cover
Contact Name
Roni Koneri
Contact Email
ronicaniago@unsrat.ac.id
Phone
+6281340275276
Journal Mail Official
j.bioslogos@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Bios Logos
JURNAL BIOS LOGOS is the journal published by Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sam Ratulangi University. The aims of the journal are to publish original research papers and article review in biology science i.e. botany, zoology, molecular biology, microbiology, ecology, diversity and conservation, taxonomy and biogeography. BIOS LOGOS is published two times per year (February and August)
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 1 (2021): JURNAL BIOS LOGOS" : 10 Documents clear
Jenis-Jenis Tumbuhan Suku Zingiberaceae di Cagar Alam Pangi Binangga Sulawesi Tengah Ramadanil, Ramadanil; Rizaldi, Reza; M Saleh, M Fajri Ramadan; Ramawangsa, Panji
JURNAL BIOS LOGOS Vol 11, No 1 (2021): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.11.1.2021.31260

Abstract

(Article History: Received 14 November 2020; Revised 15 December 2020; Accepted 5 January 2021) ABSTRAKPenelitian tentang keanekaragaman jenis jahe-jahean (Zingiberaceae) di Cagar Alam Pangi Binangga telah dilakukan dari bulan Oktober 2019 - Januari 2020. Penelitian bertujuan untuk mengkaji jenis-jenis tumbuhan yang tergolong Zingiberaceae di Cagar Alam Pangi Binangga. Penelitian dilakukan secara survei di lapangan, menggunakan metoda eksplorasi (jelajah). Identifikasi spesimen dilakukan di Laboratorium Biosistematika Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako. Hasil penelitian menunjukan terdapat sebanyak 8 jenis yang terdiri atas 4 marga. Jenis yang ditemukan adalah Alpinia eremoclamis, A. rubricaulis, Alpinia sp1, Alpinia sp2, Etlingera tubilabrum, Etlingera sp., Sulettaria sp. dan Zingiber sp.Kata kunci: Cagar Alam Pangi Binangga; Sulawesi Tengah; Zingiberaceae ABSTRACTResearch on Diversity of ginger (Zingiberaceae) in the Pangi Binangga Nature Reserve has been carried out from October 2019 - January 2020. The research was aimed to determine the species of plants belong to Zingiberaceae family in the Pangi Binangga Nature Reserve. The study was conducted by survey in the field, using exploration methods (exploring). Specimen identification was carried out at the Plant Biosystematics Laboratory, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Tadulako University. The results showed as many as 8 species consisting of 4 genera. The species found were Alpinia eremoclamis, A. rubricaulis, Alpinia sp1, Alpinia sp2, Etlingera tubilabrum, Etlingera sp., Sulettaria sp. dan Zingiber sp.Keywords: Pangi Binangga Nature Reserve; Central Sulawesi; Zingiberaceae 
Pemanfaatan Teknologi Droplet Digital PCR (ddPCR) dalam Kegiatan Analisis Molekuler Tanaman Nugroho, Kristianto; Widyajayantie, Dwi; Ishthifaiyyah, Sayyidah Afridatul; Apriliani, Elisa
JURNAL BIOS LOGOS Vol 11, No 1 (2021): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.11.1.2021.31101

