cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
JURNAL ENGGANO
Published by Universitas Bengkulu
ISSN : 26155958     EISSN : 25275186     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Enggano is published twice a year, in April and September, and contains a mixture of academic articles and reviews on all aspects of marine science and fisheries.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1" : 9 Documents clear
POTENSI ISOLAT Bacillus sp. ENG-4 YANG BERASOSIASI DENGAN SPONS Aplysina sp. PENGHASIL SENYAWA ANTIMIKROB ASAL PULAU ENGGANO Risky Hadi Wibowo; Sipriyadi Sipriyadi; Welly Darwis; Santi Nurul Kamilah; Hizkia Puspa Pertiwi; Reza Pertiwi
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.81 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.1-10

Abstract

Pulau Enggano merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia yang memiliki keragaman biota yang cukup tinggi, salah satunya adalah hewan spons. Spons adalah sekelompok hewan multiseluler, memiliki ciri tubuh berpori, dan organisme invertebrata berguna dalam memproduksi senyawa bioaktif. Bakteri yang terkait dengan spons dapat menjadi sumber alternatif senyawa bioaktif baru, terutama antimikrob. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bakteri yang terkait dengan Aplysina sp. asal Pulau Enggano sebagai penghasil senyawa antimikrob melawan mikrob patogen. Total 263 isolat berhasil diisolasi pada media agar-agar Sea water Complete (SWC). Isolat bakteri potensial selanjutnya diidentifikasi dengan pengamatan morfologi, pewarnaan Gram, serta dilanjutkan dengan uji biokimia. Hasil uji aktivitas antimikrob dari 16 isolat terpilih melalui uji antagonis, supernatan dan pelet terhadap mikrob patogen Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeroginosa dan Candida albicans menunjukkan bahwa isolat ENG-4 memiliki kemampuanmenghambat pada dua mikrob pathogen yaitu E. coli, S. aureus. Isolat ENG-4 termasuk ke dalam bakteri gram positif dan merujuk pada genus Bacillus berdasarkan uji biokimia.POTENTIAL OF ISOLATE Bacillus sp. ENG-4 ASSOCIATED WITH MARINE SPONGE Aplysina sp. PRODUCING ANTIMICROBIAL COMPOUNDS FROM ENGGANO ISLAND. Enggano Island is one of the outer islands in Indonesia that has a high diversity of marine biota, one of them are sponges. Sponge is a group of multicellular animals, has a characteristic porous body, and invertebrate organisms are useful in producing bioactive compounds. Bacteria associated with sponges can be an alternative source of new bioactive compounds, especially antimicrobial. This study aims to determine the potential of bacteria associated with Aplysina sp. from Enggano island as a producer of antimicrobial compounds against pathogenic microbes. Total 263 isolates were successfully isolated in Sea water Complete (SWC) agar media. Potential isolates were further identified morphologically, Gram staining, and also biochemical tests. The results of the antimicrobial activity test of 16 selected isolates through antagonist, supernatant and pellet tests on pathogenic microbes of Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeroginosa and Candida albicans showed that the ENG-4 isolate had the ability to inhibit two spesies of pathogens which are E. coli and S. aureus. ENG-4 isolate belong to gram-positive bacteria and refer to the genus Bacillus based on biochemical tests.
KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS PADA EKOSISTEM MANGROVE DESA DARUBA PANTAI KABUPATEN PULAU MOROTAI Djainudin Alwi; Sandra Hi. Muhammad; Henderson Herat
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.899 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.64-77

