Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PERSENTASE TOTAL AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARK CHOCOLATE DAN MILK CHOCOLATE SECARA SPEKTROFOTOMETRI Lany Nurhayati; Supriyono Eko Wardoyo; Rika Rosita
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 2 No. 1 (2012): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.799 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v2i1.36

Abstract

Percentage Total  Activities of Antioxidant of Dark Chocolate and Milk Chocolate Using Spectrofotometric          Chocolate is loaded with various properties, one of them as an antioxidant because it contains katetin, polyphenols, flavonoids that can prevent premature aging. The content of antioxidants in chocolate was varied, dark chocolate (DC) of at least 70 %, while milk chocolate (MC) is was lower. The compound of 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) was a stable free radical compounds that would neutralize each other if treated with antioxidant compound. Percentage of total activity was calculated by the reaction between DPPH compounds and chocolate spectrophotometrically at λ 520nm. The results showed that the DC brand A was 59.19 % , 17 : brand B 16 % and brand C 8.80 % , while the MC was 11, 07 % brand A, brand B 7, 00 %  and brands C 5.84 %. Comparison of DC percentages was higher than MC because the DC contains catechins, riboflavon, vitamin E and vitamin C or minerals Mg and Cu that reacted with DPPH, so that DC could be used as one source of antioxidants.Keywords : antioxidants, dark chocolate, milk chocolate, DPPH . ABSTRAK          Cokelat sarat dengan berbagai macam khasiat,  salah satunya sebagai antioksidan karena mengadung katetin, polifenol, flavonoid yang dapat mencegah penuaan dini. Kandungan antioksidan dalam coklat bervariasi Dark chocolate (DC) minimal 70% sedangkan Milk chocolate (MC) lebih rendah. Senyawa 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) merupakan senyawa radikal bebas stabil yang akan saling menetralkan jika direaksikan dengan senyawaan antioksidan. Persentase total aktifitas dihitung melalui reaksi antara senyawa DPPH dengan cokelat secara spektrofotometri pada λ 520nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DC merk A sebesar 59.19%, merk B 17.16%, dan merk C 8.80%, sedangkan MC merk A sebesar 11.07%, merk B 7.00%, dan merk C 5.84%. Perbandingan persentase DC lebih tinggi dibanding MC karena DC mengandung katekin, riboflavon, vitamin E, dan vitamin C, serta mineral Mg dan Cu yang berekasi dengan DPPH, sehingga DC dapat dijadikan sebagai salah satu sumber antioksidan.Kata kunci : antioksidan, dark chocolate, milk chocolate, DPPH.
KAJIAN BANYAKNYA PUPUK KANDANG TERHADAP PERKEMBANGBIAKAN KUTU AIR (Daphnia sp.) DI RUMAH KACA SEBAGAI PAKAN ALAMI DALAM BUDIDAYA IKAN Teddy Setyawan; Lilis Sugiarti; Supriyono Eko Wardoyo
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 4 No. 1 (2014): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.588 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v4i1.70

Abstract

Study of manure amount for kutu air (Daphnia sp.) reproduction in green house as natural food in fish culture          Daphnia sp. is zooplankton used as natural food fish that have a complete nutrient content and easily digested in the gastro intestinal tract because it is solid and has a thin wall, otherwise it does not cause a decline of water quality and can improve the durability of fish seed to disease or changes in water quality, because it is always in living conditions. Levels of nutrient content consists of 42.65% protein, 8% fat, fiber and ash 4%. In the farming activities either fish growth or fish hatcheries 2.58%  and ornament fish consumption, the daphnia is very desirable as a source of natural food and fresh for fish.The research result showed that the treatment with fertilizer concentration of 3 g / l gave  the highest average number of Daphnia sp. on the sixth day. The highest was 344,000 head in the water volume of 30 liters using aquariums in the greenhouse environment. Water quality during the study was an average water temperature of 33 ° C and an average pH of 6.45 and the water quality was an optimum condition for the growth of Daphnia sp. There was a negative correlation significantly between the average member of Daphnia sp. with a concentration of manure and pH, but there was no correlation between the member of Daphnia sp. with the water temperature.Keywords : Daphnia sp., manure amount, natural food, fish culture ABSTRAK         Daphnia sp. adalah zooplankton digunakan sebagai pakan alami ikan yang mempunyai kandungan gizi yang lengkap mudah dicerna dalam saluran pencernaan karena isinya padat dan mempunyai dinding yang tipis, selain itu tidak menyebabkan penurunan kualitas air dan dapat meningkatkan daya tahan benih ikan terhadap penyakit maupun perubahan kualitas air karena selalu dalam keadaan hidup dan kadar kandungan gizi terdiri dari protein 42,65 %, lemak 8 %, serat 2,58 % dan abu 4 % (Darmanto, dkk., 2000). Didalam kegiatan usaha budidaya atau pembenihan ikan baik ikan konsumsi maupun ikan hias, pakan alami ini sangat diperlukan sekali sebagai sumber makanan dari alam karena segar sesuai kesukaan ikan. Hasil penelitian bahwa perlakuan menghasilkan rata-rata jumlah Daphnia sp. pada fase stasioner hari keenam dengan konsentrasi pupuk 3 g/L merupakan perkembangbiakkan  Daphnia sp. tertinggi yaitu 344.000 ekor dalam volume air 30 liter menggunakan akuarium di dalam lingkungan rumah kaca. Kualitas air selama penelitian adalah rata-rata suhu air 33 °C dan rata-rata pH 6,45 dan kualitas air ini merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan Daphnia sp. Ada korelasi negatif (berlawanan) secara nyata antara rata-rata perkembangbiakkan Daphnia sp. dengan konsentrasi pupuk kandang dan pH, tetapi tidak ada korelasi antara perkembangbiakkan Daphnia sp. dengan suhu air.Kata kunci: Daphnia sp., Konsentrasi Pupuk Kandang, pakan alami, budidaya ikan
KECERNAAN PROTEIN BIJI KAPUK (Ceiba petandra G) SECARA IN VITRO UNTUK PAKAN IKAN Fitry Primadona; Supriyono Eko Wardoyo; O. D. Subhakti Hasan
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 3 No. 2 (2013): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.096 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v3i2.61

