AGRIKAN Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan
Bidang kajian dimuat meliputi agribisnis, teknologi budidaya, sumberdaya perikanan, kelautan, sosial ekonomi kelautan dan perikanan, bioteknologi perikanan. Sejak tahun 2017 mulai diterbitkan secara elektronik kerjasama Pusat Studi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna Raha.
Articles
20 Documents
Search results for
, issue
"Vol 3, No 1 (2010)"
:
20 Documents
clear
Sistem usaha tani terintegrasi tanaman-ternak
Hamka Hamka
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.1-8
Sistem usaha tani terintegrasi antara tanaman dan ternak telah lama dilakukan oleh rumah tangga petani di Indonesia, terutama di pedesaan. Umumnya rumah tangga petani menggunakan persediaan makanannya untuk mencukupi konsumsi sendiri dan selebihnya dijual. Karakteristik yang dijumpai pada petani tersebut adalah melakukan usaha tani campuran dalam upaya mendapatkan keuntungan yang maksimal dan meminimalkan risiko. Ada empat model penerapan sistem usaha tani campuran, yaitu: 1) sistem yang dipraktekkan secara alami dan turun-temurun oleh petani setempat, 2) sistem usaha tani tanpa melibatkan ternak, 3) sistem usaha tani ternak, dan 4) system usaha yang berbasis pada sumber daya lahan, tenaga kerja, dan modal. Masing-masing sistem usaha tani tersebut memiliki risiko dan ketidakpastian usaha di masa yang akan datang. Beberapa risiko mendasar pada sistem usaha tani adalah risiko produksi, risiko usaha dan finansial, serta risiko kerusakan. Dari risiko mendasar tersebut, dengan menggunakan perhitungan sistem fungsional, usaha tani terintegrasi tanaman-ternak mempunyai peluang risiko yang minimal.
Identifikasi gulma pada areal pertanaman cengkeh (Eugenia aromatica) di Desa Nalbessy Kecamatan Leksula Kabupaten Buru Selatan
Iskandar Hamid
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.62-71
Kemampuan tanaman bersaing dengan gulma ditentukan oleh spesies gulma, kepadatan gulma, saat dan lama persaingan, cara budidaya dan varietas yang ditanam, serta tingkat kesuburan tanah. Perbedaan spesies akan menentukan kemampuan bersaing karena perbedaan sistem fotosintesis, kondisi perakaran dan keadaan morfologinya. Spesies gulma yang tumbuh cepat, berhabitat besar, dan memiliki metabolisme efisien akan menjadi gulma berbahaya bagi tanaman cengkeh. Persaingan gulma pada awal pertumbuhan akan mengurangi kuantitas hasil, sedangkan persaingan dan gangguan gulma menjelang panen berpengaruh besar terhadap kualitas hasil dari tanaman cengkeh. Perbedaan cara penanaman, laju pertumbuhan dan umur varietas yang ditanam, dan tingkat ketersediaan unsur hara juga akan menentukan besarnya persaingan gulma dan tanaman utama yaitu cengkeh. Prinsip pengendalian gulma pada areal pertanaman cengkeh di Desa Nalbessy Kecamatan Leksula Kabupaten Buru Selatan adalah dengan menekan jumlah populasi gulma sampai ke tingkat yang secara ekonomi tidak merugikan bagi petani cengkeh di Desa Nalbessy. Pengendalian gulma yang dilakukan oleh petani cengkeh di Desa Nalbessy adalah dengan cara, pengendalian secara mekanis dan tradisional yaitu, usaha menekan pertumbuhan gulma dengan cara merusak bagian-bagian gulma sehingga gulma tersebut mati atau pertumbuhannya terhambat
Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup berbasis ekonomi sumberdaya di Propinsi Maluku Utara
Arman Drakel
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.90-100
Tujuan penulisan ini adalah untuk menelaah dampak kebijakan pengelolaan ekonomi lingkungan di Maluku Utara, serta untuk mengkaji perspektif pemanfaatan ekonomi sumberdaya dengan sumberdaya alam, Dari kedua aspek ini dianalisa dan dikaji keterkaitan permasalahan yang berhubungan dengan dampak dari pengelolaan lingkungan yang didalam pemanfaatannya mengandung ekonomi sumberdaya dengan sumberdaya alam. Permasalahan kebijakan pemerintah dalam memanfaatkan ekonomi sumberdaya mempengaruhu kualitas lingkungan, karena semakin besar potensi ekonomi sumberdaya dan sumberdaya yang dieksplotasi, semakin besar pula dampak yang diterima dilingkungan yang mempengaruhi kualitas hidup manusia. Pemanfaatan ekonomi sumberdaya dengan sumberdaya alam mengandung dampak positif maupun negatif, karena keduanya berorentasi kepada profit dari pengelolaan barang dan jasa ekonomi lingkungan. Aktifitas manusia yang memanfaatkan ekonomi sumberdaya dengan mengurasnya potensi sumberdaya alam, beriimplikasi menurunnya kualitas lingkungan baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Untuk memulihkan kembali lingkungan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung, profit pemanfaatan potensi ekonomi sumberdaya dan potensi sumberdaya alam dikembalikan kepada biaya jasa lingkungan untuk peletariannya, sehingga daya dukung dan daya tampung dapat pulih kembali.
