cover
Contact Name
Faradila Hasan
Contact Email
Faradila Hasan
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.alsyirah@iain-manado.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah
ISSN : 16934202     EISSN : 25280368     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah, with registered number ISSN 1693-4202 (Print), ISSN 2528-0368 (Online) is a peer-reviewed journal published twice a year in June and December by Faculty of Sharia, State Islamic Institute of Religious Affairs (IAIN) Manado. Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah is a Communication Media between Sharia and Law Scholars (Law, Islamic Law, Sharia Economic Law and Social Society). Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah invites enthusiasts and experts in Islamic Law and Legal Sciences to write or disseminate research results relating to Sharia and Law issues.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 2 (2011)" : 8 Documents clear
PENENTUAN AWAL WAKTU SHALAT Frangky Suleman
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.585 KB) | DOI: 10.30984/as.v9i2.31

Abstract

Awal waktu shalat merupakan perhitungan yang ditetapkan dengan berdasarkan garis edar matahari atau penelitian posisi matahari terhadap bumi, oleh karena itu menghitung awal waktu shalat adalah menghitung kapan matahari akan menempati posisi tertentu yang sekaligus menjadi penunjuk waktu shalat, yaitu pada saat tergelincir, saat membuat bayang-bayang sama panjang dengan bendanya, saat terbenam, saat hilangnya mega merah, saat terbitnya fajar dan saat terbitnya matahari.
IJTIHAD EKSKLUSIF; Telaah Atas Pola Ijtihad 3 Ormas Islam di Indonesia Ahmad Rajafi
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.939 KB) | DOI: 10.30984/as.v9i2.27

Abstract

Indonesia adalah negara demokrasi yang mayoritas masyarakatnya muslim. Sejak pasca kemerdekaan hingga saat ini, elit-elit Islam Indonesia sering kali mengedepankan khilafiyyah yang meruncing kepada perpecahan. Idealnya, umat Islam di Indonesia harus terbiasa dengan perbedaan dan bersatu di atas pondasi indahnya perbedaan. Akan tetapi yang menjadi masalah adalah, munculnya eksklusifisme berfatwa dari ormas-ormas Islam yang kemudian melahirkan kegerahan di akar rumput. Dalam hal ini, kalangan elit mungkin sudah terbiasa dengan perbedaan, namun akar rumput belum siap dengan hal di atas. Kasus rokok misalnya, yang menjadi polemik berkepanjangan karena 3 ormas Islam saling berbeda isi fatwanya. Oleh karenanya, apakah ijtihad eksklusif seperti yang penulis maksudkan di atas merupakan sebuah kemaslahatan ataukah merupakan kemudharatan? Benarkah umat Islam Indonesia sudah tidak bisa lagi bersatu untuk mendiskusikan perbedaan? Dan pola apakah yang dapat menjadi alternatif untuk menyatukan kembali umat Islam Indonesia?
STUDI KRITIS KHI TENTANG PERNIKAHAN Djamila Usup
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.471 KB) | DOI: 10.30984/as.v9i2.28

Abstract

Studi kritis KHI mangaku kepada sumber hukum utamanya yakni al-Qur’an, Sunnah dan Ijma”. Dalam konsep tentang pernikahan itu banyak dilandasi oleh beberapa pendapat para ulama fiqh, dan para pemikir-pemikir yang mengikuti perkembangan pemikiran ahlul fiqh. KHI menjadi pelaksana bagi peraturan perundang-undangan terutama yang berkenaan dengan keberlakuan hukum Islam (bagi orang Islam) di bidangn perkawinan sebagaimana diatur dalam ketentuan UU No. 1 Thn 1974 psl 2 ayat 1. KHI juga mengakomodasi berbagai pandangan Fuqaha, bersumber pada ajaran Islam, sehingga kedua hal tsb. Dijadikan sebgai landasan yuridi dan Fungsional dalam setiap dasar penyususnan konsep KHI.
PROSPEK DAN PROYEKSI PENGEMBANGAN PEMIKIRAN HUKUM ISLAM Muhammad Kasim
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.909 KB) | DOI: 10.30984/as.v9i2.29

Abstract

Hukum Islam sebagai bagian integral dari ajaran Islam tidak dapat dipisahkan dari kerangka pokok agama (al-din) Islam itu sendiri. Di dalam kehidupan bermasyarakat Islam, norma atau kaedah yang terkandung di dalam agama Islam diimplementasikan dalam bentuk aturan pokok yang disebut syariat Islam (Islamic Law). Allah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan syariahk, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara. Syariah juga wajib dilaksanakan baik sebagai agama maupun sebagai pranata sosial.[1] Pada dasarnya syariah antara lain terdiri dari norma-norma yang harus dilaksanakan berdasarkan kesadaran, apabila terjadi pelanggaran maka harus dilaksanakan cara menegakkannya dengan bantuan alat penyelenggara negara. Dengan kata lain syariah dapat dinyatakan terdiri dari, moral dan norma hukum. Syariah pada dasarnya belum berupa aturan yang tersusun secara sistematis dan siap untuk diterapkan dalam masyarakat yang memiliki sistem sosial yang berbeda-beda dan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu.Untuk mewujudkan syariah dalam sistem dan pranata sosial masyarakat diperlukan ijtihad dengan penggunaan penalaran dari para ulama dan para qadhi yang hasilnya tersusun secara sistematis di dalam fikih Islam. Di samping itu fikih Islam (Islamic Yurisprudence) sebagai hasil penalaran, pemahaman dan pengembangan ahli hukum Islam terhadap syariah, senantiasa berkembang menurut perkembangan masyarakat, waktu dan tempat dimana masyarakat Islam tersebut berada.[1]Lihat Qs. An-Nisa ayat 58, al-A’raf 153 dan al-Maidah 44-49 [2]Lihat Taufiq, Transformasi Hukum Islam ke dalam Legislasi Nasional” dalam Orientasi KHI, di Palembang, h. 25-27 
Wawasan Hadis Tentang Tasamuh (Toleransi) (Suatu Kajian Hadis Tematik) Muhammad Sabir
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.394 KB) | DOI: 10.30984/as.v9i2.25

