Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Efektivitas getah pohon pisang (Musa paradisiaca) pada penyembuhan luka soket pasca pencabutan gigiEffectivity of banana (Musa paradisiaca) tree sap extract in socket wound healing after tooth extraction Khairunnisa, Sastya Fitri; Ningtyas, Adhelia Ayu; Haykal, Shafira Annas; Sari, Morita
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 30, No 2 (2018): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.317 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v30i3.18528

Abstract

Pendahuluan: Getah pohon pisang digunakan di daerah pedesaan di Indonesia untuk obat-obatan penyembuhan luka tradisional. Namun, laporan ilmiah tentang efek penyembuhan luka menggunakan bahan ini relatif sedikit. Ekstrak getah batang pisang mengandung flavonoid, tanin, saponin, dan alkaloid sebagai antioksidan untuk mengurangi radikal bebas dengan mentransfer atom hidrogen pada daerah luka serta meningkatkan penutupan luka dengan memproduksi jumlah fibroblas dan meningkatkan pembentukan pembuluh-pembuluh kapiler darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak getah pohon pisang terhadap penyembuhan luka pasca pencabutan gigi dengan menggunakan parameter penilaian penyembuhan luka serta untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanol getah batang pisang yang dapat memberikan efek optimal terhadap penyembuhan luka soket pasca pencabutan. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorium murni dengan rancangan posttest only control grup design dengan menggunakan sampel 25 tikus wistar, yang masing-masing diberi 5 perlakuan selama 7 hari. Gigi insisivus kiri bawah diekstraksi, kemudian soket diberi perlakuan dengan kontrol negatif (aquades), kontrol positif (povidone iodine) dan ekstrak getah batang pisang pada konsentrasi 15%, 30% dan 60%. Hasil: Hasil penelitian ini efektif dan optimal pada penyembuhan luka soket pada konsentrasi 30% serta ekstrak getah pohon pisang lebih efektif untuk mempercepat penyembuhan ekstraksi pasca soket gigi dibandingkan dengan povidone iodine. Simpulan: Pemberian ekstrak etanol getah pohon pisang secara topical efektif dan optimal dalam proses penyembuhan luka soket pasca pencabutan gigi tikus wistar yaitu pada konsentrasi 30%. Ekstrak etanol getah pohon pisang juga lebih efektif mempercepat penyembuhan luka soket pasca pencabutan gigi dibandingkan dengan povidone iodine. ABSTRACTIntroduction: Banana tree sap is used in Indonesian rural area as traditional wound healing remedies. However, scientific reports on the effects of wound healing using this material are relatively rare. Banana tree sap extract contains flavonoids, tannins, saponins and alkaloids as antioxidants to reduce free radicals by transferring hydrogen atoms to the wound area and increasing the wound closure by producing fibroblasts and increasing the formation of blood capillary vessels. This study was aimed to determine the effect of banana tree sap extract on the wound healing after tooth extraction using the wound healing assessment parameters and to determine the optimal concentration of ethanolic extract of banana tree sap on the wound healing after tooth extraction. Methods: The pure experimental research with post-test only control group design using the sample of 25 Wistar rats, each given five treatments for seven days. The lower left incisor was extracted, then the socket was treated with negative control (aquadest), positive control (povidone-iodine) and banana tree sap extract at the concentrations of 15%, 30%, and 60%. Results: The concentration of 30% banana tree sap ethanolic extract was proven to be more effective and optimal to accelerate the socket wound healing after tooth extraction compared to povidone iodine. Conclusion: Banana tree sap extract can be developed as an alternative medicine for the socket wound healing after tooth extraction. At the concentration of 30%, the topical administration of the extract is proven to be more effective and optimal in the socket wound healing process after the tooth extraction of the Wistar rat, compared to povidone iodine.Keywords: Banana tree sap extract, healing wounds, sockets, after tooth-extraction wounds.
Efektivitas spray nanokolagen limbah sisik ikan mas (Cyprinus carpio) untuk mempercepat proses penyembuhan luka insisiEffectiveness of nano-collagen spray of goldfish (Cyprinus carpio) scales waste in accelerating the incision wound healing process Pringgandini, Laras Ayu; Indarti, Ghinna Yulia; Melinda, Melinda; Sari, Morita
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 30, No 2 (2018): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.677 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v30i3.18529