Abstract

(Article History: Received 23 October 2020; Revised 9 January 2021; Accepted 18 January 2021) ABSTRAKSelama beberapa dekade terakhir, teknik PCR memberikan manfaat yang begitu besar dalam kegiatan penelitian di bidang biologi molekuler. Digital droplet PCR (ddPCR) merupakan salah satu teknologi PCR terbaru yang diklaim memiliki keunggulan dibanding teknik qPCR. Prinsip kerja teknik ini yaitu membagi sampel menjadi molekul-molekul kecil yang dipisahkan oleh emulsi minyak, air, dan senyawa penstabil sehingga membentuk droplets. Teknik ini memiliki kelebihan mampu melakukan kuantifikasi absolut maupun relatif pada DNA dengan konsentrasi sangat rendah, tidak memerlukan kurva standar, serta tidak sensitif terhadap kehadiran senyawa inhibitor. Teknik ini telah diaplikasikan pada kegiatan analisis molekuler tanaman di antaranya kegiatan pengukuran konsentrasi DNA dengan sangat akurat, deteksi kehadiran patogen pada jaringan tanaman, dan estimasi jumlah salinan T-DNA pada proses transformasi genetik.Kata kunci: PCR; droplet digital PCR; DNA; biologi molekuler; alat deteksi ABSTRACTOver the past decades, PCR technique has provided enormous benefits in molecular biology research activities. Digital droplet PCR (ddPCR) is one of the latest PCR technologies that is claimed to have advantages over the qPCR technique. The working principle of this technique is to divide the sample into small molecules, which separated by emulsions of oil, water, and stabilizing compounds to form droplets. This technique has the advantage of being able to perform absolute and relative quantification with very low DNA concentrations, does not require a standard curve, and less sensitive to the presence of inhibitor compounds. This technique has been applied to a number of plant molecular analysis, such as for measuring DNA concentrations very accurately, detecting the presence of pathogens in plant tissue, and estimating the copy number of T-DNA in the genetic transformation process.Keywords: PCR; droplet digital PCR; DNA; molecular biology; diagnostic tool.
Uji Aktivitas Ekstrak Daun Pirdot (Sauraia vulcani Korth.) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans Secara In Vitro Marbun, Romauli Anna Teresia
JURNAL BIOS LOGOS Vol 11, No 1 (2021): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.11.1.2021.30564

Abstract

(Article History: Received 5 October 2020; Revised 8 October 2020; Accepted 15 October 2020) ABSTRAKJamur Candida albicans merupakan jamur penyebab kandidiasis dan penyebab sariawan, lesi pada kulit, vulvavaginistis, candida pada urin (kandiduria), dan gastrointestinal kandidiasis. Salah satu jenis tanaman yang berkhasiat sebagai obat yaitu pirdot (Sauraia vulcani Korth.) dan bagian yang biasanya digunakan adalah bagian daun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun pirdot terhadap pertumbuhan C. albicans secara in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan rancangan penelitian post-test only control group. Metode yang digunakan adalah difusi agar menggunakan teknik kirby bauer. Penelitian ini menggunakan 4 variasi konsentrasi ekstrak daun pirdot, yaitu 10%, 20%, 40%, dan 80%, kontrol positif (tablet ketokonazol), dan kontrol negatif (Dimethyl Sulfoxide). Data yang diperoleh dianalisa menggunakan statistika secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan daya hambat mulai dari konsentrasi 10% sebesar 8,96 mm daya hambat tertinggi pada konsentrasi 80% sebesar 18,33 mm. Kesimpulan ekstrak daun pirdot memiliki aktivitas antijamur terhadap C. albicans.Kata kunci: Antijamur; Candida albicans; Metode Difusi; Saurauia vulcani Korth. ABSTRACTCandida albicans is fungus that causes candidiasis and causes thrush, skin lesions, vulvavaginism, candidiuria and gastrointestinal candidiasis. One type of plant that has medicinal properties is pirdot (Sauraia vulcani Korth.) and the part that is usually used is the leaves. The purpose of this study was to determine the activity of pirdot leaf extract on the growth of C. albicans in vitro. This study was a true experiment with a post-test only control group research design. The method used agar diffusion using Kirby Bauer technique. This study used 4 variations concentration namely 10%, 20%, 40%, and 80%, positive control (ketoconazole tablets), and negative control (Dimethyl Sulfoxide). The data obtained were analyzed using descriptive statistical analysis. The results showed that the inhibitory from a concentration of 10% of 8.96 mm, the highest inhibition was at 80% of 18.33 mm. In conclusion, pirdot leaf extract has antifungal activity against C. albicans.Keywords: Antifungal; Candida albicans; Diffusison Method; Saurauia vulcani Korth
Barkoding DNA pada Tumbuhan Durik-Durik (Syzygium sp.) Asal Riau Menggunakan Daerah Gen ndhF Roslim, Dewi Indriyani; Fitriani, Ana
JURNAL BIOS LOGOS Vol 11, No 1 (2021): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.11.1.2021.31191

