cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Kordinat
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 157 Documents
PEMBAHARUAN MODEL PESANTREN: RESPON TERHADAP MODERNITAS Basyit, Abdul
Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam Vol 16, No 2 (2017): Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Publisher : Kopertais Wilayah I DKI Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.817 KB) | DOI: 10.15408/kordinat.v16i2.6444

Abstract

Pembaharuan Model Pesantren:Respon Terhadap Modernitas. Tuntutan modernitas, tanpa mengabaikan keunikan dan kekhasan pesantren merupakan salah satu keunngulan pesantren. Pesantren mampu bertahan dibanding dengan lembaga pendidikan Islam lainnya di Nusantra, seperti dayah, rangkang, meunasah, dan surau. Respon pesantren terhadap modernisasi pendidikan Islam mencakup; pertama, pembaharuan isi atau substansi pendidikan pesantren dengan memasukkan subyek umum dan vocational; Kedua,Pembaharuan metodologi, ketiga, Pembaharuan kelembagaan, dan keempat, Pembaharuan fungsi, dari fungsi kependidikan untuk juga mencakup fungsi sosial ekonomi yang lebih luas. Pesantren yang ideal adalah pesantren yang mampu berdialog dengan modernitas,tanpa mengelimniasi tugas utamannya sebagai pengemban amanat moral.
PEMBINAAN TAHFIZH AL-QURAN DI PESANTREN TAHFIZH DAARUL QUR’AN TANGERANG Yudhi Fachrudin
Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam Vol 16, No 2 (2017): Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Publisher : Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.806 KB) | DOI: 10.15408/kordinat.v16i2.6445

Abstract

Pembinaan Tahfizh Al-Quran Di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangeran. Alquran berfungsi sebagai sumber pokok ajaran dalam Islam. Alquran terjaga keaslian dan keotentikannya dari awal turun sampai kapan pun, Allah sendiri yang menjaminnya. Bentuk penjagaan Alquran, Allah memudahkan bagi manusia untuk menghafalnya. Mempelajari dan menghafal Alquran merupakan salah satu ajaran Islam. Kegiatan menghafal Alquran menjadi tradisi keislaman. Tersedia banyak lembaga pendidikan Islam yang menyelenggarakan program tahfizh Alquran. Masing-masing memiliki perbedaan dan ciri khas pembinaan yang diselenggarakannya. Satu diantaranya, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Cipondoh Tangerang. Pesantren yang didirikan oleh Ustadz Yusuf Mansur.
URGENSI KETELADANAN DALAM KELUARGA (Sebuah Refleksi Dakwah Rasulullah pada Keluarganya) Akhirudin Akhirudin
Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam Vol 16, No 2 (2017): Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Publisher : Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.121 KB) | DOI: 10.15408/kordinat.v16i2.6446

Abstract

Urgensi Keteladanan dalam Keluarga. Pendidikan Islam dalam keluarga merupakan proses pembentukan kepribadian Islam pada anak. Diperlukan peran dan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik utama dalam mendidik anak dengan baik. Selain itu, adanya keteladanan pendidik merupakan salah satu cara berpengaruh dalam pada diri anak. Orang tua adalah sebagai pendidik pertama generasi, namun belum dirasakan sepenuhnya bagi mayoritas keluarga Muslim saat ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengoptimalkan kembali peran orang tua dalam keluarga agar tidak terjadi krisis keteladanan. Tulisan ini mengupas tentang Keteladanan dalam Keluarga yang telah dicontohkan Rasulullah SAWpada saat dakwah menyeruh kaum kerabat. Pada akhirnya keteladanan dalam pendidikan adalah metode cara yang efektif dalam mempersiapkan anak dari segi Akhlak, mental dan sosial. Keteladanan yang diajarkan meliputi aspek ibadah, syariat dan akhlak. Hal ini telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam mendidik. Pertama, pendidik menunjukkan kejujuran. Kedua, pendidik harus menunjukkan keadilan kepada anak sebagai teladan yang baik. Ketiga, pendidik harus menunjukkan kasih sayang kepada anak. Keempat, pendidik memiliki sikap lemah lembut dan berpegang pada manhaj Islam dalam beretika sehari-hari. Orang tua sebagai pendidik pertama harus memberikan keteladanan dengan mengajarkan sekaligus mengamalkan ajaran Rasulullah SAWdan kesalihan para sahabat sebagai peletak keteladanan terbaik sepanjang masa.
MENELUSURI JALAN SUFI (Kajian Kitab ‘Umdat al-Muhtajîn ilâ Suluk Maslak al- Mufradîn Karya ‘Abd al-Râuf al-Sinkîlî) Syahrul & Maman Rahman Adam & Hakim
Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam Vol 16, No 2 (2017): Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Publisher : Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.457 KB) | DOI: 10.15408/kordinat.v16i2.6447

