Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pendidikan Pancasila ditinjau dari perspektif filsafat (aksiologi) Yassa, Sunarni
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.469 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v1i1.10442

Abstract

Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Pendidikan itu harus sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia (ideologi) dan menjadi pedoman hidup, jiwa dan keperibadian bangsa Indonesia. Pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif, sehingga sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai. Oleh karena itu, Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bila dijabarkan dalam kehidupan yang nyata pada masyarakat, bangsa maupun negara maka nilai tersebut dijabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas, yaitu norma moral dan norma hukum atau sistem perundangan yang berlaku di Indonesia. Dalam pemikiran filsafat aksiologi yang mengacu pada persoalan nilai, baik dalam konteks estetika, moral maupun agama, mengkaji dan menggali hakikat nilai itu. Maka melalui pendididkan Pancasila peserta didik diharapkan mampu memahami, menganalisis nilai-nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etika kehidupan berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya, dan menjawab masalah yang dihadapi secara berkesinambungan.
Pendidikan Pancasila ditinjau dari perspektif filsafat (aksiologi) Sunarni Yassa
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.469 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v1i1.10442

Abstract

Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Pendidikan itu harus sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia (ideologi) dan menjadi pedoman hidup, jiwa dan keperibadian bangsa Indonesia. Pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif, sehingga sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai. Oleh karena itu, Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bila dijabarkan dalam kehidupan yang nyata pada masyarakat, bangsa maupun negara maka nilai tersebut dijabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas, yaitu norma moral dan norma hukum atau sistem perundangan yang berlaku di Indonesia. Dalam pemikiran filsafat aksiologi yang mengacu pada persoalan nilai, baik dalam konteks estetika, moral maupun agama, mengkaji dan menggali hakikat nilai itu. Maka melalui pendididkan Pancasila peserta didik diharapkan mampu memahami, menganalisis nilai-nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etika kehidupan berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya, dan menjawab masalah yang dihadapi secara berkesinambungan.
Strategi Pembelajaran Budaya dan Sistem Kepercayaan Masyarakat Bugis, Dari Mitos Ke Logos, Dan Fungsional (suatu Tinjauan Filsafat Budaya C.A. van Peursen) Sunarni Yassa; Muhammad Hasby; Edi Wahyono
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 7 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v7i2.1818

Abstract

Perkembangan budaya dan kepercayaan masyarakat Bugis, tidak terlepas dari peran dan fungsi mitologi, meskipun mitos tidak memberikan bahan informasi kepada manusia bahwa kekuatan-kekuatan ajaib itu seperti apa bentuknya, tetapi minimal dapat membantu manusia agar mampu menghayati daya-daya itu sebagai kekuatan yang mempengaruhi dan menguasai alam kehidupan. Menurut C. A. van Peursen strategi dalam memahami perkembangan budaya terbagi dalam tiga tahap, yakni; tahap mitis, tahap ontologis, dan tahap fungsional. Pada masyarakat Bugis dalam tahap mitis telah nampak di periode Galigo yang menggambarkan gejala-gejala metafisik tentang awal-mula terciptanya dunia, dan bagaimana Dewa di langit menempatkan penguasa di muka bumi. La Toge’ Langi’ (Batara Guru) yang diturunkan di Ware’ Luwu dan mempunyai kekuasaan mutlak. Masyarakat Bugis pada tahap ontologis, telah terdapat konsep-konsep Dewa tertinggi yang disebut To-Palanroe, hal ini terdapat pada kaum To-Lotang di Sidrap. Kemudian kepercayaan seperti itu juga terdapat di Kajang yang disebut kepercayaan Patuntung yang dipimpin oleh seorang pemimpin kepercayaan yang disebut Amma-toa (ayah tertua), konsep dewa tertinggi mereka disebut Turie a’ra’na (Orang yang berkehendak). Dalam prosesi penyembahan terhadap Dewata, bissu dapat memiliki posisi di luar sistem kemasyarakatan dengan berperan sebagai pendeta, dukun, serta ahli “ritual trance” (kemasukan oleh roh), dalam bahasa Bugis disebut asoloreng, ia adalah penghubung antara umat manusia dengan dunia Dewa. Kemudian ditahap fungsional, budaya masyarakat Bugis dapat dilihat dalam hal kepemimpinannya, walaupun tidak memiliki satu pemimpin (raja) yang sama, tetapi mereka membuat persahabatan yang mereka sepakati, yang dapat mempersatukannya.
Pemanfaatan Ekstrak Air Rebusan pala Sebagai Hand Sanitizer di Masa Pandemi Covid 19 Sunarni Yassa; Kartini; Muslim Andi Yusuf
Abdimas Langkanae Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Pustaka Digital Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.008 KB) | DOI: 10.53769/jpm.v2i1.46