Abstract

Ekosistem mangrove berperan sebagai habitat berbagai jenis satwa, salah satunya yaitu makrozoobenthos. Makrozoobenthos berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya, Makrozoobenthos merupakan makanan alami bagi berbagai satwa perairan yang berukuran besar. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelimpahan makrozoobenthos dan menganalisis struktur komunitas makrozoobenthos di kawasan ekosistem mangrove Daruba Pantai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2019 yang berlokasi di kawasan Mangrove Desa Daruba Pantai. Pengambilan data menggunakan metode sampel kuadrat (Quadrat Sampling) dengan ukuran plot 1x1 m2. Metode analisis data menggunakan analisis indeks ekologi seperti kelimpahan individu, kelimpahan relatif, keanekaragaman jenis, keseragaman dan dominasi. Hasil penelitian menunjukan kelimpahan individu makrozoobenthos tertinggi berada pada stasiun ke I yaitu 33,333 (Ind/m2) dan terendah berada di stasiun I dan II yaitu Polymesoda bengalensis 1,111 (Ind/m2). Sedangkan Kelimpahan Relatif tertinggi ada di stasiun II yaitu Episesarma (0,200 %) dan terendah ada di stasiun I dan II yaitu Polymesoda bengalensis (0,007 %). Hasil analisis indeks ekologi Keanekragaman (H’) stasiun I yaitu (2,146), stasiun II (2,158) dan stasiun III (2,131) termasuk dalam kategori sedang. Indeks Keseragaman (E) pada stasiun I berkisar (0,895), stasiun II (0,900), sedangkan pada stasiun III (0,925) termasuk dalam kategori tinggi. Indeks Dominasi pada stasiun I yaitu (0,132), stasiun II (0,132) dan pada stasiun III yaitu (0,130) termasuk dalam kategori rendah.THE DIVERSITY AND ABUNDANCE OF MACROZOOBENTHOS IN MANGROVE ECOSYSTEMS AT DARUBA VILLAGE COASTAL PULAU MOROTAI REGENCY. Mangrove ecosystems play a role as a habitat for various species of animals, one of which is macrozoobenthos. Macrozoobenthos acts as the primary consumer and some have a role as secondary consumers or consumers who occupy a higher place. In general, Macrozoobenthos is a natural food for a variety of large aquatic animals. This research aims to analyze the abundance of macrozoobenthos and analyze the structure of the macrozoos community in the area of the Daruba Coastal mangrove ecosystem. This research was conducted from November to December 2019 located in the Mangrove area of Daruba Pantai Village. Retrieval of data using the method of quadratic sampling (Quadrat Sampling) with a plot size of 1x1 m2. Data analysis methods use ecological index analysis such as individual abundance, relative abundance, species diversity, uniformity, and dominance. The results showed the highest abundance of macrozoobenthos individuals were at a station I which was 33,333 (Ind / m2) and the lowest was at stations I and II namely Polymesoda bengalensis 1.111 (Ind / m2). While the highest relative abundance in at station II, Episesarma (0.200%) and the lowest are at a station I and II, Polymesoda bengalensis (0.007%). The results of the analysis of the Ecological diversity index (H ') of Station I, namely (2,146), Station II (2,158) and Station III (2,131) are included in the medium category. The Uniformity Index (E) at a station I ranges (0.895), station II (0.900), while at station III (0.925) is included in the high category. The Domination Index at a station I (0.132), station II (0.132) and at station III (0.130) are in a low category.
PENERAPAN REGRESI LOGISTIK DALAM PENENTUAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH WISATAWAN ECOTOURISM DESA BEDONO Wilis Ari Setyati; Sunaryo Sunaryo; Arya Rezagama; Abel Kristanto Widodo; M Faisal Alfa Yulianto
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.33 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.11-22

