Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

DRAGON FRUIT JUICE ADDITION IN PALM OIL-PUMPKIN EMULSION: PANELIST ACCEPTANCE AND ANTIOXIDANT CAPACITY Anton Rahmadi; Isak Budi Setionugroho; Yuliani Yuliani; Miftakhur Rohmah
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 28 No. 2 (2017): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7746.042 KB) | DOI: 10.6066/jtip.2017.28.2.122

Abstract

Addition of dragon juice to emulsion products formulated from olein fraction of red palm oil and pumpkin juice was conducted as an effort to improve the taste thus it can be accepted by consumers. This study aims to (1) observe the acceptance of 60 panelists aged 17-21 years on the parameters of taste, aroma, mouthfeel, color, flavor and aroma of each contributing components of dragon fruit, palm oil, and raspberry flavor with the addition of dragon fruit juice at level 0 (control), 25, 50, and 75% (v/v), and (2) observe the changes in chemical components i.e. vitamin C and total titrable acids, total carotenoid by spectrophotometry, and antioxidant activity by 2,2-diphenyl-1-picrylhdrazyl (DPPH) reduction method. The best formula was the one containing 75% (v/v) of red dragon juice in fresh condition with vitamin C content of 19.32±0.62 mg/100 mL, antioxidant activity of 354.25±0.77 ppm, hedonic color, taste, and viscosity between favorable and very favorable. After 2 weeks of storage at room temperature (28±2ºC), the vitamin C, total carotene, and antioxidant activity of the mixture decreased by 29.72, 15.44, and 46.59%, res-pectively.
MODULATION OF PHENOLICS SUBSTANCES AND ANTIOXIDANT ACTIVITY IN MANDAI CEMPEDAK BY UNSALTED SPONTANEOUS AND Lactobacillus casei INDUCED FERMENTATION Anton Rahmadi; Kartika Sari; Frio Handayani; Yuliani Yuliani; Sulistyo Prabowo
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 30 No. 1 (2019): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.562 KB) | DOI: 10.6066/jtip.2019.30.1.75

Abstract

Cempedak (Artocarpus champeden) is a tropical fruit whose inner-skin contains high polyphenolic-based antioxidant. Traditionally, the inner-skin is soaked in brine to induce spontaneous lactic acid bacte-ria (LAB) fermentation. This research aimed to investigate the changes of polyphenolics substances and antioxidant activity during the course of spontaneous and Lactobacillus casei induced fermented at opti-mum (37°C) and sub-optimum (8°C) temperatures. Phenolic substances were spectrophotometrically measured with gallic acid (GAE), tannic acid (TAE), and catechin (CE) as the standards for the respective groups. The 50% maximum inhibitory concentration (IC50) for DPPH reduction was measured. A thin layer chromatography (TLC) using different solvents was utilized to qualitatively show differences of substances extracted from the unfermented and fermented mandai cempedak. The retention factor (Rf) values for TLC spots were measured after the plates were exposed under 366 and 254 nm of UV lamp. Fermentation increased phenolic substances release from the inner skin of cempedak which positively modulated the potential antioxidant activity. Sub-optimum temperature fermentation reduced total phenolic-based antioxidant. Ethyl acetate or combinations of n-hexane and ethyl acetate gave better separation in TLC plate. Differences in stain patterns were exhibited by mandai cempedak before and after L. casei induced fermentation. In summary, L. casei induced fermentation was more effective at optimum temperature to increase phytochemical substances of mandai cempedak, while spontaneous fermentation showed to be more effective after 11 and 13 days at sub-optimum temperature.
Karakteristik Kerupuk Ikan dengan Substitusi Tepung Tulang Ikan Gabus (Channa striata) sebagai Fortifikan Kalsium Yuliani Yuliani; Marwati Marwati; Hendri Wardana; Aswita Emmawati; Krishna Purnawan Candra
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 2 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.753 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i2.23042