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk menambah referensi pengetahuan tentang fungsi pala terhadap masyarakat desa Tampumia khusunya, dan juga kepada masyarakat secara luas atau secara umum tentang manfaat buah Pala, salah satunya adalah dapat berfungsi sebagai hand sanitizer setelah diolah menjadi ekstrak air rebusan. Pengabdian ini dilaksanakan pada masyarakat petani Pala sebagai bagian dari pelaksanaan tridarma Perguruan Tiinggi, dan berorientasi pada edukasi serta memediasi masyarakat dalam memanfaatkan rempah, yaitu buah menjadi hand sanitizer. Buah pala tersebut diekstrak dalam bentuk air rebusan, kemudian berfungsi sebagai pencegah penyebaran virus corona atau covid 19. Karena selain vaksin, buah Pala dapat pula dimanfaatkan untuk menjaga atau anti virus yang dapat melindungi manusia dari kuman yang membawa penyakit, termasuk virus Coroma., ekstrak air rebusan pala, merupakan langkah awal dalam mencegah terjangkit virus Corona (Covid 19). Buah pala mempunyai banyak manfaat, termasuk untuk kecantikan, dan juga berfungsi sebagai pengobatan pada kesehatan tubuh manusia. Buah Pala pun berfungsi sebagai anti Virus atau Kuman (Hand Sanitizer), dan juga baik untuk pengobatan bagi Kesehatan, misalnya menghilangkan masuk angin, menjaga sistem imun tubuh karena terdapat kandungan berbagai vitamin salah satunya vitamin C. juga dapat mengatasi Insomnia, asam lambung, dapat menyehatkan otak, dan masih banyak manfaat lainnya.
ANALISIS MINAT BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK PADA MATA PELAJARAN PPKn DI MTS BATUSITANDUK Jusrianto Jusrianto; Yuyun A; Sunarni Yassa; Daniel Parubang; Haspidawati Nur
Jurnal Sosial Humaniora Sigli Vol 5, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Jabal Ghafur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47647/jsh.v5i2.627

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa melalui media pembelajaran berbasis permainan tradisional engklek di MTs Batusitanduk. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatis dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian dilaksanakan di MTs Batusitanduk penelitian dilaksanakan tahun 2021. Dalam memperoleh sebuah data di perlukan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data diambil melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrument yang digunakan yaitu pedoman informasi dipergunakan ketika pengumpulan data melalui pengamatan, pedoman wawancara berupa pertanyaan, pedoman dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan data-data. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu redukasi data, display data, penarikan data. Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran PPKn dengan diterapkannya media permainan tradisonal engklek minat belajarnya meningkat serta berantusias dalam mengikuti pelajaran. Minat siswa dalam belajar pada mata pelajaran PPKn, menunjukkan bahwa didalam wawancara yang telah dilakukan siswa sangat menyukai media permainan setelah diterapkan dimata pelajaran PPKn.
Etika Menulis Pesan Mahasiswa terhadap Dosen melalui Aplikasi Whatsapp Etik; Sunarni Yassa; Sehe
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v9i1.2593

