Carolus P. Paruntu
Universitas Sam Ratulangi

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

STRUKTUR KOMUNITAS EKOSISTEM PADANG LAMUN DI PERAIRAN DESA BORGO KECAMATAN BELANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA (Community Structure of Ecosystem Seagrass Beds in Water of Borgo Village, Belang District, Southeast Minahasa Regency) Agung J. Losung; Carolus P. Paruntu; Billy Th. Wagey; Kakaskasen A. Roeroe; Fitje Losung; Hariyani Sambali
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53078

Abstract

This research was conducted in the coastal waters of Borgo Village, Belang District, SoutheastMinahasa Regency using the line transect method adopted by the Seagrass Watch method. This studyaims to determine the community structure and physical-chemical environmental factors of seagrassbeds in the waters of Borgo Village, Belang District, Southeast Minahasa Regency. The results of thisstudy obtained 3 types of seagrass identified in the waters of Borgo Village, namely: Enhalus acoroides,Thalassia hemprichii, and Syringodium isoetifolium, with an average value of species density belongingto scale 2 with a density level of 25-75 ind/m2 which is included in sparse density conditions (11.99individuals/m2); the average value of relative concealment is classified as less rich/less healthy(33.34%); the species index is included in the low category, namely H'<1 (0.68); the uniformity index isincluded in the large/high category (0.33) the dominance index is included in the medium category(0.75). The parameter value of pH 8.00 is in the range of quality standard values while the temperatureof 32.00° C, brightness of 0.29 m, and salinity of 29.98 o/oo are not in the range of quality standardvalues.Keywords: Seagrass Community Structure, Species Composition, Borgo Village Waters ABSTRAKPenelitian ini dilaksanakan di wilayah pesisir perairan Desa Borgo, Kecamatan Belang,Kabupaten Minahasa Tenggara dengan menggunakan metode metode line transect yang diadopsidengan metode SeagrassWatch. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas danfaktor lingkungan fisika-kimia padang lamun di perairan Desa Borgo, Kecamatan Belang, KabupatenMinahasa Tenggara. Hasil penelitian ini memperoleh 3 jenis lamun yang terindentifikasi di perairanDesa Borgo yaitu: Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Syringodium isoetifolium, dengan nilairata-rata kerapatan jenis tergolong dalam skala 2 dengan tingkat kerapatan 25-75 ind/m2 yangtermasuk dalam kondisi kerapatan jarang (11,99 individu/m2); nilai rata-rata penutupan relatif jenistergolong kurang kaya/kurang sehat (33,34%); indeks keanekaragaman jenis termasuk dalam kategorirendah yaitu H’<1 (0,68); indeks keseragaman termasuk dalam kategori besar/tinggi (0,33) indeksdominansi termasuk dalam kategori sedang (0,75). Nilai parameter pH 8,00 berada pada kisaran nilaibaku mutu sedangkan suhu 32,00° C, kecerahan 0,29 m dan salinitas 29,98 o/oo tidak berada padakisaran nilai baku mutu.Kata kunci: Struktur Komunitas Lamun, Komposisi Jenis, Perairan Desa Borgo
INDEKS NILAI PENTING KOMUNITAS MANGROVE DI DAERAH PESISIR DESA MINANGA DUA, KECAMATAN PUSOMAEN, KABUPATEN MINAHASA TENGGARA, SULAWESI UTARA Bella R. Lelewa; Antonius P. Rumengan; Calvyn F. A. Sondak; James J. H. Paulus; Carolus P. Paruntu; Deiske. A. Sumilat
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.3.2023.54295