Abstract

Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor vital yang dapat diandalkan oleh masyarakat suatu desa untuk memperoleh pendapatan tambahan. Desa Bedono merupakan salah satu desa pesisir yang terletak di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Sebagai salah satu desa pesisir, Desa Bedono mengalami tekanan dari aktivitas di darat maupun di lautan. Dampak yang paling terlihat adalah rusaknya infrastruktur akibat banjir rob. Hal ini tentu menghambat wisatawan yang ingin datang berkunjung ke Desa Bedono. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan untuk datang ke Desa Bedono. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner berisi pertanyaan tertutup dengan jumlah responden sebanyak 100. Pengolahan data menggunakan regresi logistic dengan bantuan software SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi wisatawan untuk datang ke Desa Bedono ada tiga, yaitu: respon warga desa terhadap banjir rob (X1), prioritas masalah lingkungan (X3) dan jenis wisata yang ditawarkan (X11) dilihat dari nilai significance yang berada di bawah 1% dan 5%. Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan untuk datang ke Desa Bedono, diharapkan warga dapat memaksimalkan potensi sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan.APPLICATION OF LOGISTIC REGRESSION IN DETERMINING FACTORS AFFECTING THE NUMBER OF ECOTOURISM ASSESSMENT IN BEDONO VILLAGE. Tourism activities are one of the vital sectors that can be relied upon by the people of a village to obtain additional income. Bedono Village is a coastal village located in Sayung Subdistrict, Demak Regency. As one of the coastal villages, Desa Bedono experiences pressure from activities on land and in the ocean. The most noticeable impact is damage to infrastructure due to tidal flooding. This certainly inhibits tourists who want to come to visit Bedono Village. This study aims to determine the factors that influence tourists to come to the village of Bedono. Data collection was carried out with a questionnaire containing closed questions with 100 respondents. Data processing used logistic regression with the help of SPSS software. The results of this study indicate that there are three factors influencing tourists to come to Bedono Village, namely: villagers' responses to tidal floods (X1), priority environmental problems (X3) and types of tours offered (X11) seen from the significance value at under 1% and 5%. After knowing the factors that influence tourists to come to Bedono Village, it is hoped that residents can maximize their potential so that they can increase the number of tourists.
PEMETAAN HABITAT PERAIRAN DANGKAL MENGGUNAKAN CITRA RESOLUSI MENENGAH DENGAN METODE KLASIFIKASI BERBASIS PIKSEL (STUDI KASUS PULAU TIKUS) Ari Anggoro; Zamdial zamdial; Dede Hartono; Deddy Bakhtiar; Nurlaila Ervina Herliany; Maya Angraini Fajar Utami
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.463 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.78-90

Abstract

Pulau Tikus adalah pulau kecil yang terletak di Kota Bengkulu yang memiliki potensi terumbu karang disekitar perairan dangkal. Tujuan penelitian ini untuk memetakan kawasan habitat perairan dangkal ekosistem terumbu karang Pulau Tikus menggunakan citra satelit Landsat 8 OLI dan menguji akurasi klasifikasi peta habitat perairan dangkal di Pulau Tikus. Metode klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi terbimbing maximum likelihood classification. Hasil klasifikasi citra Landsat 8 OLI berdasarkan skema klasifikasi yang digunakan dari lima kelas habitat di Pulau Tikus tersebut yaitu karang hidup seluas 71,46 ha, karang campur pasir 106,9425 ha, karang mati 67,365 ha, makro alga 31,815 ha, dan pasir 40,05 ha. Uji akurasi dari perbandingan hasil klasifikasi citra dan data lapangan mendapatkan total akurasi keseluruhan yaitu sebesar 77%.SHALLOW WATER HABITATS MAPPING USING A MEDIUM RESOLUTION IMAGE WITH CLASSIFICATION METHOD PIKSEL-BASED (CASE STUDY OF THE TIKUS ISLAND). Tikus Island is a small island which located in Bengkulu City has the potential of coral reefs around the shallow water. The aims of this research were to map the area of benthic habitat in Tikus Island Bengkulu using Landsat 8 OLI satellite imagery and to test the accuracy on the benthic habitat map in Tikus Island. The method used supervised classification using maximum likelihood classification. The result of Landsat 8 OLI classification base on the five class habitats classification scheme used obtained in Tikus island showed coral reef (71,46 ha), coral mix sand (106,9425 ha), dead coral (67,365 ha), macroalgae (31,815 ha), and sand (40,05 ha). Accuracy test from the comparison of classification results and ground truth data get a total overall accuracy of 77%.
RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PULAU ENGGANO PROVINSI BENGKULU Zamdial Zamdial; Deddy Bakhtiar; Ari Anggoro; Dede Hartono; Ali Muqsit
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.08 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.23-39

