cover
Contact Name
Argyo Demartoto
Contact Email
jas@mail.uns.ac.id
Phone
+62271637277
Journal Mail Official
jas@mail.uns.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.uns.ac.id/jas/about/editorialTeam
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Analisa Sosiologi
ISSN : 23387572     EISSN : 26150778     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Analisa Sosiologi (JAS) diterbitkan per semester pada bulan April dan Oktober oleh Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan ISSN : 2338 - 7572 (Print) dan ISSN: 2615-0778 (Online). JAS berdasarkan kutipan dan keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor: 21/E/KPT/2018, tanggal 9 Juli 2018 tentang hasil akreditasi jurnal ilmiah periode 1 tahun 2018, telah terakreditasi Peringkat 4 yang berlaku 5 Tahun, yaitu Volume 5 Nomor 1 tahun 2016 sampai Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020. JAS memfokuskan diri pada hasil penelitian terkait isu-isu sosial-kontemporer di Indonesia, khususnya yang berkenaan dengan perkembangan masyarakat dari berbagai aspek. Selain itu, JAS juga menerima artikel yang bersumber pada telaah pustaka terkait dengan upaya pengembangan teori-teori sosiologi. Informasi mengenai JAS juga bisa diperoleh melalui media sosial.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 2 (2020)" : 10 Documents clear
BUDAYA KONSUMERISME PETANI PERKOTAAN: STUDI GAYA HIDUP PETANI DI KELURAHAN JERUK, LAKARSANTRI, SURABAYA Oktafia Mustika Rani; Medhy Aginta Hidayat
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i2.44359

Abstract

Even though urban farmers in Jeruk Village, Lakarsantri, Surabaya live on the threshold of the poverty line, they show a consumptive lifestyle. This study examines the practices of consumerism culture carried out by urban farmers in Jeruk Village, Lakarsantri, Surabaya. This study uses a qualitative research method with a case study approach. Informants were selected based on a purposive sampling technique. Data were collected using documentation, observation, and in-depth interviews. The data analysis was guided by Jean Baudrillard’s theory of consumer society. The results of this study indicate that the practices of consumerism culture is driven by the level of income, level of education, lifestyle and taste, and the self-concept of meeting the needs of life. This study also found three main indicators that the practices of consumerism culture: a high taste in clothing, a large need for basic necessities shopping, and a high taste of valuable symbol of social status. This study also found that low income did not cause urban farmers to stop fulfilling the secondary and tertiary needs. In fact, urban farmers continue to carry out consumptive behaviors that tend to be disproportionate to their low income levels.Keywords: Consumerism Culture, Lifestyle, Quasi-Consumerism, Urban Farmers AbstrakMeskipun hidup di ambang garis kemiskinan, sejumlah petani perkotaan di Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, menunjukkan gaya hidup yang cenderung konsumtif. Penelitian ini bertujuan menjelaskan praktik budaya konsumerisme yang dilakukan oleh para petani perkotaan di Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Sumber data dikumpulkan melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara-mendalam. Analisis data dipandu oleh teori yang dipilih, yakni teori masyarakat konsumer Jean Baudrillard. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik budaya konsumerisme petani perkotaan didorong oleh sejumlah faktor, diantaranya adalah tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, gaya hidup dan selera, serta konsep diri terhadap pemenuhan kebutuhan hidup. Penelitian ini juga menemukan tiga indikator utama telah berlangsungnya praktik budaya konsumerisme di kalangan petani perkotaan, yakni selera yang cukup tinggi dalam membeli pakaian, selera yang cukup besar dalam berbelanja barang-barang kebutuhan pokok, serta selera dan kepemilikan yang cukup tinggi atas barang berharga sebagai simbol status sosial. Penelitian ini menggarisbawahi bahwa pendapatan yang rendah tidak menyebabkan petani perkotaan berhenti memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier. Bahkan, petani perkotaan dalam penelitian ini tetap melakukan aktivitas konsumsi dalam jumlah yang cukup besar dan cenderung tidak sebanding dengan tingkat penghasilan mereka yang rendah.Kata Kunci : Budaya Konsumerisme, Gaya Hidup, Kuasi-Konsumerisme, Petani Perkotaan
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WISATA PANTAI KENJERAN SURABAYA DAN KONFLIK NELAYAN Amal Taufiq; Siti Azizah
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i2.40072

