cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
BULETIN OSEANOGRAFI MARINA
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 20893507     EISSN : 25500015     DOI : -
Core Subject : Science,
Buletin Oseanografi Marina (BULOMA) adalah jurnal yang menginformasikan hasil penelitian dan telaah pustaka tentang aspek Oseanografi, Ilmu Kelautan, Biologi Laut, Geologi Laut, Dinamika Laut dan Samudera, Estuari, Kajian Enerji Alternatif, Mitigasi Bencana, Sumberdaya Alam Pesisir, Laut dan Samudera.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina" : 9 Documents clear
Distribusi Material Padatan Tersuspensi di Muara Sungai Sambas, Kalimantan Barat Petrus Subardjo; Agus Anugroho Dwi Suryo; Ibnu Pratikno; Gentur Handoyo; Karlina Putri Diani
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.931 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19035

Abstract

Muara Sungai Sambas merupakan gerbang bagi kapal-kapal yang akan melakukan aktivitas bongkar muat hasil tangkapan ikan di PPN Pemangkat. Besarnya konsentrasi material padatan tersuspensi berkaitan dengan tingkat sedimentasi di muara Sungai Sambas yang dapat menyebabkan pendangkalan sehingga aliran sungai ke laut terhambat dan alur pelayaran terganggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi dan pola sebaran material padatan tersuspensi di muara Sungai Sambas Provinsi Kalimantan Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Analisis material padatan tersuspensi menggunakan metode Gravimetri. Data utama yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data material padatan tersuspensi, arus,  dan pasang surut serta data pendukung berupa peta batimetri, dan peta RBI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi material padatan tersuspensi terbesar berada di muara sungai dan semakin mengecil kearah laut lepas dengan konsentrasi material padatan tersuspensi saat pasang berkisar antara 67-600 mg/l serta konsentrasi material padatan tersuspensi saat surut berkisar antara 11-321 mg/l. Jenis arus yang mendominasi di muara Sungai Sambas adalah arus pasang surut. Tipe pasang surut yaitu campuran condong ke harian ganda. Kurangnya informasi mengenai arah pergerakan dan besaran konsentrasi material padatan tersuspensi di muara Sungai Sambas menjadikan penelitian untuk mengetahui konsentrasi dan pola sebaran material padatan tersuspensi di perairan tersebut diperlukan. Sambas Estuaries is the entrance for every fisherman boats which will do loading and unloading activity for their fishing at PPN Pemangkat. The amount of total suspended matter concentration is related to the sedimentation at the Sambas estuaries which can cause sedimentation so the river flow hampered and the shipping line disrupted. The purpose of this research is to know the concentration and the distribution of total suspended solid at Sambas Estuaries, West Kalimantan. The method which is used in this research is case study method. Data processing is using gravimetric analysis. The main data used in this research are data of total suspended solid, current, tidal and supporting data such as bathymetri map, RBI map. Based on data processing, known that the highest value of total suspended solid was at estuary and decreased toward the sea with the conscentration at tides ranged between 67-600 mg/l whereas concentration at low tide ranged between 11-321 mg/l. The type tidal which is belong mixed dominant semidiurnal type. Lack of information on the direction of movement and the concentration of total suspended solid at Sambas Estuaries makes research to find out the concentration and distribution of total suspended solid is held at the waters. 
Struktur Komunitas Zooplankton di Perairan Pulau Panjang dan Teluk Awur, Kabupaten Jepara Rodhiyah Patmawati; Hadi Endrawati; Adi Santoso
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.054 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19041