Kajian marjin pemasaran kopra di Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan
Arman Drakel
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.45-52
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya margin yang diperoleh setiap lembaga pemasaran dan efesiensi pemasaran pada setiap saluran pemasaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya marjin pemasaran di dalam proses pemasaran kelapa biji, kopra dan minyak kelapa di Kecamatan Oba. Penelitian ini untuk melihat populasi petani kelapa dan pedagang yang terlibat dalam rantai pemasaran kopra di Kecamatan Oba Kota Tidore Kepulauan. Penarikan sampel dilakukan secara Purposive sampling yaitu sebagai subyek dari populasi guna dijadikan responden sebanyak 20 orang petani kelapa di empat (4) desa, Kecamatan Oba yaitu Desa Gita, Desa Toseho, Desa Payahe dan Desa Kusu Sinopa yaitu 4 orang pengumpul kelapa dan 6 orang pedagang kopra. Semua sampel di atas terlibat dalam rantai pemasaran dan dianggap mewakili populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) dalam proses pemasaran kopra di Kecamatan Oba, marjin terbesar diperoleh yaitu pedagang pengecer dan pedagang pengumpul ke Kabupaten. (2) Saluran pemasaran yang efisien dalam proses pemasaran kopra di Kecamatan Oba adalah pemasaran II, yang masing-masing memperoleh presentase yang lebih rendah dibanding presentase pada saluran pemasaran I, (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya marjin pemasaran kopra adalah biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran, sebab nilai t-hitung kedua variabel tersebut lebih besar dibanding t-tabel.
Pendugaan stok ikan tomgkol di Selat Makassar Sulawesi Selatan
Edy H.P. Melmambessy
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.53-61
Ikan tongkol termasuk dalam golongan ikan tuna kecil, dan selalu bergerombol. Jenis ikan tongkol yang ada di Selat Makassar Sulawesi Selatan adalah Euthynnus affinis, Auxis thazard, dan Auxis rochei. Data produksi tahun 1999-2007 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi dan jumlah nelayan untuk melakukan penangkapan ikan tongkol. Permintaan ikan yang meningkat tentu berpengaruh positif bagi peningkatan pendapatan nelayan, namun perlu disadari bahwa peningkatan permintaan sumberdaya tersebut selalu diikuti tekanan untuk melakukan eksploitasi semakin intensif. Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui nilai lestari-Maksimum Sustainable Yield (MSY) dan Effort Optimal (Fopt.) ikan tongkol di perairan Selat Makassar Sulawesi Selatan serta mengetahui apakah telah terjadi over fishing atau belum dalam pemanfaatan ikan tongkol. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2010 bertempat di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara menganalisis data sekunder tahun 1999 sampai 2007 yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan dengan model Schaefer dan Fox. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa : 1) nilai lestari (MSY) ikan tongkol di Selat Makassar Sulawesi Selatan adalah 4.069,75 ton per tahun dengan penangkapan optimum (Fopt.) 1.666.666,67 trip per tahun. 2) Keberadaan populasi ikan Tongkol di perairan Selat Makassar Sulawesi Selatan telah mengalami over fishing, dimana hasil penangkapan pada tahun 2007 sebesar 6.139.6 ton telah melewati nilai lestari (MSY) ikan tongkol sebesar 4.069,75 ton per tahun.
