cover
Contact Name
Yaqzhan
Contact Email
yaqzhanjurnal@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
yaqzhanjurnal@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan
ISSN : 24077208     EISSN : 25285890     DOI : -
Jurnal Yaqzhan adalah jurnal ilmiah yang fokus dalam publikasi hasil penelitian dalam kajian filsafat, agama dan kemanusiaan. Jurnal ini terbit secara berkala dua kali dalam setahun pada bulan januari dan juli. Jurnal Yaqzhan terbuka umum bagi peneliti, praktisi, dan pemerhati kajian filsafat, agama dan kemanusiaan. Jurnal ini dikelola oleh Jurusan Akidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin Adab Dakwah IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Jurnal ini pertama kali terbit pada tahun 2015.
Arjuna Subject : -
Articles 138 Documents
MITOS RELIGIUS YANG TERDAPAT DALAM IKLAN SARUNG MANGGA VERSI MENCARI CALON MENANTU Lazuardi Fajri Sihrien Ahady; Wakhit Hasim
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.917 KB) | DOI: 10.24235/jy.v5i2.5710

Abstract

Seperti iklan lainnya, versi iklan sarung Mangga mencari calon menantu, menyimpan ideologi tertentu yang digunakan untuk menarik konsumen. Di mana dalam iklan ini ada tanda, petanda dan penanda yang sangat menarik untuk dipelajari. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan karena mengacu pada sumber perpustakaan. Studi ini menggunakan teori analisis mitos semiotik Roland Barthes dan analisis ideologis Louis Althusser. Penelitian ini menjelaskan bahwa versi Sarung Mangga Mencari Calon Menantu memasukkan mitos yang sudah ada di masyarakat, yaitu mitos agama yang ditanamkan dalam produk komoditas, yaitu sarung. Mitos agama yang terkandung dalam iklan terdiri dari banyak tanda dalam iklan yang saling berkelanjutan, yaitu stereotip dalam lajang, dominasi patriarki dan religiusitas dalam sebuah sarung. Ideologi ini direpresentasikan dalam mitos yang melekat pada tanda-tanda dalam iklan dalam bentuk verbal dan nonverbal.
KESENIAN BRAI, WARISAN BUDAYA LELUHUR CIREBON Ikfal Al Fazri; Hajam -
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.211 KB) | DOI: 10.24235/jy.v5i2.5709

Abstract

Kesenian Brai adalah seni tradisional yang tumbuh di daerah Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat, sejenis solawatan atau tembangan yang terdapat pada masyarakat Muslim di banyak daerah di Nusantara. Meskipun kesenian Brai memiliki nilai tatanan budaya serta pesan moral yang tinggi, tapi keberadaan dan perkembangannya kurang begitu mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait dan pemerintah. Oleh sebab itu, tujuan penulisan ini adalah untuk mengangkat kesenian Brai ditinjau dari segi filosofi dan maknanya. Penulis berharap hasil tulisan ini dapat merangsang peneliti lainnya untuk mengkaji lebih dalam makna dan simbol filosofis yang terdapat dalam syair kesenian Brai, atau dalam bahasa Brai adalah raka’at  yang dimana lirik dan lagunya memiliki tingkatan untuk memuji dan mendekatkan diri kepada Allah Swt serta gerakan yang memiliki banyak arti dan makna.
WACANA INTEGRASI ILMU DALAM PANDANGAN AL-GHOZALI Theguh Saumantri
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.331 KB) | DOI: 10.24235/jy.v5i2.5711

