cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Ulul Albab
ISSN : -     EISSN : 26217716     DOI : -
Jurnal Ulul Albab merupakan jurnal yang memuat karya tulis berupa penelitian maupun pengembangan keilmuan pada bidang ilmu-ilmu Sains, ilmu-ilmu sosial dan Humaniora berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait.
Arjuna Subject : -
Articles 60 Documents
ANALISIS KESTABILAN LERENG HIGHWALL PIT6 LUBANG BOR GNDH55 PROJECT DESA BATUAH KECAMATAN LOAJANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Khairul Imam; Alpiana Alpiana; Bedy Fara Aga Matrani
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.426 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2226

Abstract

Lereng merupakan permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang horizontal. Lereng yang terdapat pada tambang batubara merupakan buatan manusia. Batubara adalah salah satu bahan galian dimana sistem penambangannya menggunakan tambang terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik batuan dari parameter yang digunakan dalam menentukan pemodelan geoteknik, mengetahui faktor keamanan lereng tunggal dan keseluruhan, membuat rancangan lereng tunggal, dan membuat rancangan lereng highwall yang aman pada lokasi penambangan batubara. Dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu, pengumpulan data, tahap lapangan, dan pasca lapangan. Pengumpulan data meliputi pengumpulan data primer dan data sekunder. Tahap lapangan meliputi pengeboran geoteknik dan pengepakan sampel. Tahap pasca lapangan meliputi preparasi dan analisis laboraorium serta pengolahan data. Untuk melakukan analisis stabilitas lereng digunakan program SLIDE 6.0. Hasil analisis stabilitas lereng didapatkan bahwa lereng tunggal dengan tinggi jenjang 10 meter dengan sudut 35°. 40°, 45°, dan 50° berada dalam keadaan aman untuk kondisi jenuh dan kering. Sedangkan lereng tunggal dengan kondisi kering dan jenuh pada tinggi 15 meter dan sudut 35°, 40°, 45°, dan 50° berada dalam keadaan aman dan tidak aman. Pada lereng keseluruhan untuk lereng highwall pada tinggi 70 meter dan sudut 25° pada kondisi jenuh dan kering berada dalam kondisi aman dengan nilai FK 1,330 dan 2,089 (FK > 1,300), sedangkan pada sudut 30° pada kondisi kering dan jenuh berada dalam keadaan aman dan tidak aman dengan nilai FK 1,703 dan 1,184 (FK < 1,300). AbstractSlope is the surface of the earth which forms a certain angle with a horizontal plane. The slopes found in coal mines are man-made. Coal is a quarry where the mining system uses an open pit. This study aims to determine the physical and mechanical properties of rocks from the parameters used in determining geotechnical modeling, knowing the safety factors of single and overall slopes, making single slope designs, and making safe highwall slope designs at coal mining locations. To do slope stability analysis, SLIDE 6.0 is used. In this study consists of 3 (three) stages, namely, data collection, field stage, and post-field. Data collection includes primary and secondary data collection. The field stage includes geotechnical drilling and sample packing. The post-field stage includes laboratory preparation and analysis as well as data processing. To do slope stability analysis, SLIDE 6.0 is used. The results of the slope stability analysis found that a single slope with a height of 10 meters with an angle of 35 °. 40 °, 45 ° and 50 ° are safe for saturated and dry conditions. Whereas a single slope with dry and saturated conditions at 15 meters high and angles of 35 °, 40 °, 45 °, and 50 ° are safe and unsafe. On the overall slope for highwall slopes at a height of 70 meters and an angle of 25 ° in saturated and dry conditions are in safe conditions with FK values 1,330 and 2,089 (FK> 1,300), while at an angle of 30 ° in dry and saturated conditions are in a safe and insecure with FK values 1,703 and 1,184 (FK <1,300).
KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN LERENG DISPOSAL KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR Ferry Ardinata; Alpiana Alpiana; Bedy Fara Aga Matrani
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.743 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2255