Abstract

Penggunaan media komunikasi berupa telepon sangat efektif digunakandalalam proses komunikaasi agar komunikasi lebih lancar antara dosen danmahasiswa. Untuk berkomunikasi dengan dosen mahasiswa memanfaatkanaplikasi whatsapp agar lebih mudah dan lebih mengefisienkan waktu yangada. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Mendeskripsikan etikakomunikasi menulis pesan mahasiswa terhadap dosen UniversitasCokroaminoto Palopo melalui aplikasi whatsapp, 2) Faktor yangmenyebabkan mahasiswa menulis pesan terhadap dosen UniversitasCokroaminoto Palopo melalui wahtsapp. Metode yang digunakan adalahmetode deskrptif kualitatif sedangkan teknik pengumpulan data dilakukanyaitu wawancara semi-terstruktur dan melalui transkrip percakapan menulispesan berupa teks yang diambil secara langsung dari mahasiswa. Hasilpenelitian menunjukkan: 1) Etika komunikasi menulis pesan mahasiswaterhadap dosen Universitas Cokroaminoto Palopo sudah sesuai dengansituasi dan kondisi, 2) Faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswamenuliskan pesan terhadap dosen Universitas Cokroaminoto Palopo, yaituuntuk memperoleh informasi apakah dosen yang bersangkutan masukmengajar atau tidak, untuk melakukan konsultasi pembimbingan, Kampusmerdeka, Magang 1, Magang 2, Magang 3, Pramuka, Proposal, Skripsi,melakukan komunikasi mengenai administratif terhadap dosen PA, dosenpembimbing dan berbagai informasi tentang kepentingan akademik yanglainnya berhubungan dengan keperluan dunia kampus. Dari data yangdiperoleh secara langsung dari percakapan chat antara dosen dammahasiswa, hanya sedikit Mahasiswa yang menulis pesan secara pribaditerhadap dosen yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Hasil penelitian iniberguna untuk dosen dan mahasiswa sebagai referensi dalam menggunakanaplikasi whatsapp.
Nilai-Nilai Filosofis Budaya Luwu dalam Pembelajaran Antikorupsi Sunarni Yassa; Wahyu Hidayat; Silvia Natasya; Agustina Harianti
Jurnal Sinestesia Vol. 13 No. 2 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan hingga saat ini terkait tingginya tingkat korupsi di Indonesia, sehingga pembelajaran antikorupsi sangat penting untuk diterapkan di tingkat perguruan tinggi sebagai bekal calon pemimpin di masa depan. Sistem pembelajaran yang diterapkan ialah memanfaatkan nilai-nilai filosofis budaya Luwu kedalam e-modul yang dapat dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian dan pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk penelitian yang valid. Secara umum terdapat beberapa tahap dalam mengembangkan e-modul pendidikan antikorupsi. Pertama, pra pengembangan dengan melakukan analisis kebutuhan. Kedua, mendesain e-modul pembelajaran Pendidikan Anti Korupsi sesuai dengan Budaya Luwu. Ketiga, menghasilkan produk, validasi produk, dan uji kelayakan. Kegiatan penelitian ini dimulai dari pra pengembangan, pengembangan produk, dan implementasi produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat delapan materi dalam pengembangan e-modul pendidikan antikorupsi berbasis nilai-nilai filosofis budaya Luwu, yang mencakup: nilai filosofis siri’ (malu), amaccang (pintar), lempu (jujur), getteng (keteguhan), warani (berani), reso (usaha), assitinajang (kepatutan), dan adele (adil). Dari kegiatan implementasi menunjukkan bahwa rata-rata informan setuju dengan produk yang dikembangkan dalam pembelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ­­e-modul yang dikembangkan layak untuk dijadikan sebagai sumber belajar bagi mahasiswa dalam pembelajaran antikorupsi.
Ritual Aluk Rampe Mataallo dan Aluk Rampe Matampu’ di Toraja Serta Relevansinya dengan Aktualisasi Nilai Sila I Pancasila Sunarni Yassa; Etik; Daniel Parubang
DEIKTIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 3 No. 3 (2023)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muslim Indonesia - Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53769/deiktis.v3i3.536

