cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice)
ISSN : 20888139     EISSN : 24432946     DOI : -
Core Subject : Health,
JMPF is the first open access journal in Indonesia specialized in both research of pharmaceutical management and pharmacy practice. Articles submitted in JMPF are peer reviewed, we accept review articles and original research articles with no submission/publication fees. JMPF receives manuscripts in both English (preferably) and Indonesian Language (Bahasa Indonesia) with abstracts in bilingual, both Indonesian and English. JMPF is also open for various fields such as pharmaceutical management, pharmacoeconomics, pharmacoepidemiology, clinical pharmacy, community pharmacy, social pharmacy, pharmaceutical marketing, goverment policies related to pharmacy, and pharmaceutical care.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue " Vol 5, No 4" : 10 Documents clear
HUBUNGAN PENERAPAN ELEKTRONIK KATALOG TERHADAP EFISIENSI PENGADAAN DAN KETERSEDIAAN OBAT Ningsih, Andriyani; Fudholi, Achmad; Sumarni, Sumarni
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.154

Abstract

Dalam sistem pelayanan kesehatan di EraJaminan Kesehatan Nasional (JKN), pemerintah menerapkan proses pengadaan obat berdasarkan elektronik katalog (e-katalog) melalui mekanisme e-purchasing dan manual-purchasing. Penerapan sistem akan berpengaruh pada efisiensi pengadaan dan ketersediaan obat yang dapat dinilai dari persepsi farmasi, pelaksana pengadaan dan perawat. Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan penerapan e-katalog terhadap efisiensi pengadaan dan ketersediaan obat di RSUD Kelas B Yogyakarta. Penelitian merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain survei cross sectional. Data diambil secara kuantitatif dengan menggunakan kuesioner dengan responden farmasi, pelaksana pengadaan dan perawat. Metode sampling untuk responden perawat sebanyak 120 responden sedangkan responden farmasi dan pelaksana pengadaan dengan populasi sebanyak 21 responden. Data dianalisis menggunakan uji regresi linear untuk melihat hubungan penerapan e-katalog dengan efisiensi pengadaan dan ketersediaan obat.Pengaruh e-purchasing terhadap efisiensi pengadaan pada responden farmasi dan pelaksana pengadaan nilai signifikansi (p) untuk indikator persiapan, pelaksanaan dan manfaat kendala 0,001, 0,024, 0,007 sedangkan manual-purchasing nilai signifikan untuk indikator pelaksanaan 0,014, dengan koefisien korelasi (r) indikator persiapan e-purchasing sebesar 0,690, menunjukkan hubungan antara persiapan e-purchasing dengan efisiensi sangat kuat, sedangkan untuk responden perawat pengaruh penerapan e-katalog baik secara e-purchasing maupun manual-purchasing memiliki hubungan terhadap ketersediaan obat nilai signifikansi (p) 0,000, dan nilai koefisien korelasi (r) 0,765 yang menunjukkan hubungan yang kuat antara penerapan e-purchasing dan manual-purchasing dengan ketersediaan obat. Penerapan e-katalog baik secara e-purchasing dan manual-purchasing meliputi indikator persiapan, pelaksanaan, dan manfaat kendala memiliki hubungan yang signifikan dengan efisiensi pengadaan dan ketersediaan obat di RSUD Kelas B di Yogyakarta.
ANALISIS BIAYA OBAT PADA ERA JKN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI FASILITAS PENUNJANG KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Dewi, Dewa Ayu Putu Satrya; Satibi, Satibi; Puspandari, Diah Ayu
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.161