Abstract

Lereng adalah suatu bidang di permukaan tanah yang menghubungkan permukaan tanah yang lebih tinggi dengan permukaan tanah yang lebih rendah. Lereng dapat terbentuk secara alami dan dapat juga dibuat oleh manusia (DAS, 1994). Dalam penelitian ini metode yang digunakan terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu, pra lapangan, lapangan, dan pasca lapangan. Tahap pra lapangan meliputi pengumpulan data studi literatur dan interpretasi data sekunder. Tahap lapangan meliputi penyondiran dan sampel tanah. Tahap pasca lapangan meliputi analisis laboratorium. Untuk melakukan an diatas menunjukkan bahwa pada jenjang dengan tinggi 5 m dan 10 m dan sudut lereng 60o, 65o, 70o, dan 75o pada kondisi setengah jenuh mempunyai faktor keamanan terkecil 2.030 dan faktor keamanan terbesar 8.176. Diketahui bahwa lereng dalam kondisi setengah jenuh maupun kering dalam keadan aman dengan nilai faktor keamanan setengah jenuh 1.565 dan yang kering 1.975 apabila lereng mempunyai tinggi 5 m dan sudut 35°. Dapat dilihat bahwa tinggi jenjang dan sudut lereng mempengaruhi kestabilan lereng. Lereng dengan tinggi jenjang 5 dan 10 m pada sudut 60°, 65°, 70°, dan 75° dalam kondisi aman semua. Dapat disimpulkan juga bahwa semakin tinggi lereng tunggal dan semakin besar sudut lereng yang digunakan maka nilai faktor keamanan semakin kecil.AbstractSlope is a plane at the ground surface that connects higher ground surface with lower ground level. Slopes can be formed naturally and can also be made by humans. (DAS, 1994). In this study the method used consisted of 3 (three) stages, namely, pre-field, field and post-field. The pre-field stage includes the collection of literature study data and the interpretation of secondary data. The field stage includes soil sampling and sampling. The post-field stage includes laboratory analysis. To do slope stability analysis, SLIDE 6.0 is used. Based on the results of the slope stability analysis above, it can be seen that at the level of 5 meters and 10 meters high and the slope angle of 60o, 65o, 70o and 75o at half saturated condition has the lowest safety factor of 2,030 and the biggest safety factor of 8,176. It is known that the slope is in a condition of half-saturated or dry in a safe condition with a safety factor value of half-saturated 1,565 and a dry one of 1,975 when the slope has a height of 5 meters and an angle of 35 °. It can be seen that the level of height and the angle of the slope affect the stability of the slope. Slopes with a height of 5 and 10 meters at an angle of 60 °, 65 °, 70 ° and 75 ° in all safe conditions. It can also be concluded that the higher the single slope and the greater the slope angle used, the smaller the value of the safety factor.
KAJIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA AREA PENGOLAHAN BATU ANDESIT DI PT. NIAT KARYA di KECAMATAN UTAN KABUPATEN SUMBAWA BESAR Awaludin Awaludin; Gde Dharma Atmaja; Yusuf Palimbong
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.183 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2227

Abstract

Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada industri Pertambangan akhir-akhir ini terus berkembang seiring dengan teknologi dalam bidang industri pertambangan. Kemajuan tersebut mengakibatkan munculnya berbagai persoalan dan dampak industri pertambangan yang semakin komplek dan telah menjadi perhatian banyak orang. Hal ini terbukti dari banyaknya tekanan yang datang dari masyarakat luas terhadap pengelolaan dan kehadiran industri pertambangan di tengah-tengah kehidupan mereka. Isu masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja sering digunakan sebagai strategi pasar dalam memasuki kompetisi pasar dunia. Dengan demikian maju dan berkembangnya kegiatan pertambangan yang diiringin dengan kemajuan teknologi serta semakin intensifnya penggunaan tenaga kerja tambang, maka semakin besar resiko bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mencapai sasaran produksi tambang yang efektif dan efisien dengan aman dan selamat, maka perlu dilaksanakan pengolahan keselamatan dan kesehatan (K3) sebaik-baiknya sesuai dengan prosedur dan peraturan/ketentuan yang berlaku. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Niat Karya menerapkan standar OHSAS 18001:2012 mengacu pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Selama periode pelaporan tahun 2016 sampai 2019, Kecelakaan yang sering terjadi merupakan Cidera ringan. Total cedera ringan adalah 5 selama 4 tahun periode pelaporan. Kajian ini menemukan bahwa terdapat dua faktor yang terlibat sebagi penyebab kecelakaan yaitu Tindakan Tidak Aman seperti tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan tidak mengindahkan prosedur standar operasi, dan kondisi tidak aman seperti buruknya konidisi jalan angkut.AbstractIssues Occupational Health and Safety (OHS) in Mining industry lately continue to evolve with technology in the mining industry. Such advancements have resulted in various problems and the impact of the mining industry that is increasingly complex and has been the concern of many people. The issue of occupational safety and health problems are often used as a market strategy in entering the world market competition. Thus the developed and developing mining operations diiringin with technological advances and the increasingly intensive use of the mine work force, the greater the risk of hazards that can cause accidents. To achieve its goal of achieving production targets effective and efficient mine securely and safely, it is necessary to processing implemented safety and health (OHS) as well as possible in accordance with the procedures and rules / regulations in force. Management System Occupational Health and Safety at PT. Niat Karya to apply the standard OHSAS 18001: 2012 by referring to Law No. 1 of 1970 on Occupational Safety and Health. During the reporting period 2016 to 2019, accidents often occur is a mild injury. Total of minor injuries is 5 for 4-year reporting period. This study found that there are two factors that are involved as a cause of the accident which measures Unsafe such as not using Personal Protective Equipment (PPE) and ignores the standard operating procedure, and the unsafe conditions such as poor condition of haul roads.
TARGET PRODUKSI AGREGAT BATU ANDESIT HASIL CRUSHING PLANT UNTUK KEBUTUHAN ASPHALT MIXING PLANT (PT. NIAT KARYA) Fiqri Juniardi; Joni Safaat Adiansyah
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.961 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2256

