cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada
ISSN : 08536384     EISSN : 25025066     DOI : -
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada are published to promote a critical review of the various investigative issues of interest in the field of fisheries between the researchers, academics, students and the general public, as a medium for communication, dissemination, and utilization of wider scientific activities.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 2 (2020)" : 10 Documents clear
Struktur Komunitas Ikan di Hilir Sungai Cimanuk Provinsi Jawa Barat pada Musim Penghujan Titin Herawati; Rajib Abdul Rahman Sidik; Asep Sahidin; Heti Herawati
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.47655

Abstract

Sungai Cimanuk merupakan sungai kedua terbesar yang ada di Provinsi Jawa Barat setelah Sungai Citarum. Hulu Sungai Cimanuk berada di Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, dan bermuara ke Laut Jawa di Kabupaten Indramayu. Riset ini bertujuan untuk mengungkap struktur komunitas ikan yang hidup di hilir Sungai Cimanuk pada musim penghujan bulan Desember 2018 hingga Februari 2019. Riset ini menggunakan metode observasi lapangan dan teknik pengambilan sampel secara sensus di empat stasiun pada koordinat antara 6°39’38,01’’LS 107°13’52,33’’BT sampai 6°16’25,26’’LS 108°14’5,17’’BT. Pengambilan sampel dilakukan satu bulan sekali. Parameter yang diamati yaitu kelimpahan, keanekaragaman, dominansi, keseragaman, struktur komunitas dan kualitas air. Ikan yang dikumpulkan selama riset berjumlah 347 ekor ikan yang menunjukan bahwa struktur komunitas ikan pada setiap stasiun berbeda. Jenis ikan yang teridentifikasi selama riset sebanyak 26 spesies dari 19 famili. Struktur komunitas ikan di stasiun I dan II tertekan, keanekaragaman sedang, dominansi rendah dan keseragaman rendah. Struktur komunitas ikan di stasiun III tertekan, keanekaragaman rendah, dominansi tinggi, dan keseragaman rendah. Struktur komunitas ikan di stasiun IV labil dengan keanekaragaman sedang, dominansi rendah, dan keseragaman sedang. Kualitas air tiap stasiun yang memenuhi persyaratan baku mutu lingkungan. Struktur komunitas ikan di hilir Sungai Cimanuk berbeda dari labil sampai tertekan, dipengaruhi oleh kualitas air dan kondisi sungai.
Budidaya Rumput Laut Gelidium sp. menggunakan Kantong pada Metode Long Line dan Lepas Dasar Muslimin Muslimin; Nelly Hidayanti Sarira
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.47799

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan rumput laut Gelidium sp. yang dibudidayakan dengan kantong pada dua metode berbeda yaitu long line dan lepas dasar.Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua metode (long line dan lepas dasar) dan dua perlakuan yaitu : 1. Uji coba bobot awal rumput laut (bobot bibit 10 g, 20 g, 30 g, 40 g, 50 g, 75 g, 100 g, dan 125 g) dan 2. Uji coba jarak tanam antar rumpun bibit (10 cm, 15 cm, 20 cm, dan 25 cm). Masing-masing perlakuan diulang tiga kali.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan Gelidium sp.menggunakan metode long line dan lepas dasarberpengaruh nyata terhadap bobot awal dan jarak tanam antar rumpun bibit (P<0,05). Pertumbuhan mutlak perlakuan bobot bibit awal terbesar pada metode long line dan lepas dasar sama yaitu pada bobot 125 g. Laju pertumbuhan harian perlakuan jarak tanam antar rumpun terbesar pada metode long line dan lepas dasar pun sama yaitu pada jarak 15 cm.Budidaya rumput laut Gelidium menggunakan kantong pada metode long line dan lepas dasar memiliki teknis yang sama baik dari segi bobot awal dan jarak tanam antar rumpun bibit.
Tanggung Jawab Masyarakat Lokal pada Konservasi Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pesisir Selatan Jawa Barat Atikah Nurhayati; Titin Herawati; Isni Nurruhwati; Indah Riyantini
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.48147

