cover
Contact Name
Drs. Agus Salim Lubis, M.Ag
Contact Email
lp2miain.padangsidimpuan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
fitrah@uinsyahada.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota padangsidimpuan,
Sumatera utara
INDONESIA
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
ISSN : 24426997     EISSN : 24602345     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2014)" : 9 Documents clear
STUDI TENTANG PERADILAN SESAT (rechterlijke dwaling) DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEMUDARNYA KEPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP HUKUM Al Amin Siregar, Rahmat Efendy
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.65 KB) | DOI: 10.24952/fitrah.v8i1.336

Abstract

Abstract: Finding the material truth is the purpose of proof in criminal procedural law . No provision restricting the evidence the trial court in an effort to seek and maintain the truth , either by the judge , the prosecutor , the defendant and counsel , all bound by the rules and procedures , as well as the assessment of evidence is determined by the law . Perverted justice happens indicate the legal apparatus has not been able to carry out its duties and responsibilities in a professional manner . Implications of justice perverted very detrimental to the innocent victims and make the people do not trust and respect the law.Keywords:, rechterlijke dwaling, supreme court Abstrak : Menemukan kebenaran materiil adalah tujuan pembuktian dalam hukum acara pidana. Tidak ada ketentuan yang membatasi bukti sidang pengadilan dalam upaya untuk mencari dan mempertahankan kebenaran, baik oleh hakim, jaksa, terdakwa dan penasihat, semua terikat oleh aturan dan prosedur, serta penilaian bukti ditentukan oleh hukum. Memutar balikkan keadilan terjadi mengindikasikan aparat hukum belum mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. Implikasi keadilan sesat sangat merugikan para korban tak berdosa dan membuat orang tidak percaya dan menghormati hukum.Kata Kunci : Peradilan Sesat,  Mahkamah Agung
EPISTEMOLOGI KEKUASAAN DALAM SISTEM POLITIK ISLAM Mulia Harahap, Sumper
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.986 KB) | DOI: 10.24952/fitrah.v8i1.337

Abstract

Abstract: The Concept of  the government has given a serious dialogue among Muslim thinkers and caused a variety of perceptions and not only in the theoretical, conceptual, but also entered the area of practical politics that they often bring discord and disunity among Muslims. In Islamic political thought, talking state and government by Islamic political theorists lead to two goals. First, to find the ideals of Islam on the country or establishing government (emphasizing the theoretical and formal aspects) is by trying answering the question "what kind of country is according to Islam?”. Second, to do the idealization of the Islamic perspective on the process of implementation of state or government (emphasizing practical aspects and substantial) is by trying answering the question "how are the contents of the state according to Islamic paradigm? If the first approach is based on the assumption, it means that Islam has a particular concept of state and government. The second approach is based on the assumption, it means that Islam does not carry a particular concept of the shape of a country or a government but only carry the basic principles in the form of ethical and moral values. The above explanation encourages scholars to continue to assess the Islamic political system that can regulate peoples lives and the state in accordance with the principles contains in the teachings of the quran -justice, consultation, equation – tradition (Sunnah), consensus and analogy. Because by nature, a man is a zoon politicon.Keywords: kekuasaan, politik Islam, Abstrak: Peraturan pemerintah telah memberikan dialog serius antara Cendikia Muslim dan menyebabkan berbagai persepsi dan tidak hanya di teoritis, konseptual, tetapi juga memasuki wilayah politik praktis yang sering membawa perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Dalam pemikiran politik Islam, berbicara negara dan pemerintahan oleh ahli teori politik Islam menyebabkan dua Tujuan. Pertama, untuk menemukan cita-cita Islam pada negara atau mendirikan pemerintah (menekankan aspek teoritis dan formal) adalah dengan mencoba menjawab pertanyaan "apa negara ini menurut Islam?". Kedua, untuk melakukan idealisasi dari perspektif Islam pada proses pelaksanaan negara atau pemerintah (menekankan aspek praktis dan substansial) adalah dengan mencoba menjawab pertanyaan "bagaimana isi negara menurut paradigma Islam? Jika pendekatan pertama didasarkan pada asumsi, itu berarti bahwa Islam memiliki konsep tertentu negara dan pemerintahan. Pendekatan kedua didasarkan pada asumsi, itu berarti bahwa Islam tidak membawa konsep tertentu dari bentuk sebuah negara atau pemerintahan, tetapi hanya membawa prinsip-prinsip dasar dalam bentuk nilai-nilai etika dan moral. Penjelasan di atas mendorong para sarjana untuk terus mengkaji sistem politik Islam yang bisa mengatur kehidupan masyarakat dan negara sesuai dengan prinsip-prinsip mengandung dalam ajaran Alquran -justice, konsultasi, persamaan - tradisi (Sunnah), konsensus dan analogi. Karena dengan alam, manusia adalah zoon politicon.Kata Kunci: kekuasaan, politik Islam
I’JAZ AL-QUR’AN IN THE VIEWS OF AL-ZAMAKHSYARI AND SAYYID QUTHB FUTUROLOGI PENDIDIKAN ISLAM Asfiati, Asfiati
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.952 KB) | DOI: 10.24952/fitrah.v8i1.342