Abstract

Perairan Pulau Panjang dan Teluk Awur merupakan lokasi wisata dan dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber mata pencaharian. Zooplankton berperan sebagai konsumen tingkat satu yang menghubungkan fitoplankton dengan organisme tingkat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah  untuk mengetahui komposisi, kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi zooplankton di perairan Pulau Panjang dan teluk Awur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dan penentuan lokasi menggunakan metode purposif sampling. Penelitian ini terbagi atas 5 stasiun dengan 3 sub-stasiun di setiap stasiun. Pengambilan sampel zooplankton dengan cara aktif dengan menarik planktonet secara horizontal. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Januari 2017. Hasil penelitian diperoleh 31 genera zooplankton dari 8 fila di perairan Pulau Panjang dan 20 genera zooplankton dari 3 fila di perairan Teluk Awur. Kelimpahan rata-rata zooplankton berkisar antara 378 Ind/L – 892 Ind/L di perairan Pulau Panjang dan 341 Ind/L – 446 Ind/L di perairan Teluk Awur. Indeks Keanekaragaman zooplankton menunjukkan nilai  2,36 – 2,68 di perairan Pulau Panjang dan 2,29 – 2,62 di perairan Teluk Awur yang termasuk dalam kategori sedang. Indeks keseragaman zooplankton menunjukkan nilai 0,75 – 0,88 di perairan Pulau Panjang dan 0,89 – 0,94 di perairan Teluk Awur yang termasuk dalam kategori Tinggi. Indeks dominansi di kedua lokasi menunjukkan tidak ada genus tertentu yang mendominasi dengan nilai 0,12 – 0,25 di perairan Pulau panjang dan 0,07 – 0,11 di perairan Teluk Awur.  Panjang Island and Teluk Awur waters are a marine tourism places and both the waters are also utilized as a source of community livelihood. Zooplankton role is as the first-level consumer that connects phytoplankton with the high-level organisms. The purpose of this research was to know the compotition, abundance, diversity index, evennes index and dominance index of zooplankton in the waters of Panjang Island and Teluk Awur of Jepara Regency. This research used deskriptive eksplorative method and determination location used purposive sampling method. This study was divided into 5 stations and with 3 sub-stations at each station. Zooplankton sampling was horizontally active by pulling the plankton-net. Sampling was done in january 2017. The results found 31 zooplankton genera of 8 phyla in Panjang Island waters and 20 zooplankton genera of 3 phyla in Teluk Awur waters. The average abundance ranged from 378-892 ind/L in Panjang Island waters and 341-446 ind/L in Teluk Awur waters. The zooplankton Diversity Index indicated the values of 2.36 - 2.68 in Panjang Island waters and 2.29-2.62 in Teluk Awur waters  which were in the medium category. The zooplankton evenness index indicated a value of 0.75-0.88 in Panjang Island waters and 0.89-0.94 in Teluk Awur waters belonging to the High category. The dominance index at both sites indicated that no particular genus dominating with the values of 0.12 - 0.25 in Panjang Island waters and 0.07-0.11 in Teluk Awur waters.
Estimasi Kandungan Biomassa dan Karbon di Hutan Mangrove Perancak Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali Suryono Suryono; Nirwani Soenardjo; Edi Wibowo; Raden Ario; Edi Fahrur Rozy
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.309 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19036

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Mangrove menyerap CO2 pada saat proses fotosintesis, kemudian mengubahnya menjadi karbohidrat dengan menyimpannya dalam bentuk biomassa pada akar ,pohon, serta daun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui total above ground biomass, belowground biomass, simpanan karbon atas, simpanan karbon bawah, dan karbon organik pada sedimen dasar  di Hutan Mangrove Perancak, Jembrana, Bali. Sampling dilakukan dengan  metode purposive sampling dengan dasar pertimbangan berupa jenis, kerapatan serta diameter pohon mangrove. Estimasi biomassa digunakan  metode tanpa pemanenan dengan mengukur diameter at breast height (DBH, 1.3 m) mangrove. Simpanan karbon diestimasi dari 46% biomasa. Kandungan karbon organik pada sedimen diukur dengan  menggunakan metode lost on ignition (LOI). Hasil penelitian menunjukkan total above ground biomass sebesar 187,21 ton/ha, below ground biomass sebesar 125,43 ton/ha, simpanan karbon atas sebesar 86,11 ton/ha, simpanan karbon bawah sebesar 57,69 ton/ha, sedangkan  karbon organik sedimen sebesar 359,24 ton/ha. The mangrove ecosystem has ecological functions as an absorber and carbon storage. Mangrove absorbs CO2 during the process of photosynthesis, then changes it into carbohydrates bystoring it in the form of tree biomass. The aim of this research is to know the total of above ground biomass, below ground biomass, upper carbon storage, lower carbon storage, and sediment organic carbon in Perancak Mangrove Forest, Jembrana, Bali. The selection of sampling location using purposive sampling method with consideration of type, density and diameter of mangrove. The estimatorion of biomass using the method without harvesting by measuring diameter at breast height (DBH, 1.3 m) mangrove. Carbon deposits are estimated from46% of biomass. The organic carbon content of sediment was measured using the lost on ignition (LOI) method. The results showedthat  the total of above ground biomass of 187.21 ton / ha, below ground biomass 125,43 ton / ha, upper carbon store of 86,11 ton / ha, lower carbon store of 57,69 ton / ha, and organic carbon sedimen to 359.24 tons / ha.
Bakteri Simbion Karang Porites dari Perairan Gunungkidul, Yogyakarta dan Aktivitas Antibakteri terhadap Bakteri Patogen Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Rivan Novianto Madilana; Diah Permata Wijayanti; Agus Sabdono
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.287 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19044

