cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Jalan Jembatan
ISSN : 19070284     EISSN : 25278681     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Jalan-Jembatan adalah wadah informasi bidang Jalan dan Jembatan berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait yang meliputi Bidang Bahan dan Perkerasan Jalan, Geoteknik Jalan, Transportasi dan Teknik Lalu-Lintas serta Lingkungan Jalan, Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan. Terbit pertama kali tahun 1984, dengan frekuensi terbit tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember. Mulai tahun 2016 terbit dengan frekuensi dua kali setahun, edisi Januari - Juni dan edisi Juli - Desember, dalam versi cetak dan versi elektronik.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 24 No 1 (2007)" : 7 Documents clear
POLUSI UDARA DI RUAS JALAN PERKOTAAN Gunawan, Gugun
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 1 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.281 KB)

Abstract

Transportasi di kota-kota besar merupakan sumber pencemaran udara yang terbesar, dimana 70% pencemaran udara diperkotaan disebabkan oleh aktivitas kendaraan bermotor. Selain faktor bahan bakar dan jenis kendaraan, yang berpengaruh terhadap tingkat pencemaran udara, termasuk juga kondisi topografi daerah, faktor meteorologi dan reaktifitas kimia setiap parameter. Hasil monitoring tingkat pencemaran udara di ruas-ruas jalan kota besar seperti : Surakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar (Bali), dan Serang (Banten), serta kota kota yang dilalui Jalur Pantura tingkat pencemaran udara sudah dan/atau hampir melampaui standar kualitas udara ambient khususnya untuk parameter oksida nitrogen (NOx), partikel (SPM10) dan hidrokarbon (HC). Bila dilakukan evaluasi dengan Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU) sesuai Kepmen Lingkungan Hidup No. 45 tahun 1997, kondisinya sudah termasuk kategori ”sedang” dengan penjelasan bahwa tingkat kualitas udara tersebut tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan sensitif. Beberapa strategi pengelolaan kualitas udara di lingkungan jalan yang mungkin diterapkan dalam upaya-upaya pengelolaan lingkungan jalan adalah : a. Pertimbangan dan penerapan kebijakan serta aturan dibidang lingkungan menjadi satu hal yang penting untuk dilaksanakan dalam seluruh siklus tahap pembangunan/peningkatan jalan. b. Penyertaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, baik pemilik kendaraan, dan pengguna jalan serta masyarakat sekitar lingkungan jalan. c. Penggunaan bahan bakar dan kendaraan yang ramah lingkungan. d. Penataan dan penerapan teknologi pereduksi polusi udara diantaranya : penataan land-scape diruas-ruas jalan dengan tanaman pereduksi polusi udara. Kata kunci : Polusi Udara, Pengendalian, Perkotaan, Peran Masyarakat
PENINGKATAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL DENGAN KARET ALAM DAN KARET SINTETIS. Suroso, Tjitjik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 1 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.782 KB)

Abstract

Salah satu upaya untuk meningkatnya mutu aspal agar perkerasan dapat tahan terhadap terjadinya deformasi adalah dengan menambahkan karet kedalam aspal.Terdapat dua macam karet yaitu karet alam dan karet sintetis. Karet alam banyak terdapat diperkebunan- perkebunan Indonesia, dengan demikian penggunaanya baik karet alam maupun karet sintetis dapat tepat guna dan sesuai sasaran dalam mengurangi dampak akibat beban lalu lintas yang berat yang saat ini sering ditemui di perkerasan-perkerasan jalan yang ada didaerah-daerah tertentu di Indonesia. Penggunaan karet alam telah banyak digunakan, namun karet alam adalah bahan organic yang mudah teroksidasi dan terpolimerisasi oleh sinar ultra violet, sehingga mengurangi sifat elastis dari karet alam. Sedangkan karet sintetis adalah karet buatan yang mengurangi sifat negatif dari karet alam, yaitu ketahanannya terhadap oksidasi dan pengaruh cuaca karet sintetis lebih baik dari karet alam. Makalah ini merupakan hasil penelitian pengaruh penambahan karet alam dan karet sintetis terhadap mutu aspal dan kinerja campuran beraspal dengan pengujian Marshall, Modulus Resilien dengan alat UMATTA dan Stabilitas Dinamis serta kecepatan Deformasi dengan alat Wheel Tracking Machine. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan karet sintetis pada aspal memberikan sifat-sifat yang lebih baik dibandingkan penambahan karet alam terhadap aspal, khususnya ketahanan terhadap pelapukan, titik lembek, Stabilitas Dinamis dan kecepatan deformasi. Sedangkan pada sifat Modulus resilien campuran beraspal, dengan penambahan karet sintetis mempunyai ketahanan terhadap temperatur yang lebih rendah Dengan demikian aspal plus karet sintetis lebih cocok/ sesuai digunakan pada lalu lintas padat dan berat dibandingkan dengan aspal yang ditambah karet alam ditinjau dari ketahanan terhadap deformasi permanen. Kata Kunci,: Aspal, karet alam, Karet sintetis, Stabilitas Dinamis, Kecepatan deformasi, Modulus resilien
KAJIAN KARAKTERISTIK LEMPUNG BOBONARO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Fernandez, G.J. Winston
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 1 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.034 KB)