Abstract

Abstract: Islamic education never stops in arranging themselves towards change and development in accordance with the times. For that Islamic education find a new paradigm through reactive and defensive nature of the answer and defend the truth. In this case Islamic education should be able to make the concept and contains the basic values of the strategic and proactive and anticipatory, precedes the development of problems that will appear in the future, should also be able to defend the basic values true and is believed to be maintained and developed. Basic values embodied in the Quran and Sunnah and able to develop primordial testimony to the community and nation come about through education that serve as the media in educating the nations children. The values of sound policies will not be timeless and age so that they can be instrumental in achieving success though many Islamic educational futurology found social issues, politics, education and the impact of globalization and the discovery of the true identity of the nation.Keywords: Ijaz Quran, Sayyid Qutb, Futurology Education Abstrak: Pendidikan Islam tidak pernah berhenti dalam mengatur diri sendiri terhadap perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk itu pendidikan Islam menemukan paradigma baru melalui alam yang reaktif dan defensif dari jawaban dan membela kebenaran. Dalam hal ini pendidikan Islam harus mampu membuat konsep dan mengandung nilai-nilai dasar strategis dan proaktif dan antisipatif, mendahului perkembangan masalah yang akan muncul di masa depan, juga harus mampu mempertahankan nilai-nilai dasar yang benar dan diyakini dipertahankan dan dikembangkan. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah dan mampu mengembangkan kesaksian primordial kepada masyarakat dan bangsa muncul melalui pendidikan yang berfungsi sebagai media dalam mendidik anak-anak bangsa. Nilai-nilai kebijakan yang baik tidak akan lekang oleh waktu dan usia sehingga mereka dapat berperan dalam mencapai kesuksesan meskipun banyak futurolog pendidikan Islam ditemukan masalah-masalah sosial, politik, pendidikan dan dampak globalisasi dan penemuan identitas bangsa.Kata kunci : I’jaz Al-Qur’an, Sayyid Quthb, Futurologi Pendidikan
BIMBINGAN KONSELING ISLAM BAGI PERILAKU MENYIMPANG Daulay, Maslina
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.001 KB) | DOI: 10.24952/fitrah.v8i1.338