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan modern yang menakjubkan telah membawa dampak yang kurang baik terhadap peradaban manusia modern. Pengaruh yang paling fenomenal adalah sekulerisasi ilmu yang dilakukan oleh saintis barat. Paradigma ilmu yang dikembangkan oleh barat jauh berbeda dengan paradigm ilmu yang dikembangkan oleh saintis Islam. Bila barat menjadikan manusia sebagai pusat kebenaran dengan pemikirannya dan menafikan sisi metafisik, maka Islam, sebaliknya mengakui keduanya sebagai sumber ilmu yang valid. Dalam kajian ini penulis mencoba untuk menganalisis pemikiran Al-Ghozali tentang epistemologinya dan juga klasifikasi ilmu yang dibuatnya kaitannya dengan integrasi ilmu. Dari kajian ini menemukan bahwa pada prinsipnya ilmu menurut al-Ghazali adalah satu  yakni  ilmu  itu  semata-mata merupakan  milik  Allah  SWT. Singkatnya, Al-Ghozali tidak membedakan antara ilmu agama dan ilmu umum karena pada dasarnya sumber ilmu itu adalah Allah dan objek dari semua ilmu adalah ma’rifat kepada Allah.
TRADISI HAUL DI PESANTREN (KAJIAN ATAS PERUBAHAN-PERUBAHAN PRAKTIK HAUL DAN KONSEP YANG MENDASARINYA DI BUNTET PESANTREN, KECAMATAN ASTANAJAPURA KABUPATEN CIREBON TAHUN 2000-2019) Maknunah -; Wakhit Hasim
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.928 KB) | DOI: 10.24235/jy.v5i2.5662

Abstract

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang memiliki berbagai macam budaya dan tradisi. Selain tradisi keilmuan dan sufistik, pesantren juga memiliki kultur yang khas. Salah satu ciri khas tradisi pesantren yang dianggap sakral dan dilaksanakan dalam rangkaian tahlil, pengajian dan sedekah adalah haul. Seiring dengan perkembangan zaman, haul di Buntet Pesantren mengalami perubahan dan perkembangan baik dalam tata cara maupun konsep yang mendasarinya. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan perubahan praktik haul di Pesantren Buntet Cirebon dari waktu ke waktu dan bagaimana konsep yang mendasari perubahan praktik haul itu terjadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang merupakan sebuah metode yang menjelaskan dan mengungkap makna konsep dan pengalaman, terutama yang berkaitan dengan perubahan-perubahan praktik haul yang terjadi di Buntet Pesantren dan konsep apa yang mendasarinya. Sementara itu, landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi pengetahuan Emile Durkheim yang hasilnya menunjukkan bahwa praktikpraktik haul yang terjadi dari tahun ke tahun semakin berkembang dalam hal cara pelaksanaannya. Dimana sebelumnya, haul dianggap sebagai sesuatu yang sakral dan bersifat ukhrawi. Akan tetapi seiring perkembangan zaman dan globalisasi, sakralitas haul menjadi tergeser dan bersifat biasa saja bahkan cenderung bersifat duniawi.
KONSEP PLURALISME AGAMA MENURUT DJOHAN EFFENDI Rif’at Husnul Ma’afi; Alvin Qodri Lazuardy
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.727 KB) | DOI: 10.24235/jy.v5i2.5708

Abstract

Pluralisme Agama adalah paham yang menyakini tidak ada agama yang yang paling benar, semuanya sama karena setiap Agama menuju Tuhan yang Maha Esa. Permasalahan dalam kemajemukan Agama terkadang menjadi konflik pertumpahan darah. Agama dituduh sebagai penyebab utama dalam konflik. Dikarenakan Agama mempunyai konsep yang berbeda-beda. Kemudian didukung dengan situasi kehidupan di Indonesia sangat majemuk. Maka diusunglah gagasan tersebut menjadi proyek besar dalam gerakan Postmodernisme. Dalam pandangan Islam paham Pluralisme Agama adalah paham merusak Aqidah, Syariah dan Akhlak Islam. Berangkat dari masalah ini, Peneliti bertujuan untuk mengetahui Inti dari paham Pluralisme Agama dalam konteks Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Teologis, Filosofis dari kedua pendekatan merupakan bagian dari kajian pustaka. Kemudian peneliti menggunakan Metode Deskriptif untuk mengetahui tentang Pluralisme, makna Agama, sejarah perkembangannya dan pengaruhnya dalam masyarakat Indonesia. Dan penelitian menggunakan metode analisis dan kritik untuk menganalisa paham tersebut pandangan para tokoh Islam.Dari pembahasan ini, peneliti memfokuskan pada pemikiran Djohan Effendi tentang Pluralisme Agama. Dalam pemikiranya ia mengusung ide Teologi Kerukunan yang didalamnya pertemuan titik-titk temu Agama, memaknai Agama hanyalah hasil dari lingkungan dan bersifat nisbi, meyakini manusia tidak akan pernah mencapai pengertian Agama sesunguhnya, menafsirkan ayat-ayat Alquran sebagai landasan Pluralisme Agama seperti kebebasan beragama.
BIAS GENDER DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN BUNTET DAN KEBON JAMBU BABAKAN CIWARINGIN CIREBON (Studi Kritis Fenomenologis Budaya Patriakhi) Uyunul Ilmi; Wakhit Hasim
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.023 KB) | DOI: 10.24235/jy.v5i2.5669