Abstract

Lempung Bobonaro yang tersebar di sepanjang jalan nasional pulau Timor di provinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai sifat plastisitas tinggi dan mengandung mineral Montmorillonite, sehingga berpotensi tinggi untuk mengembang dan menyusut pada musim hujan dan kemarau. Pada kondisi jenuh air, parameter kuat geser termasuk kemampuan daya dukung tanah lempung Bobo naro ini menurun cukup signifikan, sehingga tidak akan mampu mendukung beban rencana yang bekerja. Kerusakan yang terjadi pada perkerasan aspal seperti retak- retak memanjang, permukaan bergelombang dan amblesan pada ruas jalan nasional antara Kupang–Atambua diprediksi terjadi akibat karakteristik tanah lempung Bobonaro tersebut. Kata kunci : Lempung Bobonaro, Tanah ekspansif, Menyusut, Mengembang
UNDERSTANDING TRUCK OVERLOADING BEHAVIOUR AND ITS CONTROL Gunarta, IGW Samsi
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 1 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.171 KB)

Abstract

Pelanggaran muatan di jalan raya tidak hanya terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Laporan dari berbagai negara menyebutkan terjadinya persoalan yang mirip di beberapa negara maju, bahkan Amerika Serikat. Penyelesaian persoalan ini banyak dilakukan tanpa melihat latar belakang terjadinya pelanggaran beban lebih dan umumnya dilakukan secara pragmatis tanpa menyentuh persoalan pokoknya. Paper ini merupakan studi pendahuluan terhadap pelanggaran beban yang diambil dari berbagai pengalaman dalam negeri dan mancanegara. Dari berbagai studi ini ditemukan bahwa penyelesaian masalah pelanggaran beban lebih selama ini lebih memihak pada penyedia infrastruktur dari pada berupaya menyelesaikan masalah secara komprehensif. Masih banyak celah yang ada dalam riset pelanggaran beban lebih terutama berkaitan dengan alasan dibalik perilaku pelanggaran beban. Kata Kunci : Beban lebih, Angkutan barang, Penegakan peraturan beban, Dampak beban.
CONCERNS ON USING COAL SPOIL DUMPS (COLLIERY SPOILS) AS SUB-STANDARD MATERIALS FOR CONSTRUCTION MATERIALS Sunaryo, M. Eddie
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 1 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.303 KB)

