Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan

Family Income, Mother’s Education and Number of Siblings with Toddler Growth and Development Yuhanah, Yuhanah; Tulak, Grace Tedy
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 3: September 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.579 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i3.971

Abstract

The toddler age is a golden period in the cycle of human growth and development. At this time there is a rapid development of the brain and intelligence of children. The role of parents in stimulating the growth and development of children in this period is very important to prevent developmental delays. This study aims to analyze the relationship between family income, maternal education and the number of siblings with the growth and development of children under five. The research was conducted at the Posyandu in the working area of the Wundulako Health Center in March 2021. The sample in this study amounted to 207 mothers of children under five who visited the posyandu at the time of the study. The data was collected primarily by using a questionnaire and then analyzed by univariate and bivariate. The results showed a significant relationship between family income and toddler growth and development (p = 0.014). Maternal education did not have a significant relationship with growth and development (p = 0.173) and the number of siblings also did not have a significant relationship with child development (p = 0.299). The results of this research are expected to provide input to the health center regarding the growth and development of children under five in their working area. It is better if cadres actively screen the growth and development of children under five every month so that the growth and development of toddlers do not experience delays. Abstrak: Usia balita merupakan periode emas dalam siklus pertumbuhan dan perkembangan manusia. Pada masa ini terjadi perkembangan yang pesat pada otak dan kecerdasan anak. Peran orang tua dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak pada periode ini sangat penting untuk mencegah timbulnya keterlambatan tumbuh kembang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pendapatan keluarga, pendidikan ibu dan jumlah saudara dengan tumbuh kembang balita. Penelitian dilaksanakan di posyandu wilayah kerja Puskesmas Wundulako pada bulan Maret 2021. Sampel pada penelitian ini berjumlah 207 ibu balita yang berkunjung ke posyandu pada waktu penelitian. pengumpulan data dilakukan secara primer dengan menggunakan kuesioner kemudia dianalisis secara univariate dan bivariat. Hasil penelitian memperlihatkan signifikansi hubungan antara pendapatan keluarga dengan tumbuh kembang balita (p=0.014). Pendidikan ibu tidak memiliki hubungan signofokan dengan tumbuh kembang (p=0.173) dan jumlah saudara juga tidak memiliki signifikansi hubungan dengan tumbuh kembang balita (p=0,299). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak puskesmas mengenai pertumbuhan dan perkembangan balita di wilayah kerjanya. Sebaiknya kader secara aktif melakukan skrining tumbuh kembang balita setiap bulan agar pertumbuhan dan perkembangan balita tidak mengalami keterlambatan.
Determinants of Male Participation in Using Contraception Based on Transcultural Nursing Theory Anitasari, Bestfy; Lolo, Lestari Lorna; Tulak, Grace Tedy
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.513 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1538

Abstract

Culture becomes an inseparable part of the formation of a person's health behavior. One of them is participation in family planning programs. Currently, the participation of men in family planning programs is still lacking. This study aims to determine the determinants of men participating in family planning programs based on the theory of transcultural nursing. The research method is descriptive quantitative with a cross-sectional design. The number of respondents as many as 178 people obtained by purposive sampling. This study's instrument was a questionnaire adapted from the Transcultural Nursing theory assessment format and had been tested for validity and reliability before. The results of the research on technological factors have a strong relationship (p = 0.000), religious and philosophical factors have a weak relationship (p = 0.002), social factors and family attachments have a strong relationship (p = 0.001), cultural values, beliefs and lifestyle factors have a weak relationship (p = 0.001), political and legal factors have a strong relationship (p = 0.000), economic factors have a strong relationship. weak (p = 0.000), the education factor has a strong relationship (p = 0.000). The most influential factors on men's participation in family planning programs are social factors and family attachments followed by educational factors. The government and family planning field officers are expected to be more active in intensifying the promotion of family planning for both women and men directly and through print, electronic and social media. Abstrak: Kebudayaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembentukan perilaku kesehatan seseorang. Salah satunya yaitu keikutsertaan dalam program keluarga berencana. Saat ini, partisipasi pria dalam program keluaga berencana masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan pria berpartisipasi dalam program keluarga berencana berdasarkan teori transcultural  nursing. Metode penelitian adalah kuantitatif deskriptif dengan desain cross sectional. Jumlah responden sebanyak 178 orang yang didapatkan dengan purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diadaptasi dari format pengkajian teori Transkultural Nursing dan telah diuji validitas dan realibilitas sebelumnya. Hasil penelitian faktor teknologi memiliki hubungan yang kuat (p=0,000), faktor agama dan filosofi memiliki hubungan yang lemah (p= 0,002), faktor sosial dan keterikatan keluarga memiliki hubungan yang kuat (p= 0,001), faktor nilai budaya, keyakinan dan gaya hidup memiliki hubungan yang lemah (p= 0,001), faktor politik dan legal memiliki hubungan yang kuat (p= 0,000), faktor ekonomi memiliki hubungan yang lemah (p= 0,000), faktor pendidikan memiliki hubungan yang kuat (p= 0,000). Faktor yang paling berpengaruh terhadap partisipasi pria dalam program keluarga berencana adalah faktor sosial dan keterikatan keluarga diikuti faktor pendidikan. Pemerintah dan petugas lapangan keluarga berencana diharapkan semakin aktif menggencarkan promosi keluarga berencana baik bagi wanita maupun pria secara langsung maupun melalui media cetak, elekronik dan sosial.