Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

FREKUENSI KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED DI SMP NEGERI 1 SALATIGA Perwira, Hafiizh Nur; Riolina, Ana; Rochmanita, Nilasary
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 1. No 1. 2017
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.901 KB)

Abstract

Orthodontic merupakan beberapa tindakan yang dilakukan untuk mengubah oklusi pada tahap awal pertumbuhan, perlunya memperbaiki kesehatan rongga mulut, fungsi rongga mulut, dan penampilan pribadi. Salah satu indeks yang menjadi acuan dalam perawatan ortodontik adalah Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN). IOTN merupakan sebuah sistem skoring untuk maloklusi, dikembangkan oleh Brook & Shaw (1989). IOTN berfungsi sebagai indeks kebutuhan perawatan ortodontik yang berguna untuk menentukan keparahan atau tingkat sifat oklusi (overjet, reverse overjet, cross bite anterior/ posterior,  displacement contact point, open bite anterior/posterior, dan overbite). Indeks ini terdiri dari dua buah komponen yaitu Dental health Component (DHC) dan Aesthetic Component (AC).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat frekuensi perawatan ortodontik berdasarkan IOTN di SMP Negeri 1 Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian descriptive observational study. Digunakan sampel 84 sampel dari siswa-siswi di SMP Negeri 1 Salatiga. Gigi-geligi sample dicetak dan dilakukan foto dari sisi anterior sejajar dengan oklusi. Hasil cetakan dilakukan pengukuran dan pengklasifikasian dilakukan sesuai grade DHC. Hasil foto gigi-geligi dilakukan analisis wawancara dengan sample sesuai grade AC.Hasil distribusi di dapatkan Frekuensi tingkat kebutuhan perawatan ortodontik siswa-siswi SMP Negeri 1 Salatiga menurut IOTN dengan indeks DHC 39,3% atau 33 siswa-siswi dari total sampel di SMP Negeri 1 Salatiga menunjukkan tingkatan sangat membutuhkan perawatan ortodontik, serta dengan indeks AC 56% atau 47 siswa-siswi dari total sampel di SMP Negeri 1 Salatiga menunjukkan tingkatan tidak membutuhkan perawatan ortodontik.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN RESIN KOMPOSIT NANOHYBRID DALAM SALIVA PH ASAM TERHADAP PERLEKATAN STREPTOCOCCUS MUTANS suparno, nilasary rochmanita
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.258 KB)

