cover
Contact Name
Arif Abadi, S.Kom.
Contact Email
penerbitan@isbi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
penerbitan@isbi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Panggung
ISSN : -     EISSN : 25023640     DOI : -
Core Subject : Education,
Panggung is online peer-review journal focusing on studies and researches in the areas related to performing arts and culture studies with various perspectives. The journal invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies and researches in those areas mentioned above related to arts and culture in Indonesia and Southeast Asia in different perspectives.
Arjuna Subject : -
Articles 673 Documents
KREATIVITAS MUHAMAD AIM SALIM DALAM PENATAAN TARI BADAYA GAYA SETIA LUYU Riyana Rosilawati; Ocoh Suherti
PANGGUNG Vol 32, No 1 (2022): Varian Model Proses Kreatif dalam Cipta Karya Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.86 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i1.1985

Abstract

Tari Badaya yang merupakan hasil kreativitas Muhamad Aim salim diciptakan tahun 1985-an, yang digarap terinspirasi dari pertunjukan ibing Tayub, yang diolah menjadi bentuk tari kreasi baru dengan disajikan secara kelompok, di dalamnya menggambarkan sebagai penghormatan kepada tamu yang hadir, dengan etika kasundaan yang penuh keindahan dan kelembutan, dalam tatanan budaya Sunda tentang someah hade ka semah (ramah terhadap tamu) yang diwujudkan melalui ragam gerak halus, tetapi dalam irama tertentu menggunakan gerak lincah dan gesit (energik). Selain itu di dalam penggarapannya koreografer bermaksud menghadirkan bentuk gaya yang khas dalam Tari Putri dalam genre kreasi baru, yang saat ini di masyarakat khususnya remaja putri sudah mulai kurang menyenangi jenis tarian tersebut. Dengan adanya fenomena tersebut, muncullah kreativitas koreografer untuk menciptakan Tari Badaya gaya Setia Luyu, dengan bentuk penataan sederhana namun di dalamnya terkandung nilai-nilai budi pekerti, dan dapat dipelajari oleh berbagai usia. Tujuan penelitian ini bermaksud mengkaji bagaimana kreativitas Muhamad Aim Salim menata tarian di ranah tari Sunda khususnya dalam Tari Badaya dengan gaya khas di Pusat Olah Tari Setia Luyu Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskritif analisis kualitatif, Adapun hasil dalam penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengayaan wawasan tentang dunia tari Sunda, khususnya mengetahui terciptanya tari Badaya gaya Setia Luyu yang terinspirasi dari pertunjukan ibing Tayub.Kata kunci: Tari Badaya Gaya Setia Luyu, Kreativitas, Kreasi Baru.
Kriya di Pulau Bali: Ketakson, Kerajinan, dan Kitsch I Ketut Sunarya
PANGGUNG Vol 32, No 1 (2022): Varian Model Proses Kreatif dalam Cipta Karya Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2090.136 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i1.1728

Abstract

Kriya merupakan akar seni rupa di Indonesia. Di Bali kriya ketakson terwujud karena  fungsi utamanya sebagai simbol Sang Suci, dan menjadi batu loncatan bertemu dengan-Nya. Ia bersifat sakral, dihormati serta dikeramatkan oleh masyarakat. Sejalan konsep ajeg Bali, guna mengantisipasi keberlanjutan kebudayaan Bali, maka keluar keputusan penggolongan sifat budaya (kriya) Bali menjadi 3 (tiga), yakni; wali, bebali, dan balih-balihan. Penggolongan ini mempertegas kembali perbedaan kriya yang berfungsi untuk kebutuhan agama dan kriya untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Artikel ini merupakan kajian yang mempertegas kembali kriya sakral dan profan yang pantas disuguhkan untuk wisatawan. Memperjelas perbedaan dan keberadaan kriya ketakson, kerajinan, serta kitsch di Bali. Mengingat Pulau Bali merupakan pulau yang terbuka yang mempunyai visi Bali Lestari.
PEMBELAJARAN SENI MUSIK BERBASIS ETNIS SIMALUNGUN DALAM APLIKASI WEBSITE Uyuni Widiastuti
PANGGUNG Vol 32, No 1 (2022): Varian Model Proses Kreatif dalam Cipta Karya Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1753.046 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i1.1741

