cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 14124920     EISSN : 27755614     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 265 Documents
Peran Tenaga Pelaksana Eliminasi dalam Pelaksanaan Program Pemberian Obat Secara Massal (POPM) Filariasis di Kota Pekalongan Herlysse Jorghi
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 1 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.012 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.1.%p

Abstract

Latar belakang: Penyakit Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria. Kota Pekalongan merupakan kota dengan endemis filariasis dan telah dilakukan Program Pemberian Obat secara Massal (POPM) sejak tahun 2011 hingga 2015, Namun, hasil Survei Darah Jari (SDJ) menunjukkan nilai Mikrofilaria Rate di Kota Pekalongan masih > 1%. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran Tenaga Pelaksana Eliminasi (TPE) filariasis dan hambatan yang ditemui pada pelaksanaan POPM di Kota Pekalongan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Jumlah sampel 95 orang petugas TPE dengan menggunakan simple ramdom sampling. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner.Hasil: Tulis hasil-hasil penelitian penting secara deskriptif dari variabel yang diteliti, hasil uji hipotesis (bila ada) serta interpretasi dari hasil analisis dan sintesis. Bagian ini merupakan unsur terpenting dalam abstrak, sehingga tulis hasil penelitian secara singkat, padat, informatif, mencerminkan tujuan yan dicapai dari penelitian yang telah dilakukan.Simpulan: Peran tenaga pelaksana eliminasi TPE di Kota Pekalongan dalam menyeleksi anggota keluarga binaan yang akan diobati, dalam membantu puskesmas menentukan dosis dan pemberian obat pada setiap keluarga binaan, dalam pencatatan keluarga binaan yang meminum obat pada kartu, dan dalam pengawasan dan pencatatan reaksi pengobatan yang mungkin timbul serta pelaporan kepada petugas kesehatan sudah optimal
Infeksi Nosokomial di RSUD Setjonegoro Kabupaten Wonosobo Nugraheni, Ratna; tono, Suhar; Winarni, Sri
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 11, No 1 (2012): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.727 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.11.1.94-100

Abstract

Kejadian infeksi nosokomial di RSUD Setjonegoro Kabupaten Wonosobo mengalami peningkatan dari tahun 2010-2011 (0,37% menjadi 1,48% kasus). Tujuan penelitian adalah mengetahui angka kejadian dan prevalensi angka kejadian infeksi nosokomial di RSUD Sejtonegoro Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini bersifat deskripti dengan sampel sebanyak 258 data pasien penderita penyakit infeksi nosokomial dari bulan Juli 2009 hingga tahun 2011. Hasil penelitian menunjukka nprevalensi angka kejadian infeksi nosokomial pada semester II tahun 2009 (2,67), semester I dan II tahun 2010 (3,12 dan 4,36), serta semester I dan II tahun 2011 (9,68 dan 19,71) per 1000 pasien rawat inap. Proporsi kejadian infeksi nosokomial terbanyak menurut ruang adalah di Edelweis (47,36%) tahun 2009, di ruang bougenville (bedah) (65,3%) tahun 2010 dan di ruang Anggrek (19,47%) tahtn 2011. Distribusi menurut waktu rawat inap (bulan) proporsi tertinggi pada bulan Juli 2009 (36,84%), bulan maret dan agustus 2010 (16,32%), bulan navember 20ll (19,47%). Distribusi menurut jenis kelamin proporsi tertinggi ditemukan pada perempuan untuk tahun 2009 dan 2010 (78,94% dan 63,26%), dan laki-laki (51,05%) pada tahun 2011. Kata Kunci: Infeksi nosokomial, tempat rawat inap, waktu rawal inap, jenis kelamin Incidence of Nosocomial Infections in Setjonegoro Hospitals, Wonosobo Regency; Incidence of Nosocomial infections in Setjonegoro Hospitals be increase from 2010-2011 (0.37% become 1.48% of cases). The purpose of this study is knowing the incidence and the prevalention of the incidence of nosocomial infections in Sejtonegoro Hospitals. This research was using descriptive methods with 258 sample. The result showed that the incidence of nosocomial infections on semester II 2009 is 2,67, semester l and II 2010 is 3,12 and 4,36, semester I and II 2011 is 9,68 and 19,71 by 1000 patient hospitalization. The largest proportion of the incidence of nosocomial infections by hospitalizatoin room, is in Edelweis room's on 2009 (47,36%o), on 2010 is in Bougenville room’s (65,3%), on 2011 is in Anggrek room's (19,47%). The distribution by time of hospitalization, the largest proportion was on July 2009 (36,84%), on March and August 2010 (16,32%), on November 2011 (19,47%). Distribution by sex, the largest proportion was found on female on 2009 and 2010 (78,94%) dan 63,26%), and on male on 2011 (51,05%). Keyword Nosocomial infection, Room hospitalization, Time of hospitalization, Sex of patient hospitalization
Analisis Pelaksanaan Manajemen Komite Pencegahan Dan Pengendalian Healthcare Associated Infections di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah Yayang Khairunnisa Agusti; Antono Suryoputro; Wulan Kusumastuti
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 4 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.288 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.4.%p