Abstract

Term tasamuh sering dipadankan dengan term toleransi yang telah menjadi istilah mutakhir bagi hubungan antara dua pihak yang berbeda secara idiologi maupun konsep. Term tasamuh dan toleransi berbeda secara substantif dan terminologis tetapi hal tersebut tetap didekatkan penggunaannya dalam konteks agama, sosial budaya dan politik sebagai implikasi dari perbauran budaya yang tidak dapat dihindari dewasa ini.
SISTEM OPERASI BANK SYARIAH DAN PENYAJIAN DALAM AKUNTANSI SYARIAH Ridwan Ridwan
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.35 KB) | DOI: 10.30984/as.v9i2.30

Abstract

Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga yang berdasarkan asas-asas kemitraan, keadilan, transparan, dan universal yang di implementasikan dalam bentuk pelarangan riba dalam berbagai bentuknya dimana usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang operasinya tidak hanya berlaku untuk orang islam saja tetapi juga untuk seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan prinsip syariah.Bank syariah bertujuan mengadakan kegiatan ekonomi ummat secara Islam, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan perbankan agar terhindar dari praktek-praktek yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat.Hubungan ekonomi berdasarkan islam ditentukan oleh hubungan akad yang terdiri dari lima konsep dasar akad. Bersumber dari kelima konsep dasar inilah dapat ditemukan produk-produk lembaga keuangan bank syariah. Kelima konsep tersebut adalah (1) system simpanan, (2) bagi hasil, (3) margin keuntungan atau jual beli, (4) sewa, (5) fee/jasa. Dana yang dihimpun melalui produk penghimpunan dana yang terdiri dari prinsip wadi’ah dan prinsip mudharabah, sedangkan dana disalurkan melalui produk yang terdiri murabahah, bai’As-salam, al-istishnana, musyarakah.Penyajian dalam laporan akuntansi bank syariah telah diatur dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI), yang salah satu penyajiannnya adalah Laporan keuangan yang menggambarkan fungsi bank islam sebagai investor serta hak dan kewajibannya
SISTEM EKONOMI ISLAM (Studi Atas Pemikiran Imam al-Ghazali) Yusno Abdullah Otta
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.379 KB) | DOI: 10.30984/as.v9i2.26

Abstract

Tulisan ini mendiskusikan pemikiran ekonomi Imam al-Ghazali yang lebih dikenal sebagai Sufi, filosof, ahli Kalam. Meskipun tidak secara rinci menjelaskan sistem ekonomi secara lugas, namun pandangan ekonomi al-Ghazali dapat dijadikan dasar dan prinsip dalam mengembangkan teori-teori ekonomi Islam. Penjelasan al-Ghazali tentang ekonomi memberikan prediksi perkembangan ekonomi dunia pada era berikutnya. Al-Ghazali telah meletakkan dasar-dasar dan landasan yang baku dan fundamental dari masalah ekonomi dan permasalahannya dengan tetap merujuk kepada dua warisan dari Rasulullah saw. Meskipun, permasalahan ekonomi pada masa itu belum sekompleks masa sekarang.Para sarjana Muslim, khususnya al-Ghazali yang dipandang sebagai tokoh tasawuf, sebelum abad ke-15 telah menyajikan dan memprediksi perkembangan ekonomi dunia pada era berikutnya. Ini terlihat dari pemikiran mereka yang telah meletakkan dasar-dasar dan landasan yang baku dan fundamental dari masalah ekonomi dan permasalahannya dengan merujuk kepada dua warisan dari Rasulullah. Walaupun pada masa itu, permasalahan dan masalah ekonomi belum sekompleks sekarang ini. Hanya sedikit pemikir Muslim generasi berikutnya yang mengembangkan pemikiran ekonomi al-Ghazali tersebut. Para pemikir tersebut, di antaranya Ibn Khaldun dan Ibn Taimiyyah. Sementara pemikir Barat yang melakukan hal itu adalah Leonard Lessius yang mengembangkan sedikit variabel-variabel penting yang belum disentuh oleh al-Ghazali, seperti biaya produksi, resiko kerusakan barang dalam pengiriman, dan beberapa masalah transportasi yang menjadi penghambat.
URGENSI KE-IQAH-AN PERAWI HADIS DALAM SANAD Muhammad Imran
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.72 KB) | DOI: 10.30984/as.v9i2.22

Abstract

Hadis merupakan sumber utama syari’at Islam setelah al-Qur’an, namun keduanya terdapat perbedaan yang signifikan dalam proses periwayatan dan kehujjahannya. Al-Qur’an bersifat pasti (qa¯’³ al-wur­d), sementara hadis sebagian bersifat pasti dan sebagian yang lain diperkirakan bersumber dari Nabi (§ann³ al-wur­d). Dalam menentukan kesahihan sebuah hadis, maka penelitian ke-£iqah-an perawi hadis menjadi sangat penting tanpa menafikan aspek ketersambungan sanad dan kesahihan matan hadis. Maka kajian ke-£iqah-an perawi dan sanad hadis menjadi bagian terpenting dan tidak dapat dipisahkan dalam kajian ul­m al-¥ad³£ sebagai disiplin ilmu.

Page 1 of 1 | Total Record : 8