cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Metal Indonesia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 156 Documents
PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN SILIKON DAN PERLAKUAN PANAS PADA BAJA PADUAN RENDAH TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO UNTUK APLIKASI TRACKLINK TANK Sri Bimo Pratomo; Martin Doloksaribu; Husen Taufiq; R. Henny Mulyani; Eri Indra Lesmana
Jurnal Metal Indonesia Vol 40, No 1 (2018): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1602.568 KB) | DOI: 10.32423/jmi.2018.v40.1-9

Abstract

Penambahan unsur silikon (Si) terhadap baja paduan rendah mampu memberikan peningkatan terhadap sifat mekanik. Pembuatan tapak kendaraan tempur menggunakan variasi penambahan  unsur silikon (Si) sebesar 0,5%; 0,9%; 1,2% dan 1,6%Si. Pada tiap spesimen diberikan perlakukan panas annealing, normalizing dan normalizing kipas. Pengujian komposisi kimia, kekerasan, ketahanan aus dan pengujian struktur mikro dilakukan terhadap spesimen tapak kendaraan tempur. Hasil uji kekerasan menunjukkan bahwa kekerasan meningkat terhadap peningkatan kandungan silikon sebesar 29,61 HRC pada kandungan silikon sebesar 0,5%Si; 30,93 HRC pada 0,9%Si; 33,38 HRC pada 1,2%Si dan 34,96 HRC pada 1,6%Si. Uji ketahanan aus menunjukkan bahwa persentase kehilangan massa semakin kecil (ketahanan aus semakin besar) terhadap peningkatan kandungan silikon yaitu 0,1581% pada kandungan silikon sebesar 0,5%Si; 0,0465% pada 0,9%Si; 0,0404% pada 1,2%Si dan 0,0182% pada 1,6%Si. Perbedaan kandungan unsur silikon (Si) mempengaruhi fasa bainite dari baja paduan rendah; semakin tinggi kandungan unsur silikon (Si) maka fasa bainit semakin tersebar merata dan memiliki butir yang semakin halus. Sifat mekanik optimal didapatkan pada kandungan silikon sebesar 1,6%. kata kunci: baja paduan rendah, fasa bainite, perlakuan panas normalisasi, rantai tapak kendaraan tempur, variasi kandungan unsur silikon
KARAKTERISASI MINERAL TANAH JARANG IKUTAN TIMAH DAN POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS UNSUR TANAH JARANG Shinta Virdhian; Eva Afrilinda
Jurnal Metal Indonesia Vol 36, No 2 (2014): METAL INDONESIA
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2014.v36.61-69

Abstract

Di Indonesia, mineral tanah jarang, monasit, xenotime dan zircon diasosiasikan dengan deposit alluvial timah, uranium dan emas. Mineral tanah jarang ditemukan sebagai mineral ikutan dari proses penambangan dan ekstraksi mineral timah. Pulau Bangka dan Belitung yang terletak di antara Semenanjung Malaysia dan Sumatera bagian timur diketahui sebagai deposit timah alluvial utama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan melakukan karakterisasi dasar mineralogi dan komposisi kimia dari mineral tanah jarang yang berasosiasi dengan bijih timah. Mineral seperti monasit dan xenotim yang merupakan mineral ikutan mengandung sedikit kandungan unsur radioaktif seperti Th dan U. Hasil pengujian semi kuantitatif dari beberapa mineral (selected minerals) menggunakan EDX menunjukkan monasit memiliki rata-rata kandungan Ce 28,2%; La 12,9%; Nd 9,7%; Pr 5,2% dan Gd 3,9%. Sedangkan xenotim mengandung unsur utama Y 29,5%; Dy 7,7% dan Gd 2,6%. Potensi pemanfaatan dan pengembangan industri berbasis tanah jarang didiskusikan dalam tulisan ini.
PENGEMBANGAN PROSES PEMBULATAN GRAFIT (NODULARISASI) MELALUI IN-MOULD PADA BESI COR BERGRAFIT BULAT Achmad Sjaifudin
Jurnal Metal Indonesia Vol 34, No 1 (2012): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2012.v34.32-40