Abstract

Meningkatnya pembangunan sektor infrastruktur karena permintaan kebutuhan berimbas pada kenaikan biaya konstruksi serta berkaitan erat dengan penggunaan material standar yang juga cenderung menjadi mahal dan ini akan berlangsung terus pada masa mendatang. Penggunaan material sub-standar sebagai pengganti keberadaan material standar saat ini sangat di rekomendasikan sebagai penyelesaian meskipun tidak dapat di uji dengan metode test yang telah dikenal karena umumnya memberikan hasil yang berbeda-beda karena mengalami perubahan perilaku di lapangan. Penggunaan material sub-standar sedang gencar disarankan sehubungan dengan peraturan untuk menjaga kesimbangan lingkungan, dengan demikian penggunaan material standar yang umumnya digunakan sudah dibatasi. Selanjutnya, untuk menjaga kualitas lingkungan, seperti kontaminasi lahan, beberapa Pemerintah dari beberapa Negara telah pula menyarankan agar menggunakan material sub-standar (material local) meskipun akan mengalami perubahan karakteristik baik fisik maupun kimia karena kontak dengan bahan lain seperti teroksidasi dengan udara atau kontak dengan air. Limbah Batubara yang masih segar atau belum terkontaminasi dengan bahan lain sebagai material sub standar lebih sering dijumpai dari pada yang sudah terkontaminasi dapat digunakan sebagai material konstruksi seperti ‘bahan timbunan’, ‘lapis pondasi bawah’ dan ‘lapis pondasi atas’ pada konstruksi pekerjaan jalan setelah beberapa rekomendasi penggunaannya dipertimbangkan seperti membuang dan melindungi atau meningkatkan material yang mudah terkontaminasi, meningkatkan ketahanannya dengan pemanasan temperatur tertentu pada material yang belum terkontaminasi untuk memperoleh material dengan kualitas baik, melakukan pengujian terhadap tingkat pencemaran serta mengkaji secara ekonomi untuk mendapatkan gambaran biaya produksinya bila digunakan sebagai material konstruksi. Kata kunci : Bahan sub - standar, Produk industri dan buatan manusia, Limbah batu bara, Bahan bangunan dan solusi pemanfaatan.
PENCEMARAN UDARA DAN MANAJEMEN LALU LINTAS DI INDONESIA Kusminingrum, Nanny
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 1 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.109 KB)

Abstract

Bagi banyak daerah perkotaan, terutama kota-kota besar, permasalahan pencemaran udara telah menjadi satu permasalahan yang akut. Kualitas udara di perkotaan, tanpa disadari sebenarnya telah menurunkan kualitas hidup masyarakatnya sendiri. Setiap manusia bernafas dan udara yang dihirup, jika tercemar oleh bahan berbahaya dan beracun, akan berdampak serius pada kesehatan manusia. Ada tujuh pencemar utama dalam pencemaran udara, yaitu Partikulat (partikel debu), Sulfur Dioksida (SO2), Ozone Troposferik, Karbon monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2), Hidrokarbo (HC) dan Timbal (Pb). Sumber utama pencemaran itu terutama berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya kemacetan di kota-kota besar di Indonesia, sementara kondisi terburuk emisi gas buangan kendaraan adalah pada saat mesin kendaraan hidup, namun kendaraan berhenti. Kadar emisi gas buangan pada saat berhenti dapat mencapai dua kali lipat dibandingkan emisi gas buangan pada saat kendaraan berjalan normal. Tulisan ini mencoba menguraikan alternatif-alternatif strategi manajemen yang dapat digunakan untuk menekan tingkat pencemaran udara dari kendaraan bermotor, termasuk untuk mencegah atau mengurangi titik-titik kemacetan di pusat-pusat kegiatan di kota-kota besar. Salah satu strategi manajemen yang diperlukan adalah manajemen lalu lintas. Secara garis besar, strategi manajemen lalu lintas yang ditawarkan dalam tulisan ini akan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu strategi yang mempengaruhi arus lalu lintas atau jumlah kendaraan bermotor di kawasan tertentu, dan strategi yang mempengaruhi perubahan / peralihan moda transportasi masyarakat. Tawaran-tawaran strategi manajemen yang disampaikan dalam tulisan ini bukanlah sesuatu yang bersifat kaku maupun terlepas satu sama lain. Variasi, penyesuaian, maupun sinergi antar strategi merupakan sebuah keniscayaan, disesuaikan dengan perbedaan karakteristik kota-kota dimana strategi itu diterapkan. Kata Kunci : Pencemaran udara, Gas buang, Kendaraan bermotor, Kemacetan, Manajemen lalu lintas.
KAJIAN METODA PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH PERKERASAN LENTUR Suaryana, Nyoman; Anggodo, Yohanes Ronny Priyo
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 1 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9716.948 KB)