Abstract

Mangrove forests can be used indirectly as a resource in coastal areas. Besides, mangrove forests have dual functions that other ecosystems cannot replace. This research aims to identify types of mangrove communities on the Minanga Dua coast in Pusomaen District, Southeast Minahasa Regency. Field data was collected via line transects. The research found two types of mangroves: Sonneratia alba and Avicennia marina. The Avicennia marina mangrove dominates ecologically in the mangrove community habitat in Minanga Dua Village. The highest Importance Value Index (INP) is owned by the type/species of Avicennia marina in each transect, respectively: transect 1 (300.00%), transect 2 (257.42%), and transect 3 (248.51 %). Meanwhile, for the INP Sonneratia alba type in transect 1 (none), transect 2 (42.58%), and transect 3 (51.49%). The diversity index on transect 2, which has the highest diversity of all transects, shows that the Avicennia marina species is more abundant than the Sonneratia alba species in the mangrove forest community habitat of Minanga Dua Village. Keywords: Important Value Index, Community, Mangrove, Minanga Dua ABSTRAKHutan mangrove secara tidak langsung dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya di wilayah pesisir. Selain itu, hutan mangrove mempunyai fungsi ganda yang tidak dapat digantikan oleh ekosistem lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis komunitas mangrove di pesisir Minanga Dua di Kecamatan Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara. Data lapangan dikumpulkan melalui transek garis. Penelitian menemukan dua jenis mangrove: Sonneratia alba dan Avicennia marina. Mangrove Avicennia marina mendominasi secara ekologis pada habitat komunitas mangrove di Desa Minanga Dua. Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi dimiliki oleh jenis/spesies Avicennia marina pada masing-masing transek, masing-masing: transek 1 (300,00%), transek 2 (257,42%), dan transek 3 (248,51%). Sedangkan untuk jenis INP Sonneratia alba pada transek 1 (tidak ada), transek 2 (42,58%), dan transek 3 (51,49%). Indeks keanekaragaman pada transek 2 yang mempunyai keanekaragaman tertinggi dari seluruh transek menunjukkan bahwa spesies Avicennia marina lebih melimpah dibandingkan spesies Sonneratia alba pada habitat komunitas hutan mangrove Desa Minanga Dua. Kata Kunci: Indeks Nilai Penting, Komunitas, Mangrove, Minanga Dua
STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN BULUTUI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Rinaldy E. P. Pelafu; Billy Th. Wagey; Carolus P. Paruntu; Sandra O. Tilaar; Agung B. Windarto; Ferdinand F. Tilaar
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54974

Abstract

This research was conducted in the waters of Bulutui, West Likupang District, North Minahasa Regency using the quadrant transect method. The purpose of this study was to determine the structure of the seagrass community found in Bulutui waters which will be the initial data for the preparation of sustainable seagrass management strategies. The results of this study obtained 6 species of seagrass identified in Bulutui waters, namely: Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halophiila ovalis and Halophila minor, with an average species density value of 2.78 individuals/m2, species frequency 0, 17, species cover 0.17, important value index 300, moderate diversity index 1.55, large/high uniformity index 0.17, and low dominance index 0.27 and environmental factors physic chemical parameter values of Bulutui waters have average : temperature 28,7°C, brightness 3,41m, salinity 32o/oo and degree of acidity (pH) 7. Keywords: Seagrass Community Structure, Species Composition, Bulutui Waters ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di perairan Bulutui, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara dengan menggunakan metode transek kuadran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas lamun yang terdapat di perairan Bulutui yang akan menjadi data awal untuk penyusunan strategi pengelolaan padang lamun berkelanjutan. Hasil penelitian ini memperoleh 6 jenis lamun yang terindentifikasi di perairan Bulutui yaitu: Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halophiila ovalis dan Halophila minor, dengan nilai rata-rata kerapatan jenis 2,78 individu/m2, frekuensi jenis 0,17, penutupan jenis 0,17, indeks nilai penting 300, indeks keanekaragaman sedang 1,55, indeks keseragaman besar/tinggi 0,17, dan indeks dominansi rendah 0,27 dan faktor-faktor lingkungan nilai parameter fisika-kimia perairan Bulutui memiliki nilai rata-rata : suhu 28,7°C, kecerahan 3,41m, salinitas 32o/oo dan derajat keasaman (pH) 7. Kata kunci: Struktur Komunitas Lamun, Komposisi Jenis, Perairan Bulutui.
STATUS TERUMBU KARANG DI PANTAI MALALAYANG DUA KOTA MANADO SULAWESI UTARA Jonglan Balumpapung; Kakaskasen A. Roeroe; Carolus P. Paruntu; Janny D. Kusen; Billy Th. Wagey; Adnan S. Wantasen
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.1.2022.54978