Abstract

Abstract: Counseling Islam is an attempt to give aid to someone who is having trouble physically and spiritually in performing the duties of his life by using an approach that is both mental spiritual religion. To resolve the difficulties faced by a person, counseling Islam passed the approach are: Al-Hikmah, Al-Mauizhoh, Mujadalah. Deviant behavior are all actions that deviate from the norm in the social system and lead to the efforts of those in charge of the system to correct deviant behavior. As for the category of behavior menyimpangdiantaranya: Mental Backwardness, psychoneurosis, Sexual Disorders. Keywords : Islamic counseling, Behavior, Deviant Abstrak: Konseling Islam adalah upaya untuk memberikan bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan secara fisik dan rohani dalam melakukan tugas-tugas hidupnya dengan menggunakan pendekatan yang bersifat agama spiritual mental. Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh seseorang, konseling Islam melewati pendekatan ini adalah: Al-Hikmah, Al-Mauizah, Mujadilah. Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma dalam sistem sosial dan mengarah pada upaya mereka yang bertanggung jawab dari sistem untuk memperbaiki perilaku menyimpang. Adapun kategori perilaku menyimpang diantaranya: Mental Keterbelakangan, psikoneurosis, Gangguan Seksual. Kata Kunci: konseling Islam, Prilaku, Manyimpang
PEMBAGIAN HARTA WARISAN BERDASARKAN KESEPAKATAN MENURURT AL-QUR`AN DAN AS-SUNNAH Siregar, Fatahuddin Aziz
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.717 KB) | DOI: 10.24952/fitrah.v8i1.343

Abstract

Abstract: Muhammad Ali As-Sabuni as to say that the ownership of property by way of inheritance is one of the most important causes of ownership. And is becoming an undeniable fact that the birth was presented in texts are detailed, systematic, concrete and realistic. Sometimes, in the beginning, wahyu First inheritance provisions like responsive, he replied, and gave credence to the legal problem. However, the further emergence of the rule of inheritance is to fill the needs of Islamic law as the construction of teaching. Technical terms used Alqur`an lot of which indicate that the inheritance rules are rigid and compulsory law is accepted for what it is, no need to be explored further, and stay conducted only in accordance with the will of the text. State like fate, mafruda, farradna are some of them. While they were empirically spread phenomenon in Muslim communities that widened the eyes of many people that turns the rules of inheritance are not used effectively when the distribution of inheritance. Among Muslims, - not the least of which is known as the Islamic leaders, avoid Faraid by hilah law (juridical fiction), which is intentionally distributing wealth to their children. Division without distinction between men and women is considered more equitable, even if I have a daughter given portion of the more part, the most important thing a family can measure yourself justice division in accordance with its own condition.Keywords: Inheritance, agreement, al-Quran and as-Sunnah Abstrak: Muhammad Ali As-Sabuni dengan mengatakan bahwa kepemilikan properti dengan cara warisan adalah salah satu penyebab paling penting dari kepemilikan. Dan menjadi sebuah fakta yang tak terbantahkan bahwa kelahiran disajikan dalam teks-teks yang rinci, sistematis, beton dan realistis. Kadang-kadang, pada awalnya, diwahyukan- ketentuan warisan -Pertama bersifat responsif, dia menjawab, dan memberi kepercayaan kepada masalah hukum. Namun, munculnya lebih lanjut dari aturan warisan adalah untuk mengisi kebutuhan hukum Islam sebagai pembangunan mengajar. Istilah teknis yang digunakan Alqur`an banyak yang menunjukkan bahwa aturan warisan yang hukum yang kaku dan wajib diterima apa adanya, tidak perlu dieksplorasi lebih lanjut, dan tetap dilakukan hanya sesuai dengan kehendak teks. Lafaz seperti takdir, Maruda, farradna adalah beberapa dari mereka. Sementara mereka secara empiris tersebar fenomena di masyarakat Muslim yang melebar mata banyak orang yang mengubah aturan warisan tidak digunakan secara efektif ketika pembagian warisan. Kalangan umat Islam, - tidak sedikit yang dikenal sebagai pemimpin Islam, menghindari istilah faraid oleh hukum hilah (fiksi yuridis), yang sengaja mendistribusikan kekayaan kepada anak-anak mereka. Divisi tanpa membedakan antara laki-laki dan perempuan dianggap lebih adil, bahkan jika saya memiliki seorang putri yang diberikan porsi yang lebih bagian, hal yang paling penting keluarga dapat mengukur diri divisi keadilan sesuai dengan kondisi sendiriKata kunci : harta warisan, kesepakatan, al-qur`an dan as-sunnah
PENDIDIKAN DALAM KONSEP ISLAM Syafrida Siregar, Lis Yulianti
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.165 KB) | DOI: 10.24952/fitrah.v8i1.344

