cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
,
INDONESIA
Jurnal Penelitian Kesehatan
Published by Forum Ilmiah Kesehatan
ISSN : 20863098     EISSN : 25027778     DOI : -
Core Subject : Health,
Journal of Health Research "Forikes Voice" is a medium for the publication of articles on research and review of the literature. We accept articles in the areas of health such as public health, medicine, nursing, midwifery, nutrition, pharmaceutical, environmental health, health technology, clinical laboratories, health education, and health popular.
Arjuna Subject : -
Articles 60 Documents
Search results for , issue "Vol 13 (2022): Nomor Khusus November 2022" : 60 Documents clear
Analisis Implementasi Program Gerakan Anti Merarik Kodek (GAMAK) dari Perspektif Kesehatan di Kabupaten Lombok Barat Akmal Rosamali; Saimi Saimi; Sastrawan Sastrawan
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus November 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk317

Abstract

The child marriage rate in West Nusa Tenggara is above the national rate of 43.49%. Therefore, research is needed which aims to analyze the implementation of the anti “merarik kodek” (GAMAK) from a health perspective in West Lombok Regency. This study was a qualitative research that involves stakeholders in the implementation of the anti “merarik kodek” (GAMAK) in West Lombok Regency. The success of the GAMAK program can be seen from the output of this program in the form of achieving program targets in the last three years with the average age of marriage increasing from 19.8 years in 2019 to 20.40 years in 2020. Early marriage has an effect on morbidity rates and mortality, both in mother and child.Keywords: draw codecs; marriage; teenager ABSTRAK Angka perkawinan usia anak di Nusa Tenggara Barat berada di atas angka nasional yaitu sebesar 43,49%. Maka diperlukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program gerakan anti merarik kodek (GAMAK) dari perspektif kesehatan di Kabupaten Lombok Barat. Studi ini merupakan penelitian kualitatif yang melibatkan stakeholder dalam pelaksanaan gerakan anti merarik kodek (GAMAK) di Kabupaten Lombok Barat. Keberhasilan program GAMAK dapat dilihat dari adanya luaran dari program ini berupa tercapainya target program pada tiga tahun terakhir dengan rata-rata usia perkawinan yang meningkat dari 19,8 tahun pada tahun 2019 menjad 20,40 tahun pada tahun 2020. Perkawinan dini berpengaruh terhadap angka kesakitan dan angka kematian, baik pada ibu maupun anak.Kata kunci: merarik kodek; perkawinan; remaja
Efektivitas Telenursing untuk Pengenalan Secara Dini Tanda dan Gejala Acute Coronary Syndrome (ACS) dalam Menurunkan Angka Kematian Yuyun Yuniaty; Tuti Herawati
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus November 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk303

Abstract

Acute Coronary Syndrome (ACS) is a disease that interferes with heart function, which is caused by myocardial muscles that lack blood supply due to narrowing and clogging of heart blood vessels. This disease is still a frightening health problem, both in developed or developing countries, because it is the number one cause of death in the world. Early introduction Signs and symptoms of ACS can make management become fast and precise, so that it can reduce complications and prevent death. Therefore telenursing is needed that can help the community and health workers who have not been trained to make early recognition, so that the expected goals are achieved. This study is a literature review of the use of telenursing methods for early recognition of signs and symptoms of patients with ACS in reducing mortality. The results of a review in 10 articles show that the use of telenursing methods in ACS patients is effective in introducing ACS early, in an effort to reduce mortality. Telenursing is expected to continue to be used and increased reach, especially for remote areas.Keywords: Acute Coronary Syndrome; signs and symptoms; Telenursing ABSTRAK Acute Coronary Syndrome (ACS) merupakan penyakit yang mengganggu fungsi jantung, yang disebabkan oleh otot miokard yang kekurangan suplai darah akibat adanya penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah jantung. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan yang menakutkan, baik di negara maju ataupun berkembang, karena menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Pengenalan secara dini tanda dan gejala ACS dapat membuat tatalaksana menjadi cepat dan tepat, sehingga bisa mengurangi komplikasi dan mencegah kematian. Oleh karena itu diperlukan telenursing yang dapat membantu masyarakat maupun tenaga kesehatan yang belum terlatih untuk melakukan pengenalan secara dini, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Studi ini merupakan literature review tentang penggunaan metode telenursing untuk pengenalan dini tanda dan gejala pasien dengan ACS dalam menurunkan angka kematian. Hasil tinjauan pada 10 artikel menunjukkan bahwa bahwa penggunaan metode telenursing pada pasien ACS efektif untuk melakukan pengenalan ACS secara dini, dalam upaya menurunkan angka kematian. Telenursing diharapkan tetap digunakan dan makin ditingkatkan jangkauannya, khususnya untuk daerah terpencil.Kata kunci: acute coronary syndrome; tanda dan gejala; telenursing
Terapi Pijat dalam Penanganan Spastisitas Hemiparesis Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke Sinyo Pelani; Agianto Agianto; Rismia Agustina
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus November 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk302