Abstract

Pulau Enggano merupakan salah satu pulau kecil terluar di Indonesia yang terletak di perairan Pantai Barat Sumatera, Samudera Hindia. Pulau Enggano adalah sebuah kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Untuk kepentingan ekologis dan ekonomi, semua potensi sumberdaya hayati kelautan yang ada  di Pulau Enggano, harus dikelola secara optimal dan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun Dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu. Penelitian dilakukan dengan metode survei.  Data primer  yaitu kondisi bio-fisik dan persepsi masyarakat, dikumpulkan dengan metode obesrvasi, wawancara dan FGD (Focus Group Discussion). Data dikumpulkan dengan metode studi kepustakaan. Semua data di analisis dengan metode deskriptif-kualitatif. Luas wilayah daratan Pulau Enggano, ±  400,6 km² atau ± 40.600 hektar. Ekosistem utama adalah hutan mangrove ± 1414,78 ha (141,478 km2), dan terumbu karang ± 5.097 ha (± 50,97 km2). Potensi sumberdaya hayati lainnya adalah padang lamun, berbagai jenis  rumput laut,  ikan karang, ikan pelagis dan ikan demersal yang ekonomis penting. Kebijakan pengelolaan KKPD Pulau Enggano diarahkan untuk pemanfaatan kegiatan pariwisata dan perikanan berkelanjutan.  Lokasi KKPD Pulau Enggano di tetapkan di Kawasan Desa Banjarsari dan Desa Kahyapu. Visi Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara adalah “Mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Enggano secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan, sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat”. Pengelolaan KKPD Pulau Enggano untuk Rencana Jangka Panjang (RJP) adalah selama 20 tahun yang meliputi 4 tahapan Rencana Pengelolaan jangka Menegah (RPJM).MANAGEMENT PLAN AND ZONING OF THE CONSERVATION AREA OF THE ENGGANO ISLAND, BENGKULU PROVINCE. Enggano Island is one of the outer small islands in Indonesia which is located in the waters of the West Coast of Sumatra, Indian Ocean. Enggano Island is a district in the region of North Bengkulu Regency, Bengkulu Province. For ecological and economic interests, all potential of marine living resources that exist on the island of Enggano, must be managed by optimally and sustainably. The purpose of this study was to compile the Document of Management Plan And Zoning of The Enggano Island Regional Marine Conservation Area (RMCA), Bengkulu Province. The study was conducted by survey method. Primary data, namely bio-physical conditions and community perceptions, were collected by observation, interviews and FGD (Focus Group Discussion) methods. Secondary data were collected by the literature study method. All data were analyzed by descriptive-qualitative methods. The total land area of Enggano Island, ± 400.6 km² or ± 40,600 hectares. The main ecosystem is mangrove forest ± 1414.78 ha (141.487 km2), and coral reef ± 5,097 ha (± 50.97 km2). Other potential biological resources are seagrass beds, various types of seaweed, reef fish community, pelagic and demersal fish which are economically important. The management policy of the Enggano Island RMCA is directed for the utilization of sustainable tourism and fisheries activities. The location of the Enggano Island RMCA was determined in the Banjarsari and Kahyapu Villages. The Vision of the Management of the Enggano Island KKPD of North Bengkulu Regency is "Realizing the management and utilization of the Enggano Marine Protected Area in an integrated, optimal and sustainable manner, so that it is beneficial for the welfare and prosperity of the community". The Management of the Enggano Island RMCA for the Long-Term Plan (LTP) is for 20 years which includes 4 stages of the Medium-Term Management Plan (MTMP).
EVALUASI SELEKTIVITAS JARING INSANG DI TELUK KOTANIA, SERAM BAGIAN BARAT Grace Hutubessy
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.479 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.91-100