Abstract

Pada era JKN apotek dapat berperan sebagai apotek program rujuk balik (PRB) atau apotek jejaring dan apotek klinik pratama (KP). Biaya obat apotek PRB diklaim langsung ke BPJS, sedangkan biaya obat apotek lainnya diklaim ke fasilitas kesehatan (faskes) primer berdasarkan perjanjian kerjasama. Perbedaan pola kerjasama apotek di era JKN berdampak pada biaya obat pasien, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata biaya obat, persentase biaya obat terhadap kapitasi, dan perbedaan biaya obat di apotek era JKN. Penelitian ini adalah penelitian observasi yang bersifat analitik cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 6 apotek PRB, 6 apotek jejaring, dan 7 apotek KP di DIY pada bulan Oktober 2015. Subjek penelitian adalah resep pasien JKN bulan Maret 2015 dengan 8.430 lembar resep. Data dianalisis secara statistik deskriptif dan uji komparatif (uji Kruskal-Wallis). Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata biaya obat pasien satu kali terapi di apotek jejaring; apotek KP; dan apotek PRB bernilai Rp12.589±Rp8.874,49; Rp14.173 ±Rp6.424,09; Rp143.807 ± Rp162.251,30. Rata-rata persentase biaya obat terhadap biaya kapitasi faskes primer bernilai 13,58% untuk apotek jejaring dan bernilai 15,91% untuk apotek KP. Terdapat perbedaan biaya obat yang signifikan di ketiga jenis apotek tersebut (p=0,000) yang dipengaruhi oleh lama waktu pemberian obat, jumlah lembar resep, margin keuntungan, dan jasa kefarmasian. Biaya obat di era JKN tergantung pada pola kerjasama apotek dengan faskes dan BPJS.rata-rata persentase biaya obat terhadap kapitasi faskes di apotek jejaring lebih rendah dibandingkan dengan apotek klinik pratama.
KEPUASAN PASIEN DIABETES MELITUS RUJUK BALIK PESERTA BPJS KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI KLINIK DAN APOTEK KOTA YOGYAKARTA S, Hilda; Fudholi, Achmad; Puspandari, Diah Ayu
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.155

Abstract

Pelayanan program rujuk balik merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan penderita penyakit kronis diantaranya penyakit diabetes melitus yang sudah stabil/terkontrol, namun masih memerlukan asuhan keperawatan dan pengobatan dalam jangka panjang yang diberikan di fasilitas kesehatan tingkat pertama.Kepuasan pasien akan mempengaruhi keberlangsungan program-program dalam sistem JKN. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan antara lain pelayanan kefarmasian dan karakteristik pasien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pelayanan kefarmasian dan karakteristik pasien terhadap kepuasan pasien rujuk balik diabetes melitus peserta BPJS Kesehatan di klinik dan apotek Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain survey cross sectional. Data diambil secara kuantitatif dengan menggunakan kuisioner dan dilengkapi dengan data kualitatif melalui wawancara untuk memperdalam temuan di lapangan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling untuk klinik dan apotek rujuk balik danjumlah sampel sebanyak 100 responden. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square untuk melihat hubungan karakteristik pasien dengan kepuasan dan regresi linear untuk melihat hubungan pelayanan kefarmasian dengan kepuasan. Pelayanan kefarmasian yaitu kemudahan akses, ketersediaan obat, dan hubungan pasien dengan apoteker memiliki hubungan yang signifikan terhadap kepuasan pasien dengan nilai signifikansi (p) berturut-turut: 0,031; 0,027; dan 0,003. Karakteristik pasien yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap kepuasan pasien adalah pekerjaan (p=0,015). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelayanan kefarmasian meliputi kemudahan akses,ketersediaan obat, dan hubungan pasien dengan apoteker, dan karakteristik pasien yaitu pekerjaan, memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan pasien rujuk balik diabetes diabetes melitus peserta BPJS Kesehatan di klinik dan apotek Kota Yogyakarta.
PENGEMBANGAN MODEL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SKRINING RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS WILAYAH KOTA YOGYAKARTA Jaelani, Abdul Qadir; Sampurno, Sampurno; Andayani, Tri Murti
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.162