Ekosistem padang lamun (Manfaat, Fungsi dan Rehabilitasi)
Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.9-29
Ekosistem pesisir umumnya terdiri atas 3 komponen penyusun yaitu lamun, terumbu karang serta mangrove. Bersama-sama ketiga ekosistem tersebut membuat wilayah pesisir menjadi daerah yang relatif sangat subur dan produktif. Komunitas Lamun sangat berperan penting pada fungsi-fungsi biologis dan fisik dari lingkungan pesisir. Pola zonasi padang lamun adalah gambaran yang berupa rangkaian/model lingkungan dengan dasar kondisi ekologis yang sama pada padang lamun. Aktivitas manusia di sekitar pesisir dapat berupa pertanian, peternakan dan pelabuhan tradisional serta pemukiman penduduk. Oleh karena aktivitas manusia yang tidak memperhatikan lingkungan pesisir akan mengakibatkan perubahan komunitas lamun sebagai penunjang ekosistem pesisir. Banyak kegiatan pembangunan di wilayah pesisir telah mengorbankan ekosistem padang lamun, seperti kegiatan reklamasi untuk pembangunan kawasan industri atau pelabuhan ternyata menurut data yang diperoleh telah terjadi pengurangan terhadap luasan kawasan padang lamun, Sehingga pertumbuhan, produksi ataupun biomasanya akan mengalami penyusutan. Di sisi lain masih kurang upaya yang kita berikan untuk menyelamatkan ekosistem ini. Meskipun data mengenai kerusakan ekosistem padang lamun tidak tersedia tetapi faktanya sudah banyak mengalami degradasi akibat aktivitas di darat. Sebagai sumber daya pesisir, ekosistem padang lamun memiliki multi fungsi untuk menunjang sistem kehidupan dan berperan penting dalam dinamika pesisir dan laut, terutama perikanan pantai sehingga pemeliharaan dan rehabilitasi ekosistem lamun merupakan salah satu alasan untuk tetap mempertahankan keberadaan ekosistem tersebut.
Analisis tingkat pendapatan pedagang sayur-sayuran daun di Pasar Sore Siriwini Distrik Nabire Kabupaten Nabire
Simon Matakena
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.72-80
Pedagang sayur-sayuran yang melaksanakan aktifitas sehari-harinya pada pasar sore Siriwini Distrik Nabire Kabupaten Nabire sebagian besar merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para ibu rumah tangga yang dijadikan sebagai aktifitas sampingan dengan tujuannya untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan dan kelayakan usaha pedagang serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2009 dan berlokasi pada pasar sore Siriwini Kabupaten Nabire. Berdasarkan hasil penelitian, dimana nilai R/C (Return Cost Ratio) untuk masing-masing komoditi sayur-sayuran daun yang diperdagangkan yaitu untuk Kangkung sebesar 1,63, untuk bayam sebesar 1,65 dan sayur sawi sebesar 1,65 dimana rata-rata nilai R/C adalah 1,64 dimana lebih besar dari 1 maka layak diusahakan karena menguntungkan bagi pedagang. Karena rata-rata nilai R/C lebih besar dari 1 serta layak diusahakan dan menguntungkan, maka otomatis penghasilan pedangan menguntungkan dan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga pedagang sehingga kesejahteraan rumah tangga pedagangpun dapat ditingkatkan. Dari hasil analisa regresi untuk komoditi kangkung variabel umur dan jumlah tanggungan memiliki hubungan yang positif dengan pendapatan dan untuk variabel pendidikan serta lama berdagang memiliki hubungan yang negatif dengan pendapatan.
Dampak pemanasan global terhadap ekosistem pesisir dan lautan
Husain Latuconsina
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.30-37
Fenomena pemanasan global dan menipisnya lapisan Ozon akibat peningkatan emisi gas rumah kaca secara berlebihan di atmosfer melalui penggunaan bahan bakar fosil, deforestasi dan aktivitas manusia lainnya, telah berdampak negatif bagi keberlanjutan ekosistem pesisir dan lautan, diantaranya; (i) komunitas terumbu karang mengalami pemutihan (coral bleaching) sehingga menurunkan produksi perikanan karang (ii) meningkatnya radiasi ultraviolet-B yang masuk ke perairan sehingga menghambat proses fotosintesis dan pertumbuhan fitoplankton sebagai produsen primer dan penyerap CO2 terbesar di perairan laut, (iii) terancamnya hewan laut dari kepunahan akibat meningkatnya suhu dan penurunan salinitas perairan laut, dan (iv) naiknya permukaan laut akibat mencairnya es di kawasan kutub bumi dapat merendam kawasan pesisir dan menenggelamkan pulau-pulau kecil. Semuanya berpotensi mengancam keberlangsungan eksositem pesisir dan lautan sebagai penyangga kehidupan manusia. Untuk itu upaya menekan laju pemanasan global dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan mengurangi tingginya tingkat deforestasi serta minimalisasi aktivitas lainnya yang menghasilkan emisi gas rumah kaca secara berlebihan merupakan tindakan nyata yang harus segera dilakukan sebelum semuanya terlambat.
