Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni

PENGARUH STRES COVID-19 TERHADAP INDIVIDUAL WORK PERFORMANCE PADA TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT SELAMA PANDEMI Hermawan, Aurelio; Zamralita; deborab@fpsi.untar.ac.id
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i1.21983.2023

Abstract

Dalam menangani masalah kesehatan selama masa pandemi, tenaga kesehatan merupakan garda terdepan untuk memberikan layanan kesehatan secara profesional. Tenaga kesehatan yang bekerja lebih berisiko tertular virus COVID-19, penambahan beban dan waktu kerja, dan mengalami stres tinggi karena merawat pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres COVID-19 terhadap individual work performance pada tenaga kesehatan di rumah sakit selama pandemi. Kedua variabel diukur menggunakan alat ukur yang telah diadaptasi di Indonesia. Stres COVID-19 diukur menggunakan COVID Stress Scale (Taylor et al., 2020) dan kinerja diukur menggunakan Individual Work Performance Questionnaire (Koopmans et al., 2014). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Partisipan penelitian berjumlah 220 tenaga kesehatan yang terdiri dari 57 dokter umum, 34 dokter spesialis, 3 dokter gigi, 56 perawat, 29 bidan, serta 41 penunjang medis yang bekerja selama masa pandemi di rumah sakit dan menangani pasien COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh stres COVID-19 terhadap individual work performance pada tenaga kesehatan saat pandemi dengan tingkat signifikansi (Sig) yaitu 0.000 < 0.05. Hasil uji regresi linear sederhana diperoleh persamaan regresi adalah Y= 42.981 - 0.557 X. Dari hasil koefisien determinasi (R Square) diperoleh kontribusi sebesar 0.368. Hal ini diartikan sebagai stres COVID-19 memberikan pengaruh sebesar 36.8% terhadap individual work performance.  
PENGARUH MODAL PSIKOLOGIS TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA KARYAWAN DI PT. X Oktavia Layuk, Nelsa; Zamralita; Lie, Daniel
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 3 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i3.26478.2023

Abstract

Munculnya pandemi yaitu Coronavirus Disease 19 (COVID-19) di Indonesia menjadi permasalahan dalam berbagai bidang usaha dan perusahaan, termasuk PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan serta jasa penyewaan alat berat. Berdasarkan penelitian sebelumnya karyawan yang bekerja di masa pandemi COVID-19 cenderung merasakan emosi negatif. Tetapi hal ini berbeda dengan karyawan di PT. X yang cenderung memiliki emosi positif yang disebut sebagai kesejahteraan subjektif. Salah satu faktor yang berperan dalam mempengaruhi kesejahteraan subjektif yaitu modal psikologis. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dimensi modal psikologis terhadap kesejahteraan subjektif pada karyawan di PT. X. Penelitian ini melibatkan 110 partisipan yang bekerja di PT. X dan pengambilan data dilakukan secara daring dengan menggunakan teknik sampling convenience sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Positive Affect and Negative Affect Schedule (PANAS) yang dikembangkan oleh Watson et al. (1988), Satisfaction With Life Scale (SWLS) yang dikembangkan oleh Diener et al. (1985), dan Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12) yang dikembangkan oleh Luthans et al. (2007). Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa dimensi self-efficacy berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif sebesar 6.5% (R2 = 0.065, F = 7.517, p = 0.007 < 0.05), dimensi hope berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif sebesar 4.2% (R2 = 0.042, F = 4.691, p = 0.033 < 0.05), dimensi optimism berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif sebesar 9.8% (R2 = 0.098, F = 11.671, p = 0.001), sehingga hipotesis H1, H2, H3 yang diajukan diterima. Sementara, dimensi resilience tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif sehingga hipotesis H4 ditolak.
PERAN MODAL PSIKOLOGIS DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KETERIKATAN KERJA AGEN ASURANSI AGENCY X Nurhanifa, Putri Alika; Zamralita; Permata Sari, Meylisa
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i2.27390.2024

Abstract

Keberhasilan individu dalam mencapai kinerja yang tinggi memerlukan peran dari keterikatan kerja, demikian pula dengan agen asuransi. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi keterikatan kerja yaitu modal psikologis dan dukungan sosial. Keterikatan kerja merupakan keadaan di mana individu terikat secara positif dalam pikiran, merasa puas dengan pekerjaan, yang dicirikan dengan semangat, dedikasi, dan absorpsi. Modal psikologis merupakan kondisi positif dari psikologis individu yang meliputi aspek harapan, resiliensi, optimisme, dan efikasi diri. Dukungan sosial merupakan sejumlah interaksi sosial yang memberikan bantuan dan tersedia di lingkungan kerja yang dapat berasal dari teman, orang terpenting dalam hidup, dan keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran modal psikologis dan dukungan sosial terhadap keterikatan kerja. Partisipan penelitian ini adalah 182 agen asuransi berusia 19 hingga 54 tahun yang bekerja di Agency X. Metode penelitian yang digunakan yaitu non-probability dengan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Psychological Capital Questionnaire, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan Utrecht Work Engagement Scale (UWES). Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal psikologis dan dukungan sosial secara bersama-sama maupun secara parsial berperan terhadap keterikatan kerja agen asuransi Agency X. Penelitian ini memiliki implikasi bagi perusahaan untuk dapat merancang program intervensi guna meningkatkan keterikatan kerja agen asuransi Agency X.
PENGARUH WORK-LIFE INTEGRATION TERHADAP BURNOUT PADA PROFESI DOKTER: A SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW Anugerah, Kharisma Putri; Zamralita; Sari, Meylisa Permata
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i2.27872.2024