Abstract

Menelusuri Jalan Sufi. Abd al-Rauf al-Sinkilî adalah sufi Aceh yang banyak menulis karya-karya dalam bidang tasawuf, bahkan salah satu karyanya Daqaiq al-Huruf mendapat pengakuan langsung dari Annimarie Schimmel sebagai karya yang sangat autentik dan cukup berillian. Umdatul Muhtajin ila Suluk Maslak al-Mufradin merupakan karyanya yang ditujukan kepada orang yang ingin menapak jalan sufi. Seseorang yang ingin menapaki jalan sufi harus mengenal Allah dan Rasulnya dengan benar, mengikuti pembaitan dan talqin, serta melakukan dzikir dan amalan-amalan lain yang harus dilakukan sehari-hari.
MANHAJ TAFSIR AL-KIYA AL-HARRASI DALAM AHKAM AL-QURAN Taufiki Taufiki
Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam Vol 16, No 2 (2017): Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Publisher : Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.878 KB) | DOI: 10.15408/kordinat.v16i2.6449

Abstract

Manhaj Tafsir al-Kiya al-Harrasi dalam Ahkam al-Quran. Dalam perkembangan pemikiran fiqh islam, ada masa dimana fanatisme mazhab sangat menonjol Hal ini terlihat, diantaranya, dengan banyaknya tafsir alquran dengan judul yang sama, Ahkam alquran. Paling tidak ada tujuh kitab tafsir yang berjudul tersebut dalam berbagai mazhab dan saling menonjolkan bahkan mengagungkan mazhabnya. Tidak jarang pula menghina dan menyepelekan mazhab lainnya. Al kiya al harrasi adalah salah satu ulama fikih mazhab syafii yang sangat fanatik. Hal ini menjadi sesuatu yang menarik untuk di cermati, terutama dalam metode penafsirannya terhadap ayat-ayah hukum dalam Alquran. Fanatisme mazhabnya tergambar dalam pernyataannya, bahwa mazhab syafei adalah mazhab paling benar, paling bijak dan paling harus di ikuti dari mazhab yang lain. Bahkan, tidak jarang di temukan pernyataan bernada menyalahkan mazhab lain, terutama mazhab hanafi
MENCARI FORMAT HUKUM ISLAM YANG PROGRESIF BERKEARIFAN LOKAL: PENDEKATAN SOCIO-CULTURAL DAN MAQASHID AL SYARIAH Fathurrahman Djamil
Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam Vol 16, No 1 (2017): Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Publisher : Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.44 KB) | DOI: 10.15408/kordinat.v16i1.6450

Abstract

Mencari Format Hukum Islam yang Progresif Berkearifan Lokal: Pendekatan Socio-Cultural dan Maqashid Al Syariah. Hukum Islam adalah hukum yang akan senantiasa cocok dengan segala perkembangan zaman dan tempat (shalihun likulli zaman wa makan). Hanya saja, terkadang dalam penerapannya terdapat juga masalah-masalah yang sulit dikompromikikan jika tidak menggunakan pendekatan baru. Penggunaan pendekatan sosiocultural dan pendekatan ushul fiqh, khususnya Maqashid al-Syariah dalam mengkaji syariah sangat dibutuhkan terutama untuk mendapatkan format syariah yang apresiatif terhadap tradisi dan budaya masyarakat muslim di seluruh belahan dunia. Pendekatan socio-historis kalau dicermati dalam sejarah perkembangan ilmu fikih dan ushul fikih, sudah dilakukan oleh para fukaha
TINJAUAN MUKHTALAF AL-HADÎTS TERHADAP HADITS-HADITS MENANGISI MAYIT Komarudin Komarudin
Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam Vol 16, No 1 (2017): Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Publisher : Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.105 KB) | DOI: 10.15408/kordinat.v16i1.6454

Abstract

Tinjauan Mukhtalaf Al-Hadîts Terhadap Hadits-Hadits Menangisi Mayit. Artikel ini ditujukan untuk menjelaskan jawaban hukum Islam terhadap hukum menagisi mayit. Sebagian masyarakat muslim menggangap bahwa menangisi mayit adalah hal yang biasa karena siapapun akan merasa sedih jika kehilangan anggota keluarga. Sebagian lainnya menganggap bahwa menangisi mayit adalah tidak dibolehkan karena hal tersebut bisa menyebabkan mayit akan diazab. Ada juga yang beranggapan bahwa menangisi mayit diperbolehkan selagi tangisan tersebut tidak berlebihan dan tidak memperbolehkan jika tangisan tersebut berlebihan. Hukum Islam memiliki teori dalam menyelesaikan problematika di atas yang dikenal dengan Mukhtalaf al-Hadîts. Artikel ini juga menjelaskan peran Mukhtalaf al Hadîts dalam menjelaskan hukum menangisi mayit
PENTINGNYA MELATIH KEMANDIRIAN ANAK Rika Sa’diyah
Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam Vol 16, No 1 (2017): Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Publisher : Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.362 KB) | DOI: 10.15408/kordinat.v16i1.6453

