Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Karakteristik komunitas lamun di perairan Selat Lonthoir Kepulauan Banda Munira Munira; Johny Dobo
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.2.33-39

Abstract

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Juli hingga Desember 2009 yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik komunitas lamun di Selat Lonthoir, Kepulauan Banda, Maluku.  Hasil pengamatan menunjukkan bahwa padang lamun di daerah ini termasuk heterospesifik yang terdiri dari 7 (tujuh) spesies, dengan kerapatan jenis tertinggi adalah Cymodocea rotundata di stasiun I dan II serta Thalassia hemprichii di stasiun III.  Frekuensi kehadiran relatif tertinggi di stasiun II dan II adalah C. rotundata (56,7% dan 42,8%) sedangkan di stasiun III adalah T. hemprichii (39,8%).  Penutupan relatif jenis lamun di stasiun I dan II didominasi oleh C. rotundata masing-masing sebesar 58,39% dan 44,34% sedangkan di stasiun III T. hemprichii merupakan jenis yang memiliki nilai penutupan relative tertinggi yaitu 44,39%.
Proporsi Morfometrik dan Pola Pertumbuhan Kerang Darah (Anadara granosa) di Daerah Intertidal, Kota Tual Rosita Silaban; Johny Dobo; Gresela Rahanabun
Jurnal Kelautan Vol 15, No 2: Agustus (2022)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v15i2.13759

Abstract

ABSTRACTBlood clams are one type of shellfish group that has high economic value. Its existence has long been exploited by the community to be sold or used for daily life. This study aims to analyze the size distribution, growth pattern and condition factors of blood clams caught in the waters of Taar and Fair, Tual City. Samples were taken using the belt transect method. The samples were then measured for the length, width and height of the shells as well as the total weight. Blood clams obtained in Taar waters were larger and heavier than blood clams from Fair waters and were dominated by shell length class 2.57-2.85 cm. The growth pattern based on the length-weight relationship was obtained by the Taar blood clams having a b value of 3.04 and classified as positive allometric (b2.50) while the Fair waters blood clams had a b value of 2.01 and were classified as negative allometric (b2, 50). The condition factor of Taar waters obtained an average value of 0.98 and Fair waters of 1.66, indicating that the environmental conditions of the two locations were quite good for the survival of blood clams.Keywords: morphometric, growth, blood clamABSTRAK Kerang darah merupakan salah satu jenis dari kelompok kekerangan yang bernilai ekonomis tinggi. Keberadaannya sejak lama telah dieksploitasi oleh masyarakat untuk dijual maupun dipakai untuk kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi ukuran, pola pertumbuhan dan faktor kondisi kerang darah yang ditangkap di perairan Taar dan Fair, Kota Tual. Sampel diambil dengan menggunakan metode belt transect. Sampel kemudian diukur panjang, lebar dan tinggi cangkang serta berat total. Kerang darah yang diperoleh pada perairan Taar berukuran lebih besar dan berat dibandingkan kerang darah dari perairan Fair serta didominasi oleh kelas ukuran panjang cangkang 2,57-2,85 cm. Pola pertumbuhan berdasarkan hubungan panjang berat diperoleh kerang darah perairan Taar memiliki nilai b sebesar 3,04 dan tergolong allometrik positif (b2,50) sedangkan kerang darah perairan Fair memiliki nilai b sebesar 2,01 dan tergolong allometrik negatif (b2,50). Faktor kondisi perairan Taar diperoleh nilai rata-rata sebesar 0,98 dan perairan Fair sebesar 1,66 sehingga menunjukan kondisi lingkungan kedua lokasi cukup baik bagi kelangsungan hidup kerang darah.Kata kunci: morfometrik, pertumbuhan, kerang darah
Penerapan Rumpon Hybrid (Atraktor Cumi Dan Transplantasi Karang) Pada Pulau Adranan Kota Tual Syahibul Kahfi Hamid; Johny Dobo; Jusron Ali Rahajaan; Maimuna Renhoran; Eka Anto Supeni
Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek No. 3 Vol. 2 April, 2022
Publisher : Denpasar Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52232/jasintek.v3i2.79

Abstract

Nelayan desa Dullah laut sangat menggantungkan hidupnya pada kawasan perairan pulau adranan, kawasan ini dikenal sebagai kawasan wisata bahari karena selain memiliki pasir putih juga memiliki keanekaragaman terumbu karang dalam jumlah yang banyak, sehingga sering disebut juga sebagai surganya wisatawan dan nelayan karena menyajikan keindahan terumbu karang dan beragam jenis ikan karang serta cumi. Permasalahan dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi pengurangan jumlah tangkapan nelayan (ikan dan cumi), akibat kegiatan illegal fishing (menggunakan jaring pukat harimau, racun serta peledak), hal ini mengakibatkan banyak sekali terumbu karang rusak dan mati. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menerapkan teknologi rumpon hybrid pada kawasan laut pulau adranan sebagai sarana perbaikan habitat terumbu karang dan mengembalikan kembali daerah penangkapan. Metode yang digunakan adalah pelatihan pembuatan dan penanaman rumpon hybrid dan monitoring habitat. Hasil Kegiatan berupa 2 unit rumpon hybrid yang telah diletakan pada perairan pulau adranan, dan setelah dilakukan monitoring, terlihat secara signifikan hasil pertumbuhan transplantasi terumbu karang pada lokasi penanaman rumpon dan ikan-ikan herbivora seperti ikan botana dan ikan baronang serta cumi sudah mulai menempati lokasi sekitar rumpon. Sesuai harapan kedepannya lokasi ini akan kembali menjadi daerah penangkapan baik untuk ikan maupun cumi
Karakteristik komunitas lamun di perairan Selat Lonthoir Kepulauan Banda Munira Munira; Johny Dobo
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.2.33-39