Abstract

Spasticity is a symptom of stroke which can lead to weakness and disability. A series of recovery can be done, one of which is using massage therapy. Massage differs in the type of procedure, duration of administration, duration of disease onset, and effectiveness. So it is necessary to do a literature study that aims to determine the effectiveness of massage therapy in the treatment of upper extremity hemiparesis spasticity in stroke patients. This literature review searches for articles 2000-2020 in Indonesian and English, from Pubmed, Science Direct, and Google Scholar. Assessment of article quality using JBI's Critical Appraisal Tools. Data synthesis in narrative form. The results of the study obtained 4 synthesized articles. Tuina can be given without or in addition to other interventions. Tuina is effective for reducing upper extremity muscle spasticity at disease onset 1-3 months. It was concluded that Tuina was effective in reducing upper extremity spasticity and could be given to post-stroke patients 1-3 months.Keywords: massage; spasticity; strokesABSTRAK Spastisitas merupakan gejala stroke yang dapat mengakibatkan kelemahan dan kecacatan. Serangkaian pemulihan dapat dilakukan, salah satunya adalah menggunakan terapi pijat. Pemijatan memiliki perbedaan dalam jenis prosedur, durasi pemberian, lama onset penyakit, dan keefektivitasannya. Maka perlu dilakukan studi literatur yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi pijat pada penanganan spastisitas hemiparesis ekstremitas atas pada pasien stroke. Tinjauan literatur ini mencari artikel tahun 2000-2020 dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, dari Pubmed, Science Direct, dan Google Scholar. Penilaian kualitas artikel menggunakan JBI’s Critical Apraisal Tools. Sintesis data dalam bentuk naratif. Hasil studi memperoleh 4 artikel yang disintesis. Tuina dapat diberikan tanpa atau dengan tambahan intervensi lain. Tuina efektif untuk menurunkan spastisitas otot ekstremitas atas pada onset penyakit 1-3 bulan. Disimpulkan bahwa Tuina efektif untuk menurunkan spastisitas ekstremitas atas dan dapat diberikan pada pasien pasca stroke 1-3 bulan.Kata kunci: pijat; spastisitas; stroke
Kompres Daun Kubis untuk Menurunkan Pembengkakan Payudara pada Ibu Post Partum Risza Choirunissa; Wika Natalia; Retno Widowati
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus November 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk341

Abstract

Swelling of the breasts is influenced by the mother's frequency of breastfeeding, the duration of breastfeeding. Most of the breast swelling is given anti-inflammatory drug therapy, however, there are several ways of complementary breast care that can be done to reduce breast swelling. This study aims to determine the effect of giving cabbage leaf compresses to breast swelling in post partum mothers. This experimental study used a pre-test and post-test design without a control group. The sampling technique uses total sampling. Data were analyzed descriptively and then tested the hypothesis using the Wilcoxon test. The results of the analysis showed that before being given a cabbage leaf compress there were 43.3% of respondents experiencing breast swelling on a scale of 5, and after being given a cabbage leaf compress there were 56.7% with breast swelling on a scale of 1. P value = 0.000, which means there is a difference in the scale of breast swelling between before and after the intervention. It was concluded that cabbage leaf compresses are effective for reducing postpartum breast swelling.Keywords: cabbage leaves; compress; breast swelling ABSTRAKA.      Pembengkakan payudara dipengaruhi oleh frekuensi ibu untuk menyusui, durasi menyusui. Pembengkakan payudara sebagian besar diberikan terapi obat anti inflamasi, namun demikian beberapa cara perawatan payudara komplementer yang dapat dilakukan untuk mengurangi pembengkakan payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres daun kubis terhadap pembengkakan payudara pada ibu post partum. Penelitian eksperimental ini menggunakan desain pre-test and post-test without control group. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Data dianalisis secara deskriptif lalu dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebelum diberikan kompres daun kubis terdapat 43,3% responden mengalami pembengkakan payudara skala 5, dan setelah diberikan kompres daun kubis terdapat 56,7% dengan pembengkakan payudara skala 1. Nilai p = 0,000, yang berarti ada perbedaan skala pembengkakan payudara antara sebelum dan setelah intervensi. Disimpulkan bahwa kompres daun kubis efektif untuk menurun pembengkakan payudara ibu post partum.Kata kunci: daun kubis; kompres; pembengkakan payudara
Pemberian Air Kelapa Muda untuk Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa pada Tikus dengan Sindroma Metabolik Arrizki Azka Pratama; Siti Thomas Zulaikhah; Atina Hussaana
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus November 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk335

