cover
Contact Name
Netty Ermawati
Contact Email
netty@polije.ac.id
Phone
+62331-333532
Journal Mail Official
agriprima@polije.ac.id
Editorial Address
Jl. Mastrip Po.Box 164, Kec. Sumbersari, Kab. Jember 68121 - Jawa Timur, Indonesia
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences
ISSN : 25492934     EISSN : 25492942     DOI : https://doi.org/10.25047/agriprima
Agriprima merupakan jurnal ilmiah pertanian terapan yang mencakup berbagai topik di bidang ilmu pertanian. Jurnal ini menerbitkan artikel penelitian di bidang pemuliaan dan genetika tanaman, bioteknologi tanaman, teknologi perbenihan, perlindungan tanaman, ilmu tanah, nutrisi tanaman, teknologi panen dan pasca panen, serta inovasi yang relevan dan prospektif untuk kemajuan pertanian dan produksi tanaman. Jurnal ini diterbitkan enam bulanan pada bulan Maret dan September. Semua makalah yang dikirimkan sepenuhnya ditinjau sejawat oleh reviewer yang berkualifikasi dengan keahlian di bidang yang sesuai untuk artikel tersebut.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 1 (2021): MARET" : 10 Documents clear
Isolasi Cendawan Aspergillus sp. pada Tanaman Padi Organik Nor Imama Iga Mawarni; Iqbal Erdiansyah; Rudi Wardana
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2021): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v5i1.363

Abstract

Penelitian bertujuan agar dapat mengidentifikasi karakteristik cendawan Aspergillus sp. secara makroskopis, jumlah koloni, kecepatan tumbuh cendawan dan kepadatan spora cendawan Aspergillus sp. yang telah diisolasi dari dua lokasi berbeda. Penelitian ini dilakukan dari September 2019 hingga November 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, yaitu dengan membandingkan cendawan Aspergillus sp yang dapat diisolasi dari 2 lahan yang berbeda. Data dari hasil penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kedua lokasi pengambilan sampel tanah pada lokasi pertama jamur Aspergillus sp. dapat diisolasi pada kedalaman 20-25 cm dari permukaan tanah. Sedangkan di lokasi kedua, jamur Aspergillus sp. dapat diisolasi pada kedalaman 10-15 cm dan 20-25 cm dari permukaan tanah dan memiliki karakteristik morfologi berupa koloni berwarna hitam, hifa bersekat, konidia bulat, konidiofor tegak dan tidak bercabang serta vesikel yang berbentuk bulat. Kemudian untuk jumlah koloni cendawan Aspergillus sp. yang dapat diisolasi dari Desa Lombok Kulon dan Desa Sulek menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Sedangkan untuk kecepatan pertumbuhan dan nilai kepadatan spora cendawan Aspergillus sp. dari kedua lokasi menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata.
Aplikasi Pupuk Fosfor terhadap Pertumbuhan, Hasil Biji, dan Gula Brix Tanaman Sorgum FNU Suwardi; Roy Efendi; FNU Suriani
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2021): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v5i1.372

Abstract

Kondisi lahan yang kering dan kesuburan tanah yang rendah menjadi permasalahan utama dalam pengembangan sorgum sebagai bahan pangan, pakan dan bahan baku industri (ethanol). Pemberian pupuk fospor (P) diharapkan dapat meningkatkan biomas batang, volume nira, kadar brix dan biji sorgum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai dosis pemberian pupuk P terhadap pertumbuhan, hasil, kadar gula brix dan biomas beberapa varietas sorgum. Penelitian di laksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros Sulawesi Selatan. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) tiga ulangan dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah varietas (Super 1, Super 2 dan Numbu). Faktor kedua adalah penambahan pupuk tunggal Posfor (P) : P1= tanpa pupuk fosfor, P2= 25 kg/ha pupuk P, P3= 50 kg/ha pupuk P, P4= 75 kg/ha pupuk P, P5= 100 kg/ha pupuk P dan P6= 125 kg/ha pupuk P.  Dosis pupuk acuan yang digunakan adalah 120 kg/ha N, 36 kg/ha P (P2O5) dan 90 kg/ha KCl (K2O). Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam Anova, apabila berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut Duncan dengan taraf kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk P dosis 50 kg/ha menghasilkan panen biji tertinggi pada varietas Super 1 (2.73 t/ha), Numbu (1.93 t/ha) dan pupuk P dengan dosis 25 kg/ha menghasilkan bobot panen tertinggi pada varietas Super 2 (3.76 t/ha). Kadar gula brix tertinggi diperoleh pada varietas Super 1  dosis P 100 kg/ha (12.95%), Super 2 dosis P 125 kg/ha (15.61%) dan Numbu  dosis P 125 kg/ha (14.19%).
Induksi Kalus Morfogenik dan Regenerasi Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) secara In Vitro Sitti Inderiati; FNU Yanti; Eka Ria Mentari
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2021): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v5i1.380

