cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 2 (2023): October (in Progress)" : 7 Documents clear
OPTIMASI KENYAMANAN RUANG PEJALAN KAKI DAN JALUR SEPEDA BERDASARKAN PERSEPSI KENYAMANAN PENGGUNA DI JL. AHMAD YANI PONTIANAK Caesar Destria; Muhammad Subhansyah Ikram; Dian Perwita Sari
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 2 (2023): October (in Progress)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v10i2.64209

Abstract

Kota Pontianak dewasa ini terus mengalami pembenahan dalam hal infrastruktur pendukung kota. Sebagai ibukota provinsi, Kota mulai berfokus dalam penataan kota secara komprehensif. Salah satunya lewat pemenuhan kebutuhan ruang koridor jalan. Ruang Publik yang didikung dengan kualitas akan mampu merangsang penggunanya untuk datang dan beraktifitas, konsepsi tentang persepsi lingkungan dapat diartikan interpretasi tentang suatu setting oleh individu, didasarkan atas latar belakang budaya, nalar, serta pengalaman individu tersebut. Tujuan penelitian ini adalah dapat mengukur tingkat kenyamanan/ livibilitas ruang publik pada koridor  utama kota, yang dalam hal ini Jalan Ahmad yani melalui persepsi jalur pedestrian dan pesepeda dengan sasaran antara lain meliputi: identifikasi kondisi eksisting dan setting ruang jalur pedestrian dan pesepeda  di koridor Jalan Ahmad Yani yang berkaitan dengan aspek kenyamanan pengguna, identifikasi karakteristik pengguna Jalur pedestrian dan pesepeda di koridor jalan Ahmad Yani, analisis kondisi eksisting kaitannya dengan fasilitas penunjang jalur pedestrian dan pesepeda di Jalan Ahmad Yani kaitannya dengan aspek kenyamanan penggunanya, dan tingkat kenyamanan jalur pedestrian di Jalan Ahmad Yani melalui persepsi masyarakat sebagai pengguana jalur pedestrian dan pesepeda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif Kuantitatif dengan kuisioner yang dipilih menyesuaikan kriteria tertentu. Hasil dari penelitian ini yaitu rekomendasi kriteria kenyamanan Jalur Pedestrian dan Pesepeda di Jalan Ahmad Yani Pontianak.CONVENIENCE OPTIMIZATION OF PEDESTRIAN SPACE AND BICYCLE PATH BASED ON USER COMFORT PERCEPTIONS ON AHMAD YANI STREET PONTIANAK The City of Pontianak today continues to experience improvements in supporting infrastructure for the city. As the provincial capital, the city began to focus on comprehensive urban planning. One of them is through the fulfillment of road corridor space needs. Public spaces supported by quality will be able to stimulate users to come and have activities; the conception of environmental perception can be interpreted as an individual's interpretation of a setting based on the individual's cultural background, reason, and experience. The purpose of this study is to measure the level of comfort/livability of public spaces in the City's main corridor. In this case,  Ahmad Yani Street, through the perception of pedestrian and cyclist paths with targets including identification of existing conditions and setting of space for pedestrian and cyclist lanes in the corridor of  Ahmad Yani Street, which relates to aspects of user comfort, identification of the characteristics of pedestrians and cyclists, analysis of the existing conditions concerning supporting facilities for pedestrian and cyclist lanes on Ahmad Yani Street about aspects of user comfort, and the level of comfort of pedestrian paths through the perception of the community as users of pedestrian and cyclist path. This study uses a quantitative descriptive method with selected questionnaires according to certain criteria. The results of this study are the recommendation criteria for the convenience of the Pedestrian and Cycling Paths on Ahmad Yani Street-Pontianak.
TERITORIALITAS/SEGMENTARITAS KAMPUNG BETING KOTA PONTIANAK Deki Tasima; Agus Suharjono Ekomadyo
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 2 (2023): October (in Progress)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v10i2.63181