Abstract

Latar belakang: Healthcare Associated Infections (HAIs) atau infeksi Nosokomial merupakan salah satu masalah besar yang dialami rumah sakit karena menambah angka kesakitan hingga kematian. Terdapat angka kejadian HAIs diatas standar pada beberapa indikator penyakit infeksi di RSUD Tugurejo. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) wajib dilaksanakan di rumah sakit sebagai standar mutu pelayanan dan mengurangi risiko terjadinya infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen pelaksanaan  komite pencegahan dan pengendalian HAIs di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah.Metode: Penelitian menggunakan metode kualitatif dimana informasi didapat dari wawancara mendalam kepada Informan Utama yaitu Ketua Komite PPI, 1 IPCD, 2 IPCN, dan 2 IPCLN. Sedangkan untuk Informan Triangulasi yaitu Wakil Direktur Pelayanan, 2 Kepala Ruang, dan 1 Kepala Instalasi. Variabel yang diteliti adalah input, proses, dan output dari pelaksanaan manajemen komite PPI.Hasil: Anggota komite PPI belum mendapat pelatihan secara merata, belum ada komitmen dari seluruh petugas yang terlibat dalam program PPI, tidak adanya insentif untuk anggota komite PPI, terdapat beban kerja tidak seimbang dalam anggota komite PPI, masih terjadi kekurangan dan keterlambatan penyediaan sarana PPI, serta kepatuhan petugas terhadap handhygiene masih sekitar 80%.Simpulan: Pelaksanaan manajemen komite PPI di RSUD Tugurejo belum optimal. Penelitian ini menyarankan untuk perbaikan manajemen PPI yakni memfasilitasi pelatihan lanjutan, memberikan insentif pada anggota PPI, menyediakan sarana sesuai kebutuhan, melakukan tindak lanjut dari permasalahan, menumbuhkan minat dan komitmen petugas,  dan pengawasan kegiatan PPI secara berkala.
Kemitraan Bidan dan Dukun dalam Mendukung Penurunan Angka Kematian lbu di Puskesmas Mranggen I Kabupaten Demak yono, Budi; Suparwati, Anneke; Budi Musthofa, Syamsulhuda; Nikita, Ardian
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 11, No 1 (2012): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.579 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.11.1.14-24