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai pembuatan besi cor bergrafit bulat yang proses nodularisasinya dilakukan di dalam cetakan atau yang disebut in-mould process. Paduan FeSiMg dengan kandungan 4 % Mg, dipakai sebagai agen pembulatan grafit yang diletakan di dalam cetakan. Tungku peleburnya menggunakan tungku listrik induksi tanpa inti, 3000 Hz, dengan kapasitas 15 kg besi cairo Cetakannya adalah cetakan pasir basah dengan bentuk produk cornya berupa batang silinder dengan ukuran 0 25 mm x 200 rnm, sebanyak 2 buah dalam satu cetakan. Parameter percobaan adalah dimensi ruang nodularisasi, penambahan FeSiMg, dan ukuran partikel FeSiMg. Pada percobaan awal dengan desain saluran turun yang terpisah dari ruangan nodularisasi menghasilkan besi cor vermicular. Selanjutnya dengan perubahan desain yakni saluran turunnya langsung ke ruangan nodularisasi dan dimensi ruangan diperbesar, penambahan FeSiMg sebesar 2 dan 2,5% dengan ukuran partikel 14 mesh, serta penambahan inokulan 0,2 % menghasilkan besi cor bergrafit bulat dengan matriks ferritic-pearlitic, fasa ferritnya lebih dari 90 %. Hasil pengujian mekaniknya adalah sebagai berikut: kuat tarik 450 dan 460 MPa, kuat luluh 300 dan 290 Mpa, elongasi 14 dan 16 %, kekerasan 170 dan 172 HB berturut-turut untuk penambahan 2 dan 2,5 % FeSiMg.
Pengaruh Desain Sambungan Las Cladding Stainless Steel 316 L pada Baja A516 terhadap Laju Korosi Tarmizi Tarmizi; Hafid Abdullah; Herman P.
Jurnal Metal Indonesia Vol 27 (2005): METAL INDONESIA
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2005.v27.23-34

Abstract

Masalah terletak pada belum diaplikasikannya proses las cladding untuk penyambungan pipa dilepas pantai. Tujuannya adalah mendapatkan ketahanan korosi yang lebih baik pada pipa dan menghemat biaya material. Dalam penelitian ini digunakan material baja A516 sebagai logam induk dengan cladding baja tahan karat 316L. Metode aplikasi pengelasan girth weld, meliputi: (1) membandingkan rancangan sambungan las bentuk groove V dengan groove Vm (modifikasi) dengan parameter las SMAW yang sama, (2) proses cladding dikerjakan dengan metode overlay SMAW. Berdasarkan hasil uji tarik disimpulkan bahwa kekuatan tarik sambungan girth weld bentuk groove V 3% lebih tinggi dari groove Vm (modifikasi). Hasil pengujian korosi pitting dalam larutan 6% FeCI3 22 ± 2 oC selama 72 jam menunjukkan bahwa laju korosi bentuk groove V lebih tinggi 153,6% daripada bentuk groove Vm (modifikasi). Harga pokok produksi pengelasan diperoleh sebesar Rp.279.996,-.
Development Of Lead Free Copper Alloy Casting; Mechanical Properties, Castability and Machinability Umeda Takateru
Jurnal Metal Indonesia Vol 26 (2004): METAL INDONESIA
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2004.v26.34-40