Abstract

The focus of this research is the conflict that occurred between the the fishermen of Tambak Wedi Kenjeran Surabaya and PT PP Properti Suramadu, which represents the Surabaya city government as a result of government policies in developing the Kenjeran Beach tourism area, especially in the cable car development plan. This study used a qualitative approach, so that in the data mining technique the researcher used the method of observation, in-depth interviews, and documentation. From the research results, it was found that the Kenjeran beach tourism development policy carried out by the Surabaya City Government was in accordance with the natural and socio-cultural potential of the local community, but the impact of this policy was a conflict which in Ralf Dahrendorf's perspective there were three groups involved in the conflict. namely quasi groups, interest groups and conflict groups. The conflict started because of the demolition of a fishing post which had been used to monitor boats, three posts were dismantled, a fishing post for cumi-cumi group, kakap merah group and dorang groups, due to massive protests from fishermen until finally there was mediation by the Surabaya legislative, finally a fishing post was built. reset at the same location.Keywords: Tourism Area Development, Government Policy, Fishermen AbstrakFokus dalam penelitian adalah konflik yang terjadi antara nelayan Tambak Wedi kecamatan Kenjeran Surabaya dengan PT PP Properti Suramadu yang mewakili pemeritah kota Surabaya sebagai dampak dari kebijakan pemerintah dalam  pengembangan kawasan wisata Pantai Kenjeran terutama dalam rencana pembangunan Kereta Gantung. Penelitian ini  menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga dalam teknik penggalian data peneliti menggunakan metode observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kebijakan pengembangan kawasan wisata pantai Kenjeran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya sesuai dengan potensi alam dan sosial budaya masyarakat setempat, namun dampak dari kebijakan itu terjadi konflik yang dalamk persepektif Ralf Dahrendorf ada tiga kelompok yang terlibat dalam konfik itu. yaitu kelompok semu, kelompok kepetingan dan kelompok komflik. Konflik dimulai karena adanya pembongkaran pos nelayan yang selama ini digunakan untuk memantau perahu, ada tiga pos yang dibongkar, pos nelayan kelompok cumi-cumi, kakap merah dan dorang, karena protes masif dari nelayan hingga akhirnya ada mediasi oleh DPRD Surabaya, akhirnya pos nelayan dibangun ulang di lokasi yang sama.Kata Kunci : Wisata Pantai; Kebijakan Pemkot;  Nelayan
KOTA FESTIVAL DAN SKEMA KEBIJAKAN WISATA KOTA DI SURAKARTA Akhmad Ramdhon; Heru Nugroho; Arie Sujito
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i2.43788

Abstract

Tourism in Surakarta has a long dynamic in the attempt of contributing to the city development agenda. Based on tourism economic policy with MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) tourism strategy, city tourism is supported with cultural festival. A series of festival agendas is used to promote city and MICE tourism as the city governance attempt as the part of tourism development in decentralization era.  This study explained art and cultural festival to support city tourism and its effect on the attempt of activating the economic. Primary data was collected with etnografi approach to a variety of city festival agendas, result of observation, in-depth interview, some related documents were review and analyzed. The result of research, Surakarta tourism policy along with cultural festival series becomes a cultural event supporting the tourist destination experiencing revitalization effort as well. The Spirit of Java becomes a policy node to support public participation in various festivals designed in regular event calendar. Tradition and history-based festival was recycled into creative works along with public enthusiasm in the platforms worked on grandiosely. The tourist visit rate affects the city’s economy and infrastructural development scheme, becoming the long-term city policy. Surakarta transforms gradually into new spaces to tourism industry with big challenge to ensure the preservation of city tradition, and conservation of culture. Keywords: City, Desentralization, City Tourism, Festival City AbstrakPariwisata di Kota Surakarta mempunyai dinamika yang panjang dalam upaya untuk berkontribusi pada agenda pembangunan kota. Berbasis kebijakan ekonomi wisata dengan strategi pengembangan wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) pariwisata kota yang ditopang festival budaya. Rangkaian  agenda festival  untuk mempromosikan kota dan wisata MICE sebagai upaya tata kelola kota sebagai bagian dari perkembangan pariwisata diera desentralisasi.  Studi ini menjelaskan festival seni budaya untuk menopang pariwisata kota dan dampaknya bagi upaya menggerakkan roda ekonomi.  Data primer diambil lewat pendekatan etnografis atas berbagai agenda festival kota, hasil observasi, in-depth interview, dan beberapa dokumen terkait direview dan dianalisis.  Hasil dari studi ini, kebijakan pariwisata Surakarta dengan rangkaian festival budaya menjadi event budaya sekaligus menopang destinasi wisata yang juga mengalami upaya revitalisasi. The Spirit of Java menjadi simpul kebijakan untuk mendorong keterlibatan publik dalam berbagai festival yang dirancang dalam kalender event reguler. Festival dengan basis tradisi dan sejarah yang didaur ulang kembali menjadi kerja-kerja kreatif bersama antusiasme publik di panggung-panggung yang digarap dengan megah.  Angka kunjungan wisatawan menjadi dampak bagi ekonomi kota dan skema pengembangan infrastruktur menjadi skema kebijakan kota jangka panjang. Kota Surakarta bertahap bertransformasi menjadi ruang-ruang baru bagi industri wisata dengan tantangan besar untuk memastikan kelestarian tradisi, dan budaya kota tetap terjaga dengan baik.Kata kunci : Kota, Desentralisasi, Wisata Kota, Kota Festival
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PAVING BLOCK DI “UD. WONG CILIK” DESA JETIS, KECAMATAN KEMANGKON, KABUPATEN PURBALINGGA Alifan Nurin Anamti Dieningrum; Muslihudin Muslihudin; Edy Suyanto
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i2.44430