Abstract

Dalam arsitektur, sungai dapat membentuk suatu teritori dengan keberadaan permukiman di tepi sungai. Indonesia memiliki banyak sungai, termasuk Kota Pontianak yang memiliki Sungai Kapuas dengan Kampung Beting sebagai salah satu Kawasan permukiman bersejarah di tepi sungai tersebut. Sungai dan parit membentuk ruang-ruang sosial serta teritorialitas kampung, seperti menjadi penghubung antar kampung yang berdekatan, serta menjadi pembatas wilayah dari masing-masing Rukun Warga. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini ingin memperlihatkan proses teritorialisasi/ segmentaritas yang ada di Kampung Beting karena keberadaan sungai dan parit serta elemen arsitektur pendukungnya, termasuk bagaimana dampaknya terhadap kondisi sosial warga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan “teritorialitas dan segmentaritas” yang dilakukan melalui observasi langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya gertak dapat memperkuat teritorialitas di Kampung Beting. Sedangkan deteritorialisasi terjadi ketika material gertak yang semulanya kayu diganti menjadi beton bertulang berbentuk relatif datar. Kondisi tersebut malah menghalangi sirkulasi para pengguna sampan yang melewati parit. Para pengguna sampan lalu menyiasati dengan memilih waktu air surut agar bisa melalui area bawah jembatan penghubung antar gertak, meski mengurangi intensitas lalu lintas, namun ini bisa disebut sebagai upaya reteritorialisasi di Kampung Beting. Diharapkan temuan ini bisa membuat rujukan bagaimana sebaiknya desain elemen arsitektur yang mempertimbangkan teritorialitas suatu tempat sebagai ruang sosial.TERRITORIALITY/SEGMENTARITY OF BETING VILLAGE PONTIANAK CITY In architecture, rivers can form a territory with the presence of settlements on the banks of rivers. Indonesia has many rivers, including Pontianak City which has the Kapuas River with Beting Village as one of the historical residential areas on the banks of this river. Rivers and ditches form social spaces and village territoriality, such as being a liaison between adjacent villages, as well as being a regional barrier of each Neighborhood Unit. Therefore, the purpose of this study is to show the process of territorialization / segmentarity that exists in Beting Village due to the existence of rivers and ditches and supporting architectural elements, including how they impact the social conditions of residents. This research uses qualitative descriptive method with "territoriality and segmentarity" approach conducted through direct observation in the field. The results showed that the presence of gertak can strengthen territoriality in Beting Village. While deterritorialization occurs when gertak material that was originally wood is replaced into flat-shaped reinforced concrete. This condition even hinders the circulation of canoe users who pass through the ditches. Canoe users then get around by choosing a low tide time so that they can pass through the area under the bridge connecting the bluff, although it reduces traffic intensity, this can be called a reterritorialization effort in Beting Village. It is hoped that these findings can make a reference to how to design architectural elements that consider the territoriality of a place as a social space.
KONFLIK PEMANFAATAN RUANG PUBLIK (KASUS: KAWASAN MASJID MENARA DAN MAKAM SUNAN KUDUS) Astari Wulandari
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 2 (2023): October (in Progress)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v10i2.55751

Abstract

Kawasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus memiliki aktivitas yang cukup kompleks sebagai akibat dari kunjungan wisata religi yang kontinyu dan perannya sebagai pusat kegiatan agama sekaligus kawasan bersejarah. Kompleksitas aktivitas tersebut berdampak peningkatan intensitas sirkulasi pengguna ruang dan pemanfaatan jalan sebagai ruang untuk kegiatan perdagangan dan jasa. Kondisi tersebut memunculkan konflik antar pengguna ruang dalam memanfaatkan jalan sebagai ruang publik. Tujuan penelitian ini mengkaji karakteristik pengguna ruang dan memetakan konflik pemanfaatan ruang publik pada Kawasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus. Penelitian ini memberikan manfaat praktis sebagai satu bahan pertimbangan dalam perencanaan maupun perancangan kawasan tersebut. Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kualitatif dan memanfaat-kan metode observasi serta wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga tingkatan konflik pemanfaatan ruang publik. Bentuk pemanfaatan ruang yang menyebabkan ketidaknyamanan pejalan kaki dan ketidakteraturan sirkulasi di Kawasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, dipengaruhi oleh setting ruang dan setting sosial. Sedangkan jalan sebagai ruang publik memiliki fungsi lain yaitu sebagai ruang penghidupan, ruang sosial, ruang tradisi dan budaya dan ruang komunal. Dengan menempatkan jalan sebagai jaringan ruang terbuka publik yang terhubung, berarti mempertimbangkan keterkaitan masalah, politik, sosial, ekonomi dan lingkungan, dan budaya.          CONFLICT ON THE USE OF PUBLIC SPACE STREET (CASE STUDY: MASJID MENARA AND MAKAM SUNAN KUDUS)  Abstract in English. The complex activities that found in Menara Mosque and Sunan Kudus Tomb area is a result of continuous religious tourism visits, its role as a center of religious activities as well as a historical area. the complexity impacted in increasing the intensity of circulation and the utilization of roads as space for trade and service activities. This condition leads conflict between space users in utilizing the road as a public space. The research aims are examining the characteristics of space users and conflict mapping over the usage of public space in Menara Mosque and Sunan Kudus tomb area. This research provides practical benefits as a consideration in planning and design. In accordance with the purpose of the research, the study conducted by qualitative research paradigm and utilizes observation method and unstructured interview. The result showed the three layers of the usage conflict of public space. The usage conflict of public space in Menara Mosque and Sunan Kudus Tomb area that led pedestrian discomfort and area circulation chaos are not caused by unavailability of the space that accommodate the user activity and their spatial interaction, but the ignorance of street the function as public space by street vendors and bike riders.    
OPTIMASI VENTILASI RUANG DAN PENANGANAN KEBISINGAN BERBASIS SIMULASI Frengky Benediktus Ola; Maria Dominika Krisna Adya Anindita; Natalia Suwarno; Noor Zakiy Mubarrok; Sinta Dewi Prasetyo
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 2 (2023): October (in Progress)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v10i2.56886

