cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Jalan Jembatan
ISSN : 19070284     EISSN : 25278681     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Jalan-Jembatan adalah wadah informasi bidang Jalan dan Jembatan berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait yang meliputi Bidang Bahan dan Perkerasan Jalan, Geoteknik Jalan, Transportasi dan Teknik Lalu-Lintas serta Lingkungan Jalan, Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan. Terbit pertama kali tahun 1984, dengan frekuensi terbit tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember. Mulai tahun 2016 terbit dengan frekuensi dua kali setahun, edisi Januari - Juni dan edisi Juli - Desember, dalam versi cetak dan versi elektronik.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 18 No 2 (2001)" : 11 Documents clear
PENGKAJIAAN LAJU KERUSAKAN JEMBATAN KOMPOSIT Hardono, Setyo
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 18 No 2 (2001)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prediksi keruskan dan estimasi nilai layanan suatu jembatan adalah suatu masukan yang sangat penting untuk mengoptimalkan proses manajemen jembatan. Sala satu bagian dari sistem tersbut adalah Bride Management System (BMS) yang berisi data base jembatan0jembatan di seluru Indonesia. Didalam data base ini mencakup tingkat kerusakan eemen-elemen jembatan yang diperoleh dari inspeksi detail. Tingkat kerusakan dinyatakan dalam angka 0 untuk kondisi sangat baik dan sampai angka 5 untuk kondisi runtuh dengan nilai diantaranya. Dengan nilai kondisi tersebut akan dikembangkan model laju kerusakan (deterioretion model), dimanadalam studi ini dikhususkan pada jembatan komposit. Persamaan regresi akan dikembangkan untuk membuat persamaan empiris laju kerusakan yang berkaitan dengan kondisi lantai, gelagar dana kondisi umum jembatan. Faktor yang dominan didalam membentuk persamaan regresi tersbut antara lain umur jembatan dan volume lalu-lintas (ESA). Pengaru dari kesamaan interpretasi dari inspektor terhadap nilai kondisi ternyata sangat dominan sehigga dilakukan penyortiran terhadap data yang tidak penting atau tidak logis. Persamaan yang didapat dari studi ini diharappkan dapatdigunakan sebaagi salah satu acuuan untuk penanganan jembatan secara effektif dan efesien dimaa-masamendatangg selama masa pelayanan.
PENGARUH TEBAL LAPISAN ASPAL SUHU DAN WKTU PENCAMPURAN TERHADAP PELAPUKAN DAN KEAWETAN ASPAL suroso, Tjijik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 18 No 2 (2001)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada saat ekonomi ini yang belum juga membaik,, dituntut untuk dapat menghasilkan perkerasn yang dapat bertahan lama. Salah satu penyebab kerusakan jalan antara lain karena penurunan mutu aspal setelah pencampuran, yang dipengaruhi oleh faktor seperti tebal lapisan aspal, suhu pencampuran dan waktu pencampuran. Dalam makalah ini dibahas pengaruh-pengaruh tersebuut di atas terhadap indek pelapukan aspal. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa tebal lapisan aspal, suhu pencampuran dan waktu pencampuran menunjukan saling interaksi dan menghasilkan indek pelapukan yang berbeda untuk ketiga jenis tebal lapisan aspal yang berbeda, sekaligus menghasilkan keawetan yang ditunjukkan oleh indek pelapukan aspal yang berbeda pula. Dalam pelaksanaan pencampuran aspal, tebal lapisan, suhu dan waktu pencampuran harus benar-benar diperhatikan agar aspal tidak mengalami pelapukan atau mutu begitu besar sehingga jalan tidak cepat rusak. Dengan menggunakan analisa statistik terhadap data yang diperoleh dari percobaan laboraturium untuk aspal pen 60 diperoleh bahwa teballapisan minimum 7,5 miikrofon, suhu pencampuran maksimum 160 C dan waktu pencampuran maksimum 35 detik akan memberikan penurunan mutu atauu indek pelapukan yang minimal, sehingga diperkirakan perkerasan dapat bertahan lama.