Abstract

Propagasi in vitro merupakan cara memperoleh tanaman baru yang sehat secara cepat dan massal, Percobaan in vitro dilaksanakan untuk menginduksi kalus morfogenik dan regenerasi dari varietas tebu domestik.  Bagian terdalam gulungan daun tebu digunakan sebagai eksplan dan diinkubasi pada medium MS yang dimodifikasi dan dilengkapi dengan 2,4-D pada konsentrasi 1 mg/l, 2.5 mg/l, dan 5 mg/l untuk menginduksi pembentukan kalus.  Kalus yang terbentuk di medium induksi selanjutnya dipindahkan ke medium MS yang diperkaya dengan zat pengatur tumbuh untuk inisiasi dan perbanyakan tunas.  Persentase pembentukan kalus tertinggi dicapai pada penggunaan medium yang mengandung 2.5 mg/l 2,4-D dan maksimal proliferasi kalus morfogenik diperoleh setelah subkultur ketiga.  Dua tipe kalus yang terbentuk pada medium induksi yaitu berstruktur kering, remah dan struktur halus kompak.  Jenis kalus yang morfogenik tersebut berwarna putih dan putih kekuningan serta mudah terpisah-pisah.  Hasil proliferasi tunas dari kalus tertinggi diperoleh pada medium MS dengan kombinasi hormon tumbuh 2 mg/l Kinetin + 1 mg/l IAA dan tidak ada pertumbuhan tunas pada medium yang ditambahkan zat pengatur tumbuh tunggal, yaitu Kinetin.  Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa hormon tumbuh jenis sitokinin yang dikombinasi dengan auksin sangat dibutuhkan untuk regenerasi kalus tebu secara in vitro.
Modifikasi Teknik Invigorasi untuk Meningkatkan Viabilitas dan Vigor Benih Jagung Manis (Zea mays Sacharata L.) Aulia Zakia; Muhammad Bahrul Ulum; Aniek Iriany; Agus Zainudin
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2021): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v5i1.383

Abstract

Penyimpanan benih yang salah, dapat menyebabkan deteriorasi, sehingga viabilitas dan vigor benih di lapangan rendah. Teknik invigorasi diterapkan sesuai dengan jenis benihnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media agar yang dicampur dengan arang aktif dapat digunakan sebagai alternatif cara invigorasi benih Jagung manis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2019, bertempat di Laboratorium Benih Agronomi, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian dilakukan pada benih Jagung manis varietas Talenta, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) sederhana. Modifikasi teknik invigorasi sebagai faktor perlakuan, terdiri atas Kontrol, benih ditumbuhkan dalam media pasir (A0), modifikasi media agar (A1), modifikasi media agar ditambah arang aktif (A2), modifikasi media agar yang ditumpuk/ benih diletakkan diantara media agar (A3), modifikasi media agar+arang aktif yang ditumpuk/ benih diletakkan diantara media agar+arang aktif (A4), matriconditioning menggunakan arang sekam (A5). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa viabilitas dan vigor benih Jagung masing-masing meningkat sebesar 22,22 % dan 19, 45 %. Modifikasi metode invigorasi menggunakan agar dan arang aktif dapat dijadikan sebagai alternatif perlakuan invigorasi terhadap benih Jagung.
Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Cair dan ZPT Alami terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Salibu di Sawah Basah Marchel Putra Garfansa; FNU Iswahyudi; Moh Ramly
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2021): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v5i1.386