Abstract

Participation is someone's participation in the development process either in the form of statements or in the form of activities by providing input on thoughts, energy, time, expertise, capital and material. This utilization is carried out so that the plastik waste produced can become goods that are more valuable. This study aims to determine community participation in the use of plastik waste into paving blocks at "UD. Wong Cilik ”Jetis Village, Kemangkon District, Purbalingga Regency. This study used descriptive qualitative method. Research data collection techniques are in-depth interviews, observation, namely non-participatory observation, and documentation. The research location was conducted in Jetis Village, Kemangkon District, Purbalingga Regency. The technique of taking informants was purposive sampling. The data analysis technique in this study used an interactive analysis model of Milles and Habberman. The results of this study indicate that the use of plastik waste into paving blocks builds participation. The form of participation from residents is in the form of goods, namely giving plastik waste to "UD. Wong Cilik” voluntarily. The form of participation from government agencies, namely the Environmental Agency provides in the form of goods and thoughts and the UKM Service (small and medium enterprises) provides in the form of thoughts. While the form of participation from the Jetis Village Government is money and thoughts. Factors that influence the motivating factor for citizens to participate in donating waste and the inhibiting factor are the lack of socialization regarding the existence of the "UD. Wong Cilik ”and each person has a different perspective.Keywords: Participation; Utilization; WasteAbstrakPartisipasi merupakan peran serta seseorang dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan atau bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan materi. Nilai-nilai yang  dikandungnya  bisa  dijadikan acuan mempunyai  peran  penting  dalam menciptakan  kondisi  lingkungan. Lingkungan pun  bisa  dijaga  atau  dikembalikan fungsinya melalui partisipasi masyarakat. Pemanfaatan ini dilakukan agar sampah plastik yang dihasilkan dapat menjadi barang yang lebih bernilai jual. Penelitian ini tujuannya yaitu untuk mengetahui partisipasi masyarakat pada pemanfaatan sampah plastik menjadi paving block di “UD. Wong Cilik” Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian yaitu wawancara mendalam, observasi yaitu observasi non partisipatif, dan dokumentasi. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Teknik pengambilan informan dengan purposive sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif model Milles dan Habberman. Hasil penelitian ini bahwa pemanfaatan sampah plastik menjadi paving block membangun sebuah partisipasi. Partisipasi tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka “UD. Wong Cilik” ini tidak akan berkembang.  Bentuk partisipasi dari warga berupa barang yaitu memberikan sampah plastik ke “UD. Wong Cilik” secara sukarela. Bentuk pastisipasi dari instansi pemerintah yaitu  Dinas Lingkungan Hidup  memberikan berupa barang dan pemikiran dan Dinas UKM (usaha kecil dan menengah) memberikan berupa keahlian. Sedangkan bentuk partisipasi dari Pemerintah Desa Jetis yaitu uang dan pemikiran. Faktor yang mempengaruhi faktor pendorong warga ikut berpartsipasi dalam menyumbangkan sampah dan faktor penghambat yaitu masih kurang sosialisasi mengenai keberadaan usaha “UD. Wong Cilik” dan setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda - beda.Kata Kunci : Partisipasi; Pemanfaatan; Sampah
DILEMA DWIFUNGSI PEMANFAATAN INFORMASI DALAM PEMBENTUKAN KETIMPANGAN SOSIAL BARU DI INDONESIA (TELAAH SOSIOLOGI DIGITAL MELALUI PERSPEKTIF INTERAKSIONISME SIMBOLIK) Sarvianto, Dwiki Faiz
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i2.43452

