cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jpenataanruang@gmail.com
Editorial Address
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan dan Kebumian (FTSPK),Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sukolilo, Surabaya 60111
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Penataan Ruang
ISSN : 19074972     EISSN : 2716179X     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Penataan Ruang (JPR) merupakan jurnal yang dikelola oleh Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Indonesia. Tujuan dari Jurnal Penataan Ruang adalah sebagai wadah diseminasi hasil-hasil penelitian pengabdian masyarakat pada bidang Perencanaan Wilayah dan Kota, baik di Indonesia maupun internasional.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Penataan Ruang 2022" : 8 Documents clear
Arahan Pengembangan Produk Olahan Bawang Merah Berdasarkan Konsep Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) di Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo Mumtazah Mumtazah; Surya Hadi Kusuma
Jurnal Penataan Ruang Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Penataan Ruang 2022
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v17i1.12011

Abstract

Kecamatan Wonoasih menjadi produsen terbesar produk bawang merah di Kota Probolinggo. Namun, kesejahteraan para petani bawang merah cukup memperihatinkan, akibat harga jual bawang merah yang sering mengalami fluktuasi harga setiap tahunnya. Selain itu, biaya upah tenaga kerja pembantu juga mengalami kenaikan, sehingga biaya yang dikeluarkan dalam proses budidaya bawang merah dirasa lebih besar jika dibandingkan dengan harga jual bawang merah. Saat ini sudah terdapat beberapa UMKM produk olahan bawang merah di Kecamatan Wonoasih, berupa bawang merah goreng. Namun, produksinya belum mampu memenuhi permintaan pasar di Kota Probolinggo dan sekitarnya. Selain itu, proses produksi dan pengolahannya juga masih belum optimal. Sehingga dibutuhkan arahan pengembangan produk olahan bawang merah berdasarkan konsep Pengembangan Ekonomi Lokal di Kecamatan Wonoasih. Metode dan teknik analisis yang digunakan antara lain metode Analytical Hierarchy Process melalui bantuan Expert Choice untuk menentukan faktor prioritas pengembangan produk olahan, dan Analisis Triangulasi untuk menentukan arahan pengembangan produk olahan. Bawang merah goreng dab tepubg bawang merah menjadi produk olahan yang dikembangkan di Kecamatan Wonoasih. Ada 20 (dua puluh) faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan produk olahan, dan terdapat 5 (lima) aspek yang menjadi dasar dalam pengembangan produk olahan, masing-masing aspek memiliki 1 (satu) faktor prioritas yang menjadi faktor utama dalam penentuan arahan pengembangan. Arahan pengembangan produk olahan bawang merah, yaitu peningkatan intensitas pertemuan antara pihak swasta dan masyarakat, dan menyediakan database informasi pemasaran (aspek sumber daya manusia); memperkerjakan tenaga penjual dan pemasaran terpusat, dan perlu adanya Quality Control untuk setiap proses produksi (aspek manajemen); untuk setiap UMKM dibutuhkan bawang merah sebanyak 200 kg (aspek material); pemanfaatan teknologi produksi, dan peningkatan kapasitas daya listrik (aspek sarana dan prasarana pendukung); strategi pemasaran offline dan online (aspek pemasaran).
Faktor Prioritas Pengembangan Komoditas Susu Sapi Perah di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung Dengan Konsep Agribisnis Fathimah Ash Sharfina; Mochamad Yusuf
Jurnal Penataan Ruang Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Penataan Ruang 2022
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v17i1.10041

Abstract

Komoditas susu sapi perah menjadi salah-satu potensi utama dari argibisnis peternakan di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung. Namun, potensi ini belum bisa dikembangkan secara optimal karena terhalang oleh rendahnya sumberdaya yang berkaitan dengan produktivitas susu sapi. Selain itu, kendala terbatasnya ketersediaan lahan yang menghasilkan pakan hijauan serta rendahnya kualitas sumber daya manusia, orientasi para peternak pada kultur budidaya on-farm membuat produktivitas rendah dan nilai tambah susu di wilayah studi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor prioritas yang berpengaruh terhadap pengembangan komoditas susu sapi perah di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung menggunakan konsep agribisnis. Terdapat dua tahap yang dilakukan untuk merealisasikan penelitian ini. Pada tahap Pertama, yaitu dengan mengidentifikasi bagaimana pengembangan agribisnis berbasis komoditas susu sapi perah di kawasan studi menggunakan analisis konten, selanjutnya dapat dirumuskan faktor prioritas yang berpengaruh terhadap pengembangan agribisnis berbasis komoditas susu sapi perah dengan Analytic Hierarchy Process. Hasil penelitian diperoleh faktor prioritas yang berpengaruh terhadap pengembangan agribisnis dari bobot tertinggi hingga terendah yaitu Kompetensi Peternak (0,116), Pakan (0,100), Ketersediaan Lahan (0,098), Sarana IB (0,095), Bibit (0,088), Penggunaan Teknologi (0,061), Jaringan Air Bersih (0,057), Koperasi (0,057), Kegiatan Pengolahan Produk (0,046), Jaringan Listrik (0,042), Jaringan Jalan (0,038), Obat-obatan (0,035), Lokasi Pemasaran (0,034), Peralatan Produksi (0,029), Swasta (0,025), Kuantitas Tenaga Kerja (0,024), Pemerintah (0,023), Lembaga Keuangan (0,019), dan Kelompok Peternak (0,019).
The Role of the Church Institution in Responding the COVID-19 Pandemic (Case Study: Jemaat Rehoboth, GPM) Eduardo Erlangga Drestanta; Elrianton Muskita; I Dewa Made Frendika Septanaya; Placidus Kristadi Stefanugroho
Jurnal Penataan Ruang Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Penataan Ruang 2022
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v17i1.13109