Abstract

Resin komposit nanohybrid merupakan resin komposit universal yang sering digunakan pada restorasi anterior maupun posterior. Bahan restorasi di dalam rongga mulut berkontak dengan saliva. Kondisi rongga mulut dengan saliva pH asam dapat menyebabkan pertumbuhan optimum bakteri kariogenik seperti Streptococcus mutans. Lama bahan restorasi berkontak dengan saliva pH asam dapat menyebabkan kekasaran permukaan. Kekasaran permukaan bahan restorasi merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya perlekatan bakteri. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman resin komposit nanohybrid dalam saliva pH asam selama 1, 7, dan 14 hari terhadap perlekatan Streptococcus mutans. Sampel resin komposit nanohybrid berbentuk disk sebanyak 27 dibagi menjadi 3 kelompok yang kemudian masing-masing kelompok direndam dalam saliva buatan pH 4,5 selama 1, 7, dan 14 hari. Setelah itu, sampel direndam dalam suspensi Streptococcus mutans selama 24 jam. Perhitungan koloni Streptococcus mutans menggunakan alat colony counter. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji variansi satu jalur dan post hoc Bonferroni. Hasil penelitian menunjukkan rerata jumlah koloni Streptococcus mutans paling banyak pada kelompok perendaman 14 hari (124,89 CFU/ml), sedangkan paling sedikit pada kelompok perendaman 1 hari (45,11 CFU/ml). Analisis statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok (p<0,05). Kesimpulan penelitian adalah lama perendaman resin komposit nanohybrid dalam saliva pH asam berpengaruh terhadap perlekatan Streptococcus mutans dan lama perendaman resin komposit nanohybrid selama 1, 7, dan 14 hari dalam saliva pH asam meningkatkan perlekatan Streptococcus mutans. Kata Kunci: resin komposit nanohybrid, lama perendaman, saliva pH asam, Streptococcus mutans
PASTA GIGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH, BIJI PINANG, GAMBIR TERHADAP HAMBATAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA Suparno, Nilasary Rochmanita; Putri, Chintami Setyawan; Camalin, Citra Monika Sainti
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Periodontitis merupakan peradangan kronis pada gingiva, tulang alveolar, dan ligamen periodontal yang mendukung gigi. Salah satu bakteri yang terdapat dalam gingiva pada kondisi periodontitis adalah Pseudomonas aeruginosa. Menyikat gigi diperlukan untuk menjaga kesehatan gigi dan gingiva dengan menggunakan pasta gigi yang aman yaitu kandungan bahan herbal sebagai agen antibakteri. Bahan herbal yang digunakan ialah kombinasi daun sirih, biji pinang, dan gambir yang diketahui sinergis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pasta gigi kombinasi ekstrak etanol daun sirih (Piper betle), biji pinang (Areca catechu), dan gambir (Uncaria gambir) terhadap hambatan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa. Jenis penelitian adalah true experimental laboratories dengan rancangan penelitian post-test only control group design. Penelitian menggunakan metode difusi sumuran dengan kelompok perlakuan yaitu pasta gigi kontrol negatif (K-), pasta gigi kombinasi ekstrak daun sirih, biji pinang, dan gambir konsentrasi 10%; 1,5%; 0,5% (F1) dan 20%; 3%; 1% (F2), dan kontrol positif (K+). Pengukuran zona hambat menggunakan jangka sorong. Data dianalisis menggunakan uji One Way Anova dan Post Hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan rerata diameter zona hambat Pseudomonas aeruginosa paling tinggi pada kelompok (F2) dan tidak terbentuk zona hambat pada kelompok kontrol negatif (K-). Analisis statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok (p 0,05), kecuali antara kelompok kontrol negatif (K-) dan kontrol positif (K+) dengan p 0,05. Kesimpulan yaitu pasta gigi kombinasi ekstrak etanol daun sirih, biji pinang, dan gambir berpengaruh terhadap hambatan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa.
Pengaruh Formulasi Pasta Gigi Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle L), Biji Pinang (Areca catechu) dan Gambir (Uncaria gambir) terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Mutans Nilasary Rochmanita Suparno; Citra Monika Sainti Camalin; Chintami Setyawan Putri
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi Vol 11 No 2 (2020): Cerata Jurnal Ilmu Farmasi
Publisher : STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Appropriate use of toothpaste is an effort to reduce problems in the oral cavity, namely reducing plaque that causes dental caries. One of the advantages of herbal toothpaste compared to some toothpastes on the market is that it does not use Sodium Lauryl Sulphate (SLS) which often causes side effects on the oral mucosa. Betel leaf, areca nut and gambier are herbal ingredients which are proven to be effective in inhibiting bacterial growth. To determine the combination of betel leaf, areca nut, and gambier extract ethanol toothpaste in inhibiting the growth of Streptococcus mutans bacteria. This type of research was true experimental laboratories with a post-test only control group design. The study was tested using the well diffusion method with the treatment group namely negative control toothpaste (K-), combination of betel leaf, areca nut, and gambier extract ethanol toothpaste with concentrations of 10%; 1.5%; 0.5% (F1) and 20%; 3%; 1% (F2), positive control toothpaste (K+). The measurement of inhibition zone is carried out with a caliper. Data were analyzed using One Way Anova and Post Hoc LSD tests. The statistical analysis showed significant differences between groups (p<0.05), except between the (K-) and (K+) groups, as well as between the F1 and F2 groups (p>0.05). Combination of betel leaf, areca nut, and gambier extract ethanol toothpaste has an effect on the inhibition of the growth of Streptococcus mutans bacteria.
Non-Dental glass fiber impregnation on flexural strength of fiber reinforced composite Nilasary Rochmanita Suparno; Siti Sunarintyas; Muhammad Kusumawan Herliansyah
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 4, No 1 (2018): April
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.873 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.17137

