cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Jalan Jembatan
ISSN : 19070284     EISSN : 25278681     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Jalan-Jembatan adalah wadah informasi bidang Jalan dan Jembatan berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait yang meliputi Bidang Bahan dan Perkerasan Jalan, Geoteknik Jalan, Transportasi dan Teknik Lalu-Lintas serta Lingkungan Jalan, Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan. Terbit pertama kali tahun 1984, dengan frekuensi terbit tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember. Mulai tahun 2016 terbit dengan frekuensi dua kali setahun, edisi Januari - Juni dan edisi Juli - Desember, dalam versi cetak dan versi elektronik.
Arjuna Subject : -
Articles 560 Documents
STABILISASI TANAH DENGAN MEMANFAATKAN SERUTAN KAYU DAN POLYACRYLAMIDE UNTUK LERENG JALAN YANG MUDAH TEREROSI (SOIL STABILITATIONS USING WOOD SHAVINGS AND POLYACRYLAMIDE FOR ERODIBLE’S ROAD SLOPE) Sunandar, Asep; Mulyani, Sri Yeni
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.375 KB)

Abstract

ABSTRAKDi Indonesia, erosi pada lereng jalan mencapai 120-400 ton ha-1 tahun-1 (Kusminingrum, 1991). Hal ini akan mengakibatkan dampak negatif seperti kerusakan pada infrastuktur jalan dan keselamatan pengemudi. Stabilisasi tanah dengam memamfaatkan serutan kayu dan polyacrilamide (PAM) dalam campuran hydroseeding diharapkan dapat menurunkan erosi permukaan lereng jalan. Hal ini diindikasikan dengan adanya perubahan sifat fisika tanah yaitu menurunkan bobot isi tanah, meningkatkan porositas tanah, meningkatkan kemantapan agregat dan C-organik tanah. Tujuan penulisan makalah penelitian ini adalah membahas kombinasi terbaik antara serutan kayu dan PAM dalam campuran hydroseeding terhadap beberapa sifat fisika tanah. Metode penelitian dalam makalah ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah serutan kayu dengan empat taraf yaitu  0 g m-2, 250 g m-2, 350 g m-2, 450 g m-2 dan faktor kedua adalah PAM dengan empat taraf yaitu 0 g m-2, 1 g m-2, 2 g m-2, 3 g m-2 dengan pengulangan tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi terbaik antara serutan kayu dan PAM dalam campuran hydroseeding memberikan hasil yang berbeda-beda untuk bobot isi, porositas, kemantapan agregat dan C-organik tanah. Kombinasi 350 g m-2 (s2) serutan kayu dengan PAM  2 g m-2 (p2) memberikan hasil yang terbaik terhadap bobot isi dan porositas tanah. Kombinasi serutan kayu 450 g m-2(s3) dengan PAM 2 g m-2 (p2) memberikan hasil yang terbaik terhadap kemantapan agregat tanah. Kombinasi serutan kayu 450 g m-2(s3) dengan PAM 3 g m-2(p3) memberikan hasil yang terbaik terhadap C-organik tanah.  Kombinasi terbaik antara serutan kayu dengan PAM tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan peranan campuran hydroseeding dalam menurunkan besarnya erosi yang terjadi pada permukaan lereng jalan.Kata Kunci: erosi, hydroseeding, bobot isi, kemantapan agregat tanah, porositas tanah dan C-organik tanah. ABSTRACTIn Indonesia, sheet erosion on road slope has reached 120-400 ton ha-1 years-1 (Kusminingrum, 1991). This condition caused negative effect such as  road infrastructure damaging  and  road user safety. Soil stabilization using wood shavings and polyacrylamide (PAM) to the hydroseeding mixture is hoped to reduce sheet erosion on road slopes. This condition is indicated through land physical properties changes by reducing   soil bulk density, increasing soil porosity, soil aggregate stability and soil C-organic. This research paper aims to  explain the best level of measurement  of wood shavings and PAM in hydroseeding mixture in the context of physical properties of soil. The study method of this paper uses Factorial Randomized Block Design with two factors. The first factor using  wood shavings with four levels ie 0 g m-2, 250 g m-2, 350 g m-2, 450 g m-2 and second factor using  PAM with four levels ie 0 g m-2, 1 g m- 2, 2 g m-2, 3 g m-2 with three times repetitions. The study shows the best combination of wood shavings and PAM in hydroseeding mixture gives various results in terms of   soil bulk density, soil porosity, aggregate stability and soil C-organic. The combination of 350 g m-2 (s2) of wood shavings with PAM 2 g m-2 (p2) gives the best result in terms of bulk density and  porosity of the soil. The combination of wood shavings 450 g m-2 (s3) with PAM 2 g m-2 (p2) gives the best result  in terms of  aggregate stability. The combination of wood shavings 450 g m-2 (s3) with PAM 3 g m-2 (p3) gives the best results on the C-organic soil. The best combination between wood shavings and PAM can optimizing the hydroseeding function on reducing sheet erosion of road slope.   Keywords: erosion, hydroseeding, soil bulk density, soil agregate stability, porosity of the soil and soil C-organic
PENGARUH PENAMBAHAN NANO MATERIAL TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN DURABILITAS BETON (THE EFFECT OF NANO MATERIAL ADDITION ON MECHANICAL PROPERTIES AND DURABILITY OF CONCRETE) Setiati, N. Retno
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.875 KB)