Abstract

Profesi medis, terutama dokter, harus menghadapi tantangan setiap harinya seperti jam kerja yang panjang, tuntutan emosional yang tinggi, dan cenderung memprioritaskan kebutuhan pasien dibandingkan kebutuhan diri sendiri. Oleh karena itu, risiko burnout pada dokter semakin meningkat, bahkan menjadi isu global sebelum pandemi COVID-19. Studi menunjukkan bahwa dokter yang mengalami burnout dapat menghadapi masalah serius seperti peningkatan risiko kesalahan medis, penurunan kualitas pelayanan, dan bahkan memberikan ancaman terhadap produktivitas sistem kesehatan. Faktor-faktor seperti beban kerja yang tinggi, tugas administratif, dan jam kerja yang panjang juga menjadi salah satu faktor penyebab burnout pada dokter. Selain itu, penelitian mencatat bahwa work-life integration (WLI) memiliki peran signifikan dalam terjadinya burnout pada dokter. Adanya tantangan dalam mencapai kepuasan dalam work-life integration dapat meningkatkan risiko konflik, yang dapat berdampak negatif pada pekerjaan dan menyebabkan terjadinya burnout. Dengan adanya urgensi ini, penelitian yang menggunakan metode Systematic Review without META Analysis dilakukan untuk menyelidiki pengaruh work-life integration terhadap burnout pada dokter. Hasil di dalam penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam, membantu mengembangkan strategi intervensi dan kebijakan yang lebih baik di dunia kedokteran. Selain itu, penelitian dengan systematic review ini juga menemukan bahwa work-life integration memberikan pengaruh secara signifikan terhadap burnout pada profesi dokter.
PERANAN JOB DEMANDS TERHADAP BURNOUT PADA KARYAWAN SALES Lee, Vivia; Zamralita; Permata Sari, Meylisa
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i2.28297.2024

Abstract

Pekerjaan menjadi hal yang paling penting dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia, khususnya terhadap identitas, keuangan, dan pengembangan keterampilan. Pekerjaan membutuhkan sumber daya manusia yang dapat berkontribusi agar dapat menciptakan perubahan positif dalam lingkungan kerja. Pekerjaan tentunya melibatkan  keseluruhan karyawan pada suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan melalui adanya pengembangan strategi dan pembagian pekerjaan terhadap karyawan. Sebagai karyawan, pemenuhan job demand yang diberikan saat bekerja perlu dapat terselesaikan dan tepat waktu. Job demands yang dimaksud merupakan cakupan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan dan harus diselesaikan oleh karyawan sesuai waktu yang telah ditentukan. Job demands melibatkan individu dalam pekerjaan dengan mengorbankan fisik dan mental. Namun, job demands yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya burnout yang mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak dapat diselesaikan. Burnout menimbulkan dampak negatif, seperti kelelahan secara fisik dan emosional, menurunkan motivasi kerja, adanya gejala gangguan tidur, kemarahan, serta sakit kepala. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan job demands terhadap burnout pada karyawan sales yang bekerja di PT X. Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan jumlah 39 partisipan yang memiliki posisi sales pada perusahaan di PT X. Teknik analisis yang dilakukan untuk menguji hipotesis adalah uji regresi linier. Hasil yang diperoleh memiliki nilai β= 0.686, F= 32.901, p = < .001, dan R2 = 0.471. Hal ini menunjukkan terdapat peranan positif dan signifikan job demand terhadap burnout sebesar 47.1%. Implikasi penelitian ini sebagai wawasan untuk masyarakat dan strategi pencegahan burnout.
PENGARUH WORK PASSION TERHADAP INDIVIDUAL WORK PERFORMANCE DENGAN WORK ENGAGEMENT SEBAGAI MEDIATOR PADA DOSEN TETAP Sari, Dian Nita; Lie, Daniel; Zamralita
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i2.28948.2024