Abstract

Salibu adalah sistem budidaya dengan tunas tanaman padi yang tumbuh dari tunggul yang telah dipanen, sehingga dapat memberikan tambahan produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi pupuk organik cair (POC) Eco Farming dan zat pengatur tumbuh (ZPT) alami pada pertumbuhan padi salibu. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanian di Desa Pademawu Timur, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok non faktorial yang terdiri dari 4 macam perlakuan yaitu Kontrol  (P0), ZPT 14 ml/L (P1), Pupuk Organik Cair (POC) Eco Farming 3 ml/L (P2), dan ZPT 14 ml/L + Pupuk Organik Cair (POC) Eco Farming 3 ml/L (P3). Perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 16 perlakuan dengan uji lanjut BNT 5%. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Pemberian POC yang dikombinasikan dengan ZPT mampu memberikan pertumbuhan yang baik pada tanaman padi salibu.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Padi Hitam (Oryza sativa L) Lokal Banyuwangi terhadap Aplikasi Beberapa Jenis Pupuk Kandang Ari Istanti; Diyah Triasih
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2021): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v5i1.397

Abstract

Beras hitam merupakan varietas lokal yang mengandung pigmen paling baik, memiliki rasa dan aroma yang baik dengan penampilan yang spesifik dan unik. Beras hitam masih jarang dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat dikarenakan banyak masyarakat yang belum familiar tentang beras hitam, umur tanam padi hitam yang lebih panjang dibandingkan padi putih (bisa mencapai 5-6 bulan), dan produktivitasnya yang lebih rendah dibandingkan padi putih. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kuantitas padi hitam adalah dengan pemupukan, baik organik maupun anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan taraf pupuk organik terbaik yang didapatkan dari pupuk kandang untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil beras hitam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor yaitu jenis pupuk kandang dan taraf pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan yaitu pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, dan pupuk kandang kambing. Taraf pupuk kandang yang digunakan adalah 0% (0 g), 50% (6,25 g), 100% (12,5 g), 150% (18,75 g), 200% (25 g), dan 250% (31,25 g) dengan tiga ulangan. Perlakuan pupuk kandang kambing sebanyak 18,75 g mampu meningkatkan kandungan klorofil hingga 2,67 mg/g.
Efek Kombinasi Biochar dan Mikoriza pada Pertumbuhan Tanaman Jagung Pulut Ungu (Zea mays L. var ceratina Kulesh) Tanah Inseptisol Reuleut Rosnina AG; Agung Syafani; Adam Supraja; Betry Ardiyanti
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2021): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v5i1.400

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi biochar dan pemberian  mikoriza pada tanah inseptisol dalam pengembangan tanaman jagung pulut ungu/Dark purple waxy corn (Zea mays L. var ceratina Kulesh). Pada penelitian ini digunakan   rancangan acak kelompok (RAK) pola  faktorial 3 ulangan yang terdiri dari faktor pemberian biochar (B) terdiri dari  0 t/ha, 2 t/ha, 4 t/ha dan faktor mikoriza (M) 0 t/ha, 0.35 t/ha, 0.65 t/ha. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dan apabila berpengaruh nyata dan sangat nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncan (DMRT).  Aplikasi biochar sebagai pembenah tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik tanah yang dikombinasikan dengan pemberian fungi mikoriza dan pupuk hayati pada lahan inseptisol dapat meningkatkan pertumbuhan dan tinggi tanaman. Pertumbuhan jagung tertinggi diperoleh pada dosis biochar 2 t/ha.  Seiring dengan meningkatnya dosis pupuk biokompos+mikoriza terdapat penurunan tinggi dan kandungan klorofil tanaman jagung pada tanah inseptisol Reuleut.
Potensi Fungisida Perlakuan Benih terhadap Perenosclerospora sp. penyebab Penyakit Bulai Jagung Ahmad Ilham Tanzil; Hari Purnomo
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2021): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v5i1.401

Abstract

Jamur patogen Perenosclerospora sp. merupakan penyakit penting pada tanaman jagung. Dampak yang ditimbulkan dapat menimbulkan kerugian hingga 100%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan aktif fungisida sebagai perlakuan benih dalam mengendalikan penyakit bulai (Perenosclerospora sp.) pada tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan dengan diawali menanam tanaman jagung yang diinokulasi bulai sebagai tanaman spreader (sumber inokulum alami) dan pembatas antar perlakuan. Selanjutnya saat tanaman border sudah terinfeksi bulai baru ditanam benih perlakuan yang sudah dicampur dengan bahan aktif fungisida. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap dengan delapan perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol tanpa fungisida (P0), dimetomorf (P1), dimetomorf + piraklostrobin (P2), fenamidon (P3), fenamidon dan propamokarb hodroklorida (P4), metalaksil (P5), mefenoksam (P6), dan fluopikolid+propineb (P7). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kontrol lebih bagus dalam meningkatkan daya kecambah dibandingkan dengan menggunakan fungisida. Benih jagung yang diberikan perlakukan bahan aktif dimetomorf + piraklostrobin memiliki potensi yang paling tinggi dalam menekan keterjadian penyakit bulai pada jagung manis dan mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman jagung yang dibandingkan perlakuan lainnya.
Efektivitas Ekstrak Daun Nerium oleander L. terhadap Populasi dan Intensitas Serangan Spodoptera exigua (Hubner.) dan Pengaruhnya pada Produksi Bawang Merah Burhanuddin Nasir; Moh. Hibban Toana; FNU Idham; Sri Anjar Lasmini
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2021): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v5i1.404