Abstract

Metabolic syndrome can be associated with increased lipid peroxidation processes which are characterized by increased levels of MDA, associated with inflammation which is characterized by abnormal production of proinflammatory cytokines, associated with oxidative stress, decreased antioxidants and increased ROS. The purpose of this study was to prove the effect of young coconut water on fasting blood glucose, HbA1C, IL-6 and MDA levels in rats with metabolic syndrome. This experimental research design was posttest only with control group. Twenty four male Wistar rats were used in this study, which were randomly divided into 4 groups, namely group K1 (control); K2 (MS); K3 (MS+ young coconut water 8 mL/200 gBW); K4 (MS + metformin 45 mg/kg BW). Induction of metabolic syndrome rats were given food high in fat and fructose, folic acid for 14 days and Streptozotocin (STZ) 65 mg/kgBB and Nicotinamide 230 mg/kgBB for 3 days. Data on fasting blood glucose, IL-6 and MDA levels were analyzed using the One Way Anova test, while HbA1C levels were using the Kruskal Wallis test. The results of the analysis showed that the average fasting blood glucose, HbA1C, IL-6 and MDA levels in K2 increased compared to K1, decreased in K3 compared to K2 as well as in K4. P value = 0.000, it was concluded that young coconut water has proven to have an effect on fasting blood glucose, HbA1C, IL-6 and MDA levels in rats with metabolic syndrome.Keywords: young coconut water; metabolic syndrome; fasting glucose levels; IL-6 level; MDA levels ABSTRAK Sindroma metabolik dapat dikaitkan dengan peningkatan proses peroksidasi lipid yang ditandai dengan meningkatnya kadar MDA, berhubungan dengan inflamasi yang ditandai dengan produksi sitokin proinflamasi yang abnormal, berhubungan dengan stress oksidatif, penurunan antioksidan dan peningkatan ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan pengaruh air kelapa muda terhadap kadar glukosa darah puasa, HbA1C, IL-6 dan MDA pada tikus dengan sindroma metabolik. Desain penelitian eksperimental ini adalah posttest only with control group. Dua puluh empat ekor tikus jantan galur wistar digunakan dalam penelitian ini, yang dibagi menjadi 4 kelompok secara random yaitu kelompok K1 (kontrol); K2 (SM); K3 (SM+air kelapa muda 8 mL/200 gBB); K4 (SM+metformin 45 mg/kgBB). Induksi sindroma metabolik tikus diberikan makanan tinggi lemak dan fruktosa, asam folat selama 14 hari dan Streptozotocin (STZ) 65 mg/kgBB dan Nicotinamid 230 mg/kgBB selama 3 hari. Data kadar glukosa darah puasa, IL-6 dan MDA dianalisis dengan uji One Way Anova sedangkan kadar HbA1C dengan uji Kruskal Wallis. Hasil analisis menunjukkan bahwa rerata kadar glukosa darah puasa, HbA1C, IL-6 dan MDA pada K2 meningkat jika dibandingkan dengan K1, pada K3 terjadi penurunan dibandingkan dengan K2 begitu juga pada K4. Nilai p = 0,000, maka disimpulkan air kelapa muda terbukti berpengaruh terhadap kadar glukosa darah puasa, HbA1C, IL-6 dan MDA pada tikus dengan sindroma metabolik.Kata kunci: air kelapa muda; sindrom metabolik; kadar glukosa puasa; kadar IL-6; kadar MDA
Dampak Mie Instan terhadap Kadar Hemoglobin Mencit (Mus musculus) Indah Anggeriani; Erni Yohani Mahtuti; Previta Zeisar Rahmawati
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus November 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk346