Analisis tingkat pendapatan pedagang sayuran buah keliling di Distrik Nabire Barat Kabupaten Nabire
Susanti Sylfia Sairdama
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.81-89
Penyaluran barang-barang dari pihak produsen ke konsumen sangat membutuhkan jasa perantara, yang biasanya dikenal dengan pedagang perantara/keliling. Pedagang perantara/keliling ini menerima barang langsung dari produsen dan menjual barangnya secara (door to door) dari rumah kerumah. Banyak persoalan yang dihadapi oleh pedagang perantara/keliling baik yang berhubungan langsung dengan pemasaran hasil-hasil pertanian maupun yang dihadapi dalam kehidupan sehari-sehari. Namun demikian dari segi ekonomi pertanian berhasil tidaknya pedagang dan tingkat harga yang diterima pedagang untuk hasil pendapatannya merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan pedagang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diterima oleh pedagang sayuran buah keliling dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sayuran buah keliling. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata total tingkat pendapatan yang diterima dari kelima komoditi sayuran buah yaitu kacang panjang, buncis, terong, tomat dan ketimun per satu bulan penjualan tergolong tinggi yaitu sebesar Rp. 2.492.880,- tingginya tingkat pendapatan ini karena lebih besar dari dari biaya produksi yang ditunjukkan oleh rata-rata nilai R/C lebih dari satu, yakni 2,05. Sedangakan berdasarkan hasil analisis regresi faktor umur dan faktor tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat pendapatan. Faktor jumlah beban tanggungan mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat pendapatan. Artinya jika adanya penambahan 1 (satu) unit jumlah beban tanggungan maka akan mengakibatkan kenaikan tingkat pendapatan sebesar 1 (satu) rupiah dengan asumsi cateris paribus.
Strategi pemasaran telur ayam di UD Satwa Tani Kota Ternate
Haryati Lakamisi
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.38-44
Analisis lingkungan internal mencakup kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weakness) produk bersumber dari penilaian internal perusahaan dan untuk lebih valid juga perlu ada penilaian oleh pihak konsumen. Konsumen dapat menilai kelebihan dan kekurangan 4P (Produk, promotion, place, price) secara netral. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengatahui tanggapan/respon masyarakat terhadap produk telur ayam; 2) mengetahui kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang perusahaan dalam memasarkan telur ayam; dan 3) merumuskan strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan untuk memasarkan produk telur ayam. Metode analisis yang digunakan adalah anaisis deskriptif, analisis kuantitaif yang meliputi: 1) Matrik Faktor Strategi Eksternal; 2) Matrik Faktor Strategi Internal, Analisis SWOT(Strengths, Weakness, Opportunity, Threats). Kekuatan yang dimiliki dalam pemasaran telur ayam di UD. SATWA TANI adalah rasa yang enak, harga yang murah, pelayanan yang baik, lokasi yang strategis. Kelemahan yang dimiliki dalam pemasaran telur ayam di UD. SATWA TANI adalah ukuran telur yang kecil, warna kulit telur yang keputih-putihan, ketebalan kulit telur yang tipis. Peluang yang dimiliki dalam pemasaran telur ayam di UD SATWA TANI adalah tidak terpenuhinya permintaan pasar, terpenuhinya gizi masyarakat, minimalisasi anggaran rumah tangga. Ancaman yang dimiliki dalam pemasaran telur ayam adalah respon masyarakat terhadap telur ayam dan tersedianya telur ayam yang tidak menentu.Strategi pemasaran yang ideal setelah dilakukan analisa SWOT yang disesuaikan dengan analisa matrik faktor strategi internal-eksternal pemasaran telur ayam adalah srategi S-O (Strength-Opportunities), yaitu dengan mempertahankan dan meningkatkan pelayanan di depo sentral, meningkatkan kualitas produk. Dengan strategi tersebut diharapkan konsumen dapat bertahan dan dapat menarik konsumen baru.