Abstract

Penelitian ini berkaitan dengan isi dan implementasi kurikulum pendidikan di Pesantren Buntet Kebon Jambu Babakan Ciwaringin Cirebon. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif (penelitian lapangan) dengan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif yang meliputi reduksi, penyajian data (penyajian data), dan verifikasi (penarikan kesimpulan). Dasar teoretis yang digunakan oleh penulis adalah teori ketidakadilan gender Mansour Fakih, yaitu subordinasi, marginalisasi, stereotip, kekerasan, dan beban ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  ada bias gender, ini dapat dilihat dari komponen kurikulum yang memiliki empat jenis, yaitu tujuan, isi, strategi, dan evaluasi. Penulis menemukan tiga aspek bias gender dalam implementasi kurikulum pendidikan di pesantren Buntet dan Kebon Jambu.
PERAN PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN ISLAM MODERAT DI INDONESIA Abdillah -
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.561 KB) | DOI: 10.24235/jy.v5i2.5677

Abstract

Pesantren adalah lembaga pendidikan agama Islam tertua di Indonesia. Belakangan Pesantren mendapat stigma buruk terutama dari media Barat yang menuduh Pesantren sebagai sarang radikalisme dan terorisme. Hal ini sangat bertentangan dengan misi Pesantren, membawa misi untuk mengembangkan Islam moderat, Islam yang menjadi berkah bagi semua alam. Dalam artikel ini, penulis ingin membuktikan bahwa pemikiran Pesantren masih sama dengan sejak didirikan dan juga ingin membuktikan bahwa tuduhan dari media Barat tidak benar. Pada artikel ini, penulis menggunakan metode tinjauan pustaka. Dari hasil penelitian ini, penulis menemukan bahwa pesantren sejak dulu hingga saat ini masih mengajarkan Islam yang inklusif, terbuka, dan moderat. Oleh karena itu, hasil ini juga menolak tuduhan Barat terhadap pesantren.
Perilaku Altruistik dan Eklektik dalam Praksis Pendidikan Kiai Ahmad Dahlan Andi Andi; Sugeng Riadi; Nur Fajar Absor
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jy.v6i1.6196

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dua hal, yaitu: pertama representasi perilaku altruistik dan eklektik dalam filsafat pendidikan Kiai Ahmad Dahlan dan apa yang melatari Kiai Ahmad Dahlan melakukan kedua perilaku tersebut. Maka dari itu, penelitian ini perlu dilakukan sebagai upaya untuk menggali filsafat pendidikan yang digagas oleh Kiai Ahmad Dahlan agar watak dasar dari filsafat pendidikan yang dikembangkannya dapat dilestarikan sesuai dengan semangat zaman. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan ancangan analisis isi. Penelitian ini memanfaatkan teknik baca dan teknik catat dalam pengumpulan data, sedangkan analisis yang digunakan adalah model hermeneutika. Sumber data penelitian adalah buku “Jejak Pembaruan Sosial dan Kemanusiaan Kiai Ahmad Dahlan” karya Abdul Munir Mulkhan, hal ini dikarenakan Kiai Ahmad Dahlan sendiri jarang meninggalkan karya tulis. Buku tersebut diterbitkan dalam tahun 2010 oleh Penerbit Kompas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku altruis dan eklektik banyak memberi kontribusi dalam filsafat pendidikan yang diselenggarakan oleh Kiai Ahmad Dahlan. Hasil lainnya menunjukkan bahwa dua perilaku tersebut dilatari oleh nilai-nilai etika welas asih dan pandangan liberal yang dimiliki Kiai Ahmad Dahlan. Kata Kunci: Altruis, Eklektik, Filsafat Pendidikan, Filsafat Pendidikan, Ahmad Dahlan.
Individu Komunikatif Menurut Jurgen Habermas Dalam Perspektif Filsafat Manusia Syahrul Kirom
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jy.v6i2.7205