Abstract

PT. Niat Karya adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang penyediaan jasa penambangan, pengolahan, dan pengaspalan jalan raya yang didirikan pada bulan Juni 2016 di Desa Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. Hasil penambangan terdiri dari sirtu dan kerokol dengan menggunakan sistem tambang terbuka dengan metode Quarry Mine. Material Hasil penambangan pada Quarry di angkut ke stoke pile untuk di tampung kemudian di bawa ke Crushing Plant untuk di olah menggunakan alat Stone Crusher yang berkapasitas 20 m3/jam. Proses pemecahannya melalui 2 (dua) tahapan antara lain: 1) Primary Crusher, dalam tahapan ini material akan di pecahkan menggunakan alat jaw crusher hingga berukuran 70 mm; 2) Secondary Crusher, Dalam tahapan ini material akan di pecahkan menggunakan impact mill hingga berukuran < 70 mm. Batuan yang telah di pecahkan akan diayak menggunakan vibrating screen. Proses screening menghasilkan 3 (tiga) ukuran produk berupa agregat Material Beton (20 – 36 mm), Coarse Agregat (9 – 20 mm), dan Fine Agregat (-9 mm). ABSTRACTPT. Niat Karya is a private company engaged in providing mining, procesing and asphalting services for the highway that was established in June 2016 Sabedo vilage, Utan District, Sumbawa Regency. Mining products consist of sirtu and krokol using the open pit system using the Quarry Mine method. Mining material from the Quarry is transported to the stoke pile to be accommodated and then taken to the Crushing Plant for processing using a Stone Crusher With a capacity of 20 m3/hour. The process of solving through two stages including: 1) Primary Crusher, in this stage the material will be solved using a jaw crusher up to 70 mm in size : 2) Secondary crusher, in this stage the material will be solved using an impact mill up to <70 mm in size. Rocks that have been broken will be sifted using a vibrating screen. Screening process produces 3 (three) product sizes in the form of concrete material aggregates ( 20 – 36 ), Coarse Aggregates ( 9 – 20 ), and Fine Aggregates ( -9 mm ).
ANALISIS DISTRIBUSI FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SPLIT DEKSTOP V2.0 DI PT AMMAN MINERAL NUSA TENGGARA Ade Kurniawan; Alpiana Alpiana; Diah Rahmawati
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.621 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2222