Abstract

Coral reefs are a type ecological ecosystem found in the tropical shallow oceans, with rock coral as the main constituent element and a variety of many other biota living alongside it. While corals are invertebrate animals that belong to the Phylum Coelenterata (hollow animals) or Cnidaria a collection of millions of polyp animals that produce lime (CaCO3). The underwater photo transect (UPT) method makes use of recent developments in technology, including digital camera and computer software. Data can be retrieved in the field by capturing underwater images with a camera that has a waterproof and an excellent or high image resolution. In this study showed the percentage value of living corals at Research Site 1 which is 41.90%. Then at the Research Site 2 value the percentage of live coral cover 19.10%. Overall, the percentage of live coral cover on Malalayang Dua Beach in Manado City, North Sulawesi, is 30,50% of the existing coral reef area of ±820 m2, finally putting to place the condition of the coral reefs on the beach in the Medium category. Keywords: Live Coral Cover, Underwater Photo Transect (UPT), Coral Reef Condition, Malalayang Beach. ABSTRAK Terumbu karang adalah suatu eksosistem di laut dangkal tropis, dimana unsur penyusun utamanya karang batu, dengan berbagai biota lainnya yang hidup berasosiasi di dalamnya. Sedangkan Karang adalah hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata (hewan berongga) atau Cnidaria yang merupakan kumpulan dari berjuta-juta hewan polip yang menghasilkan bahan kapur (CaCO3). Metode transek foto bawah air (Underwater Photo Transect=UPT) merupakan metode yang memanfaatkan perkembangan teknologi, baik perkembangan teknologi kamera digital maupun teknologi piranti lunak komputer. Pengambilan data di lapangan berupa foto-foto bawah air yang dilakukan dengan pemotretan menggunakan kamera yang dilengkapi pelindung tahan air (housing) dan memiliki resolusi gambar yang bagus atau besar. Pada penelitian ini menunjukan nilai persentase karang hidup pada Lokasi Penelitian 1 yaitu 41,90%. Kemudian pada Lokasi Penelitian 2 nilaii persentase tutupan karang hidup 19,10%. Secara keseluruhan persentase tutupan karang hidup yang ada di Pantai Malalayang Dua Kota Manado Sulawesi Utara adalah 30,50% dari luasan terumbu karang yang ada ±820 m2, dengan begitu kondisi terumbu karang yang ada di pantai Malalayang Dua berada dalam kategori Sedang. Kata Kunci: Tutupan Karang Hidup, Underwater Photo Transect (UPT), Kondisi Terumbu Karang, Pantai Malalayang.
ESTIMASI KANDUNGAN KARBON SERASAH DAUN MANGROVE RHIZOPHORA spp. DI HUTAN MANGROVE DESA WORI, KECAMATAN WORI, KABUPATEN MINAHASA UTARA Ekarisma Rerung; Calvyn F. A. Sondak; Robert A. Bara; Suria Darwisito; Carolus P. Paruntu; John L. Tombokan
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54986

Abstract

Mangroves play an important role in supporting life in coastal and marine areas. As plants that live in marine and land areas, mangrove forests transfer various kinds of nutrients both on land and into the sea. Decreasing area of mangrove forests leads to a decrease in mangrove litter production. Mangrove litter has a function as a carbon sink and storage. The purpose of this study was to determine the percentage of carbon content (C) and estimate the amount of carbon stored in the leaf litter of mangrove Rhizophora spp., in the mangrove forest of Wori Village, Wori District, North Minahasa Regency. The Litter-trap method (litter trapping net) was used in this study. Litter collection was carried out for 28 days in 12 litter-traps measuring 1x1 m2. All litters trapped in the litter-trap were weighed in their wet and dry weight, then analyzed in the laboratory to determine the carbon content. Based on the results of the analysis, the total average percentage of carbon content in mangrove litter 25.93% C, and from the estimation results, the average carbon content (C) in the litter is 19.99 tons/ha/year. Keywords: Mangrove, Litter, Litter-Trap, Carbon Content, Wori Village ABSTRAK Mangrove merupakan ekosistem yang berperan penting dalam mendukung kehidupan di wilayah pesisir dan kelautan. Sebagai tumbuhan yang hidup di wilayah laut dan darat, hutan mangrove mentransfer berbagai macam nutrien baik ke darat maupun ke laut. Berkurangnya luasan hutan mangrove menyebabkan produksi serasah mangrove juga berkurang. Serasah mangrove memiliki fungsi sebagai penyerap dan penyimpan karbon.Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui persentase kandungan karbon (C) dan Mengestimasi jumlah karbon yang tersimpan pada daun serasah mangrove Rhizophora spp., di hutan mangrove Desa Wori, Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara.Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Litter- trap (jaring penangkap serasah). Pengumpulan serasah dilakukan selama 28 hari dalam 12 Litter-trap yang berukuran 1x1 m2 . Seluruh serasah yang terperangkap di dalam litter-trap di timbang berat basah dan berat keringnya, kemudian dilakukan analisis di Laboratorium untuk mengetahui kandungan karbon. Berdasarkan hasil analisis didapatkan total rata-rata persentase kandungan karbon serasah mangrove yakni sebesar 25,93 % C, serta dari hasil estimasi didapatkan rata-rata kandungan karbon (C) pada serasah sebesar 19,99 ton/ha/tahun. Kata Kunci: Mangrove, Serasah, Litter-Trap, Kandungan Karbon, Desa Wori
KAJIAN SIMPANAN KARBON PADA BIOMASSA MANGROVE DI PESISIR DESA TATENGESAN KECAMATAN PUSOMAEN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PROVINSI SULAWESI UTARA Tirsa Lumbu; Antonius P. Rumengan; Carolus P. Paruntu; Suria Darwisito; Medy Ompi; Stephanus Mandagi
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.1.2022.55001