Abstract

Populasi penyu adalah bagian dari keanekaragaman hayati. Penyu adalah reptil yang hidup di lautan yang terancam punah, sehingga diperlukan upaya untuk melindungi melalui konservasi penyu. Salah satu daerah konservasi penyu adalah di pantai selatan Provinsi Jawa Barat. Masyarakat memiliki peran penting dalam pengelolaan konservasi penyu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat tanggung jawab masyarakat lokal terhadap konservasi penyu di pantai selatan Jawa Barat, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus di pantai selatan Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2018 - Februari 2019. Teknik pengambilan responden menggunakan purposive sampling sebanyak 35 responden. Alat analisis yang digunakan adalah deskripsi kuantitatif. Berdasarkan penelitian ini tingkat tanggung jawab masyarakat lokal dalam konservasi penyu di pantai selatan Jawa Barat, terdiri dari: (1) respon masyarakat lokal terhadap pendidikan dan pengetahuan konservasi penyu memiliki nilai tanggung jawab yang tinggi; (2) respon masyarakat lokal terhadap pengelolaan habitat penyu memiliki nilai tanggung jawab yang rendah; (3) respon masyarakat lokal untuk merubah perilaku melestarikan penyu memiliki nilai tanggung jawab yang rendah; (4) respon masyarakat lokal tentang ancaman kepunahan penyu memiliki nilai tanggung jawab yang rendah; (5) respon masyarakat lokal tentang ekowisata penyu memiliki nilai tanggung jawab yang tinggi. Berdasarkan hasil peneltian disarankan perlu adanya pelatihan yang dilakukan secara kontinue untuk meningkatkan pengetahuan dan pendidikan masyarakat lokal mengenai konservasi penyu serta koordinasi antarstakeholder untuk mengelola kawasan konservasi penyu melalui edukasi ekowisata bahari.
Reproduction of Indian Mackerel Rastreliger kanagurta (Cuvier, 1816) in Morodemak Coast Demak Regency Dwi Rachmanto; Djumanto Djumanto; Eko Setyobudi
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.48440

Abstract

Indian mackerel is a group of small pelagic fish that has high economic value and is ecologically important. The catch of Indian mackerel in the Morodemak Coastal Fishing Port of Central Java has decreased within 2016-2018, which is suspected by overexploitation. This study aims to observe the reproduction of Indian mackerel. Fish samples were collected from the catches of the mini purse seine operated by fishermen in April-June 2019. The fish samples were measured their length and weight individually, then the abdomen dissected to collect gonad, and counted in sub-sample of the egg number. Data were analyzed to determine the length-weight relationship of fish, sex ratio, gonad maturity level (GML), gonad maturity index (GMI), the size of the first gonad matured, and the egg number in each gonad brood fish. The results showed a negative allometric length relationship, and the length-weight relation equation in female fish was W = 0.038 L 2.59 and in male was W = 0.178 L 2.03. The value of fish condition factors in males, and females obtained values ranging from 1-2. The proportion of fish in GML III ranges from 27.2 to 82.5%, while GML IV ranges from 3.6 to 33.8%. Fish GMI ranged from 0.17 to 4.75%. The eggs number ranged from 11.235 to 40.878 grain. The female Indian mackerel get the first gonad matured at the size of 15.2 cm.
Analisa Keberlanjutan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan di Perairan Selat Madura Jawa Timur Zainul Hidayah; Nike Ika Nuzula; Dwi Budi Wiyanto
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.53099

Abstract

Selat Madura merupakan perairan yang memisahkan antara Pulau Madura dengan daratan Pulau Jawa bagian timur. Sejak tahun 2010 status penangkapan ikan di perairan ini telah melebihi batas lestarinya (over-fishing). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji status keberlanjutan terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan dan pengaruhnya terhadap lingkungan serta masyarakat di perairan Selat Madura. Waktu penelitian ini adalah bulan Februari sampai dengan Oktober 2018. Metode Multi Dimensional Scaling (MDS) dengan analisa terhadap 5 dimensi (lingkungan, ekonomi, teknologi, sosial dan kelembagaan) digunakan untuk mengetahui status keberlanjutan pengelolaan perikanan. Data diperoleh dari beberapa sumber, antara lain berasal dari laporan tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur, studi-studi terdahulu yang dilakukan di Selat Madura dan wawancara dengan responden kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk dimensi ekologi, ekonomi dan teknologi, pengelolaan perikanan di Selat Madura berada pada status kurang berkelanjutan (skor <50). Sementara itu untuk dimensi sosial dan kelembagaan berada pada status cukup berkelanjutan hingga berkelanjutan. Untuk meningkatkan status keberlanjutan pengelolaan sumber daya perikanan di Selat Madura diperlukan upaya rehabilitasi lingkungan pesisir, bantuan subsidi atau modal bagi nelayan dan pemanfaatan teknologi untuk membantu aktivitas penangkapan ikan
Studi Pertumbuhan dan Biologi Reproduksi Ikan Tambayuk (Puntius lineatus) di Danau Hanjalutung, Kota Palangka Raya Rosana Elvince; Aunurafik Aunurafik
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.54001