Abstract

(Article History: Received 11 November 2020; Revised 9 January 2021; Accepted 18 January 2021) ABSTRAKGen ndhF telah digunakan sebagai salah satu barkode DNA pada genus Syzygium karena divergensi urutan asam aminonya lebih besar empat kali dibandingkan rbcL. Penelitian ini bertujuan menganalisis sekuen DNA dari gen ndhF pada durik-durik (Syzygium sp.) asal Riau. Metode penelitian meliputi isolasi DNA total menggunakan kit isolasi DNA (Genomic DNA Mini Kit Plant, Geneaid), PCR, elektroforesis menggunakan 1% gel agarosa, sekuensing dan analisis data menggunakan program BioEdit versi 7, BLASTn dan MEGA 6.0. Sekuen DNA dari gen ndhF durik-durik telah diperoleh dengan ukuran 1370 pb dan memiliki kemiripan paling tinggi dengan yang dimiliki oleh S. malaccense (99,71%) dan paling rendah dengan S. acuminatissimum (98,69%). Terdapat 26 variasi nukleotida di antara aksesi yang diteliti dan dua diantaranya merupakan nukleotida kritis. Durik-durik membentuk satu kelompok dengan S. malaccense dan S. aromaticum. Namun demikian, nama spesies durik-durik belum dapat ditentukan karena tidak ada aksesi yang memiliki kemiripan 100% dengan durik-durik.Kata kunci: Barkode DNA, Danau Kajuik, durik-durik, gen ndhF, Syzygium. ABSTRACTThe ndhF gene has been used as DNA barcode in Syzygium because the divergence of the amino acids sequence is four times greater than rbcL. This study was to analyze the DNA sequence of ndhF gene on durik-durik (Syzygium sp.) origin Riau. Methods included total DNA isolation using Genomic DNA Mini Kit Plant (Geneaid), PCR, electrophoresis using 1% agarose gel, sequencing and data analysis using BioEdit, BLASTn dan MEGA 6.0 programs. The DNA sequence of durik-durik ndhF gene was 1370 bp in size and had the higher similarity to the one of S. malaccense (99.71%) and the lower similarity to the one of S. acuminatissimum (98.69%). There were 26 nucleotide variations and two of them were critical nucleotides. Durik-durik formed one group with S. malaccense dan S. aromaticum. Nevertheless, the species name of durik-durik still unknown because there is no accessions having 100% similarity to durik-durik.Keywords: DNA barcode, durik-durik, Kajuik Lake, ndhF gene, Syzygium.
Konservasi Alam Berbasis Kearifan Lokal Suku Kokoda di Kepulauan Ugar, Kabupaten Fakfak, Papua Barat Saputra, Reza
JURNAL BIOS LOGOS Vol 11, No 1 (2021): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.11.1.2021.30582