Abstract

Penelitian ini berjudul Pembelajaran Seni Musik Berbasis Etnis Simalungun Dalam Aplikasi Website. Permasalahan pada penelitin ini adalah belum tersedianya materi pembelajaran Seni Budaya di SMK khususnya musik tradisional Sumatera Utara, oleh sebab itu maka tuujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menyusun materi seni musik berbasis etnis Simalungun dalam bentuk dokumen; (2) mengunggah materi seni musik berbasis etnis Simalungun dalam bentuk audio visual ke dalam aplikasi website. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpul data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian merumuskan bahwa materi yang disusun untuk pembelajaran seni musik adalah pembelajaran sulim simalungun dalam bentuk audio visual. Video Pembelajaran Sulim Simalungun yang dihasilkan pada penelitian ini menguraikan tentang teknik dalam memainkan sulim Simalungun secara bertahap, baik teknik memainkan sulim secara umum maupun teknik yang khas dalam memainkan sulim Simalungun. Selanjutnya dengan VCD pembelajaran sulim Simalungun diunggah pada website dengan blog https://pembelajaransulimsimalungun.blogspot.com/, sehingga digunakan pembelajaran Seni Musik.
Analisis Komparasi Aspek Gerak dan Biomekanika Tari Gandrung Banyuwangi dan Balet Klasik Nurida Finahari; Gatut Rubiono
PANGGUNG Vol 31, No 1 (2021): Eksistensi Seni Budaya di Masa Pandemi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.37 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i1.1017

Abstract

Tari Gandrung Banyuwangi sebagai tari tradisional dan tari Balet sebagai tari klasik memiliki gerakan tubuh yang unik dan rumit. Keunikan dan kerumitan gerak ini menuntut kekuatan fisik dan kelenturan tubuh penari-penarinya. Tari Balet merupakan salah satu topik yang banyak dikaji, khususnya dari aspek gerak dan biomekanika. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi biomekanis tari Gandrung berdasarkan perbandingan dengan tari Balet. Perbandingan dilakukan melalui kajian literatur yang menunjukkan kesamaan kedua jenis tari. Selanjutnya, dilakukan review penelitian tari Balet untuk mendapatkan acuan ukuran potensi tari Gandrung. Analisis menunjukkan bahwa tari Gandrung dan tari Balet memiliki kesamaan antara lain pada gerak dasar langkah kaki, posisi tubuh condong ke depan dan posisi tumpuan di ujung telapak kaki. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa tari Gandrung juga memiliki potensi untuk menjadi bahan kajian gerak dan biomekanika tari, bahkan berpotensi sebagai bentuk terapi fisik.
Batik Pasiran: Wujud Kearifan Lokal Batik Kampung Pasir Garut Nyai Kartika; Reiza D. Dienaputra; Susi Machdalena; Awaludin Nugraha
PANGGUNG Vol 30, No 4 (2020): Kearifan Lokal dalam Metode, Model dan Inovasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2445.017 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v30i4.1368

Abstract

Batik Pasiran merupakan wujud seni batik yang dihasilkan oleh masyarakat Kampung Pasir,Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Batik Pasiran tergolong batik yangbaru berkembang dan diperkenalkan oleh masyarakat Kampung Pasir. Batik tersebut memilikikeunikan dan nilai-nilai leluhur Kampung Adat Pasir, bentuk kearifan lokal masyarakatnya.Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan analisis budaya yang diharapkanmampu mengungkap dan menjabarkan bagaimana bentuk kearifan lokal yang dikiaskandalam Batik Pasiran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitiankualitatif yang akan membantu mengabstraksikan pertalian antara bentuk seni dalam hal inibatik dengan nilai-nilai kearifan lokal yang hidup di dalam budaya masyarakat KampungPasir. Hasil penelitian menjelaskan bahwa corak motif Pasiran menggambarkan kehidupanmasyarakat yang menyatu dengan alam. Dalam hal ini batik, bukan hanya sekedar hasil budaya,lebih jauh lagi makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan ungkapan daripengalaman empiris dan keseharian masyarakat yang membentuk satu kesatuan budaya.Kata Kunci: Batik, Pasiran, Kearifan Lokal
Instalasi Eco Art Sebagai Media Kultivasi Mikroalga M. Agus Burhan; Anusapati Anusapati; Lutse Lambert Daniel Morin
PANGGUNG Vol 31, No 1 (2021): Eksistensi Seni Budaya di Masa Pandemi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1145.104 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i1.1539