Abstract

Hemoglobin functions to carry oxygen, carbon dioxide which is circulated to body tissues. When the blood lacks hemoglobin, the body will experience anemia. One of the factors that affect hemoglobin levels is nutrition. Instant noodles are foods that are high in carbohydrates, fat, but low in protein, vitamins and minerals. The purpose of this research was to determine the effect of instant noodle concentration on hemoglobin values in mice (Mus musculus). This experimental research used a pretest-posttest design. The sample consisted of 24 female mice (Mus musculus) aged 3-8 weeks, with a body weight of 20-35 grams, which were given 4 treatments. P1 was given instant noodles 0.31 g/kgBW/day, P2 was given instant noodles 0.34 g/kgBW/day, P3 was given instant noodles 0.39 g/kgBW/day, and P4 was given instant noodles 0.50 g/kgBW /day. All were administered orally using a gastric tube. The intervention was carried out for 3 days of observation. Hb value is determined by Hb-meter. The result of the normality test is p = 0.390, the result of the homogeneity test is p = 0.839), so that a paired sample t-test can be carried out which produces a p value of less than 0.05. It can be said that there are differences in hemoglobin levels between before and after the intervention in all groups. It was concluded that instant noodles had an effect on reducing Hb levels in mice. It is recommended that if you consume instant noodles, you should add nutrients that meet the body's needs.Keywords: hemoglobin; instant noodles; oral administration ABSTRAK Hemoglobin berfungsi untuk membawa oksigen, karbondioksida yang diedarkan ke jaringan tubuh. Ketika darah kekurangan hemoglobin, maka tubuh akan mengalami anemia. Salah satu faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah nutrisi. Mie instan merupakan makanan yang tinggi karbohidrat, lemak, tetapi rendah protein, vitamin dan mineral. Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui efek konsentrasi mie instan terhadap nilai hemoglobin pada mencit (Mus musculus). Penelitian eksperimental ini menggunakan pretest-posttest design. Sampel berupa 24 ekor mencit (Mus musculus) betina berusia 3-8 minggu, denga berat badan 20-35 gram, yang diberi 4 perlakuan. P1 diberi mie instan 0,31 g/kgBB/hari, P2 diberi mie instan 0,34 g/kgBB/hari, P3 diberi mie instan 0,39 g/kgBB/hari, dan P4 diberi mie instan 0,50 g/kgBB/hari. Semua diberikan secara oral menggunakan sonde lambung. Intervensi dilakukan selama 3 hari pengamatan. Nilai Hb dintentukan dengan Hb-meter. Hasil uji normalitas adalah p = 0,390, hasil uji homogenitas adalah p = 0,839), sehingga bisa dilakukan paired sample t-test yang menghasilkan nilai p kurang dari 0,05. Bisa dikatakan bahwa terdapat perbedaan kadar hemoglobin antara sebelum dan sesudah intervensi pada semua kelompok. Disimpulkan bahwa mie instan berpengaruh menurunkan kadar Hb mencit. Disarankan bahwa jika mengkonsumsi mie instan, hendaknya ditambahkan zat gizi yang memenuhi kebutuhan tubuh.Kata kunci: hemoglobin; mie instan; pemberian oral 
Gambaran Perilaku Jajan Anak Usia Sekolah di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan Rian Agus Setiawan; Nila Rostarina; Dewi Susanti
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus November 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk322

Abstract

 Inadequate nutritional intake can lead to growth problems and impaired learning outcomes. Snacking culture in school-age children is one of the factors causing low nutritional intake in school-age children. So research is needed that aims to look at the description of snacking behavior in school-age children in the Pesanggrahan Village, South Jakarta. This study used a cross-sectional approach, involving 380 students selected by purposive sampling technique. Data were analyzed descriptively. The results showed that the knowledge, attitudes and behavior of school-aged children's snacks were still relatively good with a percentage of >50%. There needs to be government intervention in supervising snacks that are around the school on a regular basis.Keywords: school children; snacking; knowledge; attitude; behavior ABSTRAK Asupan nutrisi yang kurang dapat mengakibatkan masalah pertumbuhan dan gangguan pada hasil belajar. Budaya jajan pada anak usia sekolah menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya intake nutrisi pada anak usia sekolah. Maka diperlukan penelitian yang bertujuan melihat gambaran perilaku jajan pada anak usia sekolah di wilayah Kelurahan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional, yang melibatkan 380 siswa yang dipilih dengan Teknik purposive sampling. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku jajan anak usia sekolah masih tergolong baik dengan persentase >50%. Perlu adanya campur tangan pemerintah dalam mengawasi jajanan yang ada di sekitar sekolah secara rutin.Kata kunci: anak sekolah; jajan; pengetahuan; sikap; perilaku
Gaya Hidup dan Pemilihan Jenis Gigi Tiruan pada Masyarakat Makassar Dian Handayani; Umar Dg. Palallo
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus November 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v13i0.1994