Abstract

Porites merupakan genus karang yang memiliki persebaran luas di Indonesia, termasuk perairan Gunungkidul, Yogyakarta. Penelitian menunjukkan bahwa bakteri simbion karang Porites memiliki potensi antibakteri dalam menanggulangi bakteri patogen. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui jenis bakteri simbion karang Porites dari Perairan Gunungkidul Yogyakarta yang memiliki aktivitas antibakteri patogen S. aureus dan E. coli. Bakteri simbion diisolasi dari fragmen jaringan karang dengan pengenceran bertingkat, kemudian uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode overlay dan difusi paperdisk. Delapan dari 64 isolat aktif menghambat kedua bakteri patogen Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Dua diantaranya merupakan isolat unggul yang menunjukkan aktivitas antibakteri paling baik. Kedua isolat selanjutnya diidentifikasi karakteristik molekular DNA dengan sekuen gen 16S rRNA. Hasil identifikasi 16S rRNA menunjukkan isolat GKP1.4.3 memiliki kesamaan 99% dengan Bacillus pumilus strain NBRC 12092, dan isolat GKP3.2.2 memiliki kesamaan 99% dengan Vibrio natriegens strain NBRC 15636.Porites is a coral which has distributed widely in Indonesia, including Gunungkidul Waters, Yogyakarta. Research has shown that Porites coral symbiont bacteria have antibacterial potency against pathogenic bacteria.This study aims to determine the type of Porites coral symbiont bacteria collected from the waters of Gunungkidul Yogyakarta which has antibacterial activity of S. aureus and E. coli. Bacteria symbionts were isolated from coral tissue fragments by serial dillution method, while antibacterial activity was performed by using overlay and paperdisk diffusion method. Eight of the 64 active isolates inhibited both pathogenic bacteria S. aureus and E. coli. Two of 8 isolates showed stronger antibacterial activity. The two isolates subsequently identified the molecular characteristics of DNA with the 16S rRNA gene sequence. The identification of 16S rRNA showed that GKP1.4.3 isolate had 99% similarity with Bacillus pumilus strain NBRC 12092, and GKP3.2.2 isolate had 99% similarity with Vibrio natriegens strain NBRC 15636.
Karakteristik Darah Mimi (Tachypleus gigas) sebagai Pendeteksi Bakteri Kontaminan Penghasil Endotoksin Pada Produk Perikanan Romadhon Romadhon; Selamet Suharto; Sumardianto Sumardianto
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.721 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19037

Abstract

Kepiting tapal kuda atau mimi lan mintuno atau belangkas (suku Limulidae) mencakup empat jenis hewan beruas (Artropoda) yang menghuni perairan dangkal wilayah payau dan kawasan mangrove. Mimi merupakan salah satu sumberdaya genetika yang dilindungi. Mimi juga memiliki karakteristik tersendiri dalam darahnya. Umumnya hewan darat maupun laut memiliki darah berwarna merah. Namun, darah pada mimi berwarna biru. Pada (Tachypleus gigas) memiliki ekstrak darah kemungkinan mengandung senyawa antibakteri. Tujuan memisahkan dan mengkarakterisasi darah limulus dan menskrining hasil pemisahan darah dengan bakteri patogen. Hasil Penelitian 10 ekor mimi yaitu 165,72 ml. Setelah disentrifuse dihasilkan supernatan  90,633 ml dan  23,304 pelet. Hasil analisis fitokimia banyak dihasilkan pada supernatan terutama alkaloid, fenol, tannin, alkaloid. Berdasarkan skrining dengan bakteri patogen tidak dihasilkan zona hambat karena pengenceran terlalu kecil. Horseshoe crab or mimi lan mintuno or trim (Limulidae tribe) includes four types of extending animals (Artropoda) that inhabit the shallow waters of the brackish area and the mangrove area. Mimi is one of the protected genetic resources. Mimi also has its own characteristics in the blood. Generally land and sea animals have red blood. However, the blood on the mimi is blue. In (Tachypleus gigas) has Limulus Amebosit Lysate blood extract (LAL). The purpose of separating and characterizing blood limulus and screening the results of blood separation with pathogenic bacteria. Research result of 10 tail Limulus sp that is 165,72 ml. After centrifugation, the supernatant produced 90,633 ml and 23,304 pellets. The result of phytochemical analysis is mostly produced on supernatant especially alkaloid, phenol, tannin, alkaloid. Screening with pathogenic bacteria does not result in inhibit zone because dilution is too small.
Karakteristik Parameter Oseanografi (Pasang-Surut, Arus, dan Gelombang) di Perairan Utara dan Selatan Pulau Bangka Aditya Pamungkas
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1174.129 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19042