Abstract

Danau Hanajalutung merupakan salah satu danau oxbow yang terdapat di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Danau tersebut memiliki arti penting bagi penduduk sekitar sebagai tempat melakukan kegiatan perikanan, baik penangkapan maupun kegiatan budidaya. Penelitian yang dilakukan di Danau Hanjalutung untuk mempelajari panjang berat, rasio kelamin dan tingkat kematangan gonad Ikan Tambayuk (Puntius lineatus). Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan menggunakan jaring insang dengan ukuran mata jaring 1 inch, 1 1/2 inch, 2 inch dan 21/2 inch. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 9 famili dengan total 916 ekor ikan yang tertangkap. Sedangkan hubungan panjang berat ikan Tambayuk jantan dan betina adalah allometrik negatif atau pertambahan panjang lebih cepat dari pertambahan beratnya dengan nilai b= 1,450. Rasio kelamin antara jantan dan betina adalah rata-rata 46,76%, dan tingkat kematangan gonad tahap II paling banyak teramati. Ikan Tambayuk didominasi oleh tingTKG II, hal ini menunjukkan bahwa ikan Tambayuk yang tertangkap di Danau Hanjalutung pada bulan April dalam tahap pematangan gonad.
Detection of 16S Mitochondrial Gene Polymorphism on Barb Fish (Barbodes binotatus Valenciennes, 1842) from Lake Lebo Taliwang, West Nusa Tenggara Tuty Arisuryanti; Astin Alfianti; Nadya Ulfa Nida&#039; Firdaus; Lukman Hakim
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.54064

Abstract

The spotted barb fish (Barbodes binotatus), a tropical cyprinid fish, is one of the abundant fishes in Lake Lebo Taliwang commonly consumed due to high nutrition and utilized as an aquarium trade due to their exotic colour. However, no genetic information related to the intra-population genetic variation of the fish species in Lake Lebo Taliwang. Genetic information of the spotted barb fish can play an important role for the fish conservation. Therefore, the objective of this study was to detect 16S mitochondrial gene polymorphism of the spotted barb fish which can be used to detect their genetic variation. The method used in this study was a PCR method with primers 16Sar and 16Sbr. The data was then analysed using MESQUITE, MEGA, DnaSP and PopART to identify 16S mitochondrial gene polymorphism. This study obtained 610 base pairs after alignment of 16S sequences of all samples. Five haplotypes were detected with 9 variable sites and 2 parsimony informative sites. Haplotype diversity and nucleotide diversity of the spotted barb fish were 1.00 and 0.0066 respectively. In addition, genetic distance among the samples was 0.66. This finding exhibited polymorphism on 16S gene sequence among the fish samples and this data indicated genetic variation of the spotted barb from Lake Lebo Taliwang.
Evaluasi Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) yang dihidrolisis Cairan Rumen Domba sebagai Bahan Baku Pakan Ikan Lele (Clarias sp.) Achmad Noerkhaerin Putra; Irhas Malik Maula; Aryati Aryati; Mas Bayu Syamsunarno; Mustahal Mustahal
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.57468

Abstract

Serat kasar tinggi yang terkandung dalam tepung daun kelor (TDK) menjadi penghambat penggunaan TDK sebagai bahan baku pakan ikan lele. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan TDK yang dihidrolisis dengan cairan rumen domba untuk pakan ikan lele. Uji hidrolisis pada TDK dengan menggunakan 4 dosis cairan rumen yaitu 0, 100, 125, 175 mL/kg dan lama inkubasi selama 0, 12, 24 jam, dilakukan untuk memperoleh dosis dan waktu inkubasi terbaik untuk menurunkan nilai serat kasar dalam TDK. Penelitian terdiri dari tiga pelakuan dan tiga kali ulangan, yaitu pakan referensi/acuan, pakan uji TDK tanpa hidrolis cairan rumen, dan pakan uji TDK dengan hidrolisis cairan rumen. Ikan lele dengan bobot sebesar 5,05±0,005 g dipelihara selama 45 hari dengan padat tebar 15 ekor/wadah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis rumen 175 mL/kg dengan lama inkubasi 12 jam menghasilkan nilai serat kasar terkecil (4,33%). Pakan uji TDK dengan hidrolisis cairan rumen menghasilkan nilai kecernaan bahan baku tiga kali lipat lebih besar (50,19%) dibandingkan dengan pakan uji tanpa hidrolisis (16,90%). TDK yang dihidrolisis cairan rumen domba dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ikan lele karena meningkatkan kecernaan nutrien, rasio konversi pakan dan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pakan uji TDK tanpa hidrolisis pada pemeliharaan ikan lele.
Evaluasi Kandungan Nutrien dan Antinutrien Tepung Daun Kelor Terfermentasi sebagai Bahan Baku Pakan Ikan Senny Helmiati; Rustadi Rustadi; Alim Isnansetyo; Zulprizal Zulprizal
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.58526