Abstract

PT Amman Mineral Nusa Tenggara merupakan perusahaan tambang yang berlokasi di Batu Hijau Kecamatan Maluk Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sebelum dilakukan peledakan terlebih dahulu dilakukan pengeboran untuk menyediakan lubang. BOCCOST (Blasting Optimation Crushing Conveying Optimizing SAG Troughput) program bertujuan untuk menganalisis distribusi ukuran fragmentasi hasil peledakan yang berkaitan dengan pengeluaran SAG Mill dengan menggunakan media software  yang disebut Split Enggineering atau Split Dekstop V2.0. Adapun tahapan analisis fragmentasi yaitu menyiapkan gambar untuk diproses, automatic Delination of the Particles, edit Binary Image, computer Size  dan graphs and Outputs. Setelah gambar diolah dalam software, maka akan didapatkan ukuran P20. P50, P80 dan Top Size. Selanjutnya akan dimasukkan ke dalam tabel data agmentasi batuan hasil kegiatan peledakan. Hasil analisis fragmentasi pada level 225, 315 dan 345 diperoleh nilai P20 (Limiting Reduction Ratio) dengan ukuran antara 13,74 mm hingga 28,61 mm, P50 (Aperent Reduction Ratio) dengan ukuran antara 38,46 mm hingga 100,06 mm, P80 (Reduction Ratio 80) dengan ukuran antara 68,19 mm hingga 121,70 mm dan Top Size (Working Reduction Ratio) dengan ukuran antara 156,77 mm hingga 322,06 mm.  ABSTRACT PT Amman Mineral Nusa Tenggara is a mining company located in Batu Hijau, Maluk District,West Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara Province. Before blasting, drilling is carried out to provide holes.The BOCCOST (Blasting Optimization Crushing Conveying Optimizing SAG Troughput) program aims to analyze the size distribution of blasting results related toSAG Mill release using a media software called Split Enggineering or Split Desktop V2.0. The fragmentation analysis stages are preparing images for processing, automatic Delination of the Particles, editing Binary Images, computer Size and graphs and Outputs.The results of fragmentation analysis at levels 225, 315 and 345 obtained P20 (Limiting Reduction Ratio) values with sizes ranging from 13.74 mm to 28.61 mm, P50 (AperentReduction Ratio) with sizes ranging from 38.46 mm to 100.06 mm, P80 (Reduction Ratio 80) with sizes ranging from 68.19 mm to 121 .70 mm and Top Size (Working Reduction Ratio) with sizes ranging from 156.77 mm to 322.06 mm.  ABSTRACT PT Amman Mineral Nusa Tenggara is a mining company located in Batu Hijau, Maluk District, West Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara Province. Before blasting, drilling is carried out to provide holes.The BOCCOST (Blasting Optimization Crushing Conveying Optimizing SAG Troughput) program aims to analyze the size distribution of blasting results related to SAG Mill release using a media software called Split Enggineering or Split Desktop V2.0. The fragmentation analysis stages are preparing images for processing, automatic Delination of the Particles, editing Binary Images, computer Size and graphs and OutputsThe results of fragmentation analysis at levels 225, 315 and 345 obtained P20 (Limiting Reduction Ratio) values with sizes ranging from 13.74 mm to 28.61 mm, P50 (Aperent Reduction Ratio) with sizes ranging from 38.46 mm to 100.06 mm, P80 (Reduction Ratio 80) with sizes ranging from 68.19 mm to 121 .70 mm and Top Size (Working Reduction Ratio) with sizes ranging from 156.77 mm to 322.06 mm.
KAJIAN GEOTEKNIK UNTUK OPTIMASI LERENG DISPOSAL DI PT. BOSS (BORNEO OLAH SARANA SUKSES) DI DESA DASAQ KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR Edi Setiadi; Alpiana Alpiana; Bedy Fara Aga Matrani
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.626 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2232