Abstract

Jaring insang digolongkan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan mengingat ukuran ikan yang tertangkap dipengaruhi oleh ukuran mata jaring yang digunakan. Penelitian yang dilakukan selama 2013-2014 di perairan Kotania, Kabupaten Seram Bagian Barat bertujuan untuk menghitung kelimpahan ikan pada spektrum ukuran (abundance size-spectrum) berdasarkan habitat ikan pada waktu yang berbeda. Data dikumpulkan melalui logbook yang diisi oleh nelayan Dusun Pulau Osi dan Dusun Wael dengan daerah penangkapan di Teluk Kotania. Distribusi panjang ikan hasil tangkapan setiap mata jaring menunjukkan kisaran panjang yang tidak beraturan yang bisa menimbulkan selektivitas yang tidak konsisten. Ketidakpastian selektivitas jaring insang yang dioperasikan pada perairan dangkal disebabkan oleh perubahan pilihan habitat sebagai daerah penangkapan nelayan. Spektrum panjang menunjukkan distribusi panjang yang unimodal dengan jumlah ikan jenis ikan berukuran kecil tinggi dan menurun secara eksponensial untuk jenis ikan berukuran besar. Mengingat ikan besar mempunyai peranan penting dalam komunitas, dan kurang rentan terhadap jaring insang, kami menyimpulkan bahwa jaring insang adalah alat yang ramah lingkungan.EVALUATION OF GILLNET SELECTIVITY IN KOTANIA BAY, WEST PART OF SERAM. Gillnets are categorized as environmentally friendly fishing gear convinced by its selectivity. Study conducted at Kotania Bay, West Seram Regency, for two years (2012-2013) aimed to count the abundance size-spectrum on habitat for evaluating the catch of gillnets. Length distribution of catch for each mesh size showed irregular ranges, which may lead to selectivity uncertainties. Data was collected from logbooks filled by fishers from Osi Island and Wael. Uncertainty of gillnets selectivity which were operated in shallow waters was influenced by the fishers’ habitat preference that was distinct temporally. The size-spectra of exhibited unimodal length distribution with high catch of small-bodied species and lowered exponentially towards large-bodied species. As large- bodied species play important role in the community and they are less vulnerable to gillnets, we concluded that the practices of gillnet at Kotania Bay are environmentally friendly gear.
ANALISIS POLA SEBARAN PARAMETER FISIKA AIR LAUT SEBAGAI DAYA DUKUNG USAHA BUDIDAYA TAMBAK IKAN DI KABUPATEN JEPARA, JAWA TENGAH Arif Mustofa; Harminto Mulyo
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (950.652 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.40-52