Abstract

Things that can be done in overcoming the problem of tooth loss is the use of dentures. Dentures are teeth created by humans to replace damaged teeth due to the inability of humans to maintain healthy teeth. To beautify the appearance of their teeth, many people make dentures. The choice of dentures can be caused by a lifestyle that includes the amount of salary or income, type of work and level of education. This study aims to determine the effect of lifestyle on the selection of denture types. The design of this study was cross-sectional, with 100 respondents. Data was collected through filling out questionnaires and then analyzed using the Chi-square test. The results showed that the p-value for each lifestyle was: income = 0.050, occupation = 0.000 and education = 0.001. Thus it is concluded that there is a relationship between income, employment and education with the choice of dentures.Keywords: dentures; lifestyle; income; work; education ABSTRAK Hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah kehilangan gigi adalah penggunaan gigi tiruan. Gigi tiruan merupakan gigi hasil kreasi manusia untuk mengganti gigi yang rusak akibat ketidakmampuan manusia dalam menjaga kesehatan gigi. Untuk memperindah tampilan giginya, banyak orang membuat gigi tiruan. Pemilihan gigi tiruan bisa disebabkan oleh gaya hidup yang mencakup jumlah gaji atau penghasilan, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap pemilihan jenis gigi tiruan. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional, dengan jumlah responden 100 orang. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner lalu dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan nilai p untuk masing-masing gaya hidup yaitu: penghasilan = 0,050, pekerjaan = 0,000 dan pendidikan = 0,001. Dengan demikian disimpulkan bahwa ada hubungan antara penghasilan, pekerjaan dan pendidikan dengan pemilihan gigi tiruan.Kata kunci: gigi tiruan; gaya hidup; penghasilan; pekerjaan; pendidikan
Komunikasi Terapeutik Perawat dan Tingkat Kecemasan Pasien Suspek Covid-19 Lina Indrawati; Emilia Wahyuningsih; Hilda Meriyandah Agil
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus November 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk329

Abstract

Stress and anxiety are normal feelings when facing a crisis like the Covid-19 pandemic, especially for patients who are hospitalized. One of the factors that can reduce the patient's anxiety level is therapeutic communication. The more information you get, the less worried you will be, which in turn will reduce anxiety. This study aims to determine the relationship between nurses' therapeutic communication and the anxiety level of patients with suspected Covid-19. The design of this study was cross-sectional, involving 27 patients selected by convenient sampling technique. The independent variable is therapeutic communication and the dependent variable is anxiety level. Measuring tool was a questionnaire and data were analyzed using the Chi Square test. The results of the statistical test showed a p value of 0.000, which indicated that there was a relationship between nurse therapeutic communication and anxiety levels in suspected Covid-19 patients in the Covid-19 Suspect Room, Cibitung Medika Hospital.Keywords: therapeutic communication; anxiety level; Covid-19 ABSTRAK Stress dan cemas adalah perasaan yang normal saat menghadapi krisis seperti pandemik Covid-19, terutama bagi pasien yang dirawat di rumah sakit. Salah satu faktor yang dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien yaitu  komunikasi terapeutik. Semakin banyak informasi yang didapatkan, maka kekhawatiran akan berkurang, yang akhirnya akan menurunkan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat  dengan tingkat kecemasan pasien suspek Covid-19. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional, dengan melibatkan 27 pasien yang dipilih dengan teknik convenient sampling. Variabel independen adalah komunikasi terapeutik dan variabel dependen adalah tingkat kecemasan. Alat ukur adalah kuesioner dan data dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil  uji statistik menunjukkan nilai p 0,000, yang menunjukan bahwa ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pada pasien suspek Covid- 19 di Ruang Suspek Covid-19, Rumah Sakit Cibitung Medika.Kata kunci: komunikasi terapeutik; tingkat kecemasan; Covid-19
Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Pengobatan Sendiri (Studi Kasus di Apotek Kabupaten Kendal) Anisa Rahmawati; Muhammad Ikhsan; Junvidya Heroweti
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus November 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk319