Abstract

(Article History: Received 8 October 2020; Revised 2 November 2020; Accepted 10 November 2020) ABSTRAKPenelitian eksplorasi mengenai konservasi berbasis kearifan lokal Suku Kokoda di Kepulauan Ugar, Kabupaten Fakfak, Papua Barat telah dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran jenis kearifan lokal terhadap alam sebagai penyangga kehidupan masyarakat Suku Kokoda. Aspek penelitian yang diamati yaitu kearifan lokal yang berdampak pada konservasi tingkat spesies atau ekosistem. Data yang didapat berasal dari wawancara semistruktural kepada 10 informan kunci. Pada penelitian ini terdapat tiga kearifan lokal yang teramati, yaitu sasi laut, hutan keramat, dan apotik hidup. Hasil penelitian menunjukan kearifan lokal yang ada pada suku Kokoda berperan penting dalam kelestarian alam di wilayah tersebut. Kata kunci: Kearifan lokal; Konservasi; Papua Barat; Suku Kokoda ABSTRACTExploration research on the local wisdom-based conservation of the Kokoda Tribe in the Ugar Islands, Fakfak Regency, West Papua, was conducted in May 2016. This research aimed to determine the role of Kokoda Tribe's local wisdom in preserving nature. The research aspect observed was local wisdom, which impacted conservation at the species or ecosystem level. The data obtained from semi-structured interviews of 10 key informants. In this research, three local wisdoms were observed, i.e. sasi laut, hutan keramat, and apotik hidup. The results show that the local wisdom of the Kokoda tribe plays an essential role in preserving nature.Keywords: Local Wisdom; Conservation; West Papua; Kokoda Tribe
Pertumbuhan Biji Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus) dengan Pemberian NAA dan Ekstrak Biji Jagung (Zea Mays) secara In Vitro Widasari, Rizka; Mukarlina, Mukarlina; Zakiah, Zulfa
JURNAL BIOS LOGOS Vol 11, No 1 (2021): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.11.1.2021.31340

Abstract

(Article History: Received 25 November 2020; Revised 5 January 2021; Accepted 10 February 2021) ABSTRAKBuah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan salah satu tanaman yang dibudidayakan di Indonesia. Perbanyakan bibit secara in vitro dengan teknologi kultur jaringan merupakan cara alternatif yang tepat untuk menyediakan bibit dalam waktu singkat dengan jumlah banyak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dan konsentrasi terbaik penambahan ekstrak biji jagung dan NAA pada media tumbuh terhadap perkecambahan biji buah naga merah secara in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu NAA dengan konsentrasi 0 M, 10-8M, 10-7M, dan 5x10-7M. Faktor kedua yaitu ekstrak biji jagung dengan konsentrasi 0%, 5%, 7,5%, dan 10%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak biji jagung tunggal, NAA tunggal dan kombinasi ekstrak biji jagung dan NAA memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi planlet, namun tidak berpengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan. Pemberian ekstrak biji jagung tunggal memberikan pengaruh nyata terhadap waktu berkecambah, sedangkan pemberian ekstrak biji jagung tunggal dan NAA tunggal berpengaruh nyata terhadap jumlah akar. Perlakuan  5.10-7M NAA + 7,5% ekstrak biji jagung menghasilkan pertumbuhan tinggi plantlet terbaik. Konsentrasi 7,5% ekstrak biji jagung merupakan konsentrasi terbaik waktu berkecambahan biji buah naga dan konsentrasi NAA tunggal 10-8M memberikan jumlah akar terbanyak.Kata Kunci: Pertumbuhan in vitro, Biji Buah Naga, Ekstrak Biji Jagung, NAA.                                     ABSTRAKDragon fruit (Hylocereus polyrhizus) is one of the cultivated plants in Indonesia. In vitro propagation of seeds with the addition of synthetic growth regulators or from growth regulators from organic matter in the media, is an appropriate alternative way to provide large quantities of seeds in a short time. This study aims to determine the effect and the best effect of corn seed extract and NAA on growing media on in vitro red dragon fruit seed germination. The research was conducted at the Tissue Culture Laboratory, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Tanjungpura Pontianak. The study used a completely randomized design with 2 treatment factors. The first factor is NAA with a concentration of 0 M, 10-8M, 10-7M, and 5x10-7M. The second factor is corn seed extract with a concentration of 0%, 5%, 7.5%, and 10%. The results showed that the administration of single corn seed extract, single NAA and a combination of corn seed extract and NAA had a significant effect on plantlet height, but did not significantly affect the germination percentage. The administration of single corn seed extract had a significant effect on germination time, while the administration of single corn seed extract and single NAA had a significant effect on the number of roots. The 5.10-7M NAA + 7.5% corn seed extract treatment resulted in the best plantlet height growth. The concentration of 7.5% corn seed extract was the best concentration for dragon fruit seed germination time and a single NAA concentration of 10-8M gave the highest number of roots.Keywords: In Vitro Growth, Dragon Fruit Seeds, Corn Seed Extract, NAA.
Uji Antagonis Pseudomonas flourescens spp. Terhadap Isolat Bakteri Xanthomonas (SL3) dari Daun Padi Bergejala Hawar di Kabupaten Kubu Raya Larasaty, Suprih; Mukarlina, Mukarlina; Kurniatuhadi, Rikhsan
JURNAL BIOS LOGOS Vol 11, No 1 (2021): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.11.1.2021.30998