Abstract

Abstrak Perkembangan teknologi beton di bidang konstruksi jembatan mengalami peningkatan yang cukup pesat. Salah satu upaya untuk membuat beton dengan kekuatan dan durabilitas tinggi adalah dengan penambahan material berukuran nanometer.  Tujuan dari tulisan ini ialah untuk mendapatkan sifat mekanik dan durabilitas beton yang ditambah dengan nanomaterial.  Material untuk beton yang digunakan terdiri dari pasir silika, semen, nanosilika, superplasticizer, dan air.  Benda uji beton berupa silinder dengan diameter 100mm dan tinggi 200mm.  Metodologi yang digunakan ialah experimental di laborataorium dengan membandingkan sifat mekanik dan durabilitas beton yang tanpa dan ditambah nano material.  Dari hasil analisis dan pembahasan diperoleh bahwa komposisi optimum dari nanosilika yang dapat ditambahkan ke dalam campuran beton adalah 5% dari berat binder, sehingga mengurangi penggunaan semen 30 kg.  Komposisi optimum beton dengan penambahan nanosilika (beton nano) meningkatkan kuat tekan 16,70 %. Berdasarkan hasil uji durabilitasbeton nano memiliki tingkat permeabilitas sangat baik dibandingkan beton konvensional dengan nilai rata rata kurang dari 0,01x10-16, sedangkan beton konvensional nilai rata-rata nya  adalah 0,023x10-16, dan termasuk dalam kelas kualitas baik.  Hasil uji RCPT memberikan nilai charge passed (Q) untuk beton nano 49,47 % lebih kecil dibandingkan beton konvensional, yang berarti ketahanan terhadap klorida beton nano lebih baik dari beton konvensional.   Harga beton nano ini 5 sampai 7 kali lebih mahal dari beton konvensional, akan tetapi dengan durabilitas yang sangat baik beton nano tersebut dapat mengurangi biaya perawatan dan perbaikan selama umur layan.   Kata kunci:  beton, nanosilika, kuat tekan, durabilitas, permeabilitas, ketahanan klorida.  ABSTRACTDevelopment of concrete technology in bridge construction is rapidly increasing.  The  addition of material in nanometer size is an effort to make high strength and durability concrete.  This study aims to obtain the mechanical properties and durability of concrete added by nanomaterial. The materials used for concrete consisted of  silica sand, cement, nanosilica, superplasticizer, and water.  The test specimens of concrete are  in the form of  cylinders with a diameter of 100 mm and a height of 200 mm. The methodology used for testing is laboratory experiment by comparing concrete mechanical properties and durability with and without nano materials. Based on the analysis and discussion indicated   that the optimum composition of nanosilica that can be added into concrete mix is 5% of binder weight so that it can reduce the use of cement to 30 kg.  The optimum composition of concrete added by nonsilica (nano concrete) increases the  compressive strength  by 16,70%. based on concrete  durability test showed that nano concrete has excellent permeability rate compared to  conventional concrete with the average value of less than 0,01x10-16, while  the average value of conventional concrete is 0,023x10-16  and classified as good quality.  Based on RCPT tests give value passed charge (Q) of 49,47%  for nano concrete  smaller than the conventional one,   it means   that the resistance to chloride attack is better than conventional concrete. The price of nano concrete is 5-7 times more expensive than conventional concrete, however, with high excellent  durability  of nano concrete can reduce the cost of  maintenance and repair over the service life. Keywords:  concrete, nanosilica, compressive strength, durability, permeability, chloride resistance
PENGEMBANGAN LUMPUR SIDOARJO SEBAGAI AGREGAT RINGAN UNTUK BETON NON STRUKTURAL (THE DEVELOPMENT OF SIDOARJO MUD AS LIGHT WEIGHT AGGREGATE FOR NON STRUCTURAL CONCRETE) -, Lasino; Setiati, N. Retno -
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.076 KB)