Abstract

Penggunaan insektisida dalam pengendalian hama telah menimbulkan berbagai dampak negatif terutama terjadinya kerusakan ekosistem pertanaman. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan insektisida kimia sintetis adalah dengan memanfaatkan bahan tanaman yang berpotensi sebagai pestisida nabati. Tumbuhan bunga mentega (Nerium oleander Linn.) memiliki potensi sebagai insektisida nabati karena mengandung zat oleandrin yang dapat bekerja sebagai racun perut dan penghambat daya makan larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak daun bunga mentega N. oleander pada pertanaman bawang merah verietas Lembah Palu Allium cepa var. aggregatum terhadap padat populasi dan intensitas serangan hama ulat bawang Spodoptera exigua dan hasil produksi bawang merah di lahan kering. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2018 sampai bulan Februari 2019. di Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan yaitu K0: tanpa ekstrak, K1: ekstrak N. oleander 2,69 g/L, K2: ekstrak N. oleander 5,38 g/L, K3: ekstrak N. oleander 10,75 g/L, K4: ekstrak N. oleander 21,5 g/L, dan K5: ekstrak N. oleander 43,0 g/L. Variabel pengamatan meliputi padat populasi dan intensitas serangan ulat bawang S. exigua dan produksi bawang merah. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varians yang dilanjutkan dengan uji BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 43,0 g/L menekan populasi dan intensitas serangan larva S. exigua masing-masing sebesar 1,58 ekor menjadi 0,71 ekor dan 2,79% menjadi 0,71%. Produksi yang dicapai meningkat pada perlakuan K5 yakni dari 4,97 t/ha menjadi 8,67 t/ha.
Pengaruh Aplikasi Abu Terbang dan Pupuk Kotoran Sapi terhadap Populasi Mikroorganisme di Tanah Ultisol Nurleni Kurniawati; FNU Priyadi
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2021): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v5i1.406

Abstract

Ultisol tergolong tanah kering masam yang paling luas di Indonesia tetapi minim dimanfaatkan untuk bidang pertanian. Hal ini karena kandungan Al yang tinggi, kurangnya unsur hara, dan rendahnya nilai pH, sehingga perlu dilakukan perbaikan kondisi tanah. Fly ash dan pupuk kotoran sapi merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai pembenah tanah ultisol. Fly ash merupakan limbah pembakaran batu bara dengan kandungan unsur hara dan dapat menaikkan pH tanah. Pupuk kotoran sapi mengandung unsur hara yang berperan dalam memperbaiki  sifat biologi, kimia, dan fisika tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan populasi mikroorganisme tanah dengan penggunaan fly ash dan pupuk kotoran sapi sebagai pembenah tanah ultisol. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap yang disusun secara Faktorial dengan 3 ulangan sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Faktor pertama adalah dosis fly ash dan faktor kedua adalah dosis pupuk kotoran sapi. Variabel pengamatan berupa (total fungi, total bakteri, dan unsur kimia tanah). Hasil penelitian menunjukan bahwa  penggunaan bahan pembenah tanah berupa  fly ash dan pupuk kotoran sapi dapat mempengaruhi populasi mikroorganisme tanah dan sifat kimia pada tanah utisol. Populasi mikroorganisme tertinggi didapatkan pada dosis fly ash 100 t/ha dengan total populasi bakteri 7,6x105±1,78 Log CFU /g dan populasi fungi 17,8x107±1,29 Log CFU /g. Sedangkan dosis pupuk kandang sapi 10, 20, 30 t/ha tidak berbeda nyata pada variabel yang diamati. Penggunaan dosis fly ash 150 t/ha meningkatkan pH tanah mencapai 7,29, kandungan N 0,08%, P 52,36 mg/kg, K 26,48 mg/kg, dan C-Organik sebesar 1,12 %.

Page 1 of 1 | Total Record : 10