Abstract

Kerupuk ikan gabus telah dikenal luas namun biasanya terbuat dari bagian dagingnya saja. Limbah berupa tulang ikan belum dimanfaatkan secara  optimal, oleh karena itu dijadikan sebagai bahan substitusipada pembuatan produk kerupuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh substitusi tepung tulang ikan gabus (TTIG) sebagai fortifikan kalsium terhadap sifat sensoris dan fisika-kimia kerupuk ikan gabus. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan substitusi tepung tulang ikan gabus dalam tepung tapioka dengan kadar (0; 4; 8; 12; dan 16% b/b) dan di ulang sebanyak empat kali. Parameter yang dianalisis pada penelitian ini adalah sifat sensoris dan sifat fisika-kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi TTIG berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap sifat sensoris rasa, aroma, warna dan tekstur serta sifat fisika-kimia kerupuk ikan gabus. Peningkatan kadar TTIG menurunkan kadar air dan volume pengembangan kerupuk ikan gabus, tetapi meningkatkan kadar protein dan kadar kalsium (p<0,05). Substitusi TTIG sampai dengan 4% menghasilkan kerupuk ikan gabus dengan volume pengembangan yang sama dengan kontrol (tanpa substitusi TTIG) dengan kadar kalsium 200 mg/100 g dan kadar protein 14,27%. Rasa dan warna kerupuk ikan gabus disukai hingga substitusi TTIG 12%, sedangkan aroma dan tekstur disukai hingga substitusi TTIG 8%.
Overrun, kecepatan leleh, kadar vitamin C, dan karakteristik sensoris es krim rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dengan variasi jenis penstabil Yuliani Yuliani; Adhyatma Adhyatma; Sukmiyati Agustin
Journal of Tropical AgriFood Volume 2, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.2.1.2020.4018.26-33

Abstract

Pengolahan es krim dengan penambahan berbagai macam buah atau sayuran dan bahan penstabil atau pengemulsi bertujuan untuk memperbaiki karakteristik fisika-kimia dan sensoris es krim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kelopak bunga rosela dan bahan penstabil terhadap overrun, kecepatan leleh, kadar vitamin C, dan karakteristik sensoris es krim yang dihasilkan. Penelitian dirancang menggunakan rancangan acak lengkap 2 faktor, yaitu jumlah ekstrak rosela (0, 20, 40, dan 60 g per 200 mL susu cair) dan jenis penstabil (karboksimetil selulosa/CMC, gelatin, dan karagenan, masing-masing 0,3%). Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) taraf alfa 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar ekstrak kelopak bunga rosela berpengaruh nyata terhadap kecepatan leleh, kadar vitamin C, serta sifat hedonik dan mutu hedonik warna, aroma, dan rasa es krim. Sedangkan jenis bahan penstabil berpengaruh nyata terhadap overrun, kecepatan leleh, serta sifat hedonik dan mutu hedonik tekstur es krim. Interaksi antara kadar ekstrak kelopak bunga rosela dan jenis bahan penstabil berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diujikan.
Respons sensoris dan waktu leleh es krim nabati berbahan sari kedelai dan pisang mauli (Musa sp) Marwati Marwati; Rezki Ade Prasetyo; Yuliani Yuliani
Journal of Tropical AgriFood Volume 3, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.3.1.2021.5660.15-22

Abstract

Es krim merupakan salah satu produk makanan beku yang pada umumnya dibuat menggunakan sari sapi dan bahan campuran lainnya. Pada penelitian ini dilakukan inovasi pembuatan es krim dari sumber nabati, menggunakan sari kedelai dan pisang mauli. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan respons sensoris dan kecepatan leleh es krim nabati tersebut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal, yaitu. perbandingan pisang mauli (PM) dan sari kedelai (SK), yang terdiri dari lima taraf yaitu SK 700 mL; PM 50 g dan SK 650 mL; PM 100 g dan SK 600mL; PM 150 g dan 550 mL; PM 200 g dan SK 500 mL. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur taraf alfa 5 %. Data respons sensoris ditransformasikan menjadi data interval dengan teknik transformasi Methode of Successive Interval sebelum, dilakukan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar pisang mauli berpengaruh nyata terhadap respons sensoris dan kecepatan leleh es krim nabati. Es krim nabati yang diolah menggunakan PM 100 gram dan SK 600 mL mendapatkan respons sensoris terbaik.
Pengaruh formula jantung pisang kepok (Musa acuminata x balbisiana) dan daging ikan patin (Pangasius pangasius) terhadap nilai gizi abon Siti Aisah; Bernatal Saragih; Yuliani Yuliani
Journal of Tropical AgriFood Volume 2, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.2.2.2020.4290.72-78