Abstract

Abstrak Lumpur Sidoarjo merupakan bahan mineral yang keluar dari dalam bumi akibat kegagalan teknis dalam eksplorasi migas di Porong Sidoarjo. Material tersebut dalam istilah geologi dapat dikategorikan sebagai produk erupsi mud volcano yang bisa terjadi di suatu kegiatan pengeboran. Bahan ini berbentuk cairan berbutir halus, berwarna abu-abu kehitaman, dan sangat plastis.  Hasil pemeriksaan terdahulu menunjukkan bahwa unsur kimia yang terkandung didominasi oleh silika (>50 %), alumina (>25 %), besi (>8 %) dan beberapa unsur lain seperti kalsium dan magnesium dengan jumlah relatif kecil. Dalam upaya peningkatan nilai guna dan pemanfaatannya, telah dikembangkan agregat ringan yang memenuhi syarat untuk beton non-struktural. Proses pembentukan agregat ringan dilakukan melalui pembakaran setelah bahan baku dikeringkan, di-crusher dan diayak sampai menjadi ukuran nominal 10 mm, selanjutnya proses pembakaran menggunakan tungku putar pada suhu sintering (900 – 1000) oC. Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa agregat ringan dari lumpur Sidoarjo cukup baik, keras, ringan, dan kuat dengan nilai kekerasan 10 % crushing value 94,18 kN, dan densitas antara (6,1–7,0) kg/L, sedangkan mutu beton ringan yang dihasilkan baru mencapai  fc’ 15 MPa dengan densitas (1,3–1,4) kg/L. Untuk syarat pelaksanaan, penggunakan margin keamanan 7 MPa dengan kemungkinan cacad 5% masih perlu ditelusuri lebih lanjut.Kata kunci: Lumpur Sidoarjo, mineral alam, proses pembakaran, agregat ringan, beton ringan ABSTRACT The mud of Sidoarjo is a mineral that comes out of the earth due to technical failure in the exploration of oil and gas in Porong Sidoarjo. The material in geological terms can be categorized as a mud volcano eruption product that could occur in particular drilling activities. This material is finely granular, gray-black and very plastic. Previous investigation results showed that the chemical elements are dominated by silica (> 50 %), alumina (26 %), iron (8 %) and some other elements such as calcium and magnesium with a relatively small amount. In an effort to increase the use and practical application, a lightweight aggregate concrete is developed to meet the requirement of non-structural concrete. The lightweight aggregate formation process is done through burning the dried raw material, crushing, and sieved to be a nominal size of 10 mm, and subsequent combustion process in a rotary furnace at sintering temperatures of (900–1000) oC. The test results showed that lightweight aggregate of mud of Sidoarjo is good enough, hard, light, and strong in ten percent crushing value ( hardness value) of 94.18 kN, and a density between (6.1-7.0) kg /L, while the lightweight concrete quality in laboratory can reach fc’ 15 MPa  with a density of (1.3- 1.4) kg /L. However, in practice, the construction requirement of 7 MPa as safety margin and 5% diffectiveness are need to be studied further.Keywords:   Sidoarjo mud, natural mineral, combustion process, lightweight aggregates, lightweight concrete
USULAN INDIKATOR JALAN BERKELANJUTAN UNTUK INDONESIA (PROPOSED SUSTAINABLE ROAD’S INDICATORS FOR INDONESIA) Lawalata, Greece Maria
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.417 KB)