Abstract

Upacara atau ritual keagamaan suku Toraja yang dibedakan menurut arah persembahan dan doa yang dijalankan disebut Aluk Rampe Mataallo dan Aluk Rampe Matampu’. Dalam pelaksanaan ritual Aluk Rampe Mataallo mengarah ke timur, dan Aluk Rampe Matampu’ mengarah ke barat. Ritual yang mengarah ke barat dijalankan dalam hubungannya dengan penguburan orang mati, Sedang ritual ke timur atau ke arah matahari terbit berhubungan dengan kemakmuran. Aluk Rampe Mataallo identik pula dengan Aluk Rambu Tuka’, sedang Aluk Rampe Matampu’ juga sama dengan Aluk Rambu Solo’ yang merupakan warisan ajaran leluhur suku Toraja yang biasa disebut Aluk Todolo. Aluk Rampe Mataallo atau Rambu Tuka’ merupakan upacara adat yang lebih menekankan pada ucapan syukur. Sementara ritual Aluk Rampe Matampu’ merupakan upacara adat kematian masyarakat Toraja yang bertujuan untuk menghormati dan mengantar arwah orang yang meninggal dunia menuju alam roh, yaitu kembali kepada keabadian bersama para leluhur. Ritual-ritual adat ini memiliki nilai-nilai tertentu dalam kehidupan sukuToraja, yakni sebagai penghormatan terhadap leluhur, simpati dan empati, melestarikan budaya, perekat suku, dan spiritualitas. Nilai-nilai tersebut merupakan pengamalan dari nilai sila pertama Pancasila. Penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan data dengan teknik kepustakaan, sedang analisis data menggunakan metode hermeneutika.
Peranan Badan Usaha Milik Desa Dalam Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Sunarni Yassa; Busra Bumbungan
Journal Social Society Vol. 1 No. 1 (2021): Januari - Juni 2021
Publisher : Pustaka Digital Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54065/jss.1.1.2021.52

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui Peran Badan Usaha Milik Desa dalam Menggerakkan Perekonomian Masyarakat sebagai lembaga yang bergerak dibidang ekonomi, khususnya masyarakat pengguna dana BUMDes Desa Saronda Kecamatan Bajo Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang dimana peneliti hanya menguraikan hasil dari observasi dan pertanyaan wawancara saat dilapangan. Dalam menganalisis data penelitian menggunakan metode analisis data kualitatif emperis dimana penulis menganalisis data sekunder dan data primer yang dikumpulkan dari hasil penelitian lapangan. Berdasarkan dari hasil penelitian, diperoleh adanya pergerakan perekonomian narasumber yang berasal dari usaha BUMDes dibidang penyewaan mesin pengaduk semen (molen) dan simpan pinjam . Untuk itu penulis menyarankan kepada pengguna dana BUMDes harus mempertahankan peningkatan perekonomiannya dan mengembangkan hasil dari usahanya, dan berhati-hati dalam menggunakan dana yang diperoleh. Bagi pihak BUMDes agar melakukan sosialisasi terhadap usaha yang didirikan kepada masyarakat dan sekaligus memberikan pandangan yang lebih baik kepada pengguna dana BUMDes
Konsep Siri` dalam Budaya Luwu dan Relevansi dalam Pembelajaran PPKn Megawati Megawati; Sunarni Yassa; Nurul Ain Islami
DEIKTIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 4 No. 3 (2024)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muslim Indonesia - Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53769/deiktis.v4i3.446

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Penerapan Konsep siri` dalam Lingkungan SMA Negeri 8 Luwu Utara. (2) relevansi budaya siri` peserta didik SMA Negeri 8 Luwu Utara dalam hubungannya dengan pembelajaran PPKn. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan mewawancarai guru dan peserta didik. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data data Miles dan Huberman. Adapun hasil penelitian ini sebagai berikut: (1) Penerapan konsep siri` dalam lingkungan SMA Negei 8 Luwu Utara telah sepenuhnya terlaksanakan dengan sangat baik berdasarkan diterapkannya 4 (empat) komponen nilai-nilai budaya Luwu yakni nilai Adele` (Adil), nilai Lempu`(Jujur), nilai Tengeng (Benar) dan nilai Getteng (Konsisten/Teguh). Hal tersebut terbukti dengan guru yang memberikan contoh teladan bagi peserta didik dalam berperilaku adil dengan tidak membeda-bedakan teman, berperilaku jujur dalam berkata, berpakaian sekolah sesuai dengan tata tertib sekolah dan konsisten dengan tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. (2) Budaya siri` Peserta Didik SMA Negeri 8 Luwu Utara memiliki relevansi yang kuat terhadap pembelajaran PPKN yaitu dalam hal norma. Norma tersebut terdiri dari 3 (tiga) macam, yakni norma agama, norma hukum dan norma kesopanan