Abstract

Self-medication is an effort made by the community to treat minor illnesses such as flu, cough, fever and others without a doctor's prescription. In practice, limited knowledge about drugs will be a source of problems. So research is needed that aims to determine the relationship between the level of knowledge and self-medication behavior. This study involved 96 respondents selected by purposive sampling technique. Data was collected through filling out questionnaires and then analyzed descriptively. The results showed that the majority of patients who visited the pharmacy were aged 26-50 years (65%), female (56%), high school educated (68%), income Rp 1,000,000-2,500,000,000 per month (29%), place of residence to the pharmacy <5 km (56%) and work as an employee (51%). The most knowledge level category was moderate (64.5%), while self-medication behavior category was sufficient (62.5%). It was concluded that there was a correlation between education level and knowledge level, between education level and self-medication behavior and between knowledge level and self-medication behavior.Keywords: pharmacy; self-medication behavior; knowledge ABSTRAK Pengobatan sendiri merupakan upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengobati penyakit ringan seperti flu, batuk, demam dan lain-lain tanpa resep dokter. Pada pelaksanaannya, keterbatasan pengetahuan tentang obat akan menjadi sumber masalah. Maka diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pengobatan sendiri. Penelitian ini melibatkan 96 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner lalu dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien yang berkunjung ke apotek berusia 26-50 tahun (65%), perempuan (56%), berpendidikan SMA (68%), berpendapatan Rp 1.000.000-2.500.000.000 per bulan (29%), jarak tempat tinggal ke apotek <5 km (56%) dan bekerja sebagai karyawan (51%). Kategori tingkat pengetahuan terbanyak adalah sedang (64,5%), sedangkan kategori perilaku pengobatan sendiri adalah cukup (62,5%). Disimpulkan bahwa ada korelasi antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan, antara tingkat pendidikan dengan perilaku pengobatan sendiri dan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pengobatan sendiri.Kata kunci: apotek; perilaku pengobatan sendiri; pengetahuan

Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 4 (2023): Oktober 2023 Vol 14, No 3 (2023): Juli 2023 Vol 14, No 2 (2023): April 2023 Vol 14, No 1 (2023): Januari 2023 Vol 14 (2023): Nomor Khusus Februari 2023 Vol 14 (2023): Nomor Khusus Juni 2023 Vol 14 (2023): Nomor Khusus April 2023 Vol 13, No 4 (2022): Oktober 2022 Vol 13, No 3 (2022): Juli 2022 Vol 13, No 2 (2022): April 2022 Vol 13, No 1 (2022): Januari 2022 Vol 13 (2022): Nomor Khusus Januari 2022 Vol 13 (2022): Nomor Khusus Februari 2022 Vol 13 (2022): Nomor Khusus Desember 2022 Vol 13 (2022): Nomor Khusus November 2022 Vol 13 (2022): Nomor Khusus Januari 2021 Vol 12, No 4 (2021): Oktober 2021 Vol 12, No 3 (2021): Juli 2021 Vol 12, No 2 (2021): April 2021 Vol 12 (2021): Nomor Khusus Januari 2021 Vol 12 (2021): Nomor Khusus April 2021 Vol 12 (2021): Nomor Khusus November 2021 Vol 12, No 1 (2021): Januari Vol 11, No 3 (2020): Juli 2020 Vol 11, No 2 (2020): April 2020 Vol 11, No 1 (2020): Januari 2020 Vol 11 (2020): Nomor Khusus Maret-April 2020 Vol 11 (2020): Nomor Khusus November-Desember 2020 Vol 11 (2020): Nomor Khusus Januari-Februari 2020 Vol 11 (2020): Nomor Khusus Mei-Juni 2020 Vol 11, No 4 (2020): Oktober Vol 10, No 4 (2019): Oktober 2019 Vol 10, No 3 (2019): Juli 2019 Vol 10, No 2 (2019): April 2019 Vol 10, No 2 (2019): April 2019 Vol 10, No 1 (2019): Januari 2019 Vol 9, No 4 (2018): Oktober 2018 Vol 9, No 3 (2018): Juli 2018 Vol 9, No 2 (2018): April 2018 Vol 9, No 1 (2018): Januari 2018 Vol 8, No 4 (2017): Oktober 2017 Vol 8, No 3 (2017): Juli 2017 Vol 8, No 2 (2017): April 2017 Vol 8, No 1 (2017): Januari 2017 Vol 7, No 4 (2016): Oktober 2016 Vol 7, No 3 (2016): Juli 2016 Vol 7, No 2 (2016): April 2016 Vol 7, No 1 (2016): Januari 2016 Vol 6 (2015): Nomor Khusus Hari Kesehatan Nasional More Issue