Abstract

Penelitian artistik ini untuk menciptakan karya seni rupa instalasi dengan prinsip eco art yang bisa difungsikan sebagai photobioreactor untuk kultivasi mikroalga. State of art permasalahan penciptaan karya, meliputi seni rupa instalasi, eco art, kultivasi mikroalga, dan photobioreactor. Tujuan penelitian artistik ini menciptakan karya seni instalasi eco art sebagai media kultivasi mikroalga. Metode penelitian artistik ini adalah practice based research, peneliti menyatu dengan objek yang dikerjakan dalam penghayatan secara timbal balik (in and through), juga harus merujuk metode penciptaan terpublikasi, sehingga tidak subjektif dan pemaparannya rinci. Metode penciptaan David Campbell sebagai rujukan, yaitu preparation, concentration, incubation, illumination, verification-production. Hasil penelitian ini berupa karya instalasi eco art yang secara teknis memenuhi syarat untuk kultivasi mikroalga. Air dengan organisme mikroalga mengalir dalam instalasi melakukan proses fotosintesis, yang bisa menghasilkan bermacam bahan senyawa, seperti senyawa karbohidrat, untuk produksi bio energi, industri farmasi, dan kosmetik. Photobioreactor ini ditampilan sebagai seni instalasi eco art dengan bentuk silinder terpilin, dalam citra artistik estetika kontemporer.Kata Kunci: Instalasi, Eco Art, Photobioreactor, Kultivasi Mikroalga
Tradisi Tinilo Pa’ita dalam Kehidupan Masyarakat Gorontalo Vita Alfanikmah; Zulkarnain Mistortoify
PANGGUNG Vol 30, No 1 (2020): Polisemi dalam Interpretasi Tradisi Kreatif
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1397.734 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v30i1.1143