Abstract

Skrining peresepan pasien berbasis teknologi informasi sangat dibutuhkan sekarang ini. Penggunaan teknologi dalam pelayanan resep dapat meningkatkan kinerja tenaga kefarmasian di instalasi rawat jalan dalam melakukan skrining resep pasien. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis kebutuhan sistem informasi manajemen skrining resep dan membuat model desain sistem informasi manajemen skrining resep sesuai dengan kebutuhan puskesmas wilayah kota Yogyakarta. Pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan metode prototipe dimulai dari analisis kebutuhan dan desain sistem. Pengambilan data analisis kebutuhan sistem dilakukan secara retrospektif (data resep bulan Mei 2015) dan prospektif (wawancara dengan kerangka PIECES (performance, information, economic, control, efficiency dan service)), setelah mendapatkan analisis kebutuhan sistem selanjutnya pembuatan desain sistem dengan menggunakan diagram konteks, data flow diagram (DFD) dan entity relationship data (ERD). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah resep pasien BPJS rawat jalan dan petugas farmasi yang bertanggung jawab di instalasi farmasi rawat jalan di puskesmas wilayah kota Yogyakarta. Penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitasif. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan sistem, skrining klinis merupakan skrining yang paling tinggi menimbulkan error. Sedangkan hasil studi kelayakan berdasarkan kerangka PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, dan Service) dengan adanya sistem informasi skrining resep ini dapat membantu tenaga farmasi dalam melakukan skrining resep dan meningkatkan waktu proses pelayanan resep sehingga sistem ini layak untuk dikembangkan. Berdasarkan desain sistem, desain input dan desain output, desain sistem informasi manajemen skrining resep pasien rawat jalan ini memenuhi kriteria sehingga siap untuk diimplentasikan ke dalam sistem.
ANALISIS PERSEPSI APOTEKER DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TERHADAP PENERAPAN SISTEM PEMBAYARAN DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA APOTEK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Kaswindarti, Novita; Satibi, Satibi; Puspandari, Diah Ayu
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.160

Abstract

BPJS kesehatan sebagai pelaksana sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam memenuhi pelayanan kesehatan pada peserta, melakukan kerjasama dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti klinik pratama dan dokter keluarga serta fasilitas penunjuang seperti Apotek Rujuk Balik (PRB) untuk memberikan pelayanan obat. klinik pratama harus memiliki Apoteker atau melakukan kerjasama untuk melakukan pelayanan kefarmasian (apotek klinik). Dokter keluarga harus memiliki jejaring dengan apotek (apotek jejaring). Pada ketiga jenis Apotek ini terdapat perbedaan mekanisme sistem pembayaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik apoteker, dan jenis tempat praktek apoteker terhadap persepsi apoteker, serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi apoteker pada apotek PRB, apotek klinik pratama dan Apotek jejaring tentang pelaksanaan sistem pembayaran (kapitasi atau pembayaran langsung) di era JKN. Penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan desain observasi cross sectional, dengan menggunakan keseluruhan populasi apoteker yang bersedia mengisi kuisioner, yaitu sebanyak 48 responden dari apotek program rujuk balik, apotek klinik pratama dan apotek jejaring. Persepsi tentang sistem pembayaran di bagi menjadi 4 indikator yaitu indikator profit, klaim biaya, perjanjian kerjasama, dan pelayanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tempat praktek berpengaruh signifikan pada persepsi indikator profit dengan nilai sig 0,025 dan pada indikator pelayanan (sig 0,007). Tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap persepsi indikator klaim biaya (nilai sig 0,038). Usia dan lama praktek berpengaruh signifikan terhadap persepsi indikator perjanjian kerjasama (sig 0,042 dan 0,043). Perbedaan persepsi apoteker untuk indikator profit terjadi antara apoteker PRB, klinik pratama dan jejaring (p=0,003). Perbedaan persepsi apoteker untuk indikator pelayanan menunjukkan adanya perbedaan persepsi apoteker PRB, klinik pratama dan jejaring (p=0,001). Untuk Indikator klaim biaya dan perjanjian kerjasama tidak terdapat perbedaan persepsi antara apoteker di Apotek PRB dan Apotek jejaring.
PENGARUH KONSELING APOTEKER DENGAN ALAT BANTU PADA PASIEN DIABETES MELITUS Nugraheni, Ambar Yunita; Puspitasari, Ika; Andayani, Tri Murti
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.153