Abstract

Abon umumnya dibuat dari bahan baku hewani seperti daging dan ikan tetapi juga dapat disubstitusi dengan bahan baku nabati seperti jantung pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jantung pisang kepok dengan ikan patin yang terbaik berdasarkan nilai gizi abon. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap non faktorial dengan 5 taraf perlakuan dan masing-masing 3 kali ulangan yang dikerjakan pada penelitian ini yaitu formula jantung pisang kepok (JPK) dan daging ikan patin (DIP), yaitu 200 g JPK; 150 g JPK, 50 g DIP; 100 g JPK, 100 g DIP; 50 g JPK, 150 g DIP; dan 200 g DIP. Parameter yang diamati adalah kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, dan total energi. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam. Perlakuan yang menunjukkan pengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil dengan tingkat α 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan JPK dengan DIP berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, dan total energi. Perbandingan 50 g JPK dengan 150 g DIP merupakan perlakuan terbaik pada nilai gizi abon dengan kadar air 5,56%, kadar abu 3,07%, kadar lemak 21,33%, kadar protein 25, 62%, kadar karbohidrat 44,41%, dan total energi 541,17 kkal. 
Karakteristik organoleptik dan kadar serat kasar abon dari formulasi daging ikan patin dan jantung pisang kepok Yuliani Yuliani; Andre Septiansyah; Aswita Emmawati
Journal of Tropical AgriFood Volume 3, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.3.1.2021.5485.23-30

Abstract

Abon adalah pangan olahan kering daging sapi atau ikan. Bahan tambahan lain seperti bahan kaya serat sering ditambahkan untuk menambah nilai fungsionalnya disamping meningkatkan nilai ekonomis produksinya. Tetapi penambahan bahan kaya serat ini sering menurunkan kualitas abon. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kadar jantung pisang kapok (Musa accuminata x balbisiana) maksimal yang dapat ditambahkan dalam pengolahan abon daging ikan patin (Pangasius pangasius). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal (formula daging ikan patin (DIP) dan jantung pisang kapok (JPK)) dengan 5 taraf perlakuan dan 3 ulangan. Formula yang dicobakan dalam pembuatan 200 g abon adalah DIP 200 g; 150 g dan 50 g JPK; 100 g DIP dan 100 JPK; 50 g DIP dan 150 JPK; 200 g JPK. Parameter yang diamati adalah karakteristik sensoris hedonik dan mutu hedonik (warna, aroma, tekstur, rasa) serta kadar serat kasar. Data dianalisis dengan sidik ragam dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi DIP dan JPK berpengaruh nyata terhadap karakteristik sensoris dan kadar serat kasar. Abon yang dihasilkan dari formula DIP 150 g dan JPK 50 g mempunyai karakteristik sensoris paling unggul, yaitu mendapatkan respons disukai untuk semua atribut dan mempunyai karakteristik sensoris mutu hedonik berwarna agak kuning, beraroma DIP juga agak beraroma JPK, bertekstur agak kasar, agak berasa DIP juga berasa JPK. Kandungan serat kasar dari abon dengan formula tersebut adalah 0,89%.
Penentuan karakteristik fisiko-kimia beberapa jenis madu menggunakan metode konvensional dan metode kimia Sulistyo Prabowo; Yuliani Yuliani; Yudha Agus Prayitno; Kholida Lestari; Aprillia Kusesvara
Journal of Tropical AgriFood Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.1.2.2019.2685.66-73