Abstract

ABSTRAKJalan berkelanjutan adalah jalan yang dibangun dengan berbagai upaya agar terdapat keseimbangan antara aspek lingkungan, ekonomi, sosial. Indikator sebagai salah satu perangkat untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah dapat digunakan pada pelaksanaan jalan berkelanjutan. Makalah ini memaparkan pemilihan usulan indikator jalan berkelanjutan. Metode yang dilakukan adalah mengidentifikasi 91 indikator yang ada dari literatur sebagai daftar panjang dan dipilih sesuai aspek-aspek jalan berkelanjutan serta peraturan. Hasil seleksi tersebut berjumlah 46 usulan indikator jalan berkelanjutan dan diajukan untuk mendapatkan kesepakatan kepada responden dengan kualifikasi sebagai pelaksana jalan, praktisi lingkungan jalan, dan para pengambil kebijakan dibidang jalan. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif berdasarkan hasil kuisioner terhadap responden. Usulan indikator ditetapkan berdasarkan mayoritas pemilih, sebesar minimal 51 % responden. Hasil yang diperoleh adalah 44 indikator jalan berkelanjutan yang menggambarkan pengaruh jalan terhadap aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.Kata kunci: pemilihan indikator, usulan indikator, indikator jalan, kesesuaian peraturan, jalan berkelanjutanABSTRACTSustainable road is road built by encouraging balance between environmental, economic, and sosial. Indikators as one tool to evaluate government policies that can be used in the implementation of sustainable roads. This paper presents a proposal of sustainable road indikators, determination of the sustainable roads criteria, and weighting of each criterion. The method is to identify long list 91 sustainable roads indicators from literature and are selected in accordance of sustainable roads with rules. The selection list is 46 indicators and sent to respondent in questioners (selection list). Using descriptive analysis and choosed by majority respondents 51 % minimum, proposed indicators are determined. Results are 44 indicators which describe that road affect social, economic, and environment aspects.Keywords: indicator selection, proposed indicator, road indicator, rules, sustainable roads
MODIFIKASI SISTEM KABEL UTAMA UNTUK MENINGKATKAN KEKAKUAN STRUKTURAL JEMBATAN GANTUNG (MODIFICATION OF MAIN CABLE SYSTEM FOR INCREASING STRUCTURAL STIFFNESS OF SUSPENSION BRIDGES) Tristanto, Lanneke; Sukmara, Gatot
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 1 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1058.542 KB)

Abstract

ABSTRAK Jembatan gantung terdiri dari elemen utama mendasar : kabel utama, gelagar pengaku, menara dan blok angkur Sistem kabel utama memikul beban terbagi merata simetris melalui bentuk parabolic klasik sehingga tidak terjadi defleksi, sedangkan fleksibilitas lentur akibat beban hidup antimetris dipikulkan pada gelagar pengaku. Makalah  ini menjelaskan cara modifikasi sistem kabel utama untuk mengurangi fleksibilitas lentur dan defleksi akibat beban hidup antimetris dan demikian meningkatkan kekakuan struktural . Cara pertama adalah sistem kelem kabel utama tunggal di tengah bentang yang mengikat kabel utama pada gelagar pengaku, yang me-reduksi defleksi maksimum sekitar 30 %  pada dimensi kabel utama dan gelagar pengaku yang dipertahankan sama. Sistem kelem kabel utama tunggal lajim digunakan pada jembatan gantung bentang sangat panjang. Cara kedua  adalah sistem kelem kabel utama ganda yang meningkatkan kekuatan kabel dan dengan demikian mereduksi fleksibilitas lentur dan defleksi sekitar 60%. Sistem kelem kabel ganda telah digunakan pada jembatan bentang panjang seperti Jembatan Barito-Kalimantan. Dengan menggunakan prinsip statika sederhana akan ditunjukkan bagaimana peningkatan kekakuan struktural terwujud pada penggunaan modifikasi sistem kabel utama tersebut, dengan syarat kelem bekerja sesuai fungsinya Kata kunci : jembatan gantung, sistem kelem kabel utama tunggal, sistem kelem kabel utama ganda, defleksi, kekakuan struktural ABSTRACT  A suspension bridge comprises of principal main elements : main cable, stiffening girder, tower and anchorage block. The main cable system carries symmetrical uniform distributed load through the classical parabolic shape resulting zero deflection, while the stiffening deck girder carries the bending flexibility caused by un-symmetrical live load. This writing describes the modification methods for the main cable system in order to reduce bending flexibility and deflection caused by anti symmetrical live load and thereby increasing structural stiffness. The first method is clamped single main cable system  at center span that ties the main cable to the stiffening girder, reducing maximum deflection around 30 % while enhancing main cable and stiffening girder dimensions. This clamped single main cable system is generally used in super long span suspension bridging. The second method is the clamped twin main cable system that increases cable strength and thereby reducing bending flexibility and deflection around 60%. The clamped twin cable system is used in long span suspension bridging, like the Barito bridge- Kalimantan. Using simple principals of statics it is shown how structural stiffness increase is obtained by using these modified main cable systems, providing the clamp is working according to its function. Key words : suspension bridge, clamped main cable system, clamped twin cable system, deflection, structural stiffness
KAJIAN SIFAT KIMIA, FISIKA DAN MEKANIKA SEMEN PORTLAND DI INDONESIA Irawan, Rulli Ranastra
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.731 KB)