Abstract

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Juli hingga Desember 2009 yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik komunitas lamun di Selat Lonthoir, Kepulauan Banda, Maluku.  Hasil pengamatan menunjukkan bahwa padang lamun di daerah ini termasuk heterospesifik yang terdiri dari 7 (tujuh) spesies, dengan kerapatan jenis tertinggi adalah Cymodocea rotundata di stasiun I dan II serta Thalassia hemprichii di stasiun III.  Frekuensi kehadiran relatif tertinggi di stasiun II dan II adalah C. rotundata (56,7% dan 42,8%) sedangkan di stasiun III adalah T. hemprichii (39,8%).  Penutupan relatif jenis lamun di stasiun I dan II didominasi oleh C. rotundata masing-masing sebesar 58,39% dan 44,34% sedangkan di stasiun III T. hemprichii merupakan jenis yang memiliki nilai penutupan relative tertinggi yaitu 44,39%.
MEMBANGUN RUMAH IKAN DAN BIOROCK PADA PERAIRAN PULAU WARHU MALUKU TENGGARA: BUILDING FISH APARTMENT AND BIOROCK IN THE WATERS OF WARHU ISLAND SOUTHEAST MALUKU Maimuna Renhoran; Johny Dobo; Jusron Ali Rahajaan; Syahibul Kahfi Hamid
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 6 No 1 (2023): APTEKMAS Volume 6 Nomor 1 2023
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36257/apts.v6i1.6467

Abstract

Fishermen in Hoat Sorbay Sub-district, Southeast Maluku Regency are dependent on the sea, this sub-district has potential waters with many fish resources because located in ten archipelagic waters which potential famous for reef fish and migration route for leatherback turtles. The high level of fishing activities followed by mores illegal activities. Generally, they uses explosives, poison, trawl nets, and cause the coral reefs damaged, then fishermen's catches will decreases. This study aims to repair the coral reefs damaged, provide training and counseling to preserving the marine environment. We use methods training, counseling and mentoring in this study and gives output 24 units of reef ball and biorock fish apartment placed in the waters of Warhu Island. Monitoring found that several types of fish such as the Acanthuridae family or surgeonfish or botana fish have occupied the biorock or fish apartment. In addition, there are fish with the Siganidae family or baronang fish and also a little bit of carnivorous fish species such as Lethrinidae family or lencam fish. In the future, the waters area of Warhu Island will become a new fishing ground, because more of the fish are the target of fishermen’s catches.
Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Bulu Babi (Tripneustes gratilla) di Perairan Letman, Kabupaten Maluku Tenggara Rosita Silaban; Johny Dobo
Jurnal Kelautan Vol 16, No 2: Agustus (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i2.19152

Abstract

ABSTRAKAktivitas penangkapan biota padang lamun khususnya terhadap bulu babi cenderung ke arah penangkapan berlebih (over fishing). Pengambilan bulu babi di alam terus dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek kelestariannya, sehingga ada kecenderungan populasi bulu babi tersebut menurun secara drastis dari tahun ke tahun. Penurunan stok bulu babi di alam akan semakin cepat jika tingkat eksploitasinya lebih sering dilakukan, karena penambahan individu baru (recruitment) dari populasi tersebut tidak sebanding dengan hasil tangkapan. Diperkirakan tingkat eksploitasi sumberdaya tersebut di alam telah melebihi batas yang diperbolehkan (over exploitation). Tujuan penelitian antara lain mengetahui dan menganalisis kepadatan dan laju pertumbuhan bulu babi (T. gratilla). Penelitian dilakukan di pesisir perairan Letman, Kepulauan Kei Kecil  selama bulan September sampai November 2022 dengan dua kali pengambilan sampel setiap bulannya. Sampel bulu babi diperoleh dari hasil pengambilan sampel menggunakan metode belt transek pada saat air surut dan dipasang tegak lurus garis pantai ke arah laut. Kepadatan bulu babi di perairan Letman tergolong rendah dengan distribusi tidak merata terkait kedalaman dan tutupan lamun. diameter bulu babi yang tertangkap berkisar antara 1.7-8.8 cm dengan ukuran rata-rata 5.2 cm. Hasil analisis menunjukan bahwa pertumbuhan bulu babi bersifat allometrik negatif, lambat dan diameter infinitif kecil.Kata kunci:  kepadatan, laju pertumbuhan, bulu babiABSTARCTFishing activities for seagrass biota, especially for sea urchins, tend to be over-fishing. Sea urchins are collected from nature without considering the aspect of sustainability, so there is a tendency for the sea urchin population to decrease drastically from year to year. The decline in sea urchin stocks in nature will accelerate if the level of exploitation is more frequent, because the addition of new individuals (recruitment) from the population is not proportional to the catch. It is estimated that the level of exploitation of these resources in nature has exceeded the permissible limits (over exploitation). The aims of the research included knowing and analyzing the density and growth rate of sea urchins (T. gratilla). The research is planned to be carried out in the coastal waters of Letman, Kei Kecil Islands from September to November 2022 with two samplings per month. Sea urchin samples were obtained from the results of sampling using the belt transect method at low tide and installed perpendicular to the shoreline towards the sea. The density of sea urchins in Letman waters is low with an uneven distribution regarding seagrass depth and cover. The diameter of the sea urchins caught ranged from 1.7-8.8 cm with an average size of 5.2 cm. The results of the analysis showed that the growth of sea urchins was negative allometric, slow and small infinitive diameter.Keywords: density, growth rate, sea urchins
Sebaran Ukuran dan Pola Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla spp.) Pada Ekosistem Mangrove di Perairan Debut, Maluku Tenggara Rosita Silaban; Johny Dobo; Dortje Thedora Silubun; Barzan Borut
Jurnal Kelautan Vol 16, No 3: Desember (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i3.22536