Abstract

Pendahuluan: Pemanfaatan ikan yang hanya edible portion (dapat dimakan) dapat menyebabkan terdapatnya limbah yang dihasilkan dari proses pengolahannya. Limbah sisik ikan dapat digunakan sebagai sumber kolagen. Secara umum, kolagen telah banyak diproduksi dari sisik ikan, tetapi tidak dalam ukuran nanopartikel. Partikel-partikel berukuran nano akan lebih mudah diserap dan berdifusi di kulit daripada yang berukuran makro. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas nano kolagen limbah sisik ikan mas (Cyprinus carpio) untuk mempercepat waktu penyembuhan luka setelah luka insisi. Metode: Penelitian ini menggunakan true experimental laboratory dengan rancangan post-test only control-group design dengan 27 mencit jantan (Mus musculus) Swiss Webster. Perlakuan pada luka insisi dilakukan dengan penyemprotan menggunakan spray nanokolagen, spray povidone iodine, dan spray aquades. Penyembuhan luka diamati selama 7 hari setelah insisi. Hasil: Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji One Way Anova, berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai p=0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan lama penyembuhan luka insisi antara perlakuan spray povidone iodine, spray aquades, dan spray nanokolagen sisik ikan mas. Simpulan: Nano kolagen ekstrak sisik ikan mas dapat mempercepat waktu penyembuhan luka. ABSTRACTIntroduction: The use of edible portion fish has generated waste from the manufacturing process. Fish scales can be used as collagen sources. Collagen has been produced from fish scales generally, but not in the nanoparticle size. Nano-sized particles will be more easily absorbed and diffused in the skin than the macro-sized ones. The purpose of this study was to assess the effectiveness of nano-collagen goldfish (Cyprinus carpio) scales waste in accelerating the wound healing time after incision wounds. Methods: This study used a pure experimental laboratory with post-test only control group design towards as much as 27 Swiss-Webster male rats (Mus musculus). Treatment on incision wounds was carried out by spraying the nano-collagen spray, povidone iodine spray, and aquadest spray. The wound healing was observed for seven days after incision. Results: The data obtained were analysed using the one way ANOVA Test. Based on the results of the analysis obtained the p-value of 0.000 (p < 0.05). This result showed that there was a significant difference in the length of the incision wound healing between the treatment of povidone-iodine spray, aquadest, and nano-collagen spray fabricated of goldfish scales. Conclusion: Nano collagen extract of goldfish scales was able to accelerate the wound healing time. Keywords: Incision wounds, nano-collagen, goldfish scales (Cyprinus carpio).
KONTROL KUALITAS POLI GIGI DI RS PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU MENGGUNAKAN ANALISA SWOT Sari, Morita; Asykarie, Ichda Nabiela Amiria
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 1. No 1. 2017
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1042.113 KB)

Abstract

Latar belakang :Pembangunan kesehatan mempunyai tujuan agar setiap masyarakat mampu hidup sehat. Sesuai dengan Kepmenkes RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Fasilitas poligigi adalah salah satu jenis pelayanan yang harus ada di rumah sakit, namun hanya sedikit poligigi yang bertempat di rumah sakit mempunyai kualitas pelayanan prima. Analisa mengenai kualitas pelayanan khususnya di poligigi yang bertempat di rumah sakit sangat jarang dilakukan sebab poli gigi kebanyakan hanya bersifat pelengkap. Tujuan :Untuk mengevaluasi kualitas pelayanan poli gigi di RS PKU Muhammadiyah Delanggu. Metode :Penelitian ini merupakan penelitian observational yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Delanggu sebagai bentuk evaluasi dari pelayanan poli gigi rumah sakit menggunakan metode Analisa SWOT.Diskusi : Analisis kualitas pelayanan dapat dilakukan setelah kita mengetahui akar permasalahan yang ada dalam pelayanan kesehatan tersebut. Poli gigi di RS PKU Muhammadiyah Delanggu memiliki beberapa permasalahan yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan oleh rumah sakit. Kondisi ini menyebabkan kinerja yang kurang optimal dalam pelayanan kesehatan gigi. Analisis SWOT merangkum faktor internal dan eksternalyang dapat mempengaruhi masa depan poli gigi. Analisis ini memberikan cara yang sederhana untuk merumuskan beberapa strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan poli gigi di RS PKU Muhammadiyah Delanggu. Kesimpulan :Kinerja pelayanan poli gigi di RS PKU Muhammadiyah Delanggu masih kurang efektif dan optimal, sehingga memerlukan perbaikan fasilitas untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanannya.
KONTROL KUALITAS POLI GIGI DI RS PKU DELANGGU MENGGUNAKAN ANALISA SWOT Sari, Morita; Asykarie, Ichda N. Amiria
Jurnal Kesehatan Vol 9, No 2 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurkes.v9i2.4581