Abstract

ABSTRACTThis paper aims to find out the form of the tradition of tinilo pa’ita present at the ceremony commemoratingthe 40th day of someone’s death because currently the tradition of tinilo pa’ita is fairly difficult to find inits community. This study uses qualitative research methods using an ethnographic approach by Spradleyto understand a culture from the point of view of their owners of culture. Tinilo pa’ita is a tradition inthe form of chants. Tinilo Pa’ita is present in the tradition of wopato pulu huyi. This song containsan apology for the person who has died, advice to the family left behind to remain patient and sincere,advice to the other peolple who is left to always remember death and always carry out the religious ordersadopted by the community, namely Islam. In its implementation, tinilo pa’ita attended several stagesof the wopato pulu huyi ceremony. The presence of tinilo pa’ita in Gorontalo society can only be foundduring the wopato pulu huyi because, the community believes this song can only be sung when it is sideby side with the tomb that will be delivered to the tomb. Until now the tradition of tinilo pa’ita is stillbeing carried out even though it is only in certain areas.Keywords: Oral Tradition, Tinilo Pa’ita, Funeral ceremonyABSTRAKTulisan ini bertujuan untuk mengetahui bentuk tradisi tinilo pa’ita yang hadir dalam upacaraperingatan hari ke 40 kematian seseorang sebab saat ini tradisi tinilo pa’ita terbilang cukupsulit untuk dijumpai dalam masyarakatnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitiankualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi oleh Spradley untuk memahami sebuahkebudayaan dari sudut pandang mereka pemilik kebudayaan. Tinilo pa’ita merupakan sebuahtradisi yang berbentuk lantunan nyanyian. Tinilo Pa’ita hadir dalam tradisi wopato pulu huyi.Nyanyian ini berisi permohonan maaf atas orang yang telah meninggal, nasihat kepada keluargayang ditinggalkan agar tetap sabar dan ikhlas, nasehat kepada handaitaulan yang ditinggalkanuntuk selalu mengingat kematian dan senantiasa menjalankan perintah agama yang dianutoleh masyarakat yakni agama Islam. Dalam pelaksanaanya, tinilo pa’ita hadir dalam beberapatahapan pelaksanaan upacara wopato pulu huyi. Kehadiran tinilo pa’ita dalam masyarakatGorontalo hanya dapat dijumpai saat wopato pulu huyi sebab, masyarakat percaya nyanyianini hanya bisa dilantunkan pada saat berdampingan dengan nisan yang akan diantarkan kemakam. Hingga saat ini tradisi tinilo pa’ita masih terus dilaksanakan meskipun hanya padadaerah-daerah tertentu saja.Kata Kunci: Tradisi Lisan, Tinilo Pa’ita, Upacara Pemakaman
Pewarisan Seni Rapa’i dabo’ih sebagai Reproduksi Budaya di Perkampungan Bekas Evakuasi Pascatsunami Aceh Fani Dila Sari; Beni Andika
PANGGUNG Vol 30, No 3 (2020): Pewarisan Seni Budaya: Konsepsi dan Ekspresi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.01 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v30i3.1269

Abstract

ABSTRACTThe evacuation of victims of the Aceh tsunami in 2004 in the CARE refugee camps formed sociology as a new community despite having different ethnographic backgrounds from various parts of the Aceh coast. Interestingly, the cultural arts practices that exist in CARE village to date are the performing arts that developed in Pulo Aceh before the tsunami, namely Rapa’iDabo’ih. Seeing the symptoms of cultural reproduction is interesting to study because the refugees came from various regions in Aceh. The purpose of this study was to determine the factors of cultural reproduction and how to implement them in the art work of Rapa’i dabo’ih by the Bungong Sitangkee group. The research is qualitative research. Cultural reproduction in traditional arts through the presentation of the Rapa’i Daboih performance of the Sitangkee Group is the focus of this research. The theoretical basis used is the thought of cultural reproduction put forward by Pierre Bourdieu. The cultural reproduction of Rapa’i dabo’ih by the Bungong Sitangkee group is a system of cultural inheritance, namely the maintenance of knowledge and experience from one generation to the next.Keywords: Cultural Reproduction, Post-Tsunami, Rapa’i dabo’ih, Bungong Sitangkee Group, and CARE Evacuation.ABSTRAKEvakuasi korban tsunami Aceh tahun 2004 di pengungsian CARE membentuk sosiologi sebagai komunitas masyarakat baru meski memiliki latar belakang etnografi yang berbeda dari berbagai penjuru pesisir Aceh. Menariknya, praktik-praktik seni budaya yang eksis di perkampungan CARE hingga saat ini adalah seni pertunjukan yang berkembang di Pulo Aceh sebelum masa tsunami, yakni Rapa’i dabo’ih. Melihat gejala reproduksi budaya tersebut menjadi menarik untuk diteliti sebab para pengungsi berasal dari berbagai daerah di Aceh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor terjadinya reproduksi budaya dan bagaimana implementasinya dalam garapan seni Rapa’i dabo’ih oleh grup Bungong Sitangkee. Penelitian adalah penelitian kualitatif. Reproduksi budaya dalam kesenian tradisional melalui penyajian pertunjukan Rapa’i daboih Grup Sitangkee adalah fokus dalam penelitian ini. Landasan teoritis yang digunakan adalah pemikiran reproduksi budaya yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu. Reproduksi budaya Rapa’i dabo’ih oleh grup Bungong Sitangkee adalah sistem pewarisan budaya yaitu sebagai pemeliharaan pengetahuan dan pengalaman dari satu generasi ke generasi berikutnya.Kata kunci: Reproduksi budaya, Pascatsunami, Rapa’i dabo’ih, Grup Bungong Sitangkee, dan Pengungsian CARE.
Dialektika Estetika Foto pada Buku Fotografi “Flores Vitae” karya Nico Dharmajungen Kusrini Kusrini; Aji Susanto Anom Purnomo; Muhammad Alfariz; Siti Solekhah
PANGGUNG Vol 32, No 2 (2022): Ragam Fenomena Budaya dan Konsep Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.667 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i2.2051