Abstract

(Article History: Received 21 October 2020; Revised 5 November 2020; Accepted 11 November 2020) ABSTRAKPenyakit hawar pada tanaman padi disebabkan oleh bakteri anggota genus Xanthomonas. Pengendalian penyakit tanaman dapat menggunakan bakteri sebagai Agen Pengendalian Hayati (APH) yang bersifat antagonis terhadap patogen. Pseudomonas flourescens merupakan APH yang memiliki kemampuan penghambatan terhadap bakteri patogen Xanthomonas. P. flourescens spp yang diisolasi dari rhizosfer berbeda memiliki kemampuan penghambatan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan daya hambat bakteri P. flourescens spp. yang berasal dari rhizosfer yang berbeda terhadap bakteri Xanthomonas yang diisolasi dari daun padi bergejala hawar di Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2019 bertempat di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura Pontianak. Pengambilan sampel dilakukan di sentra produksi padi Desa Limbung Kabupaten Kubu Raya. Uji antagonis dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura Pontianak menggunakan metode Kirby-bauer. Hasil uji antagonis menunjukkan kedua bakteri P. flourescens spp. mampu menghambat isolat bakteri genus Xanthomonas. Jenis P. flourescens spp (Sgu5) memiliki kemampuan penghambatan terbaik hingga mencapai 8,43 mm.Kata kunci: Agen pengendalian hayati; Penyakit Hawar; Pseudomonas flourescens; Xanthomonas (SL3) ABSTRACTBlight disease in rice plants is caused by bacteria belonging to the genus Xanthomonas. Plant disease control can use the Biological Control Agent (APH) which is antagonistic to pathogens.Pseudomonas flourescens is an APH that has the ability to inhibit the pathogenic bacteria Xanthomonas. Pseudomonas flourescens spp. isolated from different rhizosphere had different inhibitory abilities. This study aims to determine the inhibitory ability of the bacteria Pseudomonas flourescens spp. against bacteria isolated from blight with symptomatic rice in Kubu Raya Regency. The research was conducted in my 2019 at the Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Tanjungpura University Pontianak. Sampling was carried out at the rice production center in Limbung Village, Kubu Raya Regency.The antagonist test was carried out at the Microbiology Laboratory of the Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Tanjungpura University, Pontianak using the Kirby-bauer method. The antagonist test result showed that both Pseudomonas flourescens spp. able to inhibit bacterial isolates of the genus Xanthomonas. Pseudomonas flourescens spp. (Sgu5) has the best inhibition ability up to 8.43 mm.Keywords: Biological control agent; Blight disease; Pseudomonas flourescens; Xanthomonas (SL3)
Keanekaragaman dan Pemanfaatan Tanaman Pekarangan di Desa Taripa, Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah Tobondo, Vanda Evanglin; Koneri, Roni; Pandiangan, Dingse
JURNAL BIOS LOGOS Vol 11, No 1 (2021): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.11.1.2021.32135