Abstract

Throughout the pandemic, the church is one of the numerous religious institutions that is perceived as crucial and has a close connection in the control of COVID-19 in Ambon, Maluku. This research highlights the roles of and the strategies constructed by Gereja Protestan Maluku (GPM) as well as religious leaders who have the capability to transform social condition of the community related to the management of COVID-19. GPM, being a religious institution, is faced with the self-reactualisation of principles which are continuously renewed with regards to responding to the complex issues of COVID-19, such as the return to familial and household theological beliefs as well as adat traditions (mata rumah and piring natsar). Through a descriptive-qualitative approach, this research finds that the church institution is perceived as an essential and strategic part in terms of Maluku’s social structure to reduce the transmission and impact of COVID-19 by performing “divine” interventions in line with medical interventions within nonpharmaceutical and pharmaceutical contexts. Thus, the church institution could take a more active part as a strategic partner and therefore managing the issues caused by the pandemic can be run smoothly and effectively in Maluku.
Pola Pemanfaatan Ruang Usaha dari UMKM Kaki Lima di Koridor Inspeksi Banjir Kanal Timur Kecamatan Duren Sawit, DKI Jakarta Nia Rizky Rohmani; Fadjar Hari Mardiansjah; Muhammad Indra Hadi Wijaya
Jurnal Penataan Ruang Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Penataan Ruang 2022
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v17i1.10976

Abstract

Sejalan dengan pembangunan perkotaan saat ini, peningkatan aktivitas masyarakat menyebabkan peningkatan kebutuhan ruang, termasuk kebutuhan akan infrastruktur Banjir Kanal Timur (BKT) sebagai infrastruktur pengendali banjir yang turut menyediakan ruang terbuka di wilayah Kota Jakarta Timur. Para pedagang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kaki lima ikut memanfaatkan ruang tersebut sebagai lokasi berdagang. Berbasiskan kepada pemikiran bahwa keberadaan aktivitas perdagangan tersebut dapat berpengaruh terhadap ruang BKT, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola perilaku pemanfaatan ruang usaha yang dilakukan oleh UMKM kaki lima di kawasan BKT serta menganalisis pola gangguannya. Tujuan tersebut dicapai dengan melakukan analisis deskriptif kuantitatif dari metode observasi yang dilakukan kepada fenomena pemanfaatan ruang terbuka BKT oleh aktivitas perdagangan yang berkembang tersebut. Pengamatan dilakukan dengan observasi mendalam terhadap setiap aktivitas perdagangan yang berlangsung pada lokasi studi di sore dan malam hari. Hasil penelitian menunjukkan pola karakteristik aktivitas UMKM kaki lima umumnya menggunakan sarana berupa gelaran/alas yang dapat dibongkar pasang dan gerobak. Pemanfaatan ruang koridor banyak ditemukan pedagang pakaian dan makanan siap saji yang tersebar mengikuti sirkulasi koridor yang memanjang. Berdasarkan analisis, pedagang beraktivitas secara menetap dan semi menetap sehingga dari aktivitas yang dilakukan berpotensi menimbulkan gangguan. Pola gangguan yang muncul adalah potensi hambatan arus lalu lintas akibat kerumunan pengunjung dan/atau pedagang beserta sarananya yang berjualan pada sore dan malam hari. Gangguan yang ada memberikan dampak pada akses pintu keluar masuk ke kawasan yang penuh/sesak; badan jalan menjadi sempit; dan terjadinya perselisihan akibat dari gangguan konflik kepentingan. Kerjasama antara UMKM kaki lima dengan pemerintah kota diperlukan untuk mengoptimalkan pola gangguan yang ditimbulkan. Beberapa yang dapat dilakukan seperti bekerjasama dalam menjaga dan mengelola kawasan Koridor BKT, melakukan pemberdayaan kepada paguyuban pedagang kaki lima, pengaturan waktu berdagang guna mengakomodasi kegiatan pedagang, memberlakukan suatu sistem yang dapat mencegah gangguan yakni sistem pop up/ bongkar pasang pada sarana yang digunakan, serta melakukan optimalisasi pedagang pada sisi utara BKT.
Evaluasi Kebijakan, Tindakan, dan Antisipasi Dampak dari Kenaikan Muka Air Laut dan Bencana di Kawasan Wisata Pantai Losari, Kota Makassar sebagai Kota Pesisir Siti Tenricapa; Lita Sari Barus
Jurnal Penataan Ruang Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Penataan Ruang 2022
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v17i1.11214