Abstract

Buku Fotografi adalah entitas ruang seni bagi fotografer untuk mempresentasikan karya. Sebagai entitas ruang seni, fotografer perlu memahami nilai atau konsep keindahan dari sebuah buku fotografi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan nilai pengalaman artistik dan estetik dari buku fotografi melalui metode studi kasus karya buku fotografi Flores Vitae oleh Nico Dharmajungen. Nico Dharmajungen adalah seorang maestro fotografi yang menggunakan galeri seni sebagai ruang seni utama dalam memamerkan karya seninya. Hal tersebut menjadi penting karena menunjukkan gejala pergeseran alternatif ruang seni dari galeri konvensional ke buku fotografi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriprif kualitatif naratif dengan teori utama dialektika, teori pengalaman artistik dan teori pengalaman estetik. Hasil penelitian adalah pemaparan yang komprehensif dari konsep nilai keindahan ruang alternatif buku fotografi. Nilai keindahan dari buku fotografi adalah menghadirkan pengalaman privat dengan memfasilitasi fokus perhatian yang penuh terhadap sebuah karya seni. Buku fotografi menghadirkan pengalaman ketubuhan yang aktif dari pembacanya sehingga membawa pembaca pada pengalaman estetik yang lebih tinggi yaitu pengalaman simbolis.Kata kunci: fotografi, dialektika, pengalaman estetik, pengalaman artistik, Nico Dharmajungen
Perbahasan Musikal dan Lingual dalam Penerjemahan Andung Tonggo Raja: Ditinjau dari Melodi dan Kountur Jubilezer Sihite; Junita Batubara; Arsen Nahum Pasaribu; Kamaluddin Galingging
PANGGUNG Vol 32, No 2 (2022): Ragam Fenomena Budaya dan Konsep Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.53 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i2.2055

Abstract

Tulisan ini membahas hasil terjemahan, struktur melodi dan kontur nyanyian Andung pada video Tonggo Raja. Permasalahan dalam tulisan ini bahwa para pendengar tidak selalu memahami struktur makna, melodi, dan kontur lirik Andung. Adapaun metode yang diterapkan adalah kualitatif deskriptif. Untuk permasalahan ini digunakan teori Ilzamudin Ma’mur (2004) dan Malm (1997). Tulisan ini menghasilkan kesimpulan di antaranya Andung memiliki melodi repetitive, interatif, reverting, stropic dan progressif, serta memiliki kontur ascending, descending, pendulous, terraced dan static. Andung tidak dipelajari, tetapi timbul dari perasaan penutur. Andung dapat dinyanyikan oleh orang tertentu, waktu dan tempat tertentu. Andung dinyanyikan pada saat sedih, susah, senang sesuai dengan situasi emosional yang melakukannya. Dalam hal ini doa yang disampaikan dalam bentuk Andung yang terdapat dalam video merupakan representasi dari harapan tentang baik atau buruknya perasaan atau situasi yang dihadapi oleh seorang raja yang melihat kondisi lingkungan sekitar.Kata Kunci : andung, melodi, kontur, tonggo raja

