepada 48 responden di Kabupaten Bantul dan 52 responden di Kota Kendari. Hasil analisis data dari isian kuesioner diolah melalui statistik deskriptif untuk menggambarkan persepsi responden secara kuantitatif. Hasil kuantitatif dijadikan sebagai rujukan dalam pengambilan data secara kualitatif, yaitu melalui in-depth interview kepada responden terpilih. Hasil penelitian menunjukkan baik penyandang disabilitas maupun stakeholders memiliki persepsi yang positif terhadap promosi dan pengembangan Komunitas Ramah dan Inklusif di daerah mereka. Meskipun pengetahuan mengenai disabilitas, inklusi dan isu-isu yang melingkupinya masih terbatas, namun baik penyandang disabiltias dan stakeholders mengaku perlunya Komunitas Ramah dan Inklusif untuk diwujudkan. Reponden penyandang disabilitas juga menambahkan bahwa partisipasi dan akses pembangunan oleh dan untuk penyandang disabilitas perlu ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas.   
Is Online Learning Accessible During COVID-19 Pandemic? Voices and Experiences of UIN Sunan Kalijaga Students with Disabilities Ro'fah, Ro'fah; Hanjarwati, Astri; Suprihatiningrum, Jamil
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 14, No 1 (2020): Islamic Education and Radicalism
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2020.14.1.5672

Abstract

The study seeks to examine the voices and experiences of students with disabilities in navigating online learning during the COVID-19. Based on in-depth interviews with thirty-four students with various disabilities of UIN Sunan Kalijaga, this study attempts to answer how these students experiencing online learning, what challenges they encounter, and what strategies they are using to navigate this new way of learning. Results show most students prefer conventional face-to-face learning, compared to the online learning one. Students reported various challenges they experienced, the most important of which is the high cost of internet access. Other challenges include the inaccessibility of the e-learning system with respect to the platform of online learning and the learning activities. Students also concerned with the absence of supports that they normally received from the university’s disability office (Pusat Layanan Difabel/ PLD). These challenges have encouraged students to seek help from family members, peers, and lecturers.Abstrak Studi ini berupaya untuk mengevaluasi pendapat dan pengalaman siswa penyandang cacat dalam menavigasi pembelajaran online selama COVID-19. Berdasarkan wawancara mendalam dengan tigapuluh empat mahasiswa dengan berbagai kecacatan di UIN Sunan Kalijaga, penelitian ini mencoba menjawab bagaimana para siswa ini mengalami pembelajaran online, tantangan apa yang mereka hadapi, dan strategi apa yang mereka gunakan untuk menavigasi cara belajar baru ini. Hasil menunjukkan sebagian besar siswa lebih suka pembelajaran tatap muka konvensional, dibandingkan dengan pembelajaran online. Siswa melaporkan berbagai tantangan yang mereka alami, yang terpenting adalah tingginya biaya akses internet. Tantangan lain termasuk tidak dapat diaksesnya sistem e-learning sehubungan dengan platform pembelajaran online dan kegiatan pembelajaran. Siswa juga khawatir dengan tidak adanya dukungan yang biasanya mereka terima dari Pusat Layanan Difabel (PLD) universitas. Tantangan-tantangan ini telah mendorong siswa untuk mencari bantuan dari anggota keluarga, teman sebaya, dan dosen