Abstract

Pembangunan kesehatan mempunyai tujuan agar setiap masyarakat mampu hidup sehat. Sesuai dengan Kep Menkes RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008, rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Fasilitas poli gigi adalah salah satu jenis pelayanan yang harus ada di rumah sakit, namun hanya sedikit poli gigi yang bertempat di rumah sakit mempunyai kualitas pelayanan prima. Analisa mengenai kualitas pelayanan khususnya di poli gigi yang bertempat di rumah sakit sangat jarang dilakukan sebab poli gigi kebanyakan hanya bersifat pelengkap. Untuk mengevaluasi kualitas pelayanan poli gigi di RS PKU Muhammadiyah Delanggu. Penelitian ini merupakan penelitianobservational yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Delanggu sebagai bentuk evaluasi dari pelayanan poli gigi rumah sakit menggunakan metode analisa SWOT. Analisa kualitas pelayanan dapat dilakukan setelah kita mengetahui akar permasalahan yang ada dalam pelayanan kesehatan tersebut. Poli gigi di RS PKU Muhammadiyah Delanggu memiliki beberapa permasalahan yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan oleh rumah sakit. Kondisi ini menyebabkan kinerja yang kurang optimal dalam pelayanan kesehatan gigi. Analisis SWOT merangkum faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi masa depan poli gigi. Analisis ini memberikan cara yang sederhana untuk merumuskan beberapa strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan poli gigi di RS PKU Muhammadiyah Delanggu. Kinerja pelayanan poli gigi di RS PKU Muhammadiyah Delanggu masih kurang efektif dan optimal, sehingga memerlukan perbaikan fasilitas untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan.
Hubungan Perilaku Sehat dan Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Derajat Kesehatan Gigi pada Komunitas Tukang Becak di Kota Surakarta, Jawa Tengah setyaji, deny teguh; Sari, Morita
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 2. No 1. 2019
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.761 KB)

Abstract

Latar Belakang: Perilaku kesehatan merupakan unsur penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Termasuk dalam perilaku tersebut adalah perilaku dalam memenuhi gizi bagi tubuh, perilaku merokok, perilaku kebersihan dan perilaku pencarian kesehatan. Perilaku kesehatan sangat dipengaruhi oleh status sosial seseorang. Orang dengan status sosial rendah atau miskin cenderung mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan mereka. Perilaku kesehatan juga mempengaruhi status kesehatan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku kesehatan dan perilaku kesehatan gigi dengan status kesehatan mulut pada masyarakat pengemudi becak di Surakarta, Jawa Tengah. Tukang Becak dipilih karena jam kerja mereka yang spesifik dan status kurang mampu. Metode Penelitian: Metode penelitian dilakukan dengan cross sectional study design menggunakan kuisioner kesehatan dan pemeriksaan indeks DMF-T dengan responden tukang becak sebanyak 100 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method yang dilakukan pada 5 Kecamatan berbeda untuk memperoleh data yang merata. Data yang diperoleh kemudian akan dianalisis dengan uji Chi-Square dan Multinomial Logistic Regression. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 79% responden memiliki indeks DMFT sangat tinggi. Perilaku merokok yang meliputi durasi merokok (0,0018) dan frekuensi merokok (0,0003) memiliki korelasi terkuat juga faktor risiko tinggi untuk menyumbang status kesehatan mulut yang parah. Perilaku kesehatan gigi yang meliputi rutinitas menyikat gigi (0,0043) dan penggunaan obat kumur (0,02) keduanya berkontribusi signifikan terhadap risiko memiliki status kesehatan mulut yang buruk, ditambah dengan perilaku mencari kesehatan gigi karena perlunya mengunjungi dokter gigi (0,002). Kesimpulan: Perilaku merokok adalah faktor risiko yang paling jelas  mempengaruhi kesehatan  secara  umum maupun kesehatan gigi dan mulut tukang becak, sementara rutinitas menyikat gigi, menggunakan obat kumur dan perilaku mencari kesehatan gigi sangat berkorelasi dengan derajat kesehatan gigi.
PERBANDINGAN KNOWLEDGE, ATTITUDE, PRACTICE (KAP) DOKTER GIGI PADA PEMILIHAN DAN PEMAKAIAN RESIN KOMPOSIT DI SURAKARTA DAN SUKOHARJO Sari, Morita; Ghaisani, Monica Ekania
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 3, No 1 (2020): Vol 3. No 1. 2020
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.894 KB)