Abstract

Diproduksinya tipe semen PCC dan PPC saat ini didasarkan pada isu lingkungan, dimana emisi CO2 yang dihasilkan dalam produksi semen Portland dengan jumlah yang setara menjadi lebih sedikit, tanpa mengurangi kekuatannya. Namun, keraguan akan kinerja blended cement masih muncul dari para pelaku industri konstruksi terutama industri infrastruktur transportasi, seperti jalan dan jembatan yang masih enggan menggunakan PCC maupun PPC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran parameter sifat kimia,  fisika dan mekanika berbagai semen Portland yang tersedia di pasaran, sehingga dapat menjelaskan perbedaan antara OPC, PPC dan PCC di Indonesia secara ilmiah. Penelitian dilakukan dengan mengambil contoh semen Portland secara acak dari pasar di beberapa daerah di Indonesia untuk kemudian diuji sifat kimia, fisika dan mekaniknya, mengacu pada  Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku. Pengujian kimia meliputi persentase dari bagian tak larut, SiO2, Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, SO3, hilang pada pemijaran, alkali sebagai Na2O, dan kapur bebas. Pengujian fisika meliputi kehalusan, waktu pengikatan awal, waktu pengukatan, akhir, kekekalan bentuk, pengikatan semu, penetrasi akhir,  kandungan udara dalam mortar, dan berat jenis, sedangkan pengujian mekanik  meliputi kuat tekan pada umur 3, 7 dan , 28 hari. Setelah itu, hasilnya dibandingkan dengan spesifikasi yang disyaratkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata contoh yang diperiksa memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam SNI, namun ternyata sebaran yang terjadi terhadap setiap parameter yang ditentukan dalam spesifikasi menunjukkan rentang yang cukup besar, dimana koefisien variasi sifat kimia terkecil sebesar 4 % dan terbesar mencapai 75 %, selanjutnya sifat fisika terkecil sebesar 1,7 % dan terbesar mencapai 105%, sedangkan sifat mekanika terkecil sebesar 17,6 % dan terbesar mencapai 20,4 %.
EFEKTIFITAS REDUKSI POLUSI UDARA DENGAN METODE VERTICAL GARDEN (THE EFFECTIVENESS OF AIR POLLUTION REDUCTION WITH VERTICAL GARDEN METHOD) Kusminingrum, Nanny
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (821.864 KB)

Abstract

ABSTRAK  Kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara di kota-kota besar mencapai 60-70%, sedangkan dari cerobong asap industri berkisar 10-15%. Sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, atau kebakaran hutan. Kendaraan bermotor menghasilkan pencemaran gas buang karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida (NOx), Sulphur Dioksida (SO2), hidrokarbon (HC) dan tetraethyl lead. Salah satu cara untuk mengatasi masalah pencemaran udara di perkotaan dengan lahan sempit, ialah dengan penanaman tanaman jalan model vertical garden. Vertical garden merupakan usaha pertamanan dengan memanfaatkan potensi ketinggian dan lahan semaksimal mungkin, sehingga jumlah tanaman persatuan luas lebih banyak. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji efektifitas reduksi polutan NOx oleh tanaman semak dengan metoda vertical garden pada median jalan. Metoda yang digunakan ialah kajian literatur yang meliputi: reduksi polutan NOx oleh tanaman semak, kajian vertical garden, serta kajian lapangan tentang bentuk, ukuran dan tata letak vertical garden. Hasil kajian menunjukkan jenis tanaman Taiwan Beauty, Kingkip dan Pacing merupakan tanaman yang paling efektif mereduksi NOx. Tanaman Taiwan beauty dapat mengurangi polutan NOx sebesar 48,5 %  sampai 65,2 % pada konsentrasi NOX eksisting 0,05 ppm sampai 0,1 ppm. Untuk volume ruang 6.150 m3 diperlukan 15,375 m3 tanaman dengan metoda vertical garden. Apabila bentuk yang dipilih adalah segi empat, dengan ukuran lebar= 1,50 m, tinggi= 1,50 m dan ketebalan= 0,60 m, maka pada median sepanjang 100 m, diperlukan 12 buah rangka vertical garden.Kata kunci: vertical garden, tanaman semak, polusi udara, NOx, kendaraan bermotorABSTRACTIn major cities, vehicle emission contribution to air pollution reached 60-70%, while industrial pollution is only 10-15%, the rest  comes from other combustion sources, such as domestic/household activities, waste burning, forest fires, etc. Motor vehicles generated Carbon Monoxide (CO), Nitrogen Oxide (NOx), Sulphur Dioxide (SO2), Hydrocarbon (HC) and tetraethyl lead. One of the solutions that can be taken to cope with the urban air pollution problem in narrow areas is road greening using vertical garden method. Vertical garden is a way of maximising the use of land with  vegetation, by utilising the potentials of heights, hence the number of crops per unit area is much  higher. The study aims  to review the effectiveness of NOx pollutant reduction  by shrubs on road median by the method of vertical garden. The methods used include: the literature  review of pollutant NOx reduction by shrubs and  vertical garden, and also conducted  field study  of vertical garden on shape, size and layout. The results showed that  Taiwan Beauty, Serissa Foetida (Kingkip) and  Costum Molartianus (Pacing) are the most effective plants to reduce Nox. Taiwan beauty can reduce air pollution  ranging  from  48.5 %  to 65.2 % on the existing NOx concentration of 0.05 ppm to 0.1 ppm. At the space volume of 6,150 m3 requires  15.375 m3 plants with  vertical garden method. If rectangular median with the width, height and thickess are 1.50 m, 1.50 m and 0.60 respectively, so that only 12 pieces of vertical garden  frameworks are required.Keywords: vertical garden, shrubs, air pollution, NOx, motor vehicle
KARAKTERISTIK BETON DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS SEMEN (CONCRETE CHARACTERISTICS USING VARIOUS TYPES OF CEMENT) Lasino, Lasino; Setiati, N. Retno; Cahyadi, Dany
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.808 KB)