Abstract

Permasalahan kualitas lingkungan ruang dalam adalah pembahasan yang menjadi perhatian pasca COVID-19. Faktor kenyamanan termal menjadi salah satu aspek dengan poin penilaian tertinggi. Pada bangunan sosial mengusahakan ventilasi alami untuk kenyamanan termal adalah prioritas pertama. Tulisan ini membahas pengaruh penerapan strategi-strategi perancangan ventilasi alami pada kecepatan, pergerakan udara ruang potensi kenyaman termal, serta usaha mereduksi kebisingan sebagai kompensasi dari penambahan bukaan, dengan memanfaatkan teknologi simulasi digital pada objek kasus perancangan renovasi bangunan gereja. Metode yang digunakan adalah studi simulasi komputer dengan komparasi hasil terhadap nilai acuan teoretis. Hasil studi menunjukkan strategi ventilasi silang memberikan hasil yang baik pada penghawaan ruangan, namun kombinasi dengan ventilasi atap dan kipas pembuang udara panas memberikan hasil terbaik untuk daerah padat bangunan. Kombinasi pereduksi bising menggunakan material mineral wool pada bukaan dan material akustik ruang dengan koefisien serap rata-rata 0.7 tidak berhasil maksimal menurunkan kebisingan sampai pada standar kuantitatif, namun secara kualitatif sangat berdampak pada persepsi pendengar. SIMULATION STUDY FOR OPTIMIZATION OF SPACE VENTILATION AND NOISE HANDLING The problem of the quality of the indoor environment is a discussion that has become a concern after COVID-19. The termal comfort factor is one of the aspects with the highest rating points. In religious buildings seeking natural ventilation for termal comfort is the priority. This paper discusses the effect of applying natural ventilation design strategies on speed, room air movement potential for termal comfort, and efforts to reduce noise as compensation for the addition of openings by utilizing digital simulation technology on the object of the church building renovation. The method used is a computer simulation study comparing the results to the theoretical reference value. The study results show that the cross-ventilation strategy provides good results in air conditioning. However, the combination of roof ventilation and hot air exhaust fans provides the best results for densely built areas. A combination of noise reduction using mineral wool material in the openings and room acoustic material with an average absorption coefficient of 0.7 did not reduce noise to quantitative standards but qualitatively had a significant impact on the listener's perception.
EFISIENSI TINGKAT PENCAHAYAAN DAN VISIBILITAS SUN SHADING PERFORATED BERGRADASI BENTUK KOTAK DAN BULAT Verza Dillano Gharata; Widi Dwi Satria; David Ricardo
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 2 (2023): October (in Progress)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v10i2.61333