Abstract

Abstract: Islam is a religion, and is also as a system of culture which gives sign that education is important. The purpose of education is not permanent and static. The purpose of education in globally are to make personality of someone become a good person or in Islam is said InsanKamil. The characteristic of InsanKamil is change of attitude and behavior suitable with indication of Islam. Education of Islam is there as long as life in the earth, so the last purpose of education is found in the life until the end of the life.Keywords: Islam, Education, Attitude and Behavior  Abstrak: Islam adalah suatu agama, dan juga sebagai sebuah sistem budaya yang memberi tanda bahwa pendidikan itu penting. Tujuan pendidikan tidak bersifat tetap dan statis. Tujuan pendidikan di seluruh dunia yang membuat kepribadian seseorang menjadi orang yang baik atau dalam Islam dikatakan Insan Kamil. Karakteristik Insan Kamil adalah perubahan sikap dan perilaku yang sesuai dengan indikasi Islam. Pendidikan Islam yang ada selama hidup di bumi, sehingga tujuan terakhir dari pendidikan ditemukan dalam kehidupan sampai akhir hidup. Kata Kunci: Islam, Pendidikan, Sikap dan Perilaku
PERBEDAAN PENETAPAN IDUL ADHA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAKSANAAN KURBAN Sulfinadia, Hamda
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.703 KB) | DOI: 10.24952/fitrah.v8i1.335

Abstract

Abstract:  Differences Idul Fitri and Idul Adha has several times occurred in Indonesia, the latest is Idul Adha 1435 H (2014) ago. Actually, the issue is what are the criteria that indicates the month it is a new month so that people can know about it. Rukyah al-hilal, or inkanur Rukyat reckoning early qamariyah is used to determine how at the turn of a new month-to-month old. The difference in the determination of the beginning of Ramadan and the feast is actually happening between organizations and government (in this case the Ministry of Religious Affairs). The question that arises is who has the right of authority in determining the start of Ramadan and Hari Raya in Indonesia? Regardless of the method of determination which they are used, whether through rukyat al-hilal, reckoning or both combined, a clear difference of opinion is a negative influence on society. Sometimes people were confused, choose which opinion. Even if one of the opinions they choose, they assume that the most correct opinion and the other opinion is wrong. Diambilpun option would be related to the validity of a series of worship, such as Eid al-Adha with religious sacrifice. However, the Government of Indonesia mengkompanyekan that these differences should not become an issue, depending on the confidence and stability of each as well as promote tolerance of difference. Keywords: Difference, Eid al-Adha and Sacrifice Abstrak: Perbedaan Idul Fitri dan Idul Adha sudah beberapa kali terjadi di Indonesia, yang terbaru adalah Idul Adha 1435 H (2014) yang lalu. Sebenarnya, isu ini adalah apa kriteria yang menunjukkan bulan itu adalah bulan baru sehingga orang bisa tahu tentang hal tersebut. Rukyah al-hilal, atau hisab Qomariyah imkanur rukyat merupakan awal tahun yang digunakan untuk menentukan bagaimana pergantian akhir bulan kepada awal bulan. Perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan dan hari raya yang sebenarnya terjadi antara organisasi dan pemerintah (dalam hal ini Departemen Agama). Pertanyaan yang muncul adalah siapa yang memiliki hak otoritas dalam menentukan awal Ramadhan dan Hari Raya di Indonesia?. Terlepas dari metode penentuan yang mereka digunakan, baik melalui rukyat al-hilal, hisab atau keduanya dipadukan, perbedaan yang jelas dari masyarakat  adalah pengaruh negatif atas isu yang berbeda pada masyarakat. Kadang-kadang masyarakat bingung mau pilih yang opini yang mana?. Bahkan jika salah satu dari pendapat mereka pilih, mereka menganggap bahwa pendapat mereka yang paling benar dan pendapat lain adalah salah. Pilihan yang diambilkan akan berhubungan dengan keabsahan dari serangkaian ibadah, seperti Idul Adha dengan hari raya Kurban. Namun, Pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa perbedaan ini seharusnya tidak menjadi masalah, tergantung pada kepercayaan dan stabilitas masing-masing serta mempromosikan toleransi perbedaan. Kta Kunci: Perbedaan, Idul Adha dan Qurban
MENGUPAS ISRAILLIAT DALAM TAFSIR AL-QUR’AN HASIAH, HASIAH
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.247 KB) | DOI: 10.24952/fitrah.v8i1.341