Abstract

Protein Digestibility of Kapok Seeds in Vitro for Fish Feed        Kapok seeds is a by-product of agricultural industry having potential to be used as raw material for fish feed as a source of protein and essential fats. The content of the protein in the kapok seed  flour is 28 – 34 % that is an overwhelming amount to be a great source of protein for fish feed. Feasibility studies are needed, however, the use of kapok seed based on the digestibility of the protein. Pepsin with concentrations of 0.02; 0.2; and 2 % (in 0.075 N HCl solution) kapok seed flour added in three repetitions to test the digestibility of kapok seed invitro. Undigested protein was then analyzed using the kjeldahl method. Determination optimal concentration of pepsin was calculated based on the remaining undigested proteins (pepsin indigest) and compared the amount of protein digestibility of proteins obtained before (pepsin digest). The research results revealed that to digestibility of protein on concentration of 0.02; 0,20 and 2,0 % was 64,43; 68,42; 65,33%. Statistical test Anova revealed any significant differences of treatment respectively of  protein digestibility. Test of Least Square Difference (LSD) stated that each  treatment significantly different. Concentration optimum of enzyme that givethe best digestibility value was 0.20 % digestibility values 68,43% in the level of  error 0.05.Keywords : Kapok seed flour, protein, pepsin, invitro, optimum digestibility, proximate analysis ABSTRAK          Biji kapuk merupakan hasil samping industri pertanian yang berpotensi untuk dijadikan bahan baku pakan ikan sebagai sumber protein dan sumber lemak esensial. Komposisi protein pada tepung biji kapuk sebesar 28‑34% adalah jumlah yang sangat potensial untuk dijadikan sumber protein bagi pakan ikan. Akan tetapi diperlukan kajian kelayakan penggunaan biji kapuk berdasarkan kecernaan protein.Pepsin dengan konsentrasi 0,02; 0,2; dan  2%(larutan dalam HCl 0,075 N) ditambahkan pada tepung biji kapuk dengan tiga kali pengulangan untuk menguji kecernaan biji kapuk secara invitro. Protein yang tercerna kemudian dianalisis menggunakan metode kjeldahl. Penentukan konsentrasi  pepsin optimal dihitung berdasarkan sisa protein yang tidak tercerna(pepsin indigest) dan dibandingkan jumlah protein awal sehingga didapatkan kecernaan protein (pepsin digest).Hasil penelitian menyatakan kecernaan protein pada  konsentrasi 0,02;0,2%;dan 2%  berturut turut 64,43; 68,42; 65,33%. Uji statistik Anova menyatakan setiap perlakuan memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kecernaan protein. Uji Least Square Difference (LSD) menyatakan setiap perbandingan perlakuan berbeda. Konsentrasi enzim optimum yang memberikan nilai kecernaan terbaik adalah 0,20% (68,43%) pada tingkat kesalahan 0,05.Kata kunci: Tepung biji kapuk, protein, pepsin, invitro, kecernaan optimum, proksimat
KAJIAN ASPEK FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI PERAIRAN SITU RAWABEBEK, KARAWANG, DALAM RANGKA PENGELOLAAN PERIKANAN BERBASIS BUDI DAYA Bambang Gunadi; Supriyono Eko Wardoyo
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 1 (2006): (April 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1472.108 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.1.2006.115-129