Abstract

Mangroves are referred to as coastal forests or brackish forests, coastal forests which mean forests that live in coastal areas (coastal) which are influenced by tidal areas and coastal land. Mangroves have an important role in the absorption and storage of carbon, the amount of carbon contained in a tree is influenced by the ability of the tree to absorb carbon from the environment by the process of photosynthesis or known as the sequestration process. The purpose of this study was to identify the types of mangroves on the coast of Tatengesan and determine the carbon storage in the biomass of mangrove trees on the coast of Tatengesan. Data collection on mangrove tree vegetation was carried out in 3 transects, on the left, right and middle of the mangrove ecosystem on the Tatengesan coast. The transects were drawn perpendicular from the sea to the coast according to the thickness of the mangroves at the site. One transect has three quadrants, with a size of 10 m x 10 m. For how it works, the transect is pulled 100 m from the sea to the beach, then the quadrants are measured 10 m x 10 m using a plastic rope as a marker, and the quadrant positions are placed randomly and for 25 m intervals. The results of this study provide information that there are 3 types of mangroves, namely Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, and Bruguiera gymnorhiza, the value of mangrove biomass content ranges from 69.2 - 118.61 tons/ha, and the value of carbon storage in mangrove biomass. ranged from 32.52 to 55.75 tons/ha. Future research is expected to obtain time series data on the amount of carbon stored in a certain time period. Keywords: Biomass, carbon, mangrove, Tatengesan ABSTRAK Mangrove disebut sebagai hutan pantai atau hutan payau, hutan pantai yang berarti hutan yang hidup di daerah pantai (pesisir) yang dipengaruhi oleh daerah pasang surut air laut dan daratan pesisir. Mangrove memiliki peranan penting dalam hal penyerapan dan penyimpanan karbon, besarnya kandungan karbon yang terdapat dalam satu pohon dipengaruhi oleh kemampuan pohon tersebut untuk menyerap karbon dari lingkungan dengan proses fotosintesis atau yang dikenal dengan proses sequestration. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis mangrove di pesisir Tatengesan dan mengetahui simpanan karbon pada biomassa pohon mangrove di pesisir Tatengesan. Pengambilan data pada vegetasi pohon mangrove dilakukan sebanyak 3 transek, pada bagian kiri, kanan dan tengah ekosistem man grove di pesisir Tatengesan. Transek ditarik tegak lurus dari arah laut ke pantai sesuai ketebalan mangrove di lokasi. Satu transek terdapat tiga kuadran, dengan ukuran 10 m x 10 m. Untuk cara kerjanya, transek ditarik sejauh 100 m dari laut ke pantai, kemudian kuadran diukur 10 m x 10 m dengan menggunakan tali plastik sebagai penanda, dan untuk posisi kuadran diletakkan acak dan untuk intervalnya 25 m. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa jenis-jenis mangrove ditemukan sebanyak 3 jenis, yaitu Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, dan Bruguiera gymnorhiza, nilai kandungan biomassa mangrove berkisar antara 69,2 – 118,61 ton/ha, dan nilai simpanan karbon pada biomassa mangrove berkisar antara 32,52 – 55,75 ton/ha. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperoleh data time series jumlah simpanan karbon dalam suatu periode waktu tertentu. Kata kunci: Biomassa, karbon, mangrove, Tatengesan
ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN GONAD DAN INDEKS KEMATANGAN GONAD PADA IKAN KAKATUA FAMILY SCARIDAE Reviska B. Deeng; Janny D. Kusen; Deislie R. H. Kumampung; Medy Ompi; Carolus P. Paruntu; John Tombokan
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.3.2022.55018