Abstract

Ruangan yang dapat memasukkan sinar matahari secara langsung dapat dikatakan baik dalam perancangan, tetapi jika berlebihan sinar matahari yang masuk dapat mengakibatkan silau dan panas pada pengguna ruangan. Perilaku pengguna ruangan yang sangat umum terjadi untuk mengatasi silau dan panas dari matahari adalah menutup tirai jendela dan menyalakan lampu ruangan. Perilaku ini, tanpa disadari sudah memboroskan energi listrik, karena sebetulnya kondisi di luar ruangan masih terdapat sinar matahari yang cukup terang untuk menerangi ruangan tersebut dan dengan sumber daya yang terbarukan. Penggunaan sun shading bergradasi dapat menjadi solusi untuk mengurangi cahaya yang berlebih dari sinar matahari sekaligus mengurangi panas yang dipancarkan. Bentuk sun shading yang umum digunakan di beberapa bangunan di Indonesia adalah kotak dan bulat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan dummy room dengan menggunakan Sketch Up guna melihat visibilitas sun shading dan percobaan dummy room dengan Autodesk Ecotect Analysis guna menentukan tingkat iluminasi di dalam ruangan. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan desain bentuk sun shading perforated bergradasi yang paling efektif untuk mengurangi silau dalam ruangan dan paling efektif tingkat visibilitasnya. Hasil dari penelitian ini adalah menemukan desain sun shading perforated bergradasi lingkaran yang paling efektif dibandingkan desain sun shading perforated bergradasi kotak untuk mengurangi silau dalam ruangan dan perbandingannya tanpa menggunakan sun shading perforated bergradasi. Dari simulasi menggunakan software sketchup, ditemukan tingkat visibilitas sun shading perforated bergradasi kotak dan bulat sama-sama memberikan tingkat visibilitas yang cukup baik.LIGHTING LEVEL EFFICIENCY AND VISIBILITY GRADIENT PERFORATED SUN SHADING IN SQUARE SHAPE AND ROUND A room that can enter direct sunlight can be said to be good in design, but if excessive incoming sunlight can cause glare and heat to room users. The behavior of room users that is very common to overcome the glare and heat from the sun is to close the window curtains and turn on the room lights. This behavior, without realizing it, has wasted electrical energy, because in fact the conditions outside the room are still bright enough sunlight to illuminate the room and with renewable resources. The use of graded sun shading can be a solution to reduce glare from the sun while reducing the heat emitted. The forms of sun shading that are commonly used in several buildings in Indonesia are square and round. The research method used in this research is a dummy room experiment using Sketch Up to see the visibility of sun shading and a dummy room experiment with Autodesk Ecotect Analysis to determine the level of illumination in the room. The aim of this research is to find the most effective graded perforated sun shading design for reducing indoor glare and the most effective level of visibility. The results of this research were to find that the circular graded perforated sun shading design was the most effective compared to the square graded perforated sun shading design for reducing indoor glare and the comparison was without using graded perforated sun shading. From simulations using SketchUp software, it was found that the visibility level of square and round graded perforated sun shading both provided a fairly good level of visibility.
POLA AKTIVITAS PEMANFAATAN WAKTU LUANG DAN KEGIATAN REKREASI DI RUANG PUBLIK TAMAN NOSTALGIA KUPANG Theodora Murni C. Tualaka
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 2 (2023): October (in Progress)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v10i2.63889