Abstract

ABSTRAKSemen sebagai material pembentuk beton berfungsi sebagai zat pengikat yang bersifat hidraulis. Di Indonesia terdapat berbagai jenis semen yaitu semen OPC, PPC, dan PCC. Permasalahannya adalah dalam praktek kedua jenis semen tersebut yaitu PPC dan PCC, belum dapat diaplikasikan secara baik karena belum adanya data teknis yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan proporsi campuran. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik beton yang mencakup kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik, dan modulus elastisitas dengan menggunakan berbagai jenis semen yaitu semen OPC tipe I, PPC, dan PCC. Contoh semen diperoleh dari beberapa pabrik semen dengan jumlah masing-masing 1000 kg setiap jenis. Seluruh contoh semen dilakukan pengujian sifat fisis dan kimia untuk memastikan semuanya memenuhi syarat sesuai SNI 2015:2015 untuk OPC, SNI 0302:2014 untuk PPC, dan SNI 7064:2014 untuk PCC. Metoda penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan membuat benda uji di laboratorium dari berbagai mutu beton dan jenis semen. Dari hasil uji laboratorium diperoleh data bahwa beton dengan semen OPC, PPC, dan PCC memiliki karakteristik sedikit berbeda. Kuat tekan rata-rata pada umur 28 hari dengan faktor air-semen 0,40 untuk semen OPC diperoleh 47,69 MPa, semen PPC 46,52 MPa dan semen PCC 45,57MPa. Nilai modulus elastisitas semen OPC sebesar 4,6 x 104 MPa, semen PPC 4,1 x 104 MPa, dan semen PCC 4,2 x 104 MPa. Sedangkan hasil uji kuat tekan beton dengan semen PPC dan PCC sebelum umur 28 hari, lebih rendah dari semen OPC, tetapi setelah umur 28 hari kekuatannya relatif sama, dan memiliki ketetapan bentuk serta penyusutan lebih baik dari OPC. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semen PPC dan PCC memenuhi syarat untuk beton struktural dengan faktor air-semen di bawah semen OPC.Kata kunci: semen, karakteristik beton, modulus elastisitas, komponen struktural, kuat tekan, durabilitasABSTRACTCement as concrete forming material acts as a hydraulic adhesive agent. In Indonesia, there are various types of cement namely OPC, PPC, and PCC. In practice, however, the two types of cement (PPC and PCC) can not be applied because there are no supported data to be used as a reference to determine mix propotion. The research aims to determine concrete properties including compressive strength, flexural strength, tensile strength, and modulus of elasticity by using some types of portland cement such as OPC, PPC, and PCC. The samples of cement were taken from cement factories with the total amount of 1000 kg each type of cement. The whole samples were tested either physical or chemical properties to ensure that all samples conformed with the requirements of SNI 2015 - 2015 for OPC, SNI 0302-2014 for PPC, and SNI 7064 - 2014 for PCC. Experimental method was used by making specimens of various concrete quality and cement types in the laboratory. The laboratory test results showed that the concrete with OPC, PPC, and PCC have slight different properties. The average compressive strength , in 28 days, with water cement ratio 0,40 are 47,69 MPa, 46,52 MPa and 45,57 MPa for OPC, PPC and PCC respectively. Meanwhile, the value of modulus of elasticity of OPC, PPC, and PCC are 4.6 x 104 MPa, 4.1 x 104 MPa and 4,2 x 104 MPa respectively. The compressive strength test of concrete using PPC and PCC are lower than OPC before 28 days, however similar after 28 days, and the stability and shrinkage are better than OPC concrete. The result indicated that PPC and PCC cement meet the requirements for structural concrete with the water cement ratio lower than OPC cement.Keywords: cement, concrete characteristic, modulus of elasticity, structural component, compressive strength, durability
PREDIKSI UMUR SISA PERKERASAN LENTUR BERDASARKAN KETIDAKRATAAN PERMUKAAN JALAN (REMAINING SERVICE LIFE OF FLEXIBLE PAVEMENT BASED ON SURFACE PAVEMENT ROUGHNESS) Tranggono, Mochammad; Santosa, Wimpy
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 1 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.534 KB)