Abstract

Penelitian tentang aspek-aspek fisika, kimia, dan biologi perairan bekas galian pasir telah dilakukan di Situ Rawabebek Kabupaten Karawang. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data dasar bagi penyusunan model pengelolaan perikanan di perairan bekas galian pasir berdasarkan prinsip perikanan berbasis budi daya (culture-based fisheries, CBF). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa fluktuasi air di Situ Rawabebek mencapai hingga 1,90 m dan sangat dipengaruhi oleh ketinggian air Sungai Citarum. Nilai semua parameter kualitas air berada dalam kisaran yang layak untuk mendukung kehidupan ikan sementara kadar logam berat berada dalam ambang aman untuk kehidupan organisme akuatik termasuk ikan dan kesehatan manusia. Indeks keragaman plankton (Indeks Shanon-Wiener) pada setiap stasiun dan musim pengamatan berkisar antara 3,95—4,52 yang berarti bahwa komunitas plankton di Situ Rawabebek stabil dan perairannya dalam kondisi belum tercemar. Jenis ikan yang teramati untuk mengetahui pola reproduksinya di Situ Rawabebek antara lain lalawak (Puntius bramoides), paray (Rasbora argyrotaenia), dan seren (Cyclocheilichthys apogon) dengan tingkat Indeks Kematangan Gonad (IKG) masing-masing 3,43%; 12,82%; dan 3,95%. Dari analisis terhadap kondisi fisika, kimia, dan biologinya disimpulkan bahwa perairan bekas galian pasir Situ Rawabebek cukup layak untuk pengembangan perikanan berbasis budi daya.A study on the physical, chemical, and biological aspects of the abandoned sand mining reservoir was conducted in Rawabebek Reservoir (Karawang Regency, West Java). This study aimed to develop a model of fisheries management in the reservoir based on the culture based fisheries (CBF) system. The study showed that the fluctuation of water level in the Rawabebek Reservoir was monitored up to 1.90 m and highly influenced by the water level of Citarum River. The average value of all water quality parameters and heavy metals were in the suitable range for aquatic organism, fish and human health. The diversity index of plankton (Shanon-Wiener Index) at each station and sampling time observed, were ranged between 3.95 to 4.52 implied that the plankton community in the Rawabebek Reservoir was in the stable condition with no water pollution. Three fish species were observed for reproduction pattern in the Rawabebek Reservoir namely lalawak (Puntius bramoides), paray (Rasbora argyrotaenia), and seren (Cyclocheilichthys apogon) with the Gonadosomatic Index (GSI) were 3.43%, 12.82%, and 3.95%, respectively. Due to those physical, chemical and biological aspects, it was concluded that Rawabebek Reservoir was suitable for culture based fisheries (CBF) management system.
TERNYATA IKAN NILA, Oreochromis niloticus MEMPUNYAI POTENSI YANG BESAR UNTUK DIKEMBANGKAN Supriyono Eko Wardoyo
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1182.353 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.147-150

Abstract

Ikan ini menjadi sangat populer setelah pertama kali diintroduksikan ke Indonesia pada tahun 1969 dari Taiwan. Ikan ini dikenal karena mudah berkembangbiak, pertumbuhannya cepat, anaknya banyak, ukuran badan relatif besar, tahan penyakit, sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan, relatif murah harganya, dan enak dagingnya. Keunggulan ikan ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya produksi budi daya ikan ini di Indonesia dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2002. Daerah yang terbanyak menghasilkan ikan nila yang dibesarkan pada sistem kolam dan KJA adaIah Provinsi Jawa Barat. Pembudi daya umumnya sangat percaya keberhasilan usaha budi daya ikan nila karena produktivitasnya yang tinggi, dalam hal lingkungan mempunyai sifat yang tahan (resistant), dalam hal pakan secara alami adalah plankton feeder yang cenderung omnivorous, sehingga rantai makanannya pendek, dan dalam hal mutu genetik mempunyai sifat cepat per-tumbuhannya, apalagi dengan sistem monoseks jantan. Ikan ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Potensi lahan budi daya di perairan umum di Indonesia seluas 141.690 ha baru dimanfaatkan sekitar 45,5% (64.469 ha) yang penyebarannya terkonsentrasi di beberapa daerah saja. Di air payau ikan nila sangat berpotensi untuk dikembangkan di tambak-tambak udang intensif yang banyak ditelantarkan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menyatakan potensi nasional tambak sebesar 1 juta ha, pemanfaatannya baru 35% atau seluas 350.000 ha. Di air laut berdasarkan beberapa literatur pembesaran ikan nila merah masih bisa dilakukan. Lahan potensial budi daya di air Iaut diperkirakan mencapai 1,9 juta ha. Masalah-masalah yang masih ada seperti penyebaran tingkat pemanfaatan perairan umum, pemanfaatan Culture Based Fisheries di Jawa, dan pemodal besar yang hanya bertujuan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa mem-pedulikan lingkungannya harus dipecahkan. Selain itu perlu peningkatan penyediaan dan distribusi fasilitas sarana produksi seperti: pakan, pupuk, obat, vaksin, dan lain-lain. Pengelolaan induk nila yang terkoordinasi antar pembudi daya dengan aparat yang berwewenang agar tidak terjadi penurunan mutu genetik. Penelitian masih perlu dilanjutkan terutama terhadap penurunan mutu genetik ikan nila, utamanya di bidang pembesaran (grow-out).
PENELITIAN PASOK BENIH ALAM IKAN KERAPU (Epinephelus spp.) MELALUI PEMELIHARAAN INDUK PADA KERAMBA JARING APUNG SEBAGAI RESERVAT BUATAN Wardana lsmail; Supriyono Eko Wardoyo; Bambang Priono; Philip Teguh Imanto
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 4, No 1 (1998): (Vol.4 No.1 1998)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7022.083 KB) | DOI: 10.15578/jppi.4.1.1998.96-108