Abstract

Suatu kegiatan pertambangan umumnya memindahkan tanah penutup untuk mengambil bahan galian yang berada di dalam bumi. Oleh karena itu, diperlukan area tertentu untuk membuang material tanah penutup tersebut sehingga tidak menutupi area yang masih mengandung bahan galian yang ekonomis. Area ini disebut sebagai disposal atau dumping area. Sebelum melakukan penambangan, perlu dilakukan kajian geoteknik untuk mendukung rancangan desain yang sudah ada. Kajian geoteknik dilakukan untuk memperkirakan model yang akan diterapkan agar lereng yang terbentuk nantinya aman dan tidak menimbulkan bahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi desain geometri lereng tunggal untuk disposal area dan mengetahui parameter yang berpengaruh dalam rancangan lereng disposal area. Metode ini menggunkan metode Bishop dengan menggunkan aplikasi software slide 6.0 untuk mencari nilai faktor keamananya. Lereng tunggal dengan tinggi jenjang 15 m dengan sudut 60˚, 65˚, 70˚, dan 75˚ pada kondisi kering dan setengah jenuh semua lereng berada dalam kondisi aman. Dengan rekomendasi lereng terdapat pada material CLAY faktor keamanan 1.408, material SAND faktor keamanan 1.838 dan material Mixing Undistrub 1.829. Lereng tunggal dengan tinggi 20 m dengan sudut 60˚, 65˚, 70˚, dan 75˚ pada kondisi kering dan setengah jenuh berada dalam kondisi aman dan sebagian berada pada kondisi tidak aman. Dengan rekomendasi lereng terdapat pada material CLAY faktor keamanan 1,247, material SAND faktor keamanan 1.566 dan material Mixing Undistrub 1.591 dan faktor keamanan <1.200 terdapat pada material CLAY dengan faktor keamanan 1.155.AbstractA mining activity generally move overburden to take minerals that are in the earth. Therefore, certain areas are needed to dispose of the overburden material so that it does not cover areas that still contain economical minerals. This area is called the disposal or dumping area. Before mining, a geotechnical study needs to be carried out to support the existing design. A geotechnical study is carried out to estimate the model that will be applied so that the slope formed will be safe and not cause danger. The purpose of this study is to provide a single slope geometry design recommendation for the disposal area and determine the parameters that influence the design of the disposal area slope. This method uses the Bishop method by using the slide 6.0 software application to find the value of the safety factor. the results of a single slope analysis with a height of 15 m with an angle of 60˚, 65˚, 70˚, and 75˚ in dry and half-saturated conditions all slopes are in a safe condition. With the slope recommendations found in the CLAY material the safety factor is 1,408, the SAND material is the safety factor 1,838 and the Mixing Undistrub material is 1,829.  The results of a single slope analysis with a height of 20 m with an angle of 60˚, 65˚, 70˚, and 75˚ in dry and half-saturated conditions are in safe conditions and some are in unsafe conditions. With the recommended slope found in CLAY material 1,247 safety factor, SAND material 1.566 safety factor and Undistrub Mixing 1.591 material and <1,200 safety factor found in CLAY material 1,155 safety factor.
MEKANISME PEMBORAN AIR TANAH DI DESA KERANDANGAN KECAMATAN BATU LAYAR KABUPATEN LOMBOK BARAT NUSA TENGGARA BARAT Kaimudin Kaimudin; Alpiana Alpiana; Diah Rahmawati
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.706 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2257

Abstract

Pemboran adalah kegiatan membuat lubang vertikal ke dalam tanah. Dalam keadaan tertentu pemboran dapat juga dilakukan secara miring (directional drilling) atau disebut juga pemboran berarah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zona jenuh dengan tekanan hidrostatis sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer. Kondisi air tanah dipengaruhi oleh iklim, kondisi geologi, geomorfologi dan penutup lahan serta aktivitas manusia. Untuk mendapatkan air tanah perlu dilakukannya kegiatan pengeboran. Pengeboran air tanah harus di lakukan dengan mekanisme yang baik dan tepat agar hasil air bersih dan kualitas. Untuk itu dalam permasalahan ini yang akan di bahas yaitu mekanisme pengeboran air tanah. Dalam penelitian ini pemboran air tanah di lakukan sedalam 21 meter dan sudah mencapai target yang telah di tentukan. Pada setiap interval 1,5 meter atau pada setiap satu stang membutuhkan waktu pemboran yang berbeda-beda tergantung kekerasan batuan. Waktu pemboran paling cepat di jumpai pada stang pertama di kedalaman 1,5 meter sampai 3,0 meter dengan waktu 45 menit. Sedangkan waktu pemboran yang paling lama di jumpai pada stang bor terakhir di kedalaman 13,5 sampai 15 meter dengan waktu 83 menit. AbstractDrilling is the activity of making vertical holes into the ground. In certain circumstances drilling can also be done obliquely (directional drilling) or also called directional drilling.Water is an important component of the environment for life. Water is the main requirement for the process of life on earth, so there is no life if on earth there is no water. Groundwater is water that is below the surface of the soil in the saturated zone with hydrostatic pressure equal to or greater than atmospheric pressure. Groundwater conditions are influenced by climate, geological conditions, geomorphology and land cover as well as human activities. To get groundwater drilling needs to be done. Drilling of ground water must be done with good and appropriate mechanisms so that the results of clean water and quality. For this reason, the issue that will be discussed is the mechanism of groundwater drilling. In this study groundwater drilling was carried out as deep as 21 meters and had reached the specified target. At every 1.5 meter interval or at each handlebar, drilling time varies depending on rock hardness. The fastest drilling time was encountered at the first handlebar at a depth of 1.5 meters to 3.0 meters in 45 minutes. While the longest drilling time was encountered at the last drill handlebar at a depth of 13.5 to 15 meters with 83 minutes.
KAJIAN KESTABILAN LERENG HIGHWALL BERDASARKAN ANALISIS PROBABILITAS DI PT.TA TABANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Muhammad Bima Saputra; Alpiana Alpiana; Joni Safaat Adiansyah
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.791 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2223