Abstract

Reef fish are organisms that are abundant in coral reef areas. Various types of reef fish that we often encounter, one of which is parrot fish. These fish species were included in the Scaridae family. The existence of parrot fish has an important ecological role in maintaining the continuity and balance of the coral reef ecosystem. Fish reproduction is a fundamental aspect of fish recruitment that is important for the management and utilization of fishery resources as well as a key process for maintaining sustainable fish population within fishery resources management. The assessment of sex and the level of gonad maturity in its application can be a basic knowledge of reproduction. Gonads are reproductive organs found in fish that are divided into two, namely male fish gonads or testes and female fish gonads, namely ovaries. The level of gonad maturity of fish is needed to determine the spawning seasons so that the catch or exloitation rate could be controlled. This research was conducted to determine the level of gonad maturity phases in parrotfish and gonad development through gonad somatic status. Data collection in this study was carried out in the Tanahwangko and Bunaken Island waters within Bunaken National Park. The results of the catch for 6 months obtained male parrot fish with GMP (Gonad Maturity Phase) I to IV and female with GMP II to IV. From observations made on male and female samples, it was found that these two types of fish had almost the same gonad maturation period, namely in the 4th and 5th months. Keywords: Gonad Maturity Phases, Gonad Somatic Indices Parrothfish, Family Scaridae ABSTRAK Ikan karang merupakan organisme yang jumlahnya melimpah di daerah terumbu karang. Berbagai jenis ikan karang ditemukan di ekosistem terumbu karang, salah satunya ialah ikan kakatua yang masuk pada family Scaridae. Keberadaan ikan kakatua mempunyai peran penting secara ekologis dalam menjaga kelangsungan dan keseimbangan ekosistem terumbu. Reproduksi ikan merupakan aspek mendasar sediaan kembali yang penting dalam keberlangsungan populasi ikan dan keperluan pengelolaan serta pemanfaatan sumber daya perikanan. Pengkajian jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad dalam aplikasinya dapat merupakan pengetahuan dasar dari reproduksi. Gonad merupakan organ reproduksi yang terdapat pada ikan di bagi menjadi dua yaitu gonad ikan jantan atau testis dan gonad ikan betina yaitu ovarium. Tingkat kematangan gonad ikan diperlukan untuk mengetahui kapan ikan akan memijah, sehingga penangkapannya dapat dimonitor. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kematangan gonad pada ikan kakatua. Pengambilan data dilakukan pada perairan Tanahwangko dan Pulau Bunaken Taman Nasional Bunaken. Hasil dari tangkapan selama 6 bulan diperoleh ikan kakatua jantan dengan TKG I sampai IV dan ikan betina dengan TKG II sampai IV. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap sampel jantan dan betina diperoleh bahwa kedua jenis ikan ini memiliki masa pemasakan gonad yang hampir bersamaan waktunya, yaitu pada bulan ke-4 dan ke-5. Kata kunci: Gonad Maturity Level, Gonad Maturity Index Parrothfish, Family Scaridae
KANDUNGAN KARBON PADA SERASAH DAUN MANGROVE DI PERAIRAN SEKITAR DESA BULO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA SULAWESI UTARA Glorima J. A. Tijow; Calvyn F. A. Sondak; Robert A. Bara; Carolus P. Paruntu; Esther D. Angkouw; Rignolda Djamaluddin
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.12.2.2024.58408

Abstract

Hutan mangrove memiliki peran penting dalam hal mengurangi dampak dari perubahan iklim Mangrove menyerap CO2 dari atmosfer dan mengubahnya menjadi karbon organik yang tersimpan dalam bentuk biomassa biomasa bagian atas dan biomasa bagian bawah. Menyadari pentingnya peran ekosistem mangrove maka penelitian mengenai kandungan karbon pada serasah mangrove sangat penting dilakukan untuk menentukan kapasitas hutan mangrove dalam menyerap CO2. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan mangrove yang berada di perairan sekitar Desa Bulo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah kandungan karbon pada serasah daun mangrove. Pengambilan data serasah daun pada penelitian ini menggunakan metode litter-trap (jaring penangkap serasah). Pengambilan serasah mangrove menggunakan 10 buah litter-trap berukuran 1×1 m2 dan sampel diambil setiap 7 hari sekali selama 28 hari. Serasah yang terperangkap di dalam litter-trap ditimbang berat basah dan berat keringnya untuk mengetahui kandungan biomassanya, kemudian dianalisis dengan metode loss on ignition (LOI) untuk mengetahui jumlah persentase kandungan karbon. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh estimasi rata-rata kandungan karbon sebesar 43,03 ton/ha/tahun dan nilai rata-rata persentase kandungan karbon sebesar 12,48% C/hari. Keywords: Mangrove, Serasah, Kandungan Karbon, Bulo Village