Abstract

Di wilayah kerja puskesmas Mranggen I, Kabupaten Demak masih banyak dukun (11 dukun) melakukan pertoloigan persalinan. Tujuan penilitian adalah menganalisis kebutuhan kernitraan dukun dan bidan diwilayah Keria Puskesmas Mranggen I, Kabupaten Demak. Jenis penelitian ini adalah observasional kualitatif dengan pendekatan cross sectional, dengan cara melakukan indepth interview terkait pendapat keberadaan dan peran dukun dan bidan, potensi dukungan responden terhadap kemitraan bidan dan dukun, termasuk dari para stakeholder. Hasil penelitian didapatkan semua dukun setuju dengan keberadaan bidan demikian halnya sebaliknya bidan, termasuk jika menjalin kerjasama. Bidan rela memberikan sebagian pendapatannya untuk dukun bayi dan bentuk dukungan yang bisa diberikan dukun adalah rnemberikan informasi tentang keberadaan bumil, termasuk kondisinya, selain juga keduanya rela mengeluarkan biaya untuk transportasi. Camat dan Kepala Puskesmas Mranggen I setuju adanya kerjasarna/kemitraan bidan dan dukun dengan memberikan peran lebih jelas antar keduanya selain juga memberikan perlindungan dalam bentuk regulasi. Dukungan Kepala Desa danTokoh masyarakat terhadap kemitraan ini adalah rela menjadi sosialisator dan mediaior pemerintah bersama petugas kesehatan dan didukung tokoh masyarakat memberikan secara intensif edukasi kepada masyaraknt tentang persalinan/keharnilan termasuk tidak meminta persalinan pada dukun. Kata kunci : kemitraan, dukun, bidan, AKB (Angka Kematian lbu)   Needs Analysis of Midwives and Medicaster Partnership on Supports Reduction in Maternal Mortality in Mranggen I Clinic, Demak Regency; In the area of Primary HealthCare Mranggen I, Demak there are still many medicaster (11 medicaster) conducts aid delivery. The purpose of the research was to analyze the needs of tie medicaster's partnership in the area of  Employment and the midwife Mranggen I Clinic, Demak Regency. The type of the research is qualitative observational with cross sectional approach, by conducting indepth interview related to the opinion of existence and role from medicaster and midwife, potential respondents support to partnership between midwives and medicaster; including the stokeholders. The research result obtained by all medicaster agreed with the presence of a rnidwife so instead midwives, including if partnering. Midwife willingly give some revenues to the medicaster’s baby and forms of support that can be given of the shaman is provide information about the existence of pregnant woman, including the condition, as well as both are willing to spend for transportation. Head sub-district and head of primary health care Mranggen I agree there is coorperation /partnership with giving midwives and medicaster role more clearly between the two as well as provide some protection in thi form of regulation. Support from the head of the village and community leaders of this partnership is willing to be a mediator and sosialisator. Joint Goverment and health workers provide community leaders supported intensively about the childbirth education /pregnancy including childbirth was not asked on tke medicaster. Keywords : partnerships, medicaster, midwives, maternal mortality
Hubungan Riwayat Paparan Pestisida pada Ibu Saat Hamil dan Menyusui dengan Gangguan Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Yasinta Dian Kurniawati; Suhartono Suhartono; Nikie Astorina Yunita Dewanti
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 3 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.715 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.3.19-25

Abstract

Latar Belakang: Desa Candi merupakan daerah pertanian dimana sebagian besar  petaninya (53,7%) adalah perempuan dan tetap bekerja saat hamil atau menyusui. Pestisida yang sering digunakan di Desa Candi adalah golongan organofosfat dan karbamat yang diketahui dapat mempengaruhi perkembangan syaraf otak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paparan pestisida pada ibu saat hamil dan menyusui dengan gangguan perkembangan anak usia 3-5 tahun.Metode: Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dipilih dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah anak usia 3-5 tahun sebanyak 75 orang, sedangkan responden penelitian adalah ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun, berjumlah 63 orang. Instrumen yang digunakan adalah Ages and Stages Questionnaire edisi ketiga oleh Squires J & Bricker D (2009) yang telah dimodifikasi dan analisis data yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat  41 anak (65,1%) mengalami gangguan perkembangan, menurut aspek komunikasi (44,4%), motorik kasar (50,8%), motorik halus (52,4%), pemecahan masalah (55,6%) dan personal sosial (60,3%). Hasil analisis Chi Square menunjukkan ada hubungan antara keterlibatan ibu saat hamil dalam pertanian dengan p-value=0,021 (RP=3,491, 95% CI=1,181-10,320) dan keterlibatan ibu saat menyusui dalam pertanian dengan p-value=0,029 (RP=3,273, 95% CI=1,104- 9,705) dengan gangguan perkembangan anak usia 3-5 tahun di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.Simpulan: Paparan pestisida yang terkait gangguan perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah akibat aktivitas yang dilakukan ibu di area pertanian, yaitu menanam tanaman, mencabut rumput, memanen,  mencampur pestisida, memupuk atau menyemprot tanaman.
Hubungan Antara Persepsi Kualitas Pelayanan Dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Jalan Okupasi Terapi RS Ortopedi dr. R. Soeharso Surakarta 2009 Yuliastuti, Tri; Arso, Septo Pawelas; Nugraha P, Priyadi
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 9, No 1 (2010): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.349 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.9.1.7-13