Abstract

Abstract: Israilliat existence in the interpretation of the Koran is a reality that can not be denied either since tadwin period and until now. The majority of history Israilliat raised by Jews and Christians are not known for certain purpose periwayatannya, whether Islamic or otherwise support the existence. Therefore this Israilliat history certainly noteworthy presence by doing research on Israilliat narration.Keywords  : Israiliat, Tafsir, Al-Qur?an. Abstrak : Israilliat keberadaan dalam penafsiran al-Qur'an adalah realitas yang tidak bisa dipungkiri baik sejak periode tadwin dan sampai sekarang. Sebagian sejarah Israiliyat yang diajukan oleh orang-orang Yahudi dan Kristen tidak dikenal untuk periwayatan tujuan tertentu, apakah Islam atau mendukung keberadaan. Oleh karena itu sejarah Israilliat ini tentu penting kehadiran dengan melakukan penelitian tentang Israilliat narasi.Kata Kunci : Israiliat, Tafsir, Al-Qur?an.
MAKNA DAN URGENSI PENDIDIKAN KARAKTEER Hasibuan, Muslim
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.93 KB) | DOI: 10.24952/fitrah.v8i1.339

Abstract

AbstractCharacter is the basic capital to build a high level of civilization, build a high civilization which is the education of noble character. Character education can be defined as a process of internalization main qualities into the child so that she can grow and develop into an adult human in accordance with the values of religion and culture. The establishment of an Islamic human character must be sourced from al-Quran?n as basic grip, and the Hadith of the Prophet as an explanatory / interpreter, and al-Ijtihad as human sight is not out of the essence of the Koran and the Hadith of the Prophet. Islamic teachings on character education is not just a theory, but the figure of the Prophet Muhammad appeared as an example (uswah hasanah) or paragon in the values of the noble character. Urgency national character building is the last bastion against the effects of globalization which is a non-physical force (soft power). Human resources pengetatahun only master the science and technology without having a moral conscience fortified with noble character would endanger the survival of the nation. Keywords: Education, and character  AbstrakKarakter adalah modal dasar membangun peradaban tingkat tinggi, membangun peradaban tinggi yang berkarakter mulia adalah dengan pendidikan. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai suatu proses internalisasi sifat-sifat utama ke dalam diri anak sehingga ia dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa sesuai dengan nilai-nilai agam dan budaya. Pembentukan manusia berkarakter yang Islami harus bersumber dari al-Qur??n sebagai pokok pegangan, dan Hadis Nabi saw sebagai penjelas/penafsir, dan al-Ijtihad sebagai pandangan manusia yang tidak keluar dari esensi al-Qur??n dan Hadis Nabi saw. Ajaran Islam tentang pendidikan karakter bukan hanya sekedar teori, tetapi figur Nabi Muhammad saw tampil sebagai contoh (uswah hasanah) atau suri teladan dalam menginternalisasi nilai-nilai karakter mulia tersebut. Urgensi pembangunan karakter bangsa merupakan benteng terakhir terhadap pengaruh globalisasi yang merupakan kekuatan non fisik (soft power). Sumber daya manusia yang hanya menguasai ilmu pengetatahun dan teknologi tanpa memiliki kesadaran moral yang dibentengi dengan karakter mulia akan membahayakan keberlangsungan hidup bangsa dan negara. Kata Kunci: Pendidikan, dan karakter

Page 1 of 1 | Total Record : 9