PENGARUH PENAMBAHAN POLIMER ELASTOOMER PADA TANAH -SEMEN Yamin, Wayan
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 18 No 2 (2001)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semen telah digunakan sebagai bahan penstabilisasi tanah sejal beberapa dekade yang lalu. Stabilisasi ttanah dengan semen tidak saja merubah sifat-sifat fisik dan batas Atterberg tanah asli tetapi juga daya dukung dann modulus kekakuannya. Penggunaan lapis pondasi yang memiliki modulus kekakuan yang tinggi seperti tanah-semen pada struktur perkerasan beraspal dapat menyebabkan terjadinya retak permukaan pada laps beraspal. Penelitian ini adalah penelitian awal untuk mengetahui pengaruh penambahan polimer elastoner pada sifat fisik, batas Atterberg, daya dukung dan modulus kekuatan tanah-semen. Untuk itu, suatu percobaan terbatas stabilitasai tanah dengan 8% semen tanpa dan dengan penambahan 0,4%polimer elastoner (PE) dlakukan. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa penambahan 0,4% PE terhadap berat kering tanah-semen relatif tidak meruba batas-batas Atterberg tanah-semen tetapi dapat menurunkan persentase butiran tananh-semen yang lolos saringan nomor 40 dan nomor 200 an dpat menaikkan nilai CBR tanah-semen dengan nilai yang relatif kecil, yaitu sekitar 2%. Hasil penting dari penelitian ini adalah bahwa penambahan 0,4% PE terhadap berat kering tanah-semen dapat menurunkan modukus kekakuan atau menningkatkan elastisitas tanah-semen antara 33%-40%.
SIAR MUAI JEMBATAN ASPHALTIC PLUG JOINT Abdulrrohim, Ahmad
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 18 No 2 (2001)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagian lantai jembatan yang berada di atas pilar atau di atas kepala jembatan selalu dihubungkan dengan suatu struktur siar muai jembatan. Struktur ini berfungsi mengeleminair beban kendaraan saat memasuki jembatan, juga gaya horizontal akibat pemuaian, penyusutan, rangkak dan beban muatan. Tergantung dari besarnya gaya-gaya horizontal ini yang bekerja pada jembatan, maka terdapat sepuluh tipe siar muai diantaranya Asphaltic Plug Joint. Tipe ini pertama kali dikembangkan di Inggris pada tahun 1970, yang menghasilkan kinerja yang sangat memuaskan, selanjutnya diterapkan pula di Singapura pada tahun 1985 yang juga memuaskan. Pada tahun 1996 mulai dikembangkan di Indonesia, namun sampai umur +- 2 tahun memberikan kinerja yang baik. Macam kerusakan yang dijumpai diantaranya terjadi sergregasi yaitu aspal mengalir sehingga aspal dan agregat berpisah, terjadi pengelupasan dan retak-retak, pada celah siar muai lubang karena aspalnnya jatuh. Berangkat dari kenyataan banyak terjadi kerusakan di lapangan, maka dilakukan penelitian mengenai bahan asphaltic dan informasi sistem pelaksanaan yang semestinya di lapangan. Bahan binder asphaltic adalah campuran aspal dan karet dengan bahan tambah kimia lainnya. Bahanini sudah dipatenkan di pemerintah Inggris dan bahan impor, karena itu harganya mahal. Sampai dengan penelitian skala laboraturium dan dengan bahan baku aspal minyak serta karet + bahan tambah kimia; dari sejumlah variasi campuran telah diperoleh suatu dengan formula campuran yang memenuhi ketentuan teknis. Informai pelaksanaan telah dikumpulkan dari ketentuan pelaksanaan di Inggris dan di Singapura. Pada anggaran penelitian tahun 2000, hasil penelitian ini telah diterapkan pada sebuah jembatan cisilio di Jalan Soekarno Hatta km. 4.900 Bandung. Sampai tulisan inii dibuat, telahberumur 6 bulan; dan pada pengamatan terakhir beban memperliatkan tandat-tanda kerusakan.
PENGKAJIAN PENTUAN KADAR ASPAL CAMPURAN BERASPAL SECARA CEPAT di, Kurniadji
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 18 No 2 (2001)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama ini pengujian kadar aspal campuran beraspal dilakukan berdasarkan metode pengujian AASHTO T-164- 90 atau ASTM D2171-88 yang memerlukan waktu pengujian sekitar 4 jam, sehiingga penyimpangan kadar aspal (terutama di proyek) agak terlambat untuk diketahui. Metode pengujian berat jenis maksimum AASHTO T-209-90 atau ASTM D 2041-78 yang dimodifikasi dapat dimanfaatkan untuk mengkur kadar aspal secara cepat. Waktu yang diperlukan untuk pengujian adalah kurang dari satu jam. Metode ini pertamakali diperkenalkan oleh Kendhal et.al (1973, dengan contoh uji berupa campuran beton aspal dengan agregat batu kapur, pasir dan slag. Menguungat di Indonesia kebanyakan menggunakan agregat ardent, maka tulisan ini menguraikan bagaimana penerapan metode tersebut dengan menggunakan bedan uji jenis agregat ardent. Hasil yang diperoleh menunjukkan, akurasi pengukuran yang cukup tinggi.