Abstract

Sebagai negara kepulauan, beberapa kota di Indonesia memiliki sejarah perkembangan kota yang berasal dari wilayah pesisir. Sebagai salah satu kota pesisir, Kota Makassar memiliki perkembangan yang pesat baik dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Kawasan Pantai Losari yang berada di Kota Makassar memiliki kawasan terintegrasi dalam berbagai bidang ekonomi, sosial, dan budaya serta pariwisata. Kota Makassar termasuk dalam Kawasan Perkotaan Mamminasata. Perubahan lingkungan dan bencana laut memiliki dampak yang luar biasa, sehingga perlu dilakukan perawatan potensi laut di masa depan dan layanan ekosistem yang menumbuhkan kebutuhan di pesisir. Sumber daya manusia, IPTEK dan infrastruktur sebagai salah satu aspek penting dalam pengembangan dan pembangunan wilayah yang berbasis kemaritiman dan kebencanaan. Kawasan Pantai Losari memiliki isu permasalahan yakni meningkatnya permukaan air laut yang disebabkan adanya perubahan iklim dan perencanaan mitigasi bencana pada kawasan pesisir pantai losari masih harus ditingkatkan di masa yang akan datang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana kebijakan, tindakan, dan antisipasi dampak dari kenaikan muka air laut dan bencana yang terjadi seperti banjir dan tsunami di Kawasan Pantai Losari di masa yang akan datang. Metode yang digunakan adalah kajian studi literatur dan metode kuantitatif dengan menggunakan analisis overlay data spasial. Hasil dari penelitian ini adalah kebijakan perencanaan tata ruang khususnya di dalam Kawasan Pantai Losari harus lebih mempertimbangkan kawasan rawan bencana, tindakan untuk mengantisipasi terjadinya dampak yang akan terjadi akibat naiknya muka air laut dan bencana diantaranya meninggikan dataran, bangunan berupa tipe rumah 7 dan tipe gedung bertingkat tipe 2, membuat jalur evakuasi dan titik lokasi evakuasi berupa horizontal dan vertikal, serta melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana.
Potensi dan Kendala dalam Pengembangan Kampung Wisata Sebagai Upaya Pemeliharaan Kualitas Lingkungan Permukiman di Kampung Sasirangan, Banjarmasin Verlinna Lovely Mapaliey; Hertiari Idajati
Jurnal Penataan Ruang Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Penataan Ruang 2022
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v17i1.9301

Abstract

Kampung Sasirangan merupakan salah satu permukiman tepi sungai di Kota Banjarmasin yang memiliki arahan pengembangan sebagai kawasan kampung wisata, dengan potensi produk unggulan yang dimilikinya berupa kain sasirangan, kain khas dari Provinsi Kalimantan Selatan. Akan tetapi, Kampung Sasirangan ini dahulu merupakan kawasan permukiman kumuh dengan memiliki beberapa permasalahan berupa kualitas lingkungan permukiman. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan kendala dalam pengembangan Kampung Sasirangan sebagai kampung wisata dalam upaya pemeliharaan kualitas lingkungan permukiman. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan melakukan in-depth-interview pada stakeholder terpilih yang kemudian dianalisis dengan metode content analysis (CA). Hasil dari penelitian ini adalah terdapat potensi dalam pengembangan Kampung Sasirangan sebagai kampung wisata yang secara umum yaitu adanya bangunan rumah tua adat Banjar dan permukiman tepi sungai yang menjadi keunikan Kampung Sasirangan, adanya akses jalan yang mudah, hingga sarana prasarana permukiman yang baik. Sedangkan kendala yang dihadapi dalam pengembangan Kampung Sasirangan sebagai kampung wisata, salah satunya yaitu kondisi bangunan permukiman tepi sungai yang beberapa masih dalam kondisi semi permanen, hingga pembuangan limbah yang rata-rata masih dibuang langsung ke sungai.
Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Di Wilayah Madiun Raya Untuk Mengurangi Tingkat Ketimpangan Pendapatan Wilayah Fendri Hisbullah Febrianto; Eko Budi Santoso
Jurnal Penataan Ruang Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Penataan Ruang 2022
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v17i1.11899