Abstract

The regulation for the lead discharge in the environment was strengthened, in Japan, the standards 0.01 mg/I or less has been in force from April 2003. In order to meet the new standard, two technologies for reduction of lead dissolution into the drinking water have been developed in Japan; substitution of lead free copper alloys for lead bearing bronze (JIS-CAC406) and introduction of surface treatment technology. This technological trend was shortly reviewed. For development of lead free copper alloy casting, mechanical properties, castability and machinability of various lead free alloy castings were examined. Trial alloys used were commercially available ones such as the lead free bronze containing Bi, the lead free bronze containing Bi-Se, the lead free bronze containing Bi-Sb and the lead free brass containing Si. Mechanical properties of alloys were dependent on the pouring temperature and castings thickness and were generally less than those of tin bronze castings (JIS-CAC406, Cu-5 wt% Sn-5 wt% Zn-5 wt% Pb). The machinability of the lead free bronze containing Bi and Se was better than that of the lead free bronze castings containing Bi and Bi-Sb. But was still 10 to 15 % less than that of JIS-CAC406. In a lead free alloy substituted by Bi, adjustment of tin, zinc and bismuth contents was attempted and in the Bi-Se system, the adequate adjustment, for bismuth and selenium contents and also for tin, zinc and bismuth contents, was attempted. New alloy in which the mechanical properties sufficiently satisfy the standard for JIS-CAC406 is developed.
Kata Pengantar METAL INDONESIA Vol. 40 No. 1 Juni 2018 Admin Metal Indonesia
Jurnal Metal Indonesia Vol 40, No 1 (2018): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2018.v40.ii

Abstract

Cover Jurnal Metal Indonesia Vol. 36 No. 2 Tahun 2014 Metal Indonesia
Jurnal Metal Indonesia Vol 36, No 2 (2014): METAL INDONESIA
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2014.v36.%p

Abstract

Preface Metal Indonesia Vol. 34 No. 1 Tahun 2012 Admin Jurnal Metal
Jurnal Metal Indonesia Vol 34, No 1 (2012): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2012.v34.%p

Abstract

Cover Jurnal Metal Indonesia Vol. 26 Tahun 2004 Metal Indonesia
Jurnal Metal Indonesia Vol 26 (2004): METAL INDONESIA
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2004.v26.%p

Abstract

PENGARUH CARBON TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK Eko Pujiyulianto
Jurnal Metal Indonesia Vol 40, No 1 (2018): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.191 KB) | DOI: 10.32423/jmi.2018.v40.19-25

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan unsur carbon (C) terhadap struktur mikro dan sifat mekanik baja mangan. Baja mangan dengan kandungan mangan (Mn) sebesar 14%, divariasikan jumlah carbon mulai dari 0.4% hingga 1.6%. Seluruh sampel dianalisa struktur mikro, lalu diuji sifat mekaniknya meliputi kekerasan, ketahanan aus, ketahanan impak dan kekuatan tarik. Kekerasan rata rata seluruh sampel tidak mengalami perubahan yang signifikan, yaitu 24 HRC, dengan kekerasan rata rata fasa austenit 34 HRC, dan fasa karbida 52 HRC. Hasil pengujian ketahanan aus memperlihatkan bahwa dengan meningkatnya kadar carbon maka ketahanan aus akan semakin meningkat, persentase kehilangan berat terkecil pada kandungan carbon 1,6% sebesar 0,01%. Kekuatan impak dan elongasi meningkat  pada kadar carbon 0,4% hingga 1 %, dan menurun pada 1,4% hingga 1,6%. Kekuatan impak paling tinggi yaitu pada kadar carbon 0,7% dan 1% sebesar 187 joule dan 167 joule dengan elongasi 37,7% dan 38,2%. Kekuatan tarik meningkat dengan meningkatnya kadar carbon dari 0,4 % - 1%, namun kekuatan tarik menurun ketika kandungan carbon lebih dari 1%. Baja mangan dengan kadar carbon antara 0,7 % hingga 1 % memiliki kombinasi kekuatan impak, elongasi dan kekuatan tarik yang tinggi. Baja mangan dengan kadar carbon 0,7% dan 1% memiliki fasa karbida yang paling sedikit, sehingga ketahanan impak, elongasi dan kekuatan tariknya tinggi.Kata Kunci: Baja Mangan, kekerasan, ketahanan aus, ketahanan impak, elongasi, kekuatan tarik

Page 5 of 16 | Total Record : 156