PERBANDINGAN KINERJA UNIT PENCAMPURAN ASPAL PANAS MODIFIKASI (AMP MODIFIKASI) DENGAN KINERJA PAN MIXER DALAM MEMPRODUKSI CAMPURAN DINGIN ASPAL EMULSI sih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 18 No 2 (2001)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan aspa emulsi di Indonesia untuk perkerasan jalan selama ini sangat terbatas, yaitu hanya untuk lapis ikat ( tack coat) saja, meskipun demikian pemanfaatan campuran dingin aspal emulsi dalam skala kecil, meliputi pekerjaa pemeliharaan berupa tambalan dari Slurry Seal,. Kendala pelaksanaa campuran dingin aspal emulsi adalah pada perencanaan campuran, dmana untuk mendapatkan komposisi agregat dan kadar aspal emulsi optimum harus melalui uji campuran beraspal di laboraturium. Kendala lainnya adalah pada banyaknya campuran aspal emulsi yang dibutuhkan untuk pekerjaan pemeliharaan dengan jumlah campuran yang banyak, penggunaan alat Pan Mixer kurang memadai, sehingga diperlukan alat pencampur yang mempunyai kapasitas besar, yaitu Asphalt Mixing Plant (AMP) yang biasa digunakan untuk campuran aspal panas. Penggunaan AMP yang baku perlu dilakukan modifikasi, sehingga sesuai untuk campuran dingin. Hasil penelitian campuran dingin aspal emulsi dengan menggunakan alat AMP dan Pan Mixer, yang dilakukan di DPU Kabupaten Bandung, didapatkan hasil komposisi campuran agregat kasar: sedang dan halu, 33: 27: 40 dengan kadar aspal emulsi 10,5%, kadar air penyelimutan 14% dan kadar air pemadatan 6%. Dengan menggunakan AMP yang telah dimodifikasi didapat kadar aspal emulsi 10,7% dengan alat Pan Mixer kadar aspal emulsi 7,4% gradasi agregat untuk keduanya memenuhhi persyaratan spesifikasi Puslitbang Jalan .
KEKUATAN DAN KEAWETAN BAHAN KOMPON/ VULKANISAT PERLETAKAN KARET JEMBATAN Abdurrochim, Ahmad
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 18 No 2 (2001)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai kelanjutan dari tulisan kami tentang karet dan siar muai jembatan litbang jalan terbitan bulan juli 2000, yang berjudul "pengamatan kerusakan perletakan karet pada beberapa jembatan rangka baja". Salah satu jenis kerusakan adalah terjadi pada bahan. Yang menentukan mutu bahan adalah bahan baku karet, bahan tambahan kimia beserta komposisi dan dosisnya, system percampuran dan pematangan. Campuran karet mentah yang terdiri dari bahan baku karet + bahan tambah kimia yang keseluruhan bahan ini telah dicampur sempurna disebut kompon karet. Kompon karet yang telah memenuhi, syarat kekuatan dari keawetaan selanjutan dimatangkan dalam cetakan perletakan karet jembatan disebut vulkanisal.
JEMBATAN INTEGRAL (INTEGRAL BRIDGE) Witarnawan, Wawan
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 18 No 2 (2001)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sudahmenjadi suatu hal yang diketahui bersama bahwa hampir semua sambungan muai jembatan mengalami kerusakan dan kebocoran, hal ini merupakan masalah yang cukup berarti dalam pemeliaraan jembatan. Tujuan utama dari jembatan integral adalah untuk mengurrangi atauu menghangkan sambungan pada jembatan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaannya. Jembatan integral adalah jembatan yang dibangun tanpa sambungan muai diantara bentang jembatan maupun antara bentang jembatan dengan abutmen. Jembatan integral semakin banyak digunakan seirng dengan usaha para akhl jembatan dalam menghindari biaya pemeliharaan yang sangat mahal akibat adanya sambungan muai.
EVALUASI DAN VALIDASI MODEL PREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN (MODEL PUTRA) AKIBAT LALU LINTAS KENDARAAN DI JALAN PERKOTAAN Sunandar, Asep
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 18 No 2 (2001)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Model-model prediksi tingkat kebisingan memang telah ditemukan di negara-negara lain tetapi model yang betul-betul sesuai dengan kondisi lingkungan Indonesia masih memerlukan penyesuaian lebih lanjut. Salah satu model yang dikembangkan dan mepertimbangkan faktor sepeda motor adalah Model Putra (Putra, Ardhana I. B). Model ini merupakan pegembangan model yang sudah ada dimana faktor-faktor yang berpengaruhnya adalah volume lalu lintas kecepatan lalu lintas jarak dari pusat jalan, persentase kendaraan berat dan persentase sepeda motor. Hasil yang diperoleh menunjukan tidak adanya perbedaan yang nyata antara hasil pengukuran dan prediksi secara rata-rata hasl prediksi model Putra cenderung lebih tinggi (over prediction) dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan faktor koreksi untuk kota Bandung -0.7 = 2.5. dimana S bernilai 2.6.