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang konservasi gigi terus meningkat dan berpengaruh terhadap sikap dan tindakan yang dilakukan oleh dokter gigi khususnya terhadap pemilihan bahan tambalan resin komposit. Dokter gigi memiliki pengetahuan, sikap, dan tindakan yang berbeda di setiap daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan Knowledge, Attitude, and Practice (KAP) dokter gigi pada pemilihan dan pemakaian bahan tumpatan resin komposit di Surakarta dan Sukoharjo, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan kuisioner sebagai instrument penelitian. Purposive random sampling diterapkan dan di dapatkan total 84 sampel terdistribusi merata antara  Surakarta dan Sukoharjo. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan Mann-Whitney test (nilai p 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik wilayah Surakarta dan Sukoharjo skor tertinggi adalah  Knowledge, diikuti oleh Practice dan terendah adalah Attitude. Hasil uji Mann Whitney test menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan antara Surakarta dan Sukoharjo terhadap pemilihan dan pemakaian bahan resin komposit terletak pada Practice (p=0.019). Perbandingan KAP dokter gigi terhadap pemilihan dan pemakaian bahan resin komposit antara Surakarta dan Sukoharjo tidak menunjukkan perbedaan pada  Knowledge dan Attitude, namun ada perbedaan dalam Practice di pemakaian dan pemilihan bahan tumpatan resin komposit. Kata kunci: Dokter Gigi, KAP, Resin komposit, Sukoharjo, Surakarta 
Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Lansia dengan Promosi Kesehatan Metode Demonstrasi Morita Sari; Nendia Intan Permata Putri
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 10, No 2 (2021): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v10i2.11311

Abstract

Penyakit mulut menyebabkan gangguan rasa sakit, fungsi menelan, makan, mencicipi, tersenyum dan komunikasi. Penyakit ini merupakan masalah utama masyarakat, khususnya di kalangan orang miskin, orang yang tinggal di pinggiran, dan lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas promosi kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap peningkatan pengetahuan perilaku kesehatan gigi dan mulut pada lansia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pre-eksperimental dengan teknik total sampling. Pengukuran pengetahuan menggunakan kuisioner dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan yaitu demonstrasi cara melakukan sikat gigi yang baik dan benar. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 subjek di ambil dari Panti Wredha, Dharma Bakti, Surakarta. Hasil penelitian dengan uji paired t-test menunjukkan perbedaan antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan signifikansi p0.05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan metode demonstrasi terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan lansia terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut.
KONTROL KUALITAS POLI GIGI DI RS PKU DELANGGU MENGGUNAKAN ANALISA SWOT Morita Sari; Ichda N. Amiria Asykarie
Jurnal Kesehatan Vol 9, No 2 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v9i2.4581