Abstract

Ketimpangan pendapatan Wilayah Madiun Raya terlihat dari rendahnya kontribusi Wilayah Madiun Raya terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Timur dibandingkan dengan wilayah lain di Jawa Timur. Untuk mengatasi fenomena ketimpangan antar wilayah tersebut diperlukan pengembangan pusat pertumbuhan. Pusat-pusat pertumbuhan yang ada saat ini belum terintegrasi dan bersinergi dalam menentukan arah pembangunan wilayahnya. Tujuan penelitian ini untuk memberikan arahan pengembangan pusat pertumbuhan sesuai dengan hirarki dan peran masing-masing pusat pertumbuhan. Dalam mencapai tujuan tersebut dilakukan 2 tahap analisis, analisis pertama yaitu menentukan perkotaan yang layak menjadi pusat pertumbuhan dengan menggunakan analisis skalogram dan model gravity, kemudian pada tahap kedua dilakukan analisis triangulasi untuk menentukan arahan pengembangan pusat pertumbuhan. Hasil analisis menunjukkan terdapat 3 hirarki pusat pertumbuhan di Madiun Raya yaitu primer/utama, sekunder, tersier. Selain itu, dalam arahan pengembangan pusat pertumbuhan ditemukan aspek lain, seperti aspek aktivitas ekonomi, aspek kelembagaan, dan aspek perencanaan yang berperan dalam mendukung perwujudan dan pengembangan pusat pertumbuhan wilayah di Madiun Raya. 
Taksi Air Untuk Kota Yang Lebih Hidup Dan Berkelanjutan Nisrina Aulia Rahma
Jurnal Penataan Ruang Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Penataan Ruang 2022
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v17i1.9684

Abstract

Kemacetan lalu lintas menjadi hal yang terus ditemui setiap hari terutama di kota besar yang ada di Indonesia. Permasalahan ini disebabkan dari beberapa faktor, seperti tingkat urbanisasi, jumlah kendaraan, serta sistem angkutan umum perkotaan yang tidak efisien. Kemacetan membuat mobilisasi seseorang menjadi terganggu, memakan waktu, dan mampu membuat frustasi. Suatu kota dapat dikatakan baik apabila berfokus pada peningkatan dan kualitas dari aspek liveable dan sustainable. Dikatakan liveable apabila kota mampu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakatnya dan sustainable apabila kota mampu untuk terus tumbuh dan berkembang di segala aspek kota. Kemacetan sendiri memiliki korelasi dengan kurang optimalnya aspek urban public transportation, yang disebabkan oleh masyarakat kota kurang tertarik untuk menggunakan transportasi publik karena kurang nyaman, rendahnya keamanan, dan lain-lain. Melihat hal ini sebaiknya pemerintah membuat kebijakan untuk membatasi produksi kendaraan pribadi, menaikkan pajak kendaraan, maupun meningkatkan kualitas transportasi publik agar masyarakat memaksimalkan penggunaannya dalam jangka panjang, dengan mengutamakan social equity; keberlanjutan dari aspek lingkungan; kesehatan, keamanan, dan keselamatan masyarakat; kualitas hidup dan komunitas; serta affordability; ekonomi dan keterjangkauan biaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu combined strategy, dominant dititikberatkan pada strategi kualitatif, yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara responden, sedangkan less dominant kuantitatif dengan pembagian form yang dilakukan secara online. Pada pembahasan ini, yang akan digunakan untuk jenis transportasi publik pada kawasan perairan yang terdapat di kota adalah water taxi. Transportasi ini menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan dan tidak mencemari lingkungan, minim noise, serta affordable. Lokasi water taxi terletak di Sungai Kalimas, Surabaya. Selain itu, transportasi lain yang bisa dikembangkan adalah seabubbles yang bisa digunakan di area Selat Madura. Selain untuk alat transportasi, seabubbles juga bisa digunakan untuk menarik wisatawan. Water taxi dan seabubbles akan memiliki titik pemberhentian di taman-taman kota atau area terbuka hijau. Penelitian ini bertujuan untuk menjaring aspirasi masyarakat khususnya Kota Surabaya terkait transportasi air, dan diharapkan dengan adanya transportasi air ini mampu memenuhi dan meningkatkan target SDG No.11 tentang Sustainable Cities dan Communities, serta meningkatkan daya saing khususnya Kota Surabaya.

Page 1 of 1 | Total Record : 8