Abstract

In addition, access to digital devices and platforms, there are other factors for individuals to utilize information appropriately. If the information on the rampant is not considered in depth, then it is possible that a new social inequality will be formed because there are hoaxes and other content in it. The symbolic interactionism perspective can be an analytical tool to find the advantages and disadvantages that are formed on the meaning of individuals on the acquisition of information around them. The purpose of this study is to describe the new social inequality that is present through the analysis of symbolic interactionism related to functions that present information from an individual. The study is written using a qualitative approach with descriptive analysis methods and literature study techniques whose content must be related to digital sociology in the perspective of symbolic interaction. The results of the study show that the meaning of the individual as the recipient of information will result in two information utilization functions which in turn can form a new social statement. One side can be used as self-formation according to the correct meaning of information it receives. The other side can be used to disseminate misinformation according to the misinterpretation of information. But before that, these two functions were behind the meaning formed by the knowledge of each individual.Keywords: Symbolic Interactionism, Social Inequalities, Meaning AbstrakSelain dipengaruhi oleh akses terhadap perangkat dan platform digital, terdapat faktor lain bagi individu untuk memanfaatkan informasi dengan tepat. Apabila maraknya informasi ini tidak diperhatikan dengan secara mendalam, maka bisa saja suatu ketimpangan sosial baru akan terbentuk lantaran terdapat hoaks dan konten lain di dalamnya. Perspektif interaksionisme simbolik dapat menjadi salah satu alat analisis untuk menemukan keuntungan dan kerugian yang terbentuk atas pemaknaan individu terhadap perolehan informasi di sekitarnya. Tujuan kajian ini hadir untuk mendeskripsikan ketimpangan sosial baru yang hadir melalui analisis interaksionisme simbolik terkait fungsi kehadiran informasi dari seorang individu. Kajian ini ditulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif dan teknik studi literatur yang isinya harus terkait dengan sosiologi digital dalam perspektif interaksionisme simbolik. Hasil kajian menunjukkan bahwa pemaknaan dari individu sebagai penerima informasi akan menghasilkan dua fungsi pemanfaatan informasi yang akhirnya dapat membentuk sebuah kesenjangan sosial baru. Satu sisi dapat digunakan sebagai formasi diri sesuai pemaknaan informasi yang tepat diterimanya. Sisi lain dapat digunakan untuk penyebaran informasi yang salah sesuai pemaknaan informasi yang kurang tepat. Namun sebelumnya, dua fungsi ini hadir di balik pemaknaan yang terbentuk atas pengetahuannya masing-masing individu.Kata kunci : Interaksionisme Simbolik, Kesenjangan Sosial, Pemaknaan
RASIONALITAS DAN ADAPTASI SOSIAL (STUDI KASUS PENDUDUK MIGRAN DI PERDESAAN MADURA) Sabariman, Hoiril; Wahyudi, Fidela Dzatadini; Amrullah, Amrullah; Sadiyah, Siti Halimatus; Ramadhan, Mochamad Fawas
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i2.41313