Abstract

Prevalensi penyakit diabetes melitus (DM) di provinsi Jawa Tengah sebesar 0,8%, secara keseluruhan adalah 1,3% di Indonesia. Prevalensi untuk Surakarta sebesar 2,8% dan menduduki urutan ketiga di provinsi Jawa Tengah. Konseling dengan alat bantu mkkmkmmklebih efektif dibanding konseling biasa. Konseling dengan lembar informasi penggunaan obat dan telepon membantu dalam memberikan gambaran tentang informasi obat dan cocok untuk pasien dengan regimen terapi serta merupakan salah satu cara mengurangi tingkat kesalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling farmasis terhadap kepatuhan, luaran klinik dan kepuasan pasien DM. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan metode pretest posttestwith control group design. MMAS-8 digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan dan DMSAT untuk tingkat kepuasan. Pasien dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi (memperoleh konseling dan alat bantu) sebanyak 73 pasien dan kelompok kontrol sebanyak 74 pasien. Penelitian dilakukan di klinik dokter keluarga BPJS Surakarta pada bulan November 2014 sampai Februari 2015. Data dianalisis menggunakan Chi-square, uji Wilcoxon dan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konseling dengan alat bantu meningkatkan kepatuhan dan kepuasan serta meningkatkan ketercapaian luaran klinik dengan tercapainya target kadar gula darah puasa (GDP) dan gula darah post prandial (GDPP) dengan rata-rata penurunan kadar GDP dan GDPP kelompok intervensi sebesar 26,96±28,42 mg/dL dan 26,88±65,49 mg/dL (p<0,05). Tingkat kepatuhan yang tinggi akan meningkatkan tercapainya luaran klinik dan meningkatkan kepuasan terapi, akan tetapi kekuatan korelasinya lemah (r = 0,2-0,4).
ANALISIS PERSEPSI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI TERHADAP PENERAPAN SISTEM PEMBIAYAAN JKN PADA FASILITAS KESEHATAN PENUNJANG DI D. I. YOGYAKARTA Ahmad, Atika Dalili; Sampurno, Satibi; Puspandari, Diah Ayu
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.158

Abstract

Perubahan model pembayaran dari model fee for service menjadi kapitasi dan sistem pembayaran langsung di fasilitas kesehatan penunjang masih menimbulkan masalah mutu pelayanan. Akibatnya masyarakat masih ragu dengan mutu pelayanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sistem pembayaran JKN dilihat dari sudut pandang pasien di Apotek Program Rujuk Balik (PRB), apotek jejaring, dan apotek klinik pratama. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain survey cross sectional. Data diambil secara kuantitatif menggunakan kuesioner dan data kualitatif melalui wawancara. Kuesioner yang terdiri dari indikator kualitas, jumlah, ketersediaan, dan pembayaran obat diberikan kepada 205 pasien rawat jalan bulan Agustus sampai September 2015 di 18 spotek di D.I Yogyakarta. Data dianalisis menggunakan uji statistik terkomputerisasi untuk mengetahui perbedaan persepsi pasien dan mengetahui hubungan sosio-demografi serta jenis kepesertaan terhadap persepsi pasien. Hasil analisis didapatkan bahwa terdapat perbedaan persepsi pasien pada indikator kualitas (p = 0,000) dan indikator ketersediaan (p = 0,000), namun tidak terdapat perbedaan persepsi pasien pada indikator jumlah (p= 0,667) dan indikator pembayaran (p = 0,057). Terdapat pengaruh karateristik pasien terhadap persepsi pasien berdasarkan jenis apotek ( p = 0,006) dan usia (p = 0,019), namun tidak terdapat pengaruh sosio-demografi pasien: jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan perbulan terhadap persepsi, dengan nilai p berturut-turut sebagai berikut: 0,937; 0,233; 0,605; 0,945, begitu juga dengan jenis kepesertaan pasien (p = 0,050) yang tidak berpengaruh terhadap persepsi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL JANTUNG KRONIK Pudiarfianti, Nadia; Pramantara, I Dewa Putu; Ikawati, Zullies
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.157