Abstract

The number of therapist and patient visit of occupational therapy service of dr. Suharso Orthopedic Hospital(RSOS) is larger than other services in Surakarta. Visit number of existing patient is more than new patient,which it is mean that most of patients have willingness to revisit to get services. Quality of services in healthcare has important role in patient satisfaction and intention in repurchasing as customer. However, there arestill patient complaints toward the quality service of occupational therapy of RSOS. It’s need to evaluate theservice quality and patient intention of revisit. This research aim is to find out the correlation between patientperception of service quality and patient interest to go revisit occupational therapy room of RSOS. Thisresearch type was quantitative method with cross sectional approach. Population study was 205 patients, whowere visiting in January until April 2009. Data obtained by interview used questionnaire toward 34respondents by accidentally sampling method. Data analyzed use statistic test of pearson-product momentwith 95% confidence level. This research revealed that the most of patient perception of therapist servicesquality is good (64.7%), the most of perception of service equipment quality is good (64.7%) and the mostperception of therapy result is also good (61.8%). While 67.6% of patient revisit interest is . The statisticanalyzes showed that perception of service equipment quality (p=001) and perception of therapy result(p=0,036) have correlation with patient revisit interest. While therapist services quality (p=0,067) didn’t havecorrelation with patient revisit interest. It’s concluded that perception of service equipment quality andperception of therapy in RSOS are good and it’s influenced revisit patient.Keywords: Perception, Service Quality, Occupational Therapy.http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2839
Efek Caffeine Terhadap Jumlah Sel Inflamasi pada Penyembuhan Luka Skin Graft pada Tikus Sprague Dawley Wahyu Haris Prabowo
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 2 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.053 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.2.7-13

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Skin graft terapi pilihan pada proses penyembuhan luka yang berkembang pesat. Sistem imunitas berperan dalam penyembuhan luka skin graft. Kopi mengandung caffeine (1,3,7-trimethylxanthine) sebagai antioksidan berperan dalam penyembuhan luka melalui sistem imun. Tujuan penelitian ini membuktikan efek caffeine berbagai dosis dalam meningkatkan jumlah sel inflamasi pada luka skin graft.Metode: Studi eksperimental dengan “Blinded randomized post test only controlled group design”. Seluruh sampel (Tikus Sprague Dawley) dilakukan Skin Graft Autologus pada waktu yang bersamaan. Sampel dibagi secara acak menjadi 4 grup (K= Tanpa intake caffeine), (P1= Caffeine 3 mg), (P2 = Caffeine 6 mg), (P3 = Caffeine 9 mg). Perhitungan jumlah sel makrofag jaringan, sel neutrofil dan monosit darah tepi dilakukan pada hari ke 7 pasca Skin Graft. Data dianalisis dengan metode ANOVA, Kruskall-Wallis dan Mann-Whitney Test.Hasil: Perbandingan jumlah makrofag jaringan didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok K dengan P2 (p = 0,011), K dengan P3 (p = 0,008); P1 dengan P2 (p = 0,009); P1 dengan P3 (p = 0,006); dan P2 dengan P3 (p = 0,008). Perbedaan tidak bermakna didapatkan antara kelompok K dengan P1 (p = 0,343). Pada hasil uji neutrofil darah tepi, uji Kruskal Wallis didapatkan nilai p = 0,961, sehingga tidak didapatkan perbedaan bermakna. Pada hasil uji monosit, Hasil uji One Way ANOVA didapatkan nilai p = 0,160, tidak ada perbedaan bermakna jumlah monosit darah tepi pada keempat kelompok.Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna jumlah sel makrofag jaringan pada penggunaan caffeine dosis bertingkat proses penyembuhan luka skin graft autologus tikus Sprague Dawley.
Hubungan Umur, Masa Kerja, Pengetahuan dan Sikap Operator Mesin Winding Unit Spinning VI dengan Kepatuhan dalam Pemakaian Masker Kain di Industri Tekstil Semarang Hartati, Sri; Kurniawan, Bina; -, ekawati
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 10, No 1 (2011): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.834 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.10.1.28-32