Abstract

The migration of people to settle in a region often causes conflict. Conflict is caused by several factors such as differences in customs, economic, political, and educational disparities of the home region and the current community environment. Qualitative research with this case study approach is intended to analyze the rationality of the residents choosing Fusha Village and the social adaptation strategies carried out by the migrant population in the community. collected from migrant communities, community leaders, and village governments. Observations, in-depth interviews, and several related documents are analyzed with rationality theory. The results showed that the migrant population chose Fusha Village because of the environment of the community that is more accepting of diversity, the availability of health facilities, education, economy (market). Strategies carried out by migrant communities, first; language adaptation, as most of the migrant population is from Java. Second, socio-cultural adaptation, the migrant population participates in various citizen activities such as tahlilan (Religious in Islam), marriage, and several other activities. Third; food adaptation is tailored to the tastes of the local community. Fourth; cross-marriage between the migrant population and the local community. The scientific contribution of this article is to add to the understanding that in addition to factors close to the city, the complete facilities of militated migrant populations choosing to the house are security, comfort, and harmony in society.Keywords: Rationality, Adaptation, Migration  AbstrakMigrasi penduduk untuk menetap di suatu wilayah sering menimbulkan konflik. Konflik disebabkan karena beberapa faktor antara lain perbedaan adat istiadat, kesenjangan ekonomi, politik dan pendidikan daerah asal dengan lingkungan masyarakat saat ini. Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus ini pertujuan menganalisis rasionalitas penduduk memilih Desa Fusha dan strategi adaptasi sosial yang dilakukan oleh penduduk migran di lingkungan masyarakat. primer dikumpulkan dari masyarakat migran, tokoh masyarakat dan pemerintah desa. Hasil observasi, in-depth interview, dan beberapa dokumen terkait dianalisis dengan teori rasionalitas. Hasil penelitian menunjukkan penduduk migran memilih Desa Fusha karena lingkungan masyarakat yang lebih menerima keberagaman, tersedianya fasilitas kesehatan, pendidikan, perekonomian (pasar). Strategi yang dilakukan oleh masyarakat migran, pertama; adaptasi bahasa, karena sebagian besar penduduk migran berasal dari Jawa. Kedua, adaptasi sosial kultural, penduduk migran mengikuti berbagai kegiatan warga seperti tahlilan, pernikahan dan beberapa kegiatan lainnya. Ketiga; adaptasi makanan disesuaikan dengan selera masyarakat lokal. Keempat; melakukan pernikahan silang antara penduduk migran dan masyarakat lokal. Kontribusi keilmuan artikel ini adalah menambah pemahaman bahwa selain faktor dekat dengan kota, fasilitas yang lengkap salah faktor penduduk migran memilih tempat tinggal adalah keamanan, kenyamanan dan keharmonisan dalam masyarakat.Kata kunci : Rasionalitas, Adaptasi, Migrasi
LIFE STORY OF PATIENT WITH SUPERVISION’S FIGHTING AGAINST COVID-19 IN SURAKARTA INDONESIA Demartoto, Argyo; Sunesti, Yuyun; Haryono, Bagus; Mundayat, Aris Arif
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i2.44436

Abstract

Life story of Covid-19 survivors aims to educate the people through patients’ testimony about experience with Covid-19 infection symptoms and the treatment they got in Surakarta Indonesia. The qualitative research with this biographic approach was conducted based on life story of Patients with Supervision (Pasien Dalam Pengawasan / PDP) using purposive sampling technique, so that the informants selected were PDP recovered from Covid-19, PDP’s family, friend, neighbor, Surakarta people, Pulmonologist and nurse in Dr. Moewardi Hospital of Surakarta, Chief Executive of Covid-19 Management Acceleration Task force of Surakarta, and Chairperson of Surakarta Health Office. The author collected primary and secondary data using online observation, in-depth interview and documentation. To validate data, method and data source triangulations were used. Data obtained was analyzed using an interactive model of analysis using Bandura’s Social Learning theory. Considering the patients’ experience, it can be seen that they are healed from Covid-19, because they were disciplined and complied with the procedure of treatment for Covid-19 patients. It can inspire and encourage other patients to keep fighting for their recover; to keep thinking positively, and to be sure that they will be healed, to follow the health protocol for coping with Covid-19, and to improve spirituality by getting closer to God.Keywords: life story, Patient with Supervision, Covid-19 AbstrakKisah hidup pasien yang sembuh dari Covid-19 bertujuan mengedukasi masyarakat melalui testimoni pengalaman pasien selama mengalami gejala serangan Covid-19 hingga selama perawatan di Surakarta Indonesia. Penelitian kualitatif dengan pendekatan biografi ini diambil dari kisah hidup Pasien Dalam Pengawasan (PDP) menggunakan teknik purposive sampling, sehingga informan yang dipilih adalah PDP yang sudah sembuh dari Covid-19, keluarga PDP, teman, tetangga, masyarakat Surakarta, Dokter Spesialis Paru dan perawat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surakarta dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Peneliti mengumpulkan data primer dan sekunder dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi melalui daring. Untuk menguji validitas data digunakan triangulasi metode dan sumber data. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Model Analisis Interaktif dan teori Mekanisme Survival dari Scott. Pengalaman pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19, karena selama menjalani perawatan pasien Covid-19 disiplin dan patuh. Hal ini dapat menjadi inspirasi dan dorongan bagi pasien lain untuk terus berjuang agar sembuh; selalu berpikir positif dan yakin untuk sembuh; mengikuti protokol kesehatan penanganan Covid-19; serta meningkatkan spriritualitas dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.Kata kunci: Kisah Hidup, Pasien Positif, Covid-19
KONSTRUKSI SOSIAL UPACARA ADAT KARO SUKU TENGGER DI DESA TOSARI, KECAMATAN TOSARI, KABUPATEN PASURUAN Endang Kumala Ratih; Anik Juwariyah
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i2.42103