Abstract

(Article History: Received January 14, 2021; Revised February 15, 2021; Accepted February 28, 2021) ABSTRAK Pekarangan merupakan sebidang tanah yang di atasnya terdapat bangunan tempat tinggal dan dapat dibudidayakan berbagai spesies tanaman. Penelitian ini bertujuan menganalisis keanekaragaman dan pemanfaatan tanaman pekarangan di Desa Taripa, Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Pengambilan sampel berdasarkan luas pekarangan yaitu kategori sempit (100-200 m2), sedang (300-400 m2) dan luas (500-600 m2). Pada setiap kategori diambil 10 sampel pekarangan dan dicatat seluruh spesies tanaman yang terdapat pada pekarangan tersebut. Pemanfaatan tanaman ditentukan berdasarkan alasan penanaman dengan wawancara langsung dengan pemilik pekarangan.  Analisis data meliputi kelimpahan, indek kekayaan, indek keanekaragaman dan indek kemerataan spesies tanaman. Hasil didapatkan sebanyak 64 famili yang terdiri dari 155 spesies dan 1265 individu. Famili yang banyak ditemukan jumlah spesiesnya adalah Araceae.  Spesies yang memiliki kelimpahan tertinggi yaitu Garcinia mangostana dan Curcuma longa. Kelimpahan spesies tertinggi pada lahan pekarangan katagori luas. Keanekaragaman dan kekayaan spesies tanaman tertinggi pada lahan pekarangan kategori sempit, sedangkan kemerataan pada lahan kategori sedang. Habitus tanaman yang banyak dimanfaatkan adalah herba. Organ tanaman yang dimanfaatkan umumnya daun, sedangkan pemanfaatan tanaman pekarangan banyak digunakan sebagai sumber pangan. Kata kunci: Keanekaragaman; Garcinia mangostoma; herba; daun. ABSTRACTYard is a plot of land on which there are residential buildings and various plant species can be cultivated. This research aims to analyze the diversity and utilization of garden plants in Taripa Village, East Pamona District, Poso Regency, Central Sulawesi. Sampling was based on the area of the yard, namely the narrow (100-200 m2), medium (300-400 m2) and broad (500-600 m2). In each category, 10 samples of the yard were taken and recorded all plant species found in the yard. The use of plants is determined based on the reasons for planting by direct interviews with the owners of the yards. Data analysis includes abundance, Richness index, diversity index and index evenness of plant species. The results obtained were 64 families consisting of 155 species and 1265 individuals. The family with the most number of species found is Araceae. The species that had the highest abundance were Garcinia mangostana and Curcuma longa. The highest species abundance was in the large yard area. The highest diversity and richness of plant species was in the narrow category land, while evenness was in the medium category. Plant habitus that is widely used is herbaceous. The plant organs that are used are generally leaves, while the use of garden plants is widely used as a food source.  Key words: Diversity; Garcinia mangostoma; herb; leaf.
Identifikasi Ekologi Sarang Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) Di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Resort Gunung Salak I Iskandar, Ratih Ratna; Elfidasari, Dewi; Pairah, Pairah
JURNAL BIOS LOGOS Vol 11, No 1 (2021): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.11.1.2021.31203