Abstract

Perairan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan perairan yang terletak di Selat Karimata. Di sebelah utara Pulau Bangka, terdapat perairan Teluk Kelabat yang berhadapan dengan Laut Natuna. Sebaliknya, Selat Sadai terletak di sebelah selatan Pulau Bangka dan berhadapan langsung dengan Laut Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetaui karakteristik parameter oseanografi di perairan tersebut yang meliputi kondisi pasang-surut, arus, dan gelombang. Data yang dipergunakan untuk menganalisis ketiga parameter oseanografi tersebut diperoleh dari Badan Informasi Geospasial (BIG). Penelitian ini akan menfokuskan pada kondisi oseanografi pada musim timur (Juli 2017) dan musim barat (Januari 2018).  Hasil analisis menunjukan pasang-surut di kedua perairan tersebut bertipe diurnal dengan kategori makro-tidal di Teluk Kelabat dan meso-tidal di Selat Sadai dengan tunggang pasang surut masing-masing 3m dan 2,5m. Selanjutnya, arah arus di perairan Teluk Kelabat dan Selat Sadai mempunyai pola yang mengikuti arah angin di tiap musimnya dan kecepatannya cenderung lebih tinggi di musim barat. Kecepatan arus berkisar antara 0.2–0.3 m/det. Untuk karakteristik gelombang, tinggi gelombang signifikan di perairan utara Pulau Bangka (Teluk Kelabat) cenderung lebih besar yaitu berkisar antara 0.1-0.5 m. Sedangkan perairan selatan Pulau Bangka (Selat Sadai) tinggi gelombang berkisar antara 0.1-0.3 m. Tinggi gelombang cenderung lebih besar ketika musim barat dibandingkan ketika musim timur.  Bangka Belitung seas is located in the Karimata Strait. In the North of Bangka Island, there are Kelabat Bay that the Natuna Sea was confronted with. Instead, Sadai Strait is located at  south Bangka Island and dealing directly with the Java Sea. This study will compare the oceanographic characteristics in both region which include tidal conditions, currents, and waves. The data are used to analyze the third oceanographic parameters obtained from the Badan Informasi Geospasial  (BIG). In this research will be focusing on the oceanographic conditions in the east monsoon (July 2017) and west monsoon (January 2018). The results of this research shows the tides in both the waters of diurnal with the category macro-tidal at the Kelabat Bay and meso-tidal at Strait Sadai with the tidal range are 3m and 2,5m . Furthermore, the direction of the currents in the waters of Kelabat Bay and Strait Sadai will follow the wind direction in every season and tends to be higher at west monsoon with the current veolcity around 0.2-0.3 m/s. For the wave characteristics, significant wave height in north seas of the Bangka Island (Kelabat Bay) tend to be larger, around 0.1-0.5m when compared with south seas of Bangka Island (Sadai Strait) around 0.1-0.3m and tend to be higher when west monsoon than east monsoon.
Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp. pada Media yang Mengandung Tembaga (Cu) dengan Konsentrasi yang Berbeda Endang Supriyantini; Gunawan Widi Santosa; Ladies Nikita Alamanda
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.7 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19038