Abstract

ABSTRAKPermintaan terhadap kepiting bakau ini meningkat dari waktu ke waktu, sementara memenuhi permintaan tersebut masih mengandalkan penangkapan di alam. Penangkapan kepiting bakau yang tidak memperhatikan kelestariannya, dikhawatirkan akan menurunkan populasi dari kepiting bakau tersebut. Tujuan penelitian yaitu mengetahui kepadatan, pola distribusi, struktur ukuran, pola pertumbuhan dari kepiting bakau dan kerapatan mangrove. Pengumpulan sampel kepiting bakau menggunakan metode line plot transect. Data komunitas mangrove dikumpulkan dengan menggunakan metode transek kuadrat. Kepadatan kepiting bakau berdasarkan jenis diperoleh jenis Scylla tranquebarica memiliki kepadatan tertinggi yaitu sebesar 0,0050 ind/m2 sedangkan kepadatan terendah dari jenis Scylla olivacea sebesar 0.0025 ind/m2. Pola penyebaran kepiting bakau adalah mengelompok dengan nilai Id=1.20. Kepiting bakau yang tertangkap memiliki karapas yang berukuran panjang berkisar 9-19 cm dan lebar berkisar 12-22 cm, kaki renang berkisar 8-17 cm, kaki jalan I berkisar 10-22 cm, kaki jalan II berkisar 13-25 cm, kaki jalan III berkisar 12-23 cm, cheliped berkisar 15-35 cm serta berat berkisar 0.34-4.0 kg. Analisis hubungan panjang karapas-berat didapatkan persamaan W = 2.853L0.184 dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.994 sedangkan lebar karapas-berat didapatkan persamaan W = 3.239L0.197 dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.997. Jenis mangrove yang diperoleh pada daerah tangkapan kepiting bakau adalah jenis Rhizophora spp. tertinggi adalah jenis Rhizophora stylosa sebesar 0.198 ind/m2 dan terendah adalah jenis Rhizophora apiculata sebesar 0.129 ind/m2.Kata kunci:  kepiting bakau; mangrove; pertumbuhanABSTRACTThe demand for mud crabs has increased over time, while meeting this demand still relies on catching them in the wild. It is feared that catching mud crabs that do not pay attention to their sustainability will reduce the population of mud crabs. The aim of the research is to determine the density, distribution pattern, size structure, growth pattern of mangrove crabs and mangrove density. Mud crab samples were collected using the line plot transect method. Mangrove community data was collected using the quadrat transect method. Based on the type of mangrove crab density, it was found that the Scylla tranquebarica type had the highest density, namely 0.0050 ind/m2, while the lowest density of the Scylla olivacea type was 0.0025 ind/m2. The distribution pattern of mud crabs is clustered with a value of Id=1.20. The caught mud crabs have a carapace measuring around 9-19 cm long and a width ranging from 12-22 cm, swimming legs ranging from 8-17 cm, walking legs I ranging from 10-22 cm, walking legs II ranging from 13-25 cm, walking legs III ranges from 12-23 cm, cheliped ranges from 15-35 cm and weighs around 0.34-4.0 kg. Analysis of the relationship between carapace length and weight obtained the equation W = 2.853L0.184 with a coefficient of determination (R2) of 0.994, while carapace width and weight obtained the equation W = 3.239L0.197 with a coefficient of determination (R2) value of 0.997. The type of mangrove obtained in the mangrove crab catchment area is Rhizophora spp. The highest was the Rhizophora stylosa type at 0.198 ind/m2 and the lowest was the Rhizophora apiculata at 0.129 ind/m2.Key words: mud crab; mangroves; growth