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kandungan nutrien dan antinutrien tepung daun kelor terfermentasi sebagai sumber protein nabati pakan ikan. Tahap penelitian meliputi pembuatan tepung daun kelor, persiapan dan penghitungan kepadatan bakteri, proses fermentasi, dan analisis kandungan nutrien dan antinutriennya. Bakteri yang digunakan untuk fermentasi merupakan campuran bakteri T2A (Bacillus sp.), T3P1 (Bacillus sp.) dan JAL11 (Lactococcus raffinolactis) dengan kepadatan sebesar 2,16x109 cfu/mL. Fermentasi tepung daun kelor dilakukan selama 168 jam. Analisis kandungan nutrien dan zat antinutrien tepung daun kelor terfermentasi dilakukan pada jam ke-24, ke-48, ke-72, ke-96, ke-120, ke-144 dan ke-168. Kandungan nutrien tepung daun kelor meliputi kadar air (9,04±0,00%), abu (9,70±0,21%), protein (25,77±0,08%), lemak (4,80±0,52%), serat kasar (11,60±0,13%), bahan ekstrak tanpa nitrogen (39,06±0,52%), energi (351,27±3,27 kkal/00 g), hemiselulosa (13,79±0,07%), selulosa (9,9±0,06%) dan lignin (15,34±0,31%). Fermentasi dapat meningkatkan kadar air, abu, protein dan lemak, serta menurunkan kadar serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, hemiselulosa, selulosa, lignin dan antinutrien, antara lain fenol, tanin, asam fitat dan HCN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi dapat meningkatkan kandungan nutrien dan menurunkan kandungan antinutrien tepung daun kelor, sehingga dapat digunakan sebagai sumber protein nabati pada bahan baku pakan ikan.
Pengaruh Padat Tebar dan Penggunaan Injektor Venturi terhadap Laju Pertumbuhan Udang (Litopenaeus Vannamei) dalam Bak Beton Romi Novriadi; Khoirun Nisa Alfitri; Supriyanto Supriyanto; Rudy Kurniawan; Deendarlianto Deendarlianto; Rustadi Rustadi; Wiratni Wiratni; Sinung Rahardjo
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.60516

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap efek dari perlakuan padat tebar yang berbeda dan penggunaan injektor venture terhadap laju pertumbuhan udang Litopenaeus vannamei yang dipelihara di bak beton. Udang Vannamei (berat awal 0,3 ± 0,07 g) dimasukkan ke dalam 32 bak pemeliharaan dengan ukuran 8x8x1 m dengan padat tebar 300, 400, 500, 600 udang m-2 dan masing-masing padat tebar memiliki delapan pengulangan. Untuk pengamatan injektor venturi, dilakukan di dua kepadatan berbeda yakni 300 dan 600 udang m-2 dengan memasang injektor venturi masing-masing di tiga bak pengamatan dan dibandingkan dengan kontrol. Jumlah pakan yang diberikan ditentukan terlebih dahulu berdasarkan asumsi pertambahan berat udang Vannamei 1 g per minggu, rasio konversi pakan (FCR) 1,4 dan kematian mingguan sebanyak 3 %. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara peningkatan padat tebar dengan laju pertumbuhan udang. Berat akhir udang berada di kisaran 13,0±0,2, 11,6±0,5, 10,3±0,4 dan 9,3±1,0 g untuk padat tebar 300, 400, 500, dan 600 udang m-2. Laju pertambahan berat harian berada di kisaran 0,14±0,02 – 0,17±0,02 g dan semakin membaik ketika pada tebar diturunkan (P<0,05). Sementara, tidak ada perbedaan yang nyata untuk parameter FCR dan tingkat kelulushidupan udang (P<0,05). Injektor venturi dapat meningkatkan produktivitas produksi sebesar 6,63±0,094% untuk kepadatan 600 udang m-2 dan 7,97±0,054% untuk kepadatan 300 udang m-2 dibandingkan bak kontrol. Selama masa produksi, tidak ada pengaruh nyata untuk penggunaan empat padat tebar berbeda terhadap kondisi kualitas air media pemeliharaan dan tidak ada insiden munculnya wabah penyakit.

Page 1 of 1 | Total Record : 10