Abstract

Safety behaviour becomes a major factor for the achievement of zerro accident (no accident). Person’s behaviour was influenced by predisposing, enabling and reinforcing factors. Predisposing factors is an antecedent to behavioral factors that are the basis or motivation for behaviour. One of the safety behaviour is compliance, especially compliance using personal protective equipment; for example using cloth mask must be obeyed by all workers. This study aims to determine the relationship between age, length of work, knowledge and attittudes of workers with compliance in using cloth mask. The research design used cross sectional methode in which the dependent variables investigated at the same time. The poppulation was all winding machine operators in spinning unit VI at a Semarang textile industry. The sample consist of 44 respondents that taken by non random sampling methode. The Chi square test used here and the result showed that there was no correlation between age (p=0,322) ang length of work (p=0,731) with compliance using cloth masks. There were correlation between knowledge (p=0,019) and attitude (p=0,030) of workers with compliance in using cloth masks. It is suggested to hold the safety talk, training, counseling and supervision to increase the compliance in using cloth masks.
Kepesertaan Masyarakat Pada Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) di Kabupaten Purbalingga Assri, Shofi; diro, Su; Asmita Wigati, Putri
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 11, No 1 (2012): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.308 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.11.1.59-64

Abstract

Dalam kurun waktu 2005-2010 terjadi penurunan kepesertaan strata III yang merupakan peserta JPKM golongan ekonomi mampu. Tujuan penelitian ini menganalisis manajemen kepesertaan oleh Pra Badan Penyelenggara JPKM "Sadar Sehat Mandiri" Kabupaten Purbalingga dalam mempertahankan loyalitas peserta JPKM SIII. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dengan pendekatan wawancara mendalam. Dari hasil penelitian menuniukkan bahwa kegiatan manajemen kepesertaan dalam rangka mempertahankan kepesertaan berkontribusi terhadap loyalitas peserta JPKM strata III. Penurunan kepesertaan strata III dikarenakan belum adanya kriteria baku yang mengatur kriteria keluarga pasca miskin dan kurangnya inovasi dalam program JPKM. Kata Kunci : JPKM, Manajemen Kepesertaan, Loyalitas. The Analysis of Member's Management on JPKM Programme in Purbalingga Regency; In the range of year 2005-2010, it happenned any decrease of the member in strata III. The purpose of this study analyzed the management of membership by the Pre-Board Organizer JPKM "Healthy Self-Conscious" Purbalingga loyalty participants JPKM SIII. This study is a descriptive qualitative research with in-depth interview approach. From the results showed that participation of management activities in order to maintain membership contributes to the loyalty of participants JPKM stratumIII. Stratum III membership decline is not due to low participant loyalty, but the lack of standard criteria that govern the criteria of post poor families. Key words : JPKM, Management Participation, Loyalty
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Petani Di Dusun Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Nunik Tri Utami; Suhartono Suhartono; Nikie Astorina Yunita Dewanti
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 4 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.774 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.4.121-126

Abstract

Latar belakang: Masyarakat Desa Candi Kecamatan Bandungan 33,93% bekerja sebagai petani. Hasil wawancara dengan petugas Puskesmas Duren Kecamatan Bandungan didapatkan bahwa tidak adanya pemeriksaan kadar hemoglobin secara khusus pada petani karena biaya yang mahal. Sehingga saat ini tidak diketahui apakah petani mengalami anemia dan faktor apa saja  yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini ingin meneliti faktor apa yang mempengaruhi kejadian anemia pada petani Dusun Candi.Metode: Jenis penelitian observasional analitik dengan desain crossectional. Subyek penelitian 58 petani laki-laki Dusun Candi Kecamatan Bandungan. Teknik pengambilan sampling yaitu  purposive sampling. Variabel yang dikaji yaitu Penggunaan APD, Masa Kerja, Riwayat Paparan Pestiisda, dan Asupan Gizi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan FFQ. Uji analisis data menggunakan chi square.Hasil: 28 petani (48,28%)  memiliki kadar hemoglobin kurang/ anemia (Hb < 13 mg/l). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan APD tidak lengkap (74,1%), masa kerja lama (63,8%), riwayat paparan pestisida buruk (29,3%), asupan gizi berupa protein kurang (67,2%), zat besi kurang (62,1%), vitamin C kurang (63,8%), vitamin B12 kurang (63,8%). Hasil uji analisis menunjukkan asupan gizi yaitu protein (p value = 0,011)  PR = 6,000 (1,672-21,531), zat besi (p value = 0,006) PR = 6,015 (1,799-20,111), vitamin C (p value = 0,047)  PR = 3,667 (1,159-11,603), vitamin B12 (p value = 0,047) PR = 3,667 (1,159-11,603).Kesimpulan Faktor yang terkait dengan kejadian anemia pada petani di Dusun Candi Kecamatan Bandungan adalah asupan gizi (protein, zat besi, vitamin C,dan vitamin B12). 

Page 4 of 27 | Total Record : 265