Abstract

Pembangunan kesehatan mempunyai tujuan agar setiap masyarakat mampu hidup sehat. Sesuai dengan Kep Menkes RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008, rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Fasilitas poli gigi adalah salah satu jenis pelayanan yang harus ada di rumah sakit, namun hanya sedikit poli gigi yang bertempat di rumah sakit mempunyai kualitas pelayanan prima. Analisa mengenai kualitas pelayanan khususnya di poli gigi yang bertempat di rumah sakit sangat jarang dilakukan sebab poli gigi kebanyakan hanya bersifat pelengkap. Untuk mengevaluasi kualitas pelayanan poli gigi di RS PKU Muhammadiyah Delanggu. Penelitian ini merupakan penelitianobservational yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Delanggu sebagai bentuk evaluasi dari pelayanan poli gigi rumah sakit menggunakan metode analisa SWOT. Analisa kualitas pelayanan dapat dilakukan setelah kita mengetahui akar permasalahan yang ada dalam pelayanan kesehatan tersebut. Poli gigi di RS PKU Muhammadiyah Delanggu memiliki beberapa permasalahan yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan oleh rumah sakit. Kondisi ini menyebabkan kinerja yang kurang optimal dalam pelayanan kesehatan gigi. Analisis SWOT merangkum faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi masa depan poli gigi. Analisis ini memberikan cara yang sederhana untuk merumuskan beberapa strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan poli gigi di RS PKU Muhammadiyah Delanggu. Kinerja pelayanan poli gigi di RS PKU Muhammadiyah Delanggu masih kurang efektif dan optimal, sehingga memerlukan perbaikan fasilitas untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan.
Efektivitas getah pohon pisang (Musa paradisiaca) pada penyembuhan luka soket pasca pencabutan gigiEffectivity of banana (Musa paradisiaca) tree sap extract in socket wound healing after tooth extraction Sastya Fitri Khairunnisa; Adhelia Ayu Ningtyas; Shafira Annas Haykal; Morita Sari
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 30, No 2 (2018): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.317 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v30i3.18528

Abstract

Pendahuluan: Getah pohon pisang digunakan di daerah pedesaan di Indonesia untuk obat-obatan penyembuhan luka tradisional. Namun, laporan ilmiah tentang efek penyembuhan luka menggunakan bahan ini relatif sedikit. Ekstrak getah batang pisang mengandung flavonoid, tanin, saponin, dan alkaloid sebagai antioksidan untuk mengurangi radikal bebas dengan mentransfer atom hidrogen  pada  daerah luka serta meningkatkan penutupan luka dengan memproduksi jumlah fibroblas dan meningkatkan pembentukan pembuluh-pembuluh kapiler darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak getah pohon pisang terhadap penyembuhan luka pasca pencabutan gigi dengan menggunakan parameter penilaian penyembuhan luka serta untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanol getah batang pisang yang dapat memberikan efek optimal terhadap penyembuhan luka soket  pasca pencabutan. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorium murni dengan rancangan posttest only control grup design dengan menggunakan sampel 25 tikus wistar, yang masing-masing diberi 5 perlakuan selama 7 hari. Gigi insisivus kiri bawah diekstraksi, kemudian soket diberi perlakuan dengan kontrol negatif (aquades), kontrol positif (povidone iodine) dan ekstrak getah batang pisang pada konsentrasi 15%, 30% dan 60%. Hasil: Hasil penelitian ini efektif dan optimal pada penyembuhan luka soket pada konsentrasi 30% serta ekstrak getah pohon pisang lebih efektif untuk mempercepat penyembuhan ekstraksi pasca soket gigi dibandingkan dengan povidone iodine. Simpulan: Pemberian ekstrak etanol getah pohon pisang secara topical efektif dan optimal dalam proses penyembuhan luka soket pasca pencabutan gigi tikus wistar yaitu pada konsentrasi 30%. Ekstrak etanol getah pohon pisang juga lebih efektif mempercepat penyembuhan luka soket pasca pencabutan gigi dibandingkan dengan povidone iodine.Kata kunci: Ekstrak getah pohon pisang, penyembuhan luka, soket, luka pasca pencabutan gigi. ABSTRACTIntroduction: Banana tree sap is used in Indonesian rural area as traditional wound healing remedies. However, scientific reports on the effects of wound healing using this material are relatively rare. Banana tree sap extract contains flavonoids, tannins, saponins and alkaloids as antioxidants to reduce free radicals by transferring hydrogen atoms to the wound area and increasing the wound closure by producing fibroblasts and increasing the formation of blood capillary vessels. This study was aimed to determine the effect of banana tree sap extract on the wound healing after tooth extraction using the wound healing assessment parameters and to determine the optimal concentration of ethanolic extract of banana tree sap on the wound healing after tooth extraction. Methods: The pure experimental research with post-test only control group design using the sample of 25 Wistar rats, each given five treatments for seven days. The lower left incisor was extracted, then the socket was treated with negative control (aquadest), positive control (povidone-iodine) and banana tree sap extract at the concentrations of 15%, 30%, and 60%. Results: The concentration of 30% banana tree sap ethanolic extract was proven to be more effective and optimal to accelerate the socket wound healing after tooth extraction compared to povidone iodine. Conclusion: Banana tree sap extract can be developed as an alternative medicine for the socket wound healing after tooth extraction. At the concentration of 30%, the topical administration of the extract is proven to be more effective and optimal in the socket wound healing process after the tooth extraction of the Wistar rat, compared to povidone iodine.Keywords: Banana tree sap extract, healing wounds, sockets, after tooth-extraction wounds.
Efektivitas spray nanokolagen limbah sisik ikan mas (Cyprinus carpio) untuk mempercepat proses penyembuhan luka insisiEffectiveness of nano-collagen spray of goldfish (Cyprinus carpio) scales waste in accelerating the incision wound healing process Laras Ayu Pringgandini; Ghinna Yulia Indarti; Melinda Melinda; Morita Sari
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 30, No 2 (2018): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.677 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v30i3.18529