Filter by Year

2004 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 33, No 3 (2023): Resiliensi Budaya sebagai Ketahanan dalam Menjaga Tradisi hingga Ekonomi Kreati Vol 33, No 2 (2023): Ideologi, Identitas, dan Kontekstualitas Seni Budaya Media Vol 33, No 1 (2023): Nilai-Nilai Seni Indonesia: Rekonstruksi, Implementasi, dan Inovasi Vol 32, No 4 (2022): Keragaman Budaya, Kajian Seni, dan Media Vol 32, No 3 (2022): Komodifikasi dan Komoditas Seni Budaya di Era industri Kreatif Vol 32, No 2 (2022): Ragam Fenomena Budaya dan Konsep Seni Vol 32, No 1 (2022): Varian Model Proses Kreatif dalam Cipta Karya Seni Vol 31, No 4 (2021): Implementasi Revitalisasi Identitas Seni Tradisi Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas Vol 31, No 2 (2021): Estetika Dalam Keberagaman Fungsi, Makna, dan Nilai Seni Vol 31, No 1 (2021): Eksistensi Seni Budaya di Masa Pandemi Vol 30, No 4 (2020): Kearifan Lokal dalam Metode, Model dan Inovasi Seni Vol 30, No 3 (2020): Pewarisan Seni Budaya: Konsepsi dan Ekspresi Vol 30, No 2 (2020): Identitas Sosial Budaya dan Ekonomi Kreatif Vol 30, No 1 (2020): Polisemi dalam Interpretasi Tradisi Kreatif Vol 29, No 4 (2019): Keragaman Seni dan Inovasi Estetik Vol 29, No 3 (2019): Transformasi Bentuk dan Nilai dalam Seni Budaya Tradisi Vol 29, No 2 (2019): Konstruksi Identitas Budaya dalam Seni dan Sastra Vol 29, No 1 (2019): Pegeseran Estetik Dalam Seni Budaya Tradisi Masa Kini Vol 28, No 4 (2018): Dinamika Seni Tradisi dan Modern: Kontinuitas dan Perubahan Vol 28, No 3 (2018): Identitas Kelokalan dalam Keragaman Seni Budaya Nusantara Vol 28, No 2 (2018): Dinamika Keilmuan Seni Budaya dalam Inovasi Bentuk dan Fungsi Vol 28, No 2 (2018): Dinamika Keilmuan Seni Budaya dalam Inovasi Bentuk dan Fungsi Vol 28, No 1 (2018): Kontestasi Tradisi: Seni dalam Visualisasi Estetik, Naskah, dan Pertunjukan Vol 28, No 1 (2018): Kontestasi Tradisi: Seni dalam Visualisasi Estetik, Naskah, dan Pertunjukan Vol 27, No 4 (2017): Comparison and Development in Visual Arts, Performing Arts, and Education in Co Vol 27, No 4 (2017): Comparison and Development in Visual Arts, Performing Arts, and Education in C Vol 27, No 3 (2017): Education, Creation, and Cultural Expression in Art Vol 27, No 3 (2017): Education, Creation, and Cultural Expression in Art Vol 27, No 2 (2017): The Revitalization of Tradition, Ritual and Tourism Arts Vol 27, No 2 (2017): The Revitalization of Tradition, Ritual and Tourism Arts Vol 27, No 1 (2017): Pergeseran Dimensi Estetik dalam Teknik, Pragmatik, Filsafat, dan Imagi Vol 27, No 1 (2017): Pergeseran Dimensi Estetik dalam Teknik, Pragmatik, Filsafat, dan Imagi Vol 26, No 4 (2016): Orientalisme & Oksidentalisme Sebagai Relasi, Dominasi, dan Batasan dalam Este Vol 26, No 4 (2016): Orientalisme & Oksidentalisme Sebagai Relasi, Dominasi, dan Batasan dalam Estet Vol 26, No 3 (2016): Visualisasi Nilai, Konsep, Narasi, Reputasi Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Vol 26, No 3 (2016): Visualisasi Nilai, Konsep, Narasi, Reputasi Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Vol 26, No 2 (2016): Semiotika, Estetika, dan Kreativitas Visual Budaya Vol 26, No 2 (2016): Semiotika, Estetika, dan Kreativitas Visual Budaya Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa Vol 25, No 4 (2015): Representasi, Transformasi, Identitas dan Tanda Dalam Karya Seni Vol 25, No 4 (2015): Representasi, Transformasi, Identitas dan Tanda Dalam Karya Seni Vol 25, No 3 (2015): Ekspresi, Makna dan Fungsi Seni Vol 25, No 3 (2015): Ekspresi, Makna dan Fungsi Seni Vol 25, No 2 (2015): Pendidikan, Metode, dan Aplikasi Seni Vol 25, No 2 (2015): Pendidikan, Metode, dan Aplikasi Seni Vol 25, No 1 (2015): Kontribusi Seni Bagi Masyarakat Vol 25, No 1 (2015): Kontribusi Seni Bagi Masyarakat Vol 24, No 4 (2014): Dinamika Seni Tari, Rupa dan Desain Vol 24, No 4 (2014): Dinamika Seni Tari, Rupa dan Desain Vol 24, No 3 (2014): Identitas dalam Bingkai Seni Vol 24, No 3 (2014): Identitas dalam Bingkai Seni Vol 24, No 2 (2014): Modifikasi, Rekonstruksi, Revitalisasi, dan Visualisasi Seni Vol 24, No 2 (2014): Modifikasi, Rekonstruksi, Revitalisasi, dan Visualisasi Seni Vol 24, No 1 (2014): Fenomena dan Estetika Seni Vol 24, No 1 (2014): Fenomena dan Estetika Seni Vol 23, No 4 (2013): Membaca Tradisi Kreatif, Menelisik Ruang Transendental Vol 23, No 4 (2013): Membaca Tradisi Kreatif, Menelisik Ruang Transendental Vol 23, No 3 (2013): Sejarah, Konseptualisasi, dan Praksis Tradisi Kreatif Seni Vol 23, No 3 (2013): Sejarah, Konseptualisasi, dan Praksis Tradisi Kreatif Seni Vol 23, No 2 (2013): Eksplorasi Gagasan, Identitas, dam Keberdayaan Seni Vol 23, No 2 (2013): Eksplorasi Gagasan, Identitas, dam Keberdayaan Seni Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajar Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelaja Vol 22, No 4 (2012): Dimensi Sejarah, Transformasi, dan Diseminasi Seni Vol 22, No 4 (2012): Dimensi Sejarah, Transformasi, dan Diseminasi Seni Vol 22, No 3 (2012): Manifestasi Konsep, Estetika, dan Makna Seni dalam Keberbagaian Ekspresi Vol 22, No 3 (2012): Manifestasi Konsep, Estetika, dan Makna Seni dalam Keberbagaian Ekspresi Vol 22, No 2 (2012): Signifikasi Makna Seni Dalam Berbagai Dimensi Vol 22, No 2 (2012): Signifikasi Makna Seni Dalam Berbagai Dimensi Vol 22, No 1 (2012): Menggali KEkayaan Bentuk dan Makna Seni Vol 22, No 1 (2012): Menggali KEkayaan Bentuk dan Makna Seni Vol 21, No 3 (2011): Narasi Metaforik. Strategi, dan Elanvital Vol 21, No 3 (2011): Narasi Metaforik. Strategi, dan Elanvital Vol 21, No 2 (2011): Simbol, Dokumentasi, dan Pengaruh Eksternal Seni Vol 21, No 2 (2011): Simbol, Dokumentasi, dan Pengaruh Eksternal Seni Vol 21, No 1 (2011): Seni, Lokalitas, Vitalitas, dan Pemaknaan Vol 18, No 1 (2008): Komunikasi, Makna Tekstual dan Kontekstual dalam Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2008): Komunikasi, Makna Tekstual dan Kontekstual dalam Seni Pertunjukan Vol 15, No 36 (2005): JURNAL PANGGUNG: JURNAL SENI STSI BANDUNG Vol 1, No 31 (2004): Aksi Parsons Dalam Bajidor: Sistem Mata Pencaharian Komunitas Seni Tradisional Vol 1, No 31 (2004): Aksi Parsons Dalam Bajidor: Sistem Mata Pencaharian Komunitas Seni Tradision More Issue