Abstract

Kestabilan lereng tambang terbuka pada industri pertambangan merupakan salah satu isu penting, semakin lebar dan dalam tambang terbuka tersebut dilakukan penggalian, semakin besar resiko yang akan muncul atau semakin meningkatkan ketidakpastian pada faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng tambang terbuka tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi desain geometri lereng tunggal, lereng keseluruhan yang optimum untuk plan pit, dan mengetahui parameter masukan yang paling berpengaruh terhadap kestabilan rencana lereng penambangan. Metode yang digunakan adalah metode probabilitas dengan menggunakan aplikasi software slide 6.0. Hasil analisis lereng menunjukkan desain dari geometri lereng tunggal dengan tinggi 10 meter dengan sudut 60° material overburden dan material coal. Selain itu untuk dengan tinggi 90 meter menghasilkan 2 rekomendasi yaitu, pertama dengan sudut keseluruhan 32° dengan lebar berm 5 meter memiliki nilai FK (mean) 1,453 dan nilai PK 2,80%. Kedua, sudut lereng keseluruhan 28° dengan lebar berm 10 meter memiliki nilai FK (mean) 1,671 dan nilai PK 3,80%. Berdasarkan hasil analisis sensitifitas pada lereng keseluruhan didapatkan parameter masukan yang paling berpengaruh adalah internal friction angle material overburden pada sudut keseluruhan 32° dengan nilai FK <1,0 dan pada sudut keseluruhan 28° dengan nilai FK <0,9.ABSTRACTThe slope stability in the mining industry in the open pit mine is one of the major issues. The wider and deeper the open pit mine, the greater risk will slope occure or it will increase the uncertainty for factors affecting the stability of the open pit mine. The purpose of the study is to recommend the single slope geometry design, the optimum overall slope for the plan pit, and to find the most important input parameters for the slope stability plan of the mining. The method used is the probability method by using the software slide 6.0.  Slope analysis results show the design of a single slope geometry with a height of 10 meters with an angle of 60° for overburden and coal material. In addition,  the height of 90 meters generates two recommendations an follows figt, an overall angle of 32° with a berm of 5 meters has an FK value (mean) 1.453 and a PK value of 2.80%. Second, the overall slope angle of 28° with a berm of 10 meters has an FK (mean) value of 1.671 and a PK value of 3.80%. Based on the results of sensitivity analysis on the overall slope, the most influential input parameter is the internal friction angle of the material overburden at an overall angle of 32° with FK values <1.0 and at an overall angle of 28° with FK values <0.9
PENGARUH NILAI USAGE TERHADAP PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI BERDASARKAN DATA DISPATCH PADA ALAT MUAT EXCAVATOR HIITACHI 5500 PERIODE FEB – APR 2019 DI PT. AMMAN MINERAL NUSA TENGGARA Khumaini Khumaini; Gde Dharma Atmaja; Diah Rahmawati
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.553 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2233