Abstract

Perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan metode lendutan yang umum dipakai saaat ini oleh Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) di seluruh Indonesia adalah program RDS (Roadworks Design System). Metoda yang digunakan berdasarkan metoda perencanaan yang pertama dikembangkan oleh DR Ray Millard. 1983 dan DR Paterson. 1985. Sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada, metoda perencanaan lapis tambah perkerasan lentur dengan metoda lendutan juga berkembang, antara lain adalah metoda yang dikembangkan oleh AUSTROADS. 1992 atau Asplalt Institute MS-17. 2000. Pusat Litbang Jalan dan Jembatan pada tahun 2005 juga telah menyelesaikan pembuatan Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metoda Landutan. No. Od T-05-2005-B. Dari beberapa metoda yang disebutkan di atas. terlihat adanya perbedaan hasil tebal lapis tambah rencana yang sangat berarti. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil tersebut antara lain, perbedaan metoda perhitungan beban lalu-lintas, metoda pengelompokan lendutan yang seragam dan faktor lingkungan. Disamping hal tersebut, mengingat secara prinsip tebal lapis tambah harus memenuhi dua kriteria keruntuhan yaitu kriteria deformasi dan kriteria lelag (fatig) maka kedua kriteria ini harus menjadi dasar dari perhitungan tebal lapis tambah, seperti yang ditunjukkan pada prosedur perencanaan Austroads. Kata kunci : Perbedaan yang signifikan, volume lalu-lintas. Keseragaman lendutan, Faktor lingkungan

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2007 2007


Filter By Issues
All Issue Vol 39 No 1 (2022) Vol 38 No 2 (2021) Vol 38 No 1 (2021) Vol 37 No 2 (2020) Vol 37 No 1 (2020) Vol 36 No 2 (2019) Vol 36 No 1 (2019) Vol 35 No 2 (2018) Vol 35 No 1 (2018) Vol 34 No 2 (2017) Vol 34 No 1 (2017) Vol 33 No 2 (2016) Vol 33 No 1 (2016) Vol 32 No 3 (2015) Vol 32 No 2 (2015) Vol 32 No 1 (2015) Vol 31 No 3 (2014) Vol 31 No 2 (2014) Vol 31 No 1 (2014) Vol 30 No 3 (2013) Vol 30 No 2 (2013) Vol 30 No 1 (2013) Vol 29 No 3 (2012) Vol 29 No 2 (2012) Vol 29 No 1 (2012) Vol 28 No 3 (2011) Vol 28 No 2 (2011) Vol 28 No 1 (2011) Vol 27 No 3 (2010) Vol 27 No 2 (2010) Vol 27 No 1 (2010) Vol 26 No 3 (2009) Vol 26 No 2 (2009) Vol 26 No 1 (2009) Vol 25 No 3 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 1 (2008) Vol 24 No 3 (2007) Vol 24 No 2 (2007) Vol 24 No 1 (2007) Vol 23 No 3 (2006) Vol 23 No 2 (2006) Vol 23 No 1 (2006) Vol 22 No 4 (2005) Vol 22 No 3 (2005) Vol 22 No 2 (2005) Vol 22 No 1 (2005) Vol 21 No 4 (2004) Vol 21 No 3 (2004) Vol 21 No 2 (2004) Vol 21 No 1 (2004) Vol 20 No 4 (2003) Vol 19 No 3 (2002) Vol 19 No 2 (2002) Vol 19 No 1 (2002) Vol 18 No 2 (2001) Vol 18 No 1 (2001) Vol 17 No 2 (2000) Vol 17 No 1 (2000) Vol 16 No 3 (2000) Vol 16 No 2 (1999) Vol 15 No 4 (1999) Vol 15 No 1 (1998) Vol 15 No 3 (1997) Vol 15 No 1 (1997) No 4 (1997) No 2 (1997) Vol 13 No 2 (1996) Vol 13 No 1 (1996) No 4 (1996) No 3 (1996) Vol 12 No 3 (1995) Vol 12 No 2 (1995) Vol 12 No 1 (1995) Vol 11 No 1 (1994) Vol 10 No 3 (1993) Vol 10 No 2 (1993) Vol 10 No 1 (1993) Vol 9 No 4 (1993) Vol 9 No 3 (1992) Vol 9 No 2 (1992) Vol 9 No 1 (1992) Vol 8 No 3 (1992) Vol 7 No 3 (1991) No 2 (1991) No 1 (1991) No 1 (1990) No 2 (1989) No 1 (1989) No 4 (1987) No 2 (1987) No 1 (1987) No 1 (1986) No 3 (1985) No 3 (1984) No 2 (1984) No 1 (1984) More Issue