Abstract

Pendahuluan: Pemanfaatan ikan yang hanya edible portion (dapat dimakan) dapat menyebabkan terdapatnya limbah yang dihasilkan dari proses pengolahannya. Limbah sisik ikan dapat digunakan sebagai sumber kolagen. Secara umum, kolagen telah banyak diproduksi dari sisik ikan, tetapi tidak dalam ukuran nanopartikel. Partikel-partikel berukuran nano akan lebih mudah diserap dan berdifusi di kulit daripada yang berukuran makro. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas nano kolagen limbah sisik ikan mas (Cyprinus carpio) untuk mempercepat waktu penyembuhan luka setelah luka insisi. Metode: Penelitian ini menggunakan true experimental laboratory dengan rancangan post-test only control-group design dengan 27 mencit jantan (Mus musculus) Swiss Webster. Perlakuan pada luka insisi dilakukan dengan penyemprotan menggunakan spray nanokolagen, spray povidone iodine, dan spray aquades. Penyembuhan luka diamati selama 7 hari setelah insisi. Hasil: Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji One Way Anova, berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai p=0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan lama penyembuhan luka insisi antara perlakuan spray povidone iodine, spray aquades, dan spray nanokolagen sisik ikan mas. Simpulan: Nano kolagen ekstrak sisik ikan mas dapat mempercepat waktu penyembuhan luka.Kata kunci: Luka insisi, nanokolagen, sisik ikan mas (Cyprinus carpio) ABSTRACTIntroduction: The use of edible portion fish has generated waste from the manufacturing process. Fish scales can be used as collagen sources. Collagen has been produced from fish scales generally, but not in the nanoparticle size. Nano-sized particles will be more easily absorbed and diffused in the skin than the macro-sized ones. The purpose of this study was to assess the effectiveness of nano-collagen goldfish (Cyprinus carpio) scales waste in accelerating the wound healing time after incision wounds. Methods: This study used a pure experimental laboratory with post-test only control group design towards as much as 27 Swiss-Webster male rats (Mus musculus). Treatment on incision wounds was carried out by spraying the nano-collagen, povidone iodine, and aquadest spray. The wound healing was observed for seven days after incision. Result: The data obtained were analysed using the one way ANOVA Test. Based on the results of the analysis obtained the p-value of 0.000 (p < 0.05). This result showed that there was a significant difference in the length of the incision wound healing between the treatment of povidone-iodine, aquadest, and nano-collagen spray fabricated from goldfish scales. Conclusion: Nano collagen extract of goldfish scales was able to accelerate the wound healing time.Keywords: Incision wounds, nano-collagen, goldfish scales (Cyprinus carpio).