Abstract

The availability of dental E-glass fibers for Fiber Reinforcement (FRC) restoration is limited in Indonesia with relatively high cost.Therefore, non-dental glass fibers have been used as an alternative material. The composition of non-dental glass fibers is almost the same with dental E-glass fibers. An important parameter responsible for the strength of FRC is the impregnation of the fibers with resin. Reinforcing fibers are difficult to impregnate with the resin systems of high viscosity. The aim of study is to assess the effect of non-dental glass fibers impregnation using bis-GMA and TEGDMA resin on the flexural strength of FRC. The materials used in the study were non-dental glass fibers (CMAX, China), resin bis-GMA (Sigma-Aldrich, USA) and TEGDMA (Sigma-Aldrich, USA). Three groups of samples consisted of FRC with non-impregnated fibers, FRC with impregnated fibers (bis-GMA:TEGDMA=4:1) and FRC with impregnated fibers (bis-GMA:TEGDMA=1:1). The three groups were tested to determine flexural strength according to ISO 10477. The samples were stored in aquadest at 37 °C for 24 hours prior to flexural strength test. The results were analyzed by one way ANOVA with LSD post hoc test. The results of study showed that the lowest mean of flexural strength (116.16 ± 15.87MPa) was FRC with non-impregnated fiber and the highest mean (151.32 ± 23.74 MPa) was FRC with impregnated fiber (bis-GMA:TEGDMA=1:1). The statistical analysis showed that fiber impregnation had a significant effect (p< 0.05). It can thenbe concluded that non-dental glass fiber impregnation using bis-GMA and TEGDMA resin could increase the flexural strength of FRC and FRC with the impregnated fibers (bis-GMA:TEGDMA=1:1) that had the highest mean of flexural strength.
POTENSI PATCH MUKOADHESIF KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH HIJAU (PIPER BETLE L.), GAMBIR (UNCARIA GAMBIR), DAN BIJI PINANG (ARECA CATECHU) PADA PENYAKIT PERIODONTAL Mahera Perdana Kusuma; Nilasary Rochmanita Suparno
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 4, No 1 (2021): Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Periodontal disease is an inflammatory disease that affects the supporting tissues of the teeth and is caused by the accumulation of bacteria in the subgingival area. Giving drugs such as antibiotics and anti-inflammatory cause resistance because people can consume them freely, so that natural ingredients from a combination of green betel leaf, gambier, and areca nut can be the right alternative because they have synergistic antibacterial compound. The purpose og this literature review is to determine the potential of mucoadhesive patches combined with ethanol extract of green betel leaf, gambier, and areca nut on the case that cause periodontal disease. Green betel leaf, gambier, and areca nut are often used as medicinal ingredients because they contain many antibacterial compounds that are bacteriostatic, making it possible to combine these three natural ingredients in the preparation of mucoadhesive patches to reduce the bacterial population in periodontal disease. The conclusion from this literature review is that the mucoadhesive patch combined with ethanol extract of green betel leaf, gambier, and areca nut has the potential to reduce colonization of bacteria that cause periodontal disease by inhibiting the growth of periodontal bacteria.
PASTA GIGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH, BIJI PINANG, GAMBIR TERHADAP HAMBATAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA Nilasary Rochmanita Suparno; Chintami Setyawan Putri; Citra Monika Sainti Camalin
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Periodontitis merupakan peradangan kronis pada gingiva, tulang alveolar, dan ligamen periodontal yang mendukung gigi. Salah satu bakteri yang terdapat dalam gingiva pada kondisi periodontitis adalah Pseudomonas aeruginosa. Menyikat gigi diperlukan untuk menjaga kesehatan gigi dan gingiva dengan menggunakan pasta gigi yang aman yaitu kandungan bahan herbal sebagai agen antibakteri. Bahan herbal yang digunakan ialah kombinasi daun sirih, biji pinang, dan gambir yang diketahui sinergis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pasta gigi kombinasi ekstrak etanol daun sirih (Piper betle), biji pinang (Areca catechu), dan gambir (Uncaria gambir) terhadap hambatan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa. Jenis penelitian adalah true experimental laboratories dengan rancangan penelitian post-test only control group design. Penelitian menggunakan metode difusi sumuran dengan kelompok perlakuan yaitu pasta gigi kontrol negatif (K-), pasta gigi kombinasi ekstrak daun sirih, biji pinang, dan gambir konsentrasi 10%; 1,5%; 0,5% (F1) dan 20%; 3%; 1% (F2), dan kontrol positif (K+). Pengukuran zona hambat menggunakan jangka sorong. Data dianalisis menggunakan uji One Way Anova dan Post Hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan rerata diameter zona hambat Pseudomonas aeruginosa paling tinggi pada kelompok (F2) dan tidak terbentuk zona hambat pada kelompok kontrol negatif (K-). Analisis statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok (p0,05), kecuali antara kelompok kontrol negatif (K-) dan kontrol positif (K+) dengan p0,05. Kesimpulan yaitu pasta gigi kombinasi ekstrak etanol daun sirih, biji pinang, dan gambir berpengaruh terhadap hambatan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN RESIN KOMPOSIT NANOHYBRID DALAM SALIVA pH ASAM TERHADAP PERLEKATAN STREPTOCOCCUS MUTANS nilasary rochmanita suparno