Abstract

Manusia adalah makhluk yang unik, yang selalu menampilkan eksistensinya melalui pemikiran dan rasional. Keunikan manusia yang seperti itu telah lama dinyatakan oleh Aristoteles, filsuf klasik, bahwa manusia adalah animal rationale.  Rumusan yang seperti itu muncul dalam filsafat manusia. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, filsafat manusia saat ini mengalami pergeseran dan lebih tertarik dalam upaya  merumuskan manusia sebagai animal loquens (makhluk yang berbicara).Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptis-analitis. Metode yang digunakan adalah Hermeneutika untuk menafsirkan konsepsi pemikiran Jurgen Habermas  tentang manusia sebagai objek materialnya. Sedangkan objek formalnya adalah filsafat manusia.Hasil penelitian ini menemukan bahwa ternyata manusia tidak hanya berkutat pada wilayah refleksi diri atau makhluk yang berpikir saja. Namun manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain. Individu manusia menemukan keunikan dan kepribadian jika mampu bersikap komunikatif, sikap komunikatif ini terlahir dari rasionalitas yang digagas oleh Jurgen Habermas. Keberadaan Individu komunikatif inilah yang menjadi hakekat manusia dalam kajian filsafat manusia. Eksistensi manusia menjadi ada, jika manusia itu mampu bersikap komunikatif. Komunikatif dalam artian untuk melakukan kritik-kritik atas keberadaan masyarakat modern. Dalam konteks manusia modern, adanya identitas ego memiliki peran yang sangat siginifikant sebagai upaya melakukan komunikasi antar pribadi dan dengan manusia yang lain. Individu komunikatif inilah yang menjadi bagian dari individu diskursif dalam menuju masyarakat komunikatif.
RADIKALISME ISLAM SEBAGAI PROBLEM BAGI BANGSA INDONESIA DI MASA KONTEMPORER Bani Syarif Maula
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jy.v6i1.6772

Abstract

Sudah sejak lama Islam Indonesia dikenal dunia sebagai Islam yang ramah dan damai serta toleran dan akomodatif. Namun demikian, runtuhnya rezim otoriter Soeharto menjadi masa transisi yang telah membuka pintu kebebasan seluas-luasnya sehingga ideologi yang berasal dari luar dapat masuk dengan leluasa. Masa transisi tersebut pada akhirnya menjadi tantangan bangsa Indonesia tersendiri. Tantangan tersebut bersumber dari tiga masalah besar, yaitu: pertama adalah adanya kelompok masyarakat yang ingin mengubah konsensus nasional, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika; kedua adalah klaim kebenaran Islam sepihak yang marak di tengah-tengah muslim perkotaan karena pengaruh faham salafi/wahabi; dan ketiga adalah kelompok Islam mayoritas yang cenderung diam (silent majority) atas tantangan tersebut. Dua isu pertama dipengaruhi oleh ideologi Islam transnasional dengan pandangan radikal yang memaksakan keyakinannya kepada semua muslim di Indonesia. Sedangkan isu terakhir berasal dari umat Islam mayoritas yang cenderung menikmati alam demokrasi selepas pemerintahan Soeharto. Karena itulah ideologi Islam radikal dapat berkembang di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut perlu upaya untuk melawan radikalisme Islam tersebut, yaitu dengan bersuara menyampaikan gagasan Islam yang toleran dan inklusif, melakukan reinterpretasi ajaran Islam dengan tajdid dan ijtihad, juga melalui dunia pendidikan yang menekankan aspek-aspek kesadaran multikultural dan kesadaran umat Islam sebagai bagian dari world citizenship.Kata kunci: radikalisme1, fundamentalisme2, ideologi Islamisme3, Indonesia4

Page 7 of 14 | Total Record : 138