Abstract

PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (PT. AMNT) menggunakan Dispatch system untuk pemantauan dan penyebaran alat mekanis. Dalam kegiatan operasionalnya, PT. AMNT mempunyai target produksi pada alat muat yang disesuaikan dengan forecase dan kebutuhan di lapangan. Adapun tujuan dari pengamatan ini yaitu, mengetahui pencapaian produksi expit yang di dapatkan, mengetahui nilai usage aktual pada alat muat hitachi EX5500, serta mengetahui pengaruh usage terhadap target produksi Expit.. metode  penelitian yang digunakan dalam kegiatan penelitian ialah dengan menggabungkan antara teori dan data di lapangan  sehingga akan mendapatkan hasil analisis dan solusi untuk permasalahan yang ada di lapangan. Semakin tinggi nilai usage maka akan semakin tinggi nilai produksi yang di dapatkan. pengaruh nilai usage pada alat muat EX601 bulan Februari sebesar 325.850 ton, bulan Maret sebesar 901.698 ton, dan bulan April sebesar 854.036 ton. Pada EX602 bulan Februari sebesar 593.904 ton, bulan Maret sebesar 817.115 ton, dan pada bulan April sebesar 709.116 ton. Untuk mencapai produksi forecast pada excavator hitach`i 5500 yaitu dengan menggunakan equipment lain sebagai kebutuhan pada trimming dalam pembuatan bench.     Abstract:PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (PT. AMNT) uses a Dispatch system for monitoring and distributing mechanical devices. In its operational activities, PT. AMNT has a production target for loading equipment that is tailored to the fore case and needs in the field. The purpose of this observation is to know the achievement of the expit production obtained, to know the actual usage value on the Hitachi EX5500 loading device, and to know the effect of usage on the Expit production target. The research method used in the research activity is to combine theory and data in field so that it will get the results of analysis and solutions to problems that exist in the field. The higher the value of usage, the higher the value of production gained. the influence of usage value on EX601 loading equipment in February was 325,850 tons, in March it was 901,698 tons, and in April it was 854,036 tons. In EX602 in February it was 593,904 tons, in March it was 817,115 tons, and in April it was 709,116 tons. To achieve forecast production on hitach`i 5500 excavators, that is by using other equipment as a necessity for trimming in making benches.
KAJIAN TEKNIS KEBUTUHAN ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA TAMBANG BATU ANDESIT PT. RANGGA EKA PRATAMA, KABUPATEN DOMPU Sabar Setyawan; Diah Rahmawati; Gde Dharma Atmaja
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.228 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2224

Abstract

PT. Rangga Eka Pratama merupakan salah satu perusahaan penambangan batu andesit yang bergerak dalam bidang jasa konstrusi jalan dan jembatan, sistim penambangan yang digunakan yaitu sistem tambang terbuka dengan metode quarry. Proses pembongkaran dan pemuatan menggunakan 1 unit excavator Cabelko SK200 dan proses pengangkutan menggunakan 8 unit dump truck Toyota Dyna 130 HT. Rata-rata waktu edar dalam siklus kerja exavator adalah 0,26 menit, sedangka waktu edar dalam siklus kerja dump truck adalah 11,16 menit dengan waktu kerja efektif yang didapat untuk excavator adalah 5,29 jam/hari, dan waktu kerja efektif alat angkut adalah 5,06 jam/hari. Berdasarkan waktu edar alat gali muat dan alat angkut didapatkan factor keserasian MF = 0,745, nilai MF<1, artinya alat gali muat bekerja  100 % sednagkan alat angkut bekerja kurang dari 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu alat angkut yang belum datang, maka adanya upayah perbaikan nilai MF= 1 sehingga dibutuhkan penambahan 2 unit alat angkut yang sebelumnya 8 unit alat angkut menjadi 10 unit alat angkut. ABSTRAKPT. Rangga Eka Pratama is one of the andesite stone mining companies engaged in road and bridge construction services. The mining system is carried out using the open-pit mining system with the quarrying method. The unloading and loading process uses 1 unit of Kobelco SK200 excavator, and the hauling process uses eight units of Toyota Dyna 130 HT dump truck. The average cycle time in the excavator working cycle is 0.26 minutes, while the cycle time in the dump truck work cycle is 11.16 minutes with the effective working time obtained for the excavator is 5.29 hours/day, and the effective working time of the hauling is 5.06 hours/day. Based on the cycle time of digging and conveyance equipment, the match factor was obtained MF= 0.745, MF value <1, meaning that the loading and unloading tool works 100% while the conveyance works less than 100%. So that there is a waiting time for the loading equipment due to waiting for the conveyance that has not yet arrived, then there is an effort to improve the value of MF = 1. So that it needs the addition of 2 units of conveyance, which were previously eight units of conveyance to 10 units of conveyance.