Abstract

Dosen merupakan komponen esensial dengan kinerjanya dalam memprediksi keberlangsungan dan kesuksesan instansi pendidikan tinggi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran work engagement (WE) sebagai mediator antara peran work passion (WP) terhadap individual work performance (IWP) pada dosen tetap. Pengambilan data penelitian kuantitatif ini menggunakan teknik snowball sampling dengan partisipan 153 dosen tetap dari berbagai domisili di Indonesia. Alat ukur penelitian ini menggunakan skala IWPQ, PTWS, dan UWES. Dari analisis regresi bootstrapping diperoleh hasil bahwa keempat hipotesis penelitian ini terpenuhi sebagai syarat mediator, yaitu: (a) WP terbukti memengaruhi IWP (βc=0.666, tc=10.972, R2=0.444, p=0.000<0.005); (b) WP terbukti memengaruhi WE (βa=0.806, ta=16.730, R2=0.650, p=0.000<0.05); (c) WE terbukti memengaruhi IWP (βb=0.424, tb=4.381, R2=0.507, p=0.000<0.05); dan (d) WE terbukti memediasi secara parsial antara peran WP terhadap IWP (βc’=0.324, tc’=3.345, R2=0.507, p=0.001<0.005) dan menjadi tetap signifikan setelah memasukkan WE.
PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN MODAL PSIKOLOGIS TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA SALESMAN Girisoma, Zita Zavira Savitri; Zamralita; Lie, Daniel
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i2.28950.2024

Abstract

Wabah pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) di Indonesia membuat para salesman kesulitan untuk mencapai target pencapaian yang diharapkan akibat kebijakan pemerintah terkait menjaga jarak sosial. Salah satu hal yang dapat mempertahankan kinerja para salesman adalah dengan memerhatikan kesejahteraan subjektifnya. Terdapat dua faktor yang dapat memengaruhi kesejahteraan subjektif, yaitu kualitas kehidupan kerja dan modal psikologis. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas kehidupan kerja dan modal psikologis terhadap kesejahteraan subjektif pada salesman. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan partisipan sebanyak 126 salesman dari seluruh Indonesia. Proses pengambilan data dilakukan secara daring selama bulan Maret hingga Mei 2022. Penelitian ini menggunakan empat alat ukur berupa kuesioner untuk mengukur setiap dimensinya. Satisfaction With Life Scale (SWLS) dan The Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) digunakan untuk mengukur variabel kesejahteraan subjektif. Dalam mengukur kualitas kehidupan kerja, peneliti menggunakan Walton’s QWL Model dan dua dimensi tambahan dari alat ukur yang dikembangkan oleh Rostiana et al. (2015). Sedangkan, Psychological Capital Questionnaire (PCQ) digunakan untuk mengukur variabel modal psikologis. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode regresi linear berganda ditemukan tiga hal. Pertama, bahwa kualitas kehidupan kerja (β = 0.343, p < 0.05) memengaruhi kesejahteraan subjektif. Selain itu, modal psikologis (β = 0.523, p < 0.05) juga memengaruhi kesejahteraan subjektif. Kualitas kehidupan kerja dan modal psikologis secara bersama – sama berperan sebesar 50.6% (p < 0.05) terhadap kesejahteraan subjektif.  
PERAN JOB RESOURCES SEBAGAI MODERATOR ANTARA PENGARUH JOB DEMANDS TERHADAP BURNOUT PADA SOFTWARE DEVELOPER Sukardi, Cindy Fransisca; Zamralita; Lie, Daniel
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i2.28957.2024

Abstract

Kelelahan ketika bekerja merupakan suatu hal yang umum terjadi di kalangan software developer. Ketika tingkat kelelahan yang dialami oleh individu meningkat, dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental dan performa kerja individu. Salah satu hal yang sudah terbukti menjadi penyebab individu mengalami burnout adalah job demands. Tuntutan pekerjaan, rutinitas yang cenderung monoton, serta jam kerja yang melebihi batas dapat menjadi penyebab software developer mengalami burnout. Namun, dalam penelitian sebelumnya, ada inkonsistensi pada kuat lemahnya hubungan antara job demands dan burnout. Hal ini memungkinkan adanya variabel moderator yang mempengaruhi hubungan antara job demands dengan burnout. JD-R Model mengasumsikan bahwa job resources memiliki peranan penting sebagai buffer yang dapat menahan atau bahkan mengurangi dampak negatif dari job demands, termasuk burnout. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh job demands terhadap burnout dan peran job resources dalam memoderasi hubungan antar kedua variabel pada software developer. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif non-eksperimental dan melibatkan 112 software developer. Sampel diperoleh dengan menggunakan snowball sampling. Pengambilan data dilakukan selama empat bulan, dari bulan Maret 2022 sampai Juni 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa job demands mempengaruhi burnout (b = 0.809, SE = 0.074, p = 0.000 < 0.05), namun job resources tidak dapat memoderasi hubungan antara job demands dengan burnout (b = 0.272, SE = 0.007, p = 0.590).