Abstract

Faktor penting dalam usaha budidaya tambak adalah kualitas air laut yang sesuai dengan kebutuhan hewan budidaya. Media ini harus optimal semua parameternya. Pengukuran parameter fisik kualitas air laut dilakukan untuk menganalisis kesesuaian kondisi fisika air laut sebagai media budidaya sesuai daya dukung lingkungan perairan untuk usaha tambak. Sampel berupa air laut diambil dari 10 titik di sepanjang pantai Kabupaten Jepara dengan pengulangan masing-masing 3 kali. Analisa parameter fisika air laut yang diukur secara insitu adalah suhu, salinitas, dan kecerahan. Sedangkan total padatan tersuspensi dengan analisa sesuai prosedur pengukuran kandungan total zat padat tersuspensi berdasarkan SNI 06-6989.3-2004. Analisis daya dukung lingkungan dilakukan pada tiap titik dengan memberikan pembobotan terhadap parameter lingkungan perairan. Selanjutnya dikategorikan dalam sistem kelas, yaitu kelas S1 adalah tingkat sangat sesuai, kelas S2 adalah tingkat sesuai dan kelas S3 adalah tingkat tidak sesuai. Analisa menggunakan metode SIG untuk mendapatkan peta kesesuaian parameter kualitas air laut. Pengukuran parameter kualitas air di perairan Kabupaten Jepara mendapatkan data suhu sebesar 27,8-28,6oC, salinitas sebesar 35,0- 37,3 ppt kecerahan sebesar 70-120 cm dan Total Suspended Solid (TSS) sebesar 48,60-64,40 mg/l. Sepanjang perairan pantai Kabupaten Jepara tidak ada yang masuk dalam kelas S1. Lokasi perairan yang masuk dalam kelas S2 perairan Kecamatan Kedung, Kecamatan Tahunan, Kecamatan Keling dan Kecamatan Donorojo. Sedangkan kelas S3 berada pada perairan Kecamatan Jepara, Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Bangsri dan Kecamatan Kembang.ANALYSIS OF SEA WATER PHYSICS PARAMETER DISTRIBUTION AS AN AQUACULTURE SUPPORT IN JEPARA REGENCY, CENTRAL JAVA. An important factor in pond aquaculture is the quality of sea water in accordance with the needs of cultivan aquaculture. This media must optimize all parameters. Measurement of physical parameters of seawater quality is carried out to analyze the suitability of the physical conditions of seawater as a culture medium in accordance with the carrying capacity of the aquatic environment for the pond business. Samples in the form of sea water were taken from 10 points along the coast of Jepara Regency with each repetition of 3 times. Analysis of seawater physics parameters measured in situ are temperature, salinity, and brightness. While the total suspended solids are analyzed according to the procedure for measuring the total content of suspended solids based on SNI 06-6989.3-2004. Environmental carrying capacity analysis is carried out at each point by giving a weighting to the parameters of the aquatic environment. Furthermore, it is categorized in the class system, namely the S1 class is a very appropriate level, the S2 class is the appropriate level and the S3 class is the inappropriate level. The analysis uses GIS method to get a map of the suitability of seawater quality parameters. Water quality parameter measurements in Jepara Regency waters get temperature data of 27.8-28.6oC, salinity of 35.0-37.3 ppt brightness of 70-120 cm and Total Suspended Solid (TSS) of 48.60-64, 40 mg/l. Along the coast of Jepara Regency, no one is included in the S1 class. The location of waters included in the S2 class of waters of Kedung Subdistrict, Tahunan Subdistrict, Keling Subdistrict and Donorojo Subdistrict. While the S3 class is in the waters of Jepara District, Mlonggo District, Bangsri District and Kembang District.
PREVALENSI DAN JENIS PENYAKIT YANG MENGINFEKSI KARANG DI PERAIRAN PULAU ENGGANO BENGKULU Person Pesona Renta; Dewi Purnama; Bertoka Fajar Surya Prawira Negara; Dwi Ari Yasinto Rahmantyo; Nico Deodatus Adhi; Raja Aditya Sahala Siagian; Aradea Bujana Kusuma
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.768 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.101-112

Abstract

Penyakit karang merupakan salah satu permasalahan ekosistem terumbu karang yang diakibatkan oleh manusia. Penyakit karang dapat menyebabkan penurunan kualitas dan daya imun karang yang ditandai dengan terhambatnya laju pertumbuhan pada karang dan berdampak pada matinya karang di suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis penyakit dan bentuk pertumbuhan karang yang sering terinfeksi penyakit serta menganalisis prevalensi penyakit karang di Perairan Pulau Enggano, Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode survei. Pengambilan data penyakit karang dengan metode transek sabuk (Belt Transect). Hasil penelitian didapatkn 9 jenis penyakit yang ditemukan di Pulau Enggano, yaitu Yellow Band Desease, Black Band Desease, White Band Desease, Red Band Desease, Dark Plague,  White Plague, Pink Plotch, dan Ulcerative White Spots,  serta White Spot. Sedangkan bentuk pertumbuhan (lifeform) karang yang terinfeksi adalah Coral Massive dan Acropora Branching. Tingkat prevelensi karang tertinggi terdapat pada lokasi Kahabi, sedangkan terendah pada Pulau Dua di bagian windward. Tingginya tingkat prevalensi di Kahabi dimungkinkan karena tingginya kedalaman di lokasi tersebut. Rendahnya tingkat prevalensi karang pada Pulau Dua di sisi windward dimungkinkan karena pada sisi ini merupakan daerah yang terkena arus tiap saat, sehingga membantu karang dalam membersihkan sedimen yang menempel pada permukaan yang dimungkinkan membawa bakteri penyebab penyakit karang.CORAL DISEASE PREVALENCE IN ENGGANO ISLAND, BENGKULU. Coral disease is one of the coral reef ecosystem problems caused by humans. Coral disease causes a decrease in the quality and immunity of corals characterized by stunted growth rates on corals and impacts on the death of corals in waters. This study aims to identify the types of coral disease and coral lifeform that are often infected and analyze the prevalence of coral disease in Enggano Island Waters, Bengkulu. This research used survey method. Coral disease data were obtained using the belt transect method. The results obtained 9 types of coral diseases found on Enggano Island, namely Yellow Band Desease, Black Band Desease, White Band Desease, Red Band Desease, Dark Plague, White Plague, Pink Plotch, and Ulcerative White Spots, and White Spot. While infected lifeforms were Coral Massive and Acropora Branching. The highest level of coral prevalence was at the Kahabi site, while the lowest was on Pulau Dua in the windward area. The high prevalence rate in Kahabi might be due to the high depth at the location. The low level of coral prevalence on Pulau Dua on the windward side might be caused by being exposed to the current at any time, thus helping the coral in cleaning sediments attached to the surface which could carry the bacteria that cause coral disease.
TUTUPAN KARANG LUNAK DI PERAIRAN DESA PANDANGA KABUPATEN PULAU MOROTAI Kismanto Koroy; Nurafni Nurafni; Nurman Husain
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.347 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.53-63