Abstract

Budidaya rumput laut banyak dilakukan untuk memenuhi dan meningkatkan produksinya, namun masih banyak kendala, sehingga hasil produksinya belum stabil. Hal ini dapat dilihat dengan pemberian nutrien yang diharapkan akan meningkatkan pertumbuhannya. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pertumbuhan dan kemampuan absorpsi Gracilaria sp. pada media yang mengandung Cu dengan konsentrasi yang berbeda. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental laboratoris dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan penambahan konsentrasi Cu pada media pemeliharaan yang terdiri dari 4 tingkat yaitu kontrol (0,036 ppm, sesuai dengan konsentrasi Cu pada air laut), 0.5 ppm, 5 ppm, dan 50 ppm dengan 3 pengulangan. Hasil memperlihatkan bahwa penambahan Cu dengan konsentrasi yang berbeda  memiliki pengaruh nyata (p < 0,05) terhadap pertumbuhan dan kemampuan absorpsi pada Gracilaria sp. Pertumbuhan Gracilaria sp. tertinggi dicapai pada perlakuan A (kontrol) dengan pertambahan berat sebesar 25,34 g dan laju petumbuhan spesifik (SGR) sebesar 0,43%. Nilai pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik (SGR) yang didapatkan pada perlakuan B (0,5 ppm) sebesar  -80,37 g dan -1,84% per hari, perlakuan C (5 ppm) sebesar -85,19 g dan -2,02% per hari, dan perlakuan D (50 ppm) sebesar -99,19 g dan -2,47% per hari. Semakin tinggi konsentrasi Cu yang diberikan maka pertumbuhan Gracilaria sp. akan semakin rendah. Seaweed cultivation is done to meet and improve its production, but there are still many obstacles, so its results are not yet stable. This can be seen with the awarding of the nutrients that will hopefully increase its growth. The goal of the research is to know the growth and absorption ability of Gracilaria SP. in medium containing different concentrations of Cu with. The method used is the method of experimental design of randomized Complete laboratories (RAL). Addition of Cu concentration on treatment of media maintenance which consists of 4 levels, namely control (0.036 ppm, according to the concentration of Cu in sea water), 0.5 ppm, 5 ppm and 50 ppm, with three repetitions. The results showed that the addition of Cu with a different concentration of real influence (p < 0.05) towards growth and the ability of absorption on Gracilaria sp. Highest growth of Gracilaria sp. was achieved on A treatment (control) and the increase of the weight of 25.34 g and specific growth rate (SGR) of 0.43%. The absolute growth rate and specific growth rate (SGR) obtained at the treatment B (0.5 ppm) of -80.37g and-1.84% per day, treatment C (5 ppm) of -85.19 g and -2.02% per day, and treatment D (50 ppm) for -99.19 g and -2.47% per day. The higher the concentration of Cu given, then the growth of Gracilaria sp. will be even lower. 
Struktur Komunitas Rumput Laut di Perairan Pasir Panjang Desa OlibuuKabupaten Boalemo, Gorontalo Edi Wibowo; Raden Ario; Suryono Suryono; Nur Taufiq; Destalino Destalino
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.366 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19081

