cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. probolinggo,
Jawa timur
INDONESIA
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
ISSN : -     EISSN : 25797913     DOI : https://doi.org/10.33006/ji-kes.v6i1.307
Core Subject : Health,
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan): jurnal hasil penelitian di bidang kesehatan JI-KES diterbitkan oleh LPPM Stikes Hafshawaty Zainul Hasan yang terbit sejak bulan Agustus 2017. JI-KES terbit secara berkala dua kali setahun. JI-KES berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dalam bidang kesehatan seperti: keperawatan, kebidanan, kesehatan masyarakat, gizi, farmasi, dan lain-lain. Pengelola menyambut baik kontribusi dalam bentuk artikel dari para dosen peneliti, dan pakar di bidang kesehatan untuk dipublikasikan di jurnal ini. Naskah yang dikirim harus asli dan belum pernah dipublikasikan di media lain.
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2021): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)" : 16 Documents clear
Efektivitas Self-Management Program terhadap Manajemen Diri Klien Hipertensi Sri Wahyuni; Rahmah Naufal Bafadhal; Mahudeh Mahudeh
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 5, No 1 (2021): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v5i1.255

Abstract

AbstrakManajemen diri penting dilakukan oleh klien hipertensi untuk meningkatkan keberhasilan dalam mengatasi hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas self-management program terhadap manajemen diri klien hiprtensi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain randomised control trial (RCT).Penelitian ini telah dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi sejumlah kurang lebih 119, dengan sampel yang terpilih menggunakan cluster random sampling yaitu 35 kelompok intervensi dan 35 kelompok kontrol. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney U Test dan independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol tentang manajemen diri meliputi integrasi diri, regulasi diri, interaksi dengan tenaga kesehatan dan lainnya, pemantauan tekanan darah, serta kepatuhan terhadap aturan yang dianjurkan. Kelompok intervensi mempunyai skor manajemen diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu juga ada perbedaan yang siginifikan tekanan darah sistolik dan diastolik antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok intervensi menurun atau lebih rendah dibandingkan dengan tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok kontrol.Self-management program efektif dalam meningkatkan manajemen diri klien hipertensi.Kata kunci: hipertensi, manajemen diri,self-management program  AbstractSelf-management is important for hypertension clients to improve hypertension management. The purpose of this study was to determine the effectiveness of self-management programs on the self-management of hypertensive clients. This research is an experimental study with a randomized control trial (RCT) design. This research has been conducted in the working area of the Jember District Health Office. The population in this study was 119 hypertension patients, with a sample selected used cluster random sampling (35 intervention groups and 35 control groups). The results showed that there were significant differences between the intervention group and the control group regarding self-management including self-integration, self-regulation, interactions with health workers and others, monitoring blood pressure, and adherence to recommended rules. The intervention group had a higher self-management score than the control group. In addition, there was also a significant difference in systolic and diastolic blood pressure between the control group and the intervention group. The systolic and diastolic blood pressure in the intervention group is lower than the systolic and diastolic blood pressure in the control group. A self-management program is effective in improving self-management of hypertensive clients.Keywords: hypertension, self-management, self-management program
Penerapan Metode Regresi Ridge dalam Mengatasi Multikolinieritas pada Tingkat Fertilitas Wanita Usia Subur Rahmi Susanti; Canda Dwi Giyatri; Ismail AB
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 5, No 1 (2021): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v5i1.214