Abstract

Nowadays social relations in a society are less aware of, be it with nature, society, and society with God, especially in today's young people who are mostly influenced by digital technology that is growing very rapidly and is inherent in life which makes them very focused with cellphones and indirectly make them individualistic creatures. Through this article, the writer hopes to provide insight, especially to young people, that awareness of social relations is needed that can be realized through culture. The relationship between humans and God, humans and nature, and humans with each other has indirectly formed a social relationship, such as the Karo traditional ceremony, which is worship of the spirits of the ancestors in which there are several rituals as an expression of gratitude for a good harvest. . The Karo Day traditional ceremony involves village communities, one of which is in Tosari Village. The relationship between society and God, society and nature, society and each other, which is formed from the implementation of the Karo Day traditional ceremony, indirectly has a social relationship. This relationship was investigated using the social construction approach of Peter L. Berger and Thomas Luckmann. Data collection includes: 1) observation, by looking at the phenomena that are directly or indirectly related to the subject and object of research; 2) interview with the perpetrator; and 3) literature study and documents in the form of photos. The results of this study indicate that traditional ceremonies have an important role in maintaining and forming a social relationship. The Karo traditional ceremony is carried out every year by the Tengger tribe who believe in their ancestors, making a community that is full of tolerance, and adheres to values.Keywords: Karo Traditional Ceremony, Tengger Tribe Community, Social Construction AbstrakPada jaman sekarang hubungan sosial dalam suatu masyarakat kurang disadari, baik itu dengan alam, masyarakat sesamanya, dan masyarakat dengan Tuhan, khususnya dilingkungan anak muda jaman sekarang yang kebanyakan sudah terpengaruh oleh tekonologi digital yang berkembang sangat pesat dan melekat dalam kehidupan yang menjadikan mereka sangat terfokus dengan handphone dan secara tidak langsung menjadikan mereka makhluk individualis. Melalui artikel ini penulis berharap dapat memberikan wawasan khususnya kepada anak muda bahwa diperlukan kesadaran tentang hubungan sosial yang dapat direalisasikan melalui kebudayaan. Hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesamanya secara tidak langsung telah membentuk sebuah hubungan sosial, seperti pada upacara adat Hari Raya Karo yang merupakan pemujaan terhadap roh para leluhur yang didalamnya terdapat beberapa ritual sebagai pengungkapan rasa syukur atas hasil panen yang bagus. Upacara adat Hari Raya Karo melibatkan masyarakat desa, salah satunya didesa Tosari. Hubungan antara masyarakat dengan Tuhan, masyarakat dengan alam, masyarakat dengan sesamanya yang terbentuk dari pelaksanaan upacara adat Hari Raya Karo secara tidak langsung telah terjadi suatu hubungan sosial. Hubungan tersebut diteliti dengan menggunakan pendekatan konstruksi soial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Pengumpulan data meliputi : 1) observasi, dengan melihat fenomena yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan subjek dan objek penelitian; 2) wawancara dengan pelaku; dan 3) studi kepustakaan dan dokumen berupa foto. Hasil dari penelitian ini bahwa upacara adat memiliki peranan penting dalam menjaga dan membentuk sebuah hubungan sosial. Upacara adat Karo yang dilakukan setiap tahunnya oleh masyarakat suku Tengger yang percaya dengan leluhur, menjadikan masyarakat yang penuh toleransi, dan mentaati nilai-nilai.Kata Kunci : Upacara Adat Karo, Masyarakat Suku Tengger, Konstruksi Sosial
PERJUANGAN PEREMPUAN DALAM ARENA POLITIK (STUDI PEMILIHAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DI KABUPATEN MIMIKA, PROPINSI PAPUA DALAM PRESPEKTIF PIERRE BOURDIUE) Sopia Wadanubun; Antik Tri Susanti; Elly E. Kudubun
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i2.43026