Abstract

Pentingnya Melatih Kemandirian Anak. Faktor penting dalam tumbuh kembang anak salah satunya adalah kemandirian. Anak yang memiliki kemandirian dalam kegiatan belajar terlihat aktif, memiliki ketekunan dan inisiatif dalam mengerjakan tugas-tugas, menguasai strategi-strategi dalam belajar, memiliki tanggung jawab, mampu mengatur perilaku dan kognisinya serta memiliki kayakinan diri. Kemandirian merupakan kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional, dalam arti anak yang mandiri tidak akan tergantung pada bantuan orang lain dalam merawat dirinya secara fisik, dalam membuat keputusan secara emosi dan dalam berinteraksi dengan orang lain secara sosial yang ditunjukkan dengan anak melakukan hal sederhana, inisiatif, mencoba hal baru, mentaati peraturan dan bermain dengan teman sebaya, dan merasa aman, nyaman dan mampu mengendalikan diri. Secara praktis kemandirian adalah kemampuan anak dalam berpikir dan melakukan sesuatu oleh diri mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhannya sehingga mereka tidak lagi bergantung pada orang lain namun dapat menjadi individu yang dapat berdiri sendiri.
TELAAH KRITIS TERHADAP PRAKTIK PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DI INDONESIA Ghufron Maksum
Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam Vol 16, No 1 (2017): Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Publisher : Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (930.81 KB) | DOI: 10.15408/kordinat.v16i1.6455

Abstract

Telaah Kritis terhadap Praktik Perkawinan di Bawah Tangan di Indonesia. Kebanyakan orang meyakini bahwa perkawinan di bawah tangan sah menurut Islam karena telah memenuhi rukun dan syaratnya, sekalipun perkawinan tersebut tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA). Akibat pemahaman tersebut maka timbul dualisme hukum yang berlaku di negara Indonesia ini, yaitu di satu sisi perkawinan itu harus dicatatkan di KUA dan disisi lain tanpa dicatatkan pun tetap berlaku dan diakui dimasyarakat. Oleh karena itu perlu adanya kajian yang menela’ah secara kritis terhadap rukun perkawinan yang ada yang mana rukun perkawinan tersebut masih diperselisihkan oleh para Imam Madzhab yang empat sehingga dimungkinkan adanya ijtihad baru disebabkan karena perubahan situasi dan kondisi masyarakat yang menuntut kemaslahatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pencatatan merupakan salah satu dari rukun perkawinan. Setiap perkawinan harus dicatatkan dihadapan petugas pencatat nikah. Perkawinan yang tidak dicatatkan (di bawah tangan) akan mendatangkan kekacauan dan kemadharatan. Perkawinan seperti ini hukumnya haram (tidak sah) karena tidak sejalan dengan maqâshid al-syarî’ah.
MENJAMA’ SHALAT TANPA HALANGAN: ANALISIS KUALITAS DAN KUANTITAS SANAD HADITS Mutakin, Ali
Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam Vol 16, No 1 (2017): Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Publisher : Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1050.653 KB) | DOI: 10.15408/kordinat.v16i1.6456

Abstract

Menjama’ Shalat Tanpa Halangan:Analisis Kualitas dan Kuantitas Sanad Hadits. Shalat merupakan bentuk ibadah badaniyah yang pelaksanaannya memiliki waktu yang sudah ditentukan. Meskipun demikian, tidak semua umat Muslim bisa melaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Jamak merupakan solusi akan hal demikian. Jamak merupakan bentuk rukhshah (keringan) yang pelaksanaannya harus berdasarkan udzur yang diperbolehkan oleh syara’. Hadits riwayat Abu Daud No. 1025 dan juga Hadits-Hadits pendukung lainnya, kalau dipahami secara tekstual akan didapatkan kesimpulan kebolehan jamak shalat tanpa ada udzur syar’i, yang demikian akan bertentangan dengan QS. Al-Nisâ’ [3]: 103 yang menyatakan bahwa shalat merupakan bentuk kewajiban yang ditetapkan bagi orang-orang yang beriman yang waktunya telah ditentukan. Sehingga solusi yang paling tepat adalah Hadits yang secara tekstual bertentangan dengan ayat Al-Qur’an tersebut bisa dikompromikan (al-jam‘u wa al-tawfîq) dengan cara mentakwil Hadits tersebut kepada makna yang lebih sesuai atau sejalan dengan makna ayat Al-Qur’an (haml al-dzâhir ‘ala al-muhtamal al-marjûh).

Page 3 of 16 | Total Record : 157