Abstract

Madu merupakan cairan hasil metabolisme lebah madu yang sangat bermanfaat untuk kesehatan dan harganya relatif mahal. Hal tersebut sering memunculkan penyalahgunaan madu oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan membuat madu tiruan. Masyarakat awam seringkali dibingungkan dengan peredaran madu palsu tersebut sehingga muncul ‘teori-teori konvensional’ untuk menyatakan suatu madu asli atau palsu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi beberapa metode konvensional pengujian keaslian madu yang sering dipraktekkan oleh masyarakat awam. Lima jenis madu (dua sampel madu diambil dari Banten dan Kalimantan Timur yang diyakini keasliannya, dua sampel yang diragukan keasliannya dan satu jenis komersial) diuji menggunakan metode uji larut, uji keruh, uji buih, uji pemanasan, dan uji segienam. Sebagai pembanding dilakukan juga analisis secara kimia (kadar abu, padatan tak larut dalam air, keasaman) dan uji mikrobiologi. Masing-masing jenis madu diuji tiga ulangan untuk setiap parameter uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui uji-uji konvensional dan uji kimia biasa masih belum dapat memastikan kemurnian madu.
THE LIMIT OF RED SEAWEED (Eucheuma cottonii) SUBSTITUTION IN SNAKEHEAD FISH (Channa striata) NUGGETS BASED ON SENSORY EVALUATION Krishna Purnawan Candra; Hendra Saputra; Arboby Gunawan; Bernatal Saragih; Hudaida Syahrumsyah; Yuliani Yuliani
AGROINTEK Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v14i2.7123

Abstract

Snakehead fish (Channa striata), a freshwater fish, is known to havefunctional properties in helping the process of healing burns andwounds after surgery. Besides that, the use of seaweed as a source offood fiber is also widely reported. This research was conducted todesign fiber-rich fish nuggets. The purpose of this study was todetermine the maximum levels of seaweed substitution in theprocessing of snakehead fish nuggets based on sensory properties.Single-factor experiment (seaweed, Eucheuma cottonii, substitution)arranged in a Completely Randomized Design with four replicationswas applied in this study. The parameters observed were hedonic andhedonic quality sensory properties for the attributes of color, aroma,texture, and taste of nuggets. The data obtained were analyzed by theFriedman Test, followed by the Wilcoxon Rank Test to detect thedifferences between treatments. Treatment of up to 75% seaweedsubstitution (0, 25, 50, and 75%) decreases significantly (p 0.05) thehedonic sensory acceptance of the snakehead fish nuggets for allattributes except the texture which shows an increase. Whereas, thetreatment with substitution of seaweed in the narrow percentage of 0,5, 10, 15, and 20% gave an expected result, which showed that therewas no significant difference (p 0.05) of the hedonic sensoryresponse for the overall acceptance. Nevertheless, 15% of seaweedsubstitution provides the best hedonic sensory response for overallacceptance. These results indicate that 15% of seaweed (Eucheumacottonii) substitution is recommended for use in the processing ofsnakehead fish nuggets.
SENSORY RESPONSE OF WET NOODLES WITH SUBSTITUTION OF SUPER RED DRAGON FRUIT (Hylocereus costaricensis) PEEL Yuliani Yuliani; Alberth Parlindungan; Marwati Marwati; Krishna Purnawan Candra
AGROINTEK Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v15i2.7275

Abstract

Innovation in increasing the wet noodles performance was conducted by substituting super red dragon fruit (pitaya) peel (DFP) puree to get DFP wet noodles that have red color and rich in fiber. Wheat flour (WF) was substituted with super red DFP puree in a portion of 0-20%. A single factor experiment arranged in Completely Randomized Design with four replications for each treatment was conducted. Hedonic and quality hedonic properties for color, aroma, texture, and taste were determined. Data were analyzed by the Friedman test continued by the Wilcoxon Sign Rank test. The DFP wet noodle with DFP puree substitution of 10% gave the best hedonic sensory response for overall acceptability with the properties of like for color, texture, and taste, but rather like for aroma. The DFP wet noodles have hedonic quality properties of a light reddish color, slightly scented of dragon fruit peel with a texture of rather hard and rather taste of DFP. The fiber content of the DFP wet noodles was 0.135 ± 0.003%.