Abstract

Gagal jantung kronik (CHF) merupakan salah satu sindrom penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup. Prevalensi CHF meningkat 10% pada lanjut usia. Perbedaan kualitas hidup dapat terjadi pada ras yang berbeda.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran kualitas hidup dan faktor-faktor mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal jantung kronik di poliklinik jantung RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian merupakan penelitian non-eksperimental (deskriptif analitik) dengan desain potong lintang.Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari – April 2015 dengan metode consecutive sampling di poliklinik jantung RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Kualitas hidup pasienakan dinilai menggunakan kuesioner Minnesotta Living with Heart Failure (MLHF) dan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) untuk menilai kepatuhan. Faktor risiko yangmempengaruhi kualitas hidup berupa usia, jenis kelamin, ejection fraction (EF), derajat keparahan New York Heart Association (NYHA), kepatuhan, komorbid, Body Mass Index (BMI), lama diagnosis, dan terapi dianalisis menggunakan uji Chi-Square/Fisher dan Uji T dua sampel independen untuk melihat distribusi dan hubungan faktor tersebut terhadap kualitas hidup. Total 97 subjek ikut serta dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor total MLHF pada dimensi fisik adalah 16,72±8,68 dan pada dimensi emosional adalah 5,36±3,26. Perempuan dengan CHF memiliki tingkat emosional lebih baik dibandingkan laki-laki (p<0,05). Berdasarkan hasil analisis, hanya fraksi ejeksi yang memiliki perbedaan bermakna terhadap kualitas hidup (p<0,05). Pasien dengan EF<40% memiliki risiko mengalami kualitas hidup yang buruk dibandingkan pasien CHF dengan EF≥40%. Pengaruh komorbid seperti hipertensi dan diabetes, penggunaan digoksin atau obat golongan angiotensin reseptor blocker hanya berpengaruh pada dimensi fisik pasien CHF (p<0,05).
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS TERHADAP KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI PADA OPERASI SECTIO CAESAREA Oktaviani, Fifin; Wahyono, Djoko; Yuniarti, Endang
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.156

Abstract

Infeksi nosokomial merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Pada tahun 2002 CDC memperkirakan angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit 1,7 juta orang dan sekitar 99.000 orang meninggal karena infeksi ini.Infeksi luka operasi (ILO) merupakan salah satu dari infeksi nosokomial mayoritas yang terjadi di rumah sakit. Penggunaan antibiotik profilaksis yang sesuai dapat mengurangi kejadian infeksi luka operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya angka kejadian infeksi luka operasi pada operasi sectio caesarea, mengetahui pola dan kesesuaian penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien sectio caesare adengan Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik (PPAB) 2011, American Society of Health System Pharmacist (ASHP) Therapeutic Guideline 2012, Drug Information Handbook 22ndEdition. Metoda penelitian menggunakan metoda cross sectional melalui penelusuran data secara retrospektif terhadap rekam medik pasien yang menjalani tindakan operasi sectio caesarea di salah satu rumah sakit BUMN Kepulauan Riau periode Maret 2014 – Februari 2015. Analisis data berupa deskripsi angka kejadian infeksi luka operasi, pola dan kesesuaian penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien sectio caesareadengan pedoman. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya angka kejadian ILO akibat tindakan sectio caesarea sebanyak 9 pasien (6,4%) dari jumlah total 140 pasien. Pola penggunaan antibiotik profilaksis menunjukkan bahwa penggunaan ceftriaxon sebanyak 55,7%, cefuroxim sebanyak 34,3%, kombinasi ceftriaxon dan metronidazol sebanyak 10%. Kesesuaian penggunaan antibiotik profilaksis menunjukkan bahwa rute dan interval pemberian sebesar 100% (140 pasien) sesuai dengan pedoman, sedangkan jenis obat yang digunakan, dosis, dan waktu pemberian masing-masing 34,3%, 65,7%, dan 72,9% yang sesuai dengan pedoman.
ANALISIS PENERAPAN E-PROCUREMENT OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASAR E-CATALOGUE DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH Sutriatmoko, Sutriatmoko; Satibi, Satibi; Puspandari, Diah Ayu
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.159

Abstract

Obat merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan, sehingga pemerintah berkewajiban menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat.Metode yang dilakukan Pemerintah adalah dengan menerapkan e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue.Kebijakan ini diharapkan mampu mewujudkan pengadaan obat yang efisien. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana variabel manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, dan hubungan dengan mitra kerja berpengaruh pada kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue, dan kinerja e-procurement obat berpengaruh pada efisiensi pengadaan obat. Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif analitik melalui survei cross sectional. Variabel penelitian terdiri dari manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, hubungan dengan mitra kerja, kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing, dan efisiensi pengadaan obat.Data diambil dengan metode survei menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Sampel penelitian yaitu apoteker yang terlibat dalam implementasi e-procurement obat di dinas kesehatan kabupaten/ kota di propinsi Jawa Tengah. Penelitian dilakukan bulan Januari sampai Februari 2015. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linear. Hasil penelitian menunjukan variabel manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, dan hubungan dengan mitra kerja baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue dengan nilai signifikansi 0,000.Kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue berpengaruh terhadap efisiensi pengadaan obat dengan nilai signifikasi 0,001.

Page 1 of 1 | Total Record : 10