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan model pemeliharaan induk-induk kerapu dalam keramba jaring apung (KJA) yane berfungsi sebagai reservat buatan, meningkatkan kelimpahan benih kerapu di padang lamun dengan adanya reservat buatan, sehingga suplai benih kerapu dari alam, dapat rnenunjang budidaya kerapu dan menjaga kelestarian sumber daya benih alam maupun plasrna nutfahnya.
KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA DAN BIOIOGI PERAIRAN DANAU TEMPE DI SEKITAR SOPPENG SEBAGAI DASAR TEKNIK PENGELOLAAN SUMMBER DAYA PERIKANAN TANGKAP Supriyono Eko Wardoyo; Irin lriana; Bambang Priono
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 1, No 1 (1995): (Vol.1 No.1 1995)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5390.673 KB) | DOI: 10.15578/jppi.1.1.1995.76-85

Abstract

Danau Tempe merupakan danau terbesar di Propinsi Sulawesi Selatan Wilayah perairan danau ini meliputi Kabupaten Vajo, Sidrap dan Soppeng. Sebenarnya Danau Tempe merupakan kesatuan dari tiga danau, yaitu Danau Tempe itu sendiri, danau Sidereng dan danau Buaya
PEMANFAATAN SISA PAKAN IKAN MAS OLEH IKAN NILA DALAM KJA GANDA YANG RAMAH LINGKUNGAN Endang Pratiwi; Supriyono Eko Wardoyo; Ningrum Suhenda; Irin Iriana
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 4, No 2 (1998): (Vol.4 No.2 1998)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4568.47 KB) | DOI: 10.15578/jppi.4.2.1998.41-48

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan teknologi pemanfaatan sisa pakan ikan mas oleh ikan nila dengan efektif dan efisien dalam KJA ganda. Dengan adanya ikan nila pada keramba lapis luar, maka pengotoran lingkungan akibat sisa pakan ikan mas bisa dikurangi, sehingga kelangsungan budidaya dapat lestari.
STUDI PENDAHULUAN REPRODUKSI IKAN UNTUK PENGELOLAAN BERBASIS BUDIDAYA DISITU BEKAS GALIAN PASIR, KARAWANG Supriyono Eko Wardoyo; Hendra Satria
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 5 (2005): (Vol. 11 No. 5 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2697.79 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.5.2005.1-7

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola reproduksi ikan yang ada di situ bekas galian pasir di bantaran Sungai Citarum antara bendungan Curug dan Walahar. Metode yang dilakukandengan menggunakan Stratified Methode Sampling. lkan ditangkap dengan menggunakan jaring insang (gillnet) dengan berbagai ukuran mata jaring (mesh size), yang dipasang selama salu malam.
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENENTUAN LOKASI PENGEMBANGAN BUDI DAYA LAUT DI TELUK EKAS, NUSA TENGGARA BARAT I Nyoman Radiarta; Supriyono Eko Wardoyo; Bambang Priono; Ongko Praseno
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 9, No 1 (2003): (Vol.9 No.1 2003)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9449.868 KB) | DOI: 10.15578/jppi.9.1.2003.67-80

Abstract

Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu syarat utama bagi keberhasilanpengembangan budi daya laut. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan SIG (Sistem Informasi Geografis) guna menganalisis lokasi ideal bagi pengembangan budi daya laut.