Abstract

Rumput laut atau seaweed termasuk tumbuhan berthallus yang banyak dijumpai hampir di seluruh pantai Indonesia, terutama wilayah pantai yang mempunyai rataan terumbu karang.  Perbedaan mendasar sistem hidupnya dengan tumbuhan darat adalah dalam pengambilan zat-zat makanan. Tumbuhan darat sangat bergantung pada akar sebagai alat pengambil/ penyerap zat hara dari substrat, sedangkan rumput laut menyerap zat hara yang dibutuhkan bagi pertumbuhannya dari medium air dengan cara difusi melalui permukaan substansi fisiknya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas rumput laut di perairan Pasir Panjang Pulau Limbah, Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. Metoda penelitian yang digunakan adalah bersifat diskriptif.Adapun pengumpulan data dilakukan dengan metode sample survey methods. Hasil penelitian menunjukan bahwa perairan Pulau Limbah di dominasi oleh Rumput Laut Coklat dengan kelimpahan tertinggi Padina australis. Nilai Indeks Keanekaragaman (H’) Rumput Laut tertinggi terdapat pada stasiun C dengan nilai rerata: 1,854 dan yang terendah pada Stasiun A dengan nilai rerata: 1,469. Nilai Indeks Keseragaman (E)  nilai tertinggi terdapat pada Stasiun C dengan nilai rerata: 0,679 dan terendah pada stasiun A dengan nilai rerata: 0,668. Nilai indeks Dominansi (C) tertinggi terdapat pada Stasiun A dengan nilai rerata : 0,251 dan nilai terendah stasiun B dengan nilai rerata: 0,187. Analisis Ragam (Anova) menunjukan bahwa stasiun penelitian memberikan perbedaan yang nyata (P≤0,05) terhadap nilai Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Keseragaman (E) serta Indeks Dominasi (C).  Seaweed including thallus plants that are found almost all over the coast of Indonesia, especially on beaches that have coral reefs. Seaweed is a photosynthetic organism as well as plants on land. The fundamental difference of his life system is in the taking of food substances. Ground plants realy heavily on roots as a nutrient removal device from the substrate, while seaweed absorbs the nutrients needed for its growth from the water medium by diffusion through the surface of its physical substance. This study aims to determine the structure of seaweed communities in Limbah Island Waters, District Paguyaman Beach. The results showed that the waters of Limbah Island is dominated by brown seaweed with the highest species abundance was Padina australis. The highest index value of Seaweed diversity (H’) was found at station C with average: 1,854 and the lowest at station A with a mean of: 1,469. For uniformity index value (E) the highest value is at station C with average: 0,679 and the lowest at station A with a mean of: 0,668. The highest index value of dominance (C) is at station A with a mean of: 0,251 and the lowest value at station B with a mean of: 0,187. The result of the analysis of variance (Anova) showed that the research station give a significant difference (P≤0,05) to the Diversity Index (H’), Uniformity Index (E) and Domination Index (C).
Komposisi dan Tutupan Kanopi Mangrove di Kawasan Ujung Piring Kabupaten Jepara Muhamad Rizky Mauludin; Ria Azizah; Rudhi Pribadi; Suryono Suryono
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.033 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19039

Abstract

Mangrove yang ada di Kawasan Ujung Piring berada di Desa Jambu, Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, merupakan salah satu kawasan hutan mangrove yang berada di Pesisir Pantai Utara Pulau Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis persentase tutupan kanopi mangrove di Kawasan Ujung Piring Kabupaten Jepara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penentuan lokasi menggunakan purposive sampling sedangkan metode penutupan mangrove menggunakan Hemispherical Photography yang merupakan suatu metode fotografi yang digunakan untuk menghitung luasan tutupan kanopi menggunakan kamera dari bawah kanopi pohon. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Februari 2017, lokasi penelitian berada di dalam Kawasan Ujung Piring di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara. Terdapat 3 lokasi yaitu Jambu (JBU), Blebak (BLB), dan Sekuro (SKU) yang terdiri dari 8 stasiun. Hasil dari penelitian ini Komposisi mangrove di Kawasan Ujung Piring Kabupaten Jepara ditemukan 23 Spesies di dalam dan diluar transek dan tutupan kanopi berkisar58,15 ± 7,75% - 80,41 ± 4,25 % dengan tutupan kanopi tertinggi terdapat di JBU 01 dengan status padat dengan tutupan 80,41 ± 4,25 % dan persentase terendah pada BLB 02 dengan tutupan 58,15 ± 7,75% dengan status sedang. Dari 8 stasiun, persentase tutupan yang berstatus sedang lebih mendominasi dibandingkan status yang lain. Mangrove in Ujung Piring area located in Jambu Village, Mlonggo Sub-district of Jepara Regency, is one of the mangrove forest area located in the North Coast of Java Island. The purpose of this research is to analyze the percentage of mangrove canopy area in Ujung Piring area of Jepara regency. The method used in this research is descriptive method. Determination of location using purposive sampling while mangrove canopy are was using Hemispherical Photography method which is aimed to calculate the area of canopy area using camera from under canopy of tree. This research was conducted in January – February 2017, the research location is inside Ujung Piring Area in Jambu Village Mlonggo Sub-district, Jepara Regency. There are 3 locations namely Jambu (JBU), Blebak (BLB), and Sekuro (SKU) consisting of 8 stations. Result of this research Mangrove composition in Ujung Piring area Jepara regency found 23 species inside and outside transect and canopy range of 58,15 ± 7,75% - 80,41 ± 4,25 % with the highest canopy cover found on JBU 01 with solid status with 80,41 ± 4,25% cover and the lowest percentage in the BLB 02 with a cover of 58,15 ± 7,75% with medium status. Of the 8 stations, the percentage of cover that status is more dominant than other status.

Page 1 of 1 | Total Record : 9