Abstract

(Article History: Received November 11, 2020; Revised January 5, 2021; Accepted 28 February 2021) ABSTRAKSalah satu burung pemangsa yang terdapat di Indonesia adalah Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) adalah salah satu taman nasional yang ada di Indonesia. TNGHS merupakan salah satu habitat bagi Elang Jawa, hal ini dikarenakan kondisinya yang bisa dikatakan masih cukup baik dan data-data mengenai burung Elang Jawa di Kawasan TNGHS masih belum memadai. Oleh karena itu, diperlukan eksplorasi mengenai habitat populasi Elang Jawa di Kawasan TNGHS. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan habitat dan sarang Elang Jawa yang meliputi lokasi, jenis pohon dan ciri-ciri pohon yang digunakan sebagai tempat meletakan sarang di TNGHS. Hal ini berguna untuk memberikan informasi tentang habitat sarang Elang Jawa pada Kawasan tersebut. Metode yang digunakan yaitu survei, pemantauan sarang, wawancara, pengumpulan dan analisis data. Berdasarkan hasil pengamatan N. bartelsi, menggunakan pohon Litsea cordata (Huru) dengan ketinggian 40-60 meter sebagai sarangnya, dan pohon Schima wallichii (Puspa) untuk bertengger. Kata Kunci: Elang Jawa; Habitat; Sarang; TNGHS ABSTRACTOne of the birds of prey found in Indonesia is the Javan Hawk Eagle (Nisaetus bartelsi). Mount Halimun Salak National Park (TNGHS) is one of the national parks in Indonesia. TNGHS is one of the habitats for Javanese eagles. This is because the conditions are still quite good and data on Javanese eagles in the TNGHS area are still inadequate. Therefore, it is necessary to explore the habitat of the Javan hawk population in the TNGHS area. This study aims to explain the habitat and nest of Javanese eagles which include location, tree species and tree characteristics used as a place to place nests in TNGHS. This is useful for providing information about the Javan hawk nest habitat in the area. The methods used are surveys, nest monitoring, interviews, data collection and analysis. Based on the observations of N. bartelsi, using the tree Litsea cordata (Huru) with a height of 40-60 meters as a nest, and the tree Schima wallichii (Puspa) for perching.Keywords: Javan hawk eagle; Habitat; Nest; TNGHS
Potensi Environmental DNA (e-DNA) Untuk Pemantauan dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Marfuah, Siti; Kolondam, Beivy Jonathan; Tallei, Trina Ekawati
JURNAL BIOS LOGOS Vol 11, No 1 (2021): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.11.1.2021.31780

Abstract

(Article History: Received January 6, 2021; Revised February 12, 2021; Accepted February 28, 2021) ABSTRAK Hilangnya spesies dan adanya spesies invasif dalam suatu habitat dapat menjadi ancaman bagi spesies asli dalam satu ekosistem. Untuk itu diperlukan teknik terkini yang mampu mendeteksi keberadaan suatu organisme. Salah satu teknik yang dapat mendeteksi organisme target di lingkungan secara cepat dan akurat yaitu environmental DNA (e-DNA).Tujuan dari ulasan artikel ini yaitu untuk mengeksplorasi kemampuan e-DNA secara ekogenomik untuk pemantauan dan konservasi keanekaragaman hayati. Ulasan artikel ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai database yang berbasis dalam jaringan. Hasil analisis memperlihatkan bahwa dengan menggunakan pendekatan e-DNA pemantauan dan konsevasi keanekaragaman hayati dapat dideteksi sesuai dengan taksonomi organisme dan penanda molekuler. Penanda molekuler Cytochrome c Oxidase subunit 1 (COI) mampu mendeteksi berbagai spesies baik langka dan invasif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan e-DNA dapat dijadikan sebagai metode untuk pemantauan dan konsevasi keanekaragaman hayati pada berbagai ekosistem.Kata - kata kunci: environmental DNA; keanekaragaman hayati dan konservasi; penanda molekuler  ABSTRACTThe loss of species and the presence of invasive species in a habitat can be a threat to native species in an ecosystem. So we need the latest techniques that are able to detect the presence of an organism. One technique that can detect target organisms in the environment quickly and accurately is environmental DNA (e-DNA). The purpose of this review article is to explore the ecogenomic ability of e-DNA for monitoring and conservation of biodiversity. This article reviews using secondary data obtained from various network-based databases. The results of the analysis show that by using the e-DNA approach, monitoring and conservation of biological diversity can be detected according to the taxonomy of organisms and molecular markers. Cytochrome c Oxidase subunit 1 (COI) molecular markers are capable of detecting a variety of both rare and invasive species. Thus it can be concluded that the e-DNA approach can be used as a method for monitoring and conservation of biological diversity in various ecosystems.Keywords: environmental DNA; biodiversity and conservation; molecular markers

Page 1 of 1 | Total Record : 10