Abstract

Terumbu karang memiliki keunikan diantara asosiasi atau komunitas lautan yang seluruhnya dibentuk oleh kegiatan biologis. Umumnya terdapat karang keras (hard coral) dan karang lunak (soft coral). Karang lunak (Octocorallia, Alcyonacea) merupakan hewan anggota Colenterata yang hidup di perairan dangkal tropis dan subtropis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karang lunak, dan menganalisis persen tutupan terumbu karang pada daerah rataan dan daerah tubir di perairan Desa Pandanga, Kabupaten Pulau Morotai. Penelitian ini dilakukan pada bulan November - Desember 2019. Pengambilan data karang menggunakan metode LIT, dengan menetapkan 4 (empat) stasiun pengamatan masing-masing stasiun yang dibagi menjadi 2 (dua) daerah yaitu pada daerah tubir dan rataan. Setiap lifeform karang yang dilewati transek di dokumentasi dalam bentuk gambar yang selanjutnya akan diidentifikasi dan menghitung persentase tutupan karang lunak. Hasil penelitian menunjukan karang lunak yang ditemukan sebanyak 7 (tujuh) genus yaitu Sinularia, Isis, Cladiella, Lobophytum, Sarcophyton, Klyxum, dan Rumphella. Hasil analisis persen tutupan tertinggi untuk semua stasiun terdapat pada genus Sinularia (20,6%) di daerah tubir, sedangkan pada daerah rataan dengan persentase tertinggi terdapat pada genus Lobophytum (8,0%).SOFT CORAL COVERAGE IN PANDANGA VILLAGE WATERS, MOROTAI ISLAND REGENCY. Coral reefs are unique among oceanic associations or communities that are entirely formed by biological activities. Generally there are hard corals and soft corals. Soft corals Octocorallia, Alcyonacea) are members of the Colenterata that live in tropical and subtropical shallow waters. The aim of this study was to identify soft corals and analyze the percent cover of coral reefs in the flat areas and slope areas in the waters of Pandanga Village, Morotai Island Regency. This research was conducted in November - December 2019. The collection of coral data using the LIT method, by determine 4 (four) observation stations of each station which are divided into 2 (two) regions that in reef flat areas and reef slope areas. Each coral lifeform crossed by a transect is in the form of an image which will then be identified and calculate the percentage of soft coral cover. The results showed that there were 7 (seven) genera of soft corals Sinularia, Isis, Cladiella, Lobophytum, Sarcophyton, Klyxum, and Rumphella. The results of the highest percent cover analysis for all stations are in the genus Sinularia (20.6%) in the flat area, in reef flat areas the highest percentage in the genus Lobophytum (8.0%).

Page 1 of 1 | Total Record : 9