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Resin komposit nanohybrid merupakan resin komposit universal yang sering digunakan pada restorasi anterior maupun posterior. Bahan restorasi di dalam rongga mulut berkontak dengan saliva. Kondisi rongga mulut dengan saliva pH asam dapat menyebabkan pertumbuhan optimum bakteri kariogenik seperti Streptococcus mutans. Lama bahan restorasi berkontak dengan saliva pH asam dapat menyebabkan kekasaran permukaan. Kekasaran permukaan bahan restorasi merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya perlekatan bakteri. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman resin komposit nanohybrid dalam saliva pH asam selama 1, 7, dan 14 hari terhadap perlekatan Streptococcus mutans. Sampel resin komposit nanohybrid berbentuk disk sebanyak 27 dibagi menjadi 3 kelompok yang kemudian masing-masing kelompok direndam dalam saliva buatan pH 4,5 selama 1, 7, dan 14 hari. Setelah itu, sampel direndam dalam suspensi Streptococcus mutans selama 24 jam. Perhitungan koloni Streptococcus mutans menggunakan alat colony counter. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji variansi satu jalur dan post hoc Bonferroni. Hasil penelitian menunjukkan rerata jumlah koloni Streptococcus mutans paling banyak pada kelompok perendaman 14 hari (124,89 CFU/ml), sedangkan paling sedikit pada kelompok perendaman 1 hari (45,11 CFU/ml). Analisis statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok (p0,05). Kesimpulan penelitian adalah lama perendaman resin komposit nanohybrid dalam saliva pH asam berpengaruh terhadap perlekatan Streptococcus mutans dan lama perendaman resin komposit nanohybrid selama 1, 7, dan 14 hari dalam saliva pH asam meningkatkan perlekatan Streptococcus mutans. Kata Kunci: resin komposit nanohybrid, lama perendaman, saliva pH asam, Streptococcus mutans
FREKUENSI KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED DI SMP NEGERI 1 SALATIGA Hafiizh Nur Perwira; Ana Riolina; Nilasary Rochmanita
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 1. No 1. 2017
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orthodontic merupakan beberapa tindakan yang dilakukan untuk mengubah oklusi pada tahap awal pertumbuhan, perlunya memperbaiki kesehatan rongga mulut, fungsi rongga mulut, dan penampilan pribadi. Salah satu indeks yang menjadi acuan dalam perawatan ortodontik adalah Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN). IOTN merupakan sebuah sistem skoring untuk maloklusi, dikembangkan oleh Brook Shaw (1989). IOTN berfungsi sebagai indeks kebutuhan perawatan ortodontik yang berguna untuk menentukan keparahan atau tingkat sifat oklusi (overjet, reverse overjet, cross bite anterior/ posterior,  displacement contact point, open bite anterior/posterior, dan overbite). Indeks ini terdiri dari dua buah komponen yaitu Dental health Component (DHC) dan Aesthetic Component (AC).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat frekuensi perawatan ortodontik berdasarkan IOTN di SMP Negeri 1 Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian descriptive observational study. Digunakan sampel 84 sampel dari siswa-siswi di SMP Negeri 1 Salatiga. Gigi-geligi sample dicetak dan dilakukan foto dari sisi anterior sejajar dengan oklusi. Hasil cetakan dilakukan pengukuran dan pengklasifikasian dilakukan sesuai grade DHC. Hasil foto gigi-geligi dilakukan analisis wawancara dengan sample sesuai grade AC.Hasil distribusi di dapatkan Frekuensi tingkat kebutuhan perawatan ortodontik siswa-siswi SMP Negeri 1 Salatiga menurut IOTN dengan indeks DHC 39,3% atau 33 siswa-siswi dari total sampel di SMP Negeri 1 Salatiga menunjukkan tingkatan sangat membutuhkan perawatan ortodontik, serta dengan indeks AC 56% atau 47 siswa-siswi dari total sampel di SMP Negeri 1 Salatiga menunjukkan tingkatan tidak membutuhkan perawatan ortodontik.
Extraoral Radiography as an Alternative during Covid-19 Pandemic Anindiya Kartika Sari; Nilasary Rochmanita Suparno
Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity) 2021: Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.229 KB)

Abstract

Purpose: The purpose of this literature review was made as a recommendation radiography materials for dental practitioners to use extraoral radiography as an alternative during the Covid-19 pandemic. Methodology: This literature review is created by collecting journals and case reports with keywords “extraoral radiography” and “Covid-19 pandemic”. The inclusion criteria used in this articles review are articles published in English and Bahasa Indonesia, scopus indexed articles and research articles, and also from dental radiology books. Results: Some dentistry organizations have suggested using extraoral radiography examinations as an alternative during the Covid-19 pandemic. These include panoramic, CBCT, extraoral bitewing and extraoral periapical radiography. Applications/Originality/Value: Using extraoral radiography with panoramic, CBCT, extraoral bitewing and extraoral periapical radiography can be used as an alternative in radiography examination during the Covid-19 pandemic.