Abstract

ABSTRAK Analisis kondisi fungsional perkerasan jalan yang dilakukan pada pengelolaan perkerasan jalan lentur untuk jalan tol di Indonesia ditentukan berdasarkan Nilai Kondisi Jalan. Penilaian tersebut merupakan penggabungan penilaian kondisi perkerasan berdasarkan ketidakrataan permukaan perkerasan, alur, dan kerusakan utama permukaan perkerasan. Pada pengelolaan pemeliharaan perkerasan, penentuan umur sisa perkerasan sangat penting untuk digunakan sebagai penentuan program penanganan pemeliharan jalan. Telah dilakukan penelitian tentang hal ini berdasarkan metode analisis statistik yang menghasilkan hubungan antara ketidakrataan permukaan perkerasan dengan umur sisa pelayanan perkerasan. Analisis menggunakan data time serries untuk jalan tol Surabaya-Gempol di Jawa Timur tahun 2007, 2010, 2012, dan 2014. Hubungan yang diperoleh bertendensi eksponensial dan dapat digunakan untuk memprediksiumur sisapelayanan perkerasan. Makalah ini bermaksud menbahas kajian tentang hubungan empirik antara ketidakrataan permukaan perkerasan dengan umur sisa pelayanan jalan dalam rangka mencari model yang dapat dipakai untuk memprediksi umur sisa pelayanan perkerasan.Kata kunci:      jalan tol, perkerasan lentur, ketidakrataan perkerasan, umur sisa pelayanan perkerasan, kondisi fungsionalperkerasan,   ABSTRACT Functional pavement condition analysis conducted on the management of flexible pavement on toll roads in Indonesia is determined based on the Road Condition Value. It is a combination of pavement condition assessment based on roughness, rutting, and major damage of pavement surface. On the pavement maintenance management, the determination of remaining service life is very important to be used as a determination of road maintenance management program. Research hasbeen carried out based on statistical analysiswhich resulting in relationships between roughness of pavement surface andremaining service life. The analysis used time series data of 2007, 2010, 2012, and 2014 for Surabaya – Gempol toll road. Obtained relationships tended exponential and could be used for remaining service life prediction. This paper aims to describe the analysis of empirical relationship between roughness of pavement surface and remaining service life in conjunction with finding out the model which can be used to predict remaining service life of road pavement. Keywords:      toll road, flexible pavement, roughness, remaining service life, functionalcondition of pavement
EVALUASI BEBAN LAYAN JEMBATAN APUNG PEJALAN KAKI TIPE PELENGKUNG RANGKA BAJA BERDASARKAN UJI PEMBEBANAN Nugraha, Widi; Sukmara, Gatot
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.903 KB)

Abstract

Jembatan apung adalah jembatan yang memanfaatkan daya apung benda yang relatif lebih ringan dibandingkan air dalam volume yang sama, sebagai pengganti fondasi pada tanah. Puslitbang Jalan dan Jembatan pada tahun 2015 memulai pengembangan jembatan apung tipe pelengkung rangka baja untuk pejalan kaki dengan menggunakan pontoon apung sebagai fondasi dari kaki jembatan pelengkung, sehingga diperoleh bentang yang cukup besar dan tinggi bebas di bawah jembatan yang lebih tinggi untuk keperluan lalu lintas perairan. Tipe jembatan apung ini merupakan tipe jembatan apung pertama yang dikembangkan di Indonesia. Oleh karena itu, dalam perencanaannya masih menggunakan asumsi-asumsi dalam pemodelan sehingga harus dibuktikan dan disesuaikan dengan perilaku sesungguhnya di lapangan setelah jembatan terbangun pada tahun 2016 di Sungai Segara Anakan, Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, dengan menggunakan metode uji pembebanan. Uji pembebanan dilakukan untuk mengetahui kapasitas jembatan yang sesungguhnya untuk difungsikan sebagai jembatan pejalan kaki, dan model struktur yang telah sesuai akan dapat dimanfaatkan untuk evaluasi kondisi jembatan. Uji pembebanan dilakukan dengan menggunakan beban uji berupa zak semen ukuran 40 kg sebanyak 120 buah yang setara dengan 30% dari kapasitas rencana. Beban uji tersebut ditempatkan pada jembatan dalam beberapa tahap untuk mengetahui perilaku dari struktur. Adapun parameter uji yang diamati antara lain deformasi dan tegangan pada elemen jembatan. Deformasi diukur dengan metode pengamatan secara geodetik dengan Total Station. Sedangkan tegangan diukur dengan memasang sensor strain gage pada elemen jembatan yang diamati. Dari hasil uji pembebanan didapatkan respon jembatan sesungguhnya terhadap beban kemudian dilakukan beberapa pemodelan, khususnya kondisi tumpuan dari jembatan. Dari beberapa pemodelan tersebut, didapat model struktur yang paling sesuai dengan kondisi sesungguhnya yaitu model struktur jembatan dengan pontoon yang dimodelkan sebagai elemen solid dengan tumpuan pontoon berupa pegas dengan koefisien 0.95 ton/m3, dan kondisi satu pontoon terkekang lateral dan satu pontoon bebas lateral, dimana terdapat pergerakan lateral pada pontoon akibat pembebanan yang berdeformasi ke arah darat. Dengan model tersebut, berdasarkan kriteria keamanan struktur dan aspek kenyamanan, struktur jembatan apung ini layak untuk difungsikan sebagai jembatan pejalan kaki dengan beban layan yang diijinkan yaitu setara 125% beban uji statis atau 112.5 kg/m2, atau 2 orang/m2 dengan berat rata-rata 55 kg per orang.