KEMAMPUAN DUKUNG VERTIKAL DAN LATERAL TIANG CERUCUK PADA TANAH LUNAK Suherman, M
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 18 No 2 (2001)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pembuatan pondasi adalah untuk meneruskan beban atau gaya ke dalam tanah tanpa menimbulkan penurunan. Pondasi tiang digunakan untuk memikul beban pada lapisan di bawahnya melalui lapisan lembek atau material yang kompresibel. Tiang sering digunakan pada lapisan lempung yang dalam. Tiang ini akan didukung oleh gaya adhesi atau gesekan dari lempung yang berada pada sekeliling tiang. Uji pemebebanan tiang dilakukan umumnya untuk menentukan hubungan antara beban dengan penurunan khususnya dalam mengantisipasi beban yang bekerja atau menentukan daya dukung yang sederana sebagai kontrol terhadap perhitungan rumus dinamis atau statis. Bila sebuah tiang vertikal diberikan beban aksial di atas kepala tiang, maka bentuk penurunan akan tergantung dari panjang tiang akan adhesi tanah lempung terhadap kulit permukaan tiang. Bila sebuah tiang vertikal di dorong dari posisi semula dengan menggunakan gaya lateral yang diberikan pada kepala tiang, maka bentuk peregerakan tiang tergantung dari kondisi kepala tiang,panjang tiang dan kekakuan antara tiang dengan tanah.

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2001 2001


Filter By Issues
All Issue Vol 39 No 1 (2022) Vol 38 No 2 (2021) Vol 38 No 1 (2021) Vol 37 No 2 (2020) Vol 37 No 1 (2020) Vol 36 No 2 (2019) Vol 36 No 1 (2019) Vol 35 No 2 (2018) Vol 35 No 1 (2018) Vol 34 No 2 (2017) Vol 34 No 1 (2017) Vol 33 No 2 (2016) Vol 33 No 1 (2016) Vol 32 No 3 (2015) Vol 32 No 2 (2015) Vol 32 No 1 (2015) Vol 31 No 3 (2014) Vol 31 No 2 (2014) Vol 31 No 1 (2014) Vol 30 No 3 (2013) Vol 30 No 2 (2013) Vol 30 No 1 (2013) Vol 29 No 3 (2012) Vol 29 No 2 (2012) Vol 29 No 1 (2012) Vol 28 No 3 (2011) Vol 28 No 2 (2011) Vol 28 No 1 (2011) Vol 27 No 3 (2010) Vol 27 No 2 (2010) Vol 27 No 1 (2010) Vol 26 No 3 (2009) Vol 26 No 2 (2009) Vol 26 No 1 (2009) Vol 25 No 3 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 1 (2008) Vol 24 No 3 (2007) Vol 24 No 2 (2007) Vol 24 No 1 (2007) Vol 23 No 3 (2006) Vol 23 No 2 (2006) Vol 23 No 1 (2006) Vol 22 No 4 (2005) Vol 22 No 3 (2005) Vol 22 No 2 (2005) Vol 22 No 1 (2005) Vol 21 No 4 (2004) Vol 21 No 3 (2004) Vol 21 No 2 (2004) Vol 21 No 1 (2004) Vol 20 No 4 (2003) Vol 19 No 3 (2002) Vol 19 No 2 (2002) Vol 19 No 1 (2002) Vol 18 No 2 (2001) Vol 18 No 1 (2001) Vol 17 No 2 (2000) Vol 17 No 1 (2000) Vol 16 No 3 (2000) Vol 16 No 2 (1999) Vol 15 No 4 (1999) Vol 15 No 1 (1998) Vol 15 No 3 (1997) Vol 15 No 1 (1997) No 4 (1997) No 2 (1997) Vol 13 No 2 (1996) Vol 13 No 1 (1996) No 4 (1996) No 3 (1996) Vol 12 No 3 (1995) Vol 12 No 2 (1995) Vol 12 No 1 (1995) Vol 11 No 1 (1994) Vol 10 No 3 (1993) Vol 10 No 2 (1993) Vol 10 No 1 (1993) Vol 9 No 4 (1993) Vol 9 No 3 (1992) Vol 9 No 2 (1992) Vol 9 No 1 (1992) Vol 8 No 3 (1992) Vol 7 No 3 (1991) No 2 (1991) No 1 (1991) No 1 (1990) No 2 (1989) No 1 (1989) No 4 (1987) No 2 (1987) No 1 (1987) No 1 (1986) No 3 (1985) No 3 (1984) No 2 (1984) No 1 (1984) More Issue