Abstract

Women are constructed as second-class creatures. This prejudice then gets reinforced in the moral structure of society manifested in religious and customary regulations. However, in the political arena an effirmative policy has been set up by giving a 30% quota of permaan. This study wants to find out how women struggle in the political arena, using the perspective of Pierre Bourdieu. The approach used in this study is a qualitative research approach, which is a research procedure that produces descriptive data using interview, observation, and document utilization techniques. This study concludes that gender is not a matter of unsuccessful person in the election stage. This means that men and women have the same opportunity to be chosen. Election is determined by the amount of economic capital. Because economic capital is the dominant determinant of victory, not because of the issue of women's struggle, in practice it can be predicted that the struggle against women's rights will not have a place in the political arena in Mimika Regency, Papua Province.Keywords: Women, Politics, Arena, Pierre Bourdieu, Capital AbstrakPerempuan dikonstruksikan sebagai makhluk kelas dua, prasangka ini kemudian mendapatkan penguatan dalam struktur moral masyarakat yang terwujud dalam peraturan-peraturan agama maupun adat, namun demikian dalam arena politik telah di tetapkan kebijakan affirmative dengan memberi perempuan tkuota 30%.Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana perjuangan perempuan dalam arena politik, dengan menggunakan perspektif Pierre Bourdiue, pendekatan yang di lakukan dalam penilitian ini adalah jenis pendekatan penelitian kualitatis yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif menggunakan teknik wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen.Penelitian ini menyimpulkan bahwa gender bukan merupakan persoalan ketidak berhasilan seseorang dalam tahap pemilihan, artinya laki-laki dan perempuan mempunyai peluang yang sama untuk di pilih. Tentununya keterpilihan seseorang di tentukan oleh jumlah modal ekonomi.Kata kunci : Perempuan,Politik, Pierre Bourdiue, Modal
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA JEKAWAL KABUPATEN SRAGEN DI ERA PANDEMI COVID-19 Arima Andhika Ayu; Royke Roberth Siahainenia; Elly Esra Kudubun
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i2.43738

Abstract

Village is the smallest administrative area in Indonesia that has an autonomous government and is given the authority to manage all government affairs (Law No. 6 of 2014) regarding villages. Jekawal Village receives village funds to prioritize, its use in increasing empowerment and dealing with unexpected disasters, such as Covid-19 pandemic. The purpose is determine the priority of village fund-spend in improving community and emergency respon’s village to Covid-19 pandemic era in 2020 fiscal year. This study used a qualitative-descriptive method. Techniques of data collections are from observation, interviews, and literature study. This research is analising to data reductions, data presentations, and found the conclusions. The research’s use structural-functional theory "AGIL" from Tallcot Parsons. And the results are shows that each village received village funds, that is Jekawal village that the village funds were prioritized for community empowerment and emergency response to village in the Covid-19 pandemic era.Keywords: Priority Of Village Funds Spend, Community Development, Covid-19 Emergency Response. AbstrakDesa merupakan wilayah administrasi terkecil di Indonesia yang memiliki pemerintahan otonom dan diberikan kewenangan untuk mengurusi mengatur semua urusan pemerintahan (Undang-Undang No. 6 tahun 2014) tentang desa. Desa Jekawal mendapatkan bantuan dana desa untuk memprioritaskan penggunaan dalam meningkatkan pemberdayaan dan menangani bencana yang tak terduga, seperti saat ini di era pandemi covid-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prioritas penggunaan dana desa dalam pemberdayaan masyarakat dan tanggap darurat desa di era pandemi covid-19 tahun anggaran 2020. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian membuktikan setiap desa mendapatkan dana desa salah satunya Desa Jekawal dimana dana desa dalam prioritas penggunaan untuk pemberdayaan masyarakat dan tanggap darurat dana desa di era pandemi covid-19 dengan penggunaan teori struktural fungsional “AGIL” dari Tallcot Parsons.Kata Kunci : Prioritas Penggunaan Dana Desa; Pemberdayaan Masyarakat; Tanggap Darurat Covid-19.

Page 1 of 1 | Total Record : 10