Page 1 of 56 | Total Record : 560


Filter by Year

1984 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 39 No 1 (2022) Vol 38 No 2 (2021) Vol 38 No 1 (2021) Vol 37 No 2 (2020) Vol 37 No 1 (2020) Vol 36 No 2 (2019) Vol 36 No 1 (2019) Vol 35 No 2 (2018) Vol 35 No 1 (2018) Vol 34 No 2 (2017) Vol 34 No 1 (2017) Vol 33 No 2 (2016) Vol 33 No 1 (2016) Vol 32 No 3 (2015) Vol 32 No 2 (2015) Vol 32 No 1 (2015) Vol 31 No 3 (2014) Vol 31 No 2 (2014) Vol 31 No 1 (2014) Vol 30 No 3 (2013) Vol 30 No 2 (2013) Vol 30 No 1 (2013) Vol 29 No 3 (2012) Vol 29 No 2 (2012) Vol 29 No 1 (2012) Vol 28 No 3 (2011) Vol 28 No 2 (2011) Vol 28 No 1 (2011) Vol 27 No 3 (2010) Vol 27 No 2 (2010) Vol 27 No 1 (2010) Vol 26 No 3 (2009) Vol 26 No 2 (2009) Vol 26 No 1 (2009) Vol 25 No 3 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 1 (2008) Vol 24 No 3 (2007) Vol 24 No 2 (2007) Vol 24 No 1 (2007) Vol 23 No 3 (2006) Vol 23 No 2 (2006) Vol 23 No 1 (2006) Vol 22 No 4 (2005) Vol 22 No 3 (2005) Vol 22 No 2 (2005) Vol 22 No 1 (2005) Vol 21 No 4 (2004) Vol 21 No 3 (2004) Vol 21 No 2 (2004) Vol 21 No 1 (2004) Vol 20 No 4 (2003) Vol 19 No 3 (2002) Vol 19 No 2 (2002) Vol 19 No 1 (2002) Vol 18 No 2 (2001) Vol 18 No 1 (2001) Vol 17 No 2 (2000) Vol 17 No 1 (2000) Vol 16 No 3 (2000) Vol 16 No 2 (1999) Vol 15 No 4 (1999) Vol 15 No 1 (1998) Vol 15 No 3 (1997) Vol 15 No 1 (1997) No 4 (1997) No 2 (1997) Vol 13 No 2 (1996) Vol 13 No 1 (1996) No 4 (1996) No 3 (1996) Vol 12 No 3 (1995) Vol 12 No 2 (1995) Vol 12 No 1 (1995) Vol 11 No 1 (1994) Vol 10 No 3 (1993) Vol 10 No 2 (1993) Vol 10 No 1 (1993) Vol 9 No 4 (1993) Vol 9 No 3 (1992) Vol 9 No 2 (1992) Vol 9 No 1 (1992) Vol 8 No 3 (1992) Vol 7 No 3 (1991) No 2 (1991) No 1 (1991) No 1 (1990) No 2 (1989) No 1 (1989) No 4 (1987) No 2 (1987) No 1 (1987) No 1 (1986) No 3 (1985) No 3 (1984) No 2 (1984) No 1 (1984) More Issue