Abstract

Fenomena urbanisasi yang terjadi dengan cepat menyebabkan perubahan signifikan dalam gaya hidup masyarakat. Lingkungan perkotaan memiliki dampak positif dan negatif, dimana dampak negatif mempengaruhi kesehatan mental dan kualitas hidup yang saat ini menjadi prioritas global. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ruang publik di lingkungan perkotaan dapat berdampak positif pada kesehatan mental dan kesejahteraan penduduk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana individu atau kelompok pengunjung menghabiskan waktu luang dalam rangka meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi stres yang disebabkan oleh tekanan perkotaan. Penelitian ini menggunakan metode pemetaan perilaku untuk mengamati perilaku dan pergerakan manusia secara sistematis terkait komponen dan atribut lingkungan binaan. Teknik observasi berfokus pada identifikasi pola aktivitas dengan teknik pemetaan untuk merekam pergerakan dan aktivitas pengunjung dari waktu ke waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kunjungan terjadi pada hari Sabtu dan Minggu dengan pengguna dari anak-anak hingga orang tua serta mayoritas pengguna adalah remaja dan dewasa. Sedangkan kategori aktivitas pola pemanfaatan waktu luang dan kegiatan rekreasi di ruang publik Taman Nostalgia terbagi menjadi aktivitas ringan (leisure), aktivitas fisik ringan dan sosial. Aktivitas-aktivitas tersebut hanya terjadi pada setting fisik yang tersedia, sehingga variasi fasilitas perlu ditingkatkan demi meningkatkan variasi aktivitas dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat setempat. THE PATTERN OF LEISURE AND RECREATIONAL ACTIVITIES IN KUPANG NOSTALGIA PARK PUBLIC SPACE The phenomenon of rapid urbanization is causing significant changes in people's lifestyles. Urban environments have both positive and negative impacts, with the negative impacts affecting mental health and quality of life, which is currently a global priority. Several studies have shown that public spaces in urban environments can positively impact the mental health and well-being of residents. This study aimed to explore how individuals or groups of visitors spend leisure time to improve mental health and reduce stress caused by urban pressures. This research uses behavioural mapping methods to systematically observe human behaviour and movement concerning components and attributes of the built environment. Observation techniques focused on identifying activity patterns with mapping techniques to record visitor movements and activities over time. The results showed that most visits occurred on Saturdays and Sundays with users from children to parents; most users were teenagers and adults. In contrast, the activity categories of leisure utilization patterns and recreational activities in the public space of Taman Nostalgia are divided into light activities (leisure), light physical and social activities. These activities only occur in the physical setting available, so the variety of facilities needs to be increased so that more activities occur to improve the quality of life and community welfare.
POLA LAYOUT RESTORAN TERHADAP PENERAPAN PANDUAN OPERASIONAL PROKES COVID-19 (STUDI KASUS: KFC TEMBALANG SEMARANG) Umamah Al Batul; Djoko Indrosaptono
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 2 (2023): October (in Progress)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v10i2.51950

Abstract

Covid-19 merupakan bencana nasional yang menyebabkan masyarakat harus melakukan kebiasaan baru (new normal). Pemerintah menghimbau masyarakat untuk berada di rumah dan tidak melakukan aktivitas di luar. Namun dalam kenyataannya masih banyak tempat yang ramai dikunjungi masyarakat salah satunya adalah restoran cepat saji. KFC Tembalang Semarang. Terkait pandemi, pemerintah telah mengeluarkan peraturan terkait prokes bagi restoran/rumah makan yang salah satunya menyebutkan bagi manajamen pengelola untuk memastikan tidak terjadi kerumunan. Menyikapi kondisi ini, diperlukan pengamatan untuk melihat adaptasi terkait kondisi pandemi dilihat pada tata layoutnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian tata layout ruang apakah telah meminimalisir terjadinya kerumunan atau tidak. Dilakukan metode pemetaan perilaku berdasarkan pelaku, untuk melihat kemungkinan terjadinya kerumunan pada area mana saja, dilanjutkan penulisan dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada layout terdapat 3 tiitik kepadatan sehingga belum sesuai dengan panduan operasional prokes. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa atribut kenyamanan, aksesibilitas dan privasi menjadi faktor yang mempengaruhi pemilihan area makan pengunjung. Area D menjadi area yang dipilih karena faktor kenyamanan dan tingkat privasi yang tinggi serta area A dan C dipilih karena faktor aksesibilitas yang mudah.RESTAURANT LAYOUT PATTERNS TOWARD THE IMPLEMENTATION OF COVID-19 HEALTH PROTOCOL OPERATIONAL GUIDELINES (CASE STUDY: KFC TEMBALANG SEMARANG) Covid-19 is a national disaster that causes people to have new habits (new normal). The government urges the public to stay at home and not engage in outdoor activities. But in reality there are still many places that are crowded with people, one of which is a fast food restaurant. KFC Tembalang Semarang. Regarding the pandemic, the government has issued regulations related to procedures for restaurants/restaurants, one of which mentions for management to ensure there are no crowds. Responding to this condition, observations are needed to see adaptations related to pandemic conditions seen in the layout. This study aims to see the suitability of the spatial layout whether it has minimized the occurrence of crowds or not. A behavioral mapping method based on actors is used, to see the possibility of crowds occurring in any area, followed by writing with a qualitative descriptive method. The results of the observations show that in the layout there are 3 density points that it is not in accordance with the operational guidelines of the process. Observations also show that the attributes of comfort, accessibility and privacy are factors that influence the selection of a visitor's dining area. Area D was chosen because of the comfort factor and high level of privacy and area A and C were chosen because of easy accessibility.

Page 1 of 1 | Total Record : 7