Abstract

AbstrakMultikolinieritas merupakan asumsi pada regresi linear berganda yang terjadi karena korelasi antar variabel bebas yang menyebabkan permasalahan analisis. Penanganan yang dilakukan salah satunya dengan regresi ridge, yang dapat memastikan varians yang lebih kecil dalam estimasi parameter. Multikolinieritas pada data fertilitas menyebabkan varian dan galat yang besar. Penelitian ini bertujuan mengetahui determinan yang mempengaruhi fertilitas, deteksi multikolinieritas dan membuat model prediksi terbaik pada fertilitas wanita usia subur di Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan metode analisis data regresi linier berganda dan metode ridge. Data yang digunakan merupakan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan dengan sampel sebanyak 701 WUS. Hasil penelitian diperoleh regresi ridge sebagai pemodelan terbaik dalam memprediksi tingkat fertilitas. Nilai VIF dan standar error yang lebih kecil dari MKT menjadikan regresi ridge sebagai pemodelan terbaik dalam menentukan tingkat fertilitas di Kalimantan Timur. Pemodelan regresi ridge yang digunakan dalam memprediksi tingkat fertilitas YR = 2,995148 - 0,01406898 (umur seks pertama) - 0,0119283 (umur kawin pertama) - 0,04233311 (umur pertama melahirkan) + 0,1001676 (lama kontrasepsi) + 0,1802514 (jumlah anak ideal) + 0,1679205 (kematian anak) – 0,005938239 (Indeks kekayaan). Umur seks pertama, umur kawin pertama, umur pertama melahirkan, lama KB dan jumlah anak ideal berpengaruh signifikan dengan tingkat fertilitas. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi bagi WUS (15-49 tahun) guna menurunkan tingkat fertilitas dan laju pertumbuhan penduduk.Kata kunci: fertilitas, wanita usia subur, regresi ridge AbstractMulticollinearity is an assumption in multiple linear regression that occurs because the correlation between independent variables causes analysis problems. One of the treatments is ridge regression, which can ensure a smaller variance in parameter estimation. Multicollinearity infertility data causes large variants and errors. This study aims to determine the determinants that affect fertility, detect multicollinearity and make the best prediction model for the fertility of women of childbearing age in East Kalimantan. This study used a cross-sectional design and data analysis method of multiple linear regression and ridge method. The data used is 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) with a sample of 701 WUS. The results obtained ridge regression as the best modeling in predicting fertility rates. The VIF value and standard error which is smaller than MKT make ridge regression the best model in determining the fertility rate in East Kalimantan. Ridge regression modeling used in predicting fertility rates YR=2.995148-0.01406898(age at first sex)-0.0119283(age at first marriage)-0.04233311(age at first birth)+0.1001676(contraceptive time)+0.1802514(ideal number of children)+0.1679205(child mortality)–0.005938239(wealth index). Age at first sex, age at first marriage, age at first delivery, length of family planning, and the ideal number of children had a significant effect on fertility rates. It is necessary to increase knowledge about reproductive health for female women (15-49 years) in order to reduce the fertility rate and population growth rate.Keywords: fertility, women of childbearing age, ridge regression
Efek Samping KB Suntik Kombinasi (Spotting) dengan Kelangsungan Akseptor KB Suntik Kombinasi Paramitha Amelia Kusumawardani; Hanik Machfudloh
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 5, No 1 (2021): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v5i1.227

Abstract

Abstrak Berbagai macam metode kontrasepsi tersedia baik berupa metode hormonal maupun metode non hormonal. Data Riskesdas 2018 menunjukkan KB suntik 3 bulan merupakan kontrasepsi hormonal yang paling banyak digunakan. Setiap kontrasepsi hormonal yang ada mempunyai efek samping termasuk KB suntik 3 bulan yang mengandung progestin. Dari data register yang diambil di PBM Desa Suko Kabupaten Sidoarjo, akseptor KB suntik 3 bulan hampir seluruh akseptor mengalami efek samping, Tujuan penelitian mengkaji efek samping KB suntik 3 bulan terhadap kelangsungan penggunaan KB suntik 3 bulan. Desain penelitian yang digunakan desain penelitian korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan studi retrospektif. Populasi pada penelitian seluruh akseptor KB suntik 3 bulan yang mengalami efek samping (spotting) di PBM Desa Suko Kabupaten Sidoarjo berjumlah 34 akseptor dan sampel yang diambil 31 akseptor.Teknik sampling menggunakan random sampling. Uji statistik Chi-Kuadrat dengan taraf signifikan 0,05 didapatkan 2X sebesar 2,981823 sedangkan 2X tabel Chi-Kuadrat dengan d.b=1 sebesar 3,481. Jadi didapatkan hasil 2X hitung lebih kecil dari 2X tabel Chi-Kuadrat maka hipotesa Ho diterima. Kesimpulan efek samping (spotting) tidak ada hubungan dengan kelangsungan penggunaan KB suntik 3 bulan.Kata kunci: efek samping, spotting, kontrasepsi, KB suntik  Abstract There are various contraceptive methods available, both hormonal and non-hormonal methods. The 2018 Riskesdas data shows that 3 months injection contraceptive is hormonal contraceptive most used. Every hormonal contraceptive has side effects including 3 months injection contraceptive that contains progestin. Based on registered data taken at PBM (Independence Midwife Practice) Suko village, Sidoarjo, almost all acceptors of 3-month injection contraceptive experience side effects, therefore researchers want to study side effects of 3-month injection contraceptive toward the continuity of using 3-month injection contraceptive. The research design used correlation research design using a cross sectional approach with a retrospective study. Population in study was 34 acceptor of 3 month injection contraceptive who experienced side effects (spotting) in PBM Suko village, Sidoarjo and the sample was 31 acceptors. Sampling technique uses random sampling. Chi-Square statistical test with a significant level of 0.05 was obtained 2X of 2.981823 while the 2X Chi-Square table with d.b = 1 was 3.481. So the result is 2X count smaller than 2X Chi-Square table, so the Ho hypothesis is accepted. Conclusion of this study is that side effects (spotting) have no relationship with continuity of using injection contraceptives for 3 months.Keywords: side effect, spotting, contraception, injection contraceptive
Zoom in Fatigue pada Mahasiswa Keperawatan selama Periode Pandemic Covid-19 Mad Zaini; Supriyadi Supriyadi
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 5, No 1 (2021): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v5i1.257

Abstract

AbstrakKebijakan pembelajaran daring selama periode pandemi COVID-19 menjadi alternatif bagi perguruan tinggi supaya proses belajar mengajar dapat dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran daring di perguruan tinggi memiliki dampak positif dan negatif terutama di bidang kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui terjadinya zoom in fatigue pada mahasiswa keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember selama masa pandemic COVID-19. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa durasi waktu yang digunakan dalam pembelajaran daring memiliki korelasi yang signifikan terhadap terjadinya zoom in fatigue pada mahasiswa keperawatan selama periode pandemi COVID-19. Durasi waktu yang lama dalam pembelajaran daring membutuhkan perhatian yang lebih intens disertai informasi yang banyak melalui media daring menyebabkan beban kognitif dan energi yang lebih besar sehingga mengakibatkan terjadinya zoom in fatigue pada mahasiswa selama periode pandemi COVID-19.Kata kunci: daring, fatigue, pandemic  AbstractOnline learning policies during the COVID-19 pandemic period became an alternative for universities so that the teaching and learning process could be carried out. In its implementation, online learning in university has positive and negative impacts, especially in the health sector. The purpose of this study was to determine the occurrence of zoom in fatigue in nursing students of the Faculty of Health Sciences, University Muhammadiyah of Jember during the COVID-19 pandemic. The design of this study was cross-sectional. The results of this study indicate that the time duration of using online learning has a significant correlation with the occurrence of zoom in fatigue in nursing students during the COVID-19 pandemic period. The long time duration in online learning requires more intense attention accompanied by a lot of information through online media causing a greater cognitive load and energy, it leads to a zoom in fatigue among students during the COVID-19 pandemic period.Keywords: online learning, fatigue, pandemic
Analisis Kepuasan Pasien Rawat Jalan terhadap Pelayanan Kefarmasian di Instalasi Farmasi Khurin In Wahyuni; Muhammad Syamsudin
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 5, No 1 (2021): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v5i1.217

Abstract

AbstrakStudi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X Mojokerto dilihat dari lima dimensi reliability, responsiveness, empathy, tangible assurance. penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan analisis kuantitatif, populasi seluruh pasien rawat jalan RS X Mojokerto yang memenuhi kriteria inklusi, dalam peneletian ini menggunakan sampel sebanyak 329 responden, data primer yang diambil dengan cara memberikan kuesioner dengan skala likert 4 point. Hasil penggujian menggunakan program SPSS 21. Hasil analisis menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA). Secara garis besar tingkat kepuasan paien menggunakan analisis IPA hasil yang didapatkan kurang memuaskan, pada dimensi reliability sebesar 93,41% dan dimensi empathy sebesar 95,84% yaitu memuaskan sedangkan pada dimensi responsiveness sebesar 90,45%, dimensi tangible sebesar 87,79% dan dimensi assurance sebesar 88,27% yaitu belum memuaskan). Kata kunci: kepuasan, pelayanan kefarmasian, pasien  AbstractThis study aims to see the level of outpatient satisfaction with pharmaceutical services in the Pharmacy Installation at Hospital X Mojokerto in terms of five dimensions of reliability, responsiveness, empathy, tangible assurance. This research is an observational study with a cross-sectional approach using quantitative analysis, the entire population of outpatients at Hospital X Mojokerto who meet the inclusion criteria, in this study using a sample of 329 respondents, primary data taken by giving a questionnaire with a 4-point Likert scale. The test results used the SPSS 21 program. The results of the analysis used Importance-Performance Analysis (IPA). Broadly speaking, the level of patient satisfaction using IPA analysis is unsatisfactory, the reliability dimension is 93.41% and the empathy dimension is 95.84% satisfactory, while the responsiveness dimension is 90.45%, the tangible dimension is 87.79%. and guaranteed dimensions of 88.27% which are not satisfactory.­­Keywords: satisfaction, pharmaceutical services, patient
Studi Kualitatif Stigma Negatif terhadap Tenaga Kesehatan yang Terkena Covid-19 di Kabupaten Badung Bali Indra Peratiwi; Hesteria Friska Armynia Subratha
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 5, No 1 (2021): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v5i1.232

Abstract

AbstrakCovid-19 merupakan suatu wabah penyakit yang bersifat pandemi dan dialami oleh seluruh dunia. Penanggulangan dan pengobatan Covid-19 merupakan target yang harus dicapai selama pandemi ini berlangsung. Namun dalam hal ini, tidak sedikit tenaga kesehatan yang juga terkena Covid-19 sehingga berdampak munculnya stigma negatif di kalangan masyarakat. Jumlah kasus Covid-19 terbanyak di Bali terdapat di kabupaten Badung. Penelitian ini bertujuan mengetahui stigma negatif terhadap tenaga kesehatan yang terkena Covid-19 pada tahun 2021. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kualitatif dengan metode observasi dan wawancara mendalam terhadap tenaga kesehatan dengan kasus positif Covid-19 yang berjumlah 8 orang dan 2 orang responden tidak terkonfirmasi positif. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 1 Maret-6 Maret 2021. Hasil penelitian menunjukkan tenaga kesehatan yang terkena Covid-19 cenderung mendapatkan stigma negatif dari masyarakat di sekitarnya. Stigma negatif menyebabkan tingkat gangguan psikologis seperti gangguan kecemasan dan tingkat stres  pada tenaga kesehatan menjadi  sangat tinggi. Bukan hanya tenaga kesehatan saja yang mendapatkan stigma negatif, namun keluarga yang tidak terpapar Covid-19 juga mendapatkan stigma negatif. Diharapkan pemerintah dapat mengedukasi masyarakat mengenai cara pencegahan dan penularan Covid-19 sehingga tidak memunculkan stigma negatif.Kata kunci: stigma, negatif, tenaga kesehatan, Covid-19  AbstractCovid-19 is a nature epidemic experienced by all countries all over the world. The prevention and treatment of Covid-19 are the target that must be achieved during this pandemic. However, in this case, there are not a few health workers were also affected by Covid-19, and give negative stigma among the community. The highest number of Covid-19 cases in Bali is in Badung district. This study aims to determine the negative stigma of health workers affected by Covid-19 in 2021. This research used qualitative descriptive study using observation methods and in-depth interviews with 8 health workers with positive cases of Covid-19 and 2 respondents who are not confirmed positive. This research was conducted from March 1 to March 6, 2021. The results showed that health workers who affected by Covid-19 tended to get negative stigma from the surrounding community. The negative stigma increases the level of psychological disorders such as anxiety disorders and stress levels for health worker.  Not only health workers but also families who are not exposed to Covid-19 get a negative stigma. It is hoped the government can educate the community about prevention and transmission of Covid-19 with the result that it does not create a negative stigma.Keyword: stigma, negative, health workers, Covid-19 
Kinerja Tim Bedah Kamar Operasi Rumah Sakit di Kabupaten Jember Asmuji Asmuji; Priyo Widodo; Ninik Sumarini; Iin Indahwati
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 5, No 1 (2021): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v5i1.259

Abstract

AbstrakRuang bedah (kamar operas) menjadi suatu area yang memberikan pelayanan pembedahan dengan resiko kasus kecelakaan yang sangat tinggi. Penerapan 3 fase pembedahan (sign in, time out, dan sign out) menjadi kegiatan wajib yang harus dipatuhi tim bedah untuk mewujudkan program keselamatan pasien. Karena, keselamatan pasien dapat menjadi nilai kinerja tim bedah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kinerja tim bedah kamar operasi di rumah sakit di Kabupaten Jember. Desain yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif observasional. Sampel penelitian ini adalah klien yang mendapatkan tindakan bedah (operasi) dengan jumlah 32 orang diambil secara quota sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah Surgical Safety Checklist (SSC) dari WHO. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif dengan tampilan data berupa tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan 32 (100%) klien yang akan menjalani operasi dilakukan sign in sesuai dengan item dalam SSC. Artinya kinerja tim bedah dalam tahapan sign in dalam katagori baik. Kinerja tim bedah pada fase time out dan sign out belum menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja tim bedah yang tidak baik dalam kegiatan pembedahan sangat berisiko menimbulkan ancaman keselamatan klien selama menjalani pembedahan maupun setelahnya. Bagi pihak manajemen rumah sakit diharapkan melakukan monitoring dan evaluasi kinerja tim bedah secara berkala dan berkelanjutan.Kata kunci: kamar operasi, kinerja, tim bedah AbstractThe surgery room is an area that provides surgical services with a very high risk of accident cases. The implementation of 3 phases of surgery (sign in, time out, and sign out) is a mandatory activity that the surgical team must comply with to realize a patient safety program. Because patient safety shows the work value of the surgical team's performance in carrying out their duties and responsibilities. This study aims to describe the performance of the operating room surgery team at a hospital in Jember Regency. The design used in this research is descriptive observational. The sample of this study was 32 clients who received surgery/surgery which was taken by quota sampling. The collecting data used Surgical Safety Checklist (SSC) from WHO. The data analysis used description with the data display in the form of a frequency distribution table. The results showed that 32 (100%) clients who will have surgery were signed in based on the items in the SSC. It showed that the performance of the surgical team in the sign-in stage is in a good category. The performance of the surgical team in the time out and sign out phases has not shown good performance. The substandard performance of the surgical team is very risky to pose a threat to the client’s safety during surgery and after surgery. The hospital management is expected to monitor and evaluate the performance of the surgical team regularly and continuously.Keywords: surgery room, performance, surgical team
Perbandingan GAP dan RTS Sebagai Prediktor Perburukan Pasien Cedera Kepala Tengku Isni Yuli Lestari Putri; Ahsan Ahsan; Sugiarto Sugiarto; Winda Rofiyati; Heru Ginanjar Triyono; Ratna Wirawati Rosyida; Muhammad G A Putra; Annisa Rahmania; Fitriyanti N Idrus
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 5, No 1 (2021): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v5i1.220

Abstract

AbstrakCedera kepala adalah cedera pada otak yang dapat menyebabkan perubahan fungsi serta struktur jaringan otak akibat mendapatkan dorongan mekanik eksternal seperti trauma tumpul maupun tusuk. Kejadian cedera kepala dan tingkat perburukan cedera kepala sangat tinggi di dunia. Oleh karena itu diperlukan penilaian awal untuk memprediksi perburukan pasien cedera kepala yaitu menggunakan GAP dan RTS. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbandingan GAP dan RTS dalam memprediksi perburukan pasien cedera kepala. Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan retrospektif dengan purposive sampling. Responden berjumlah 245 rekam medis cedera kepala. Pengukuran dilakukan menggunakan lembar observasi. Analisis uji Receiver Operating Charateristic (ROC). Didapatkan hasil maisng-masing RTS dan GAP dalam memprediksi perburukan pasien cedera kepala mempunyai nilai = 0.851 vs 0.806. RTS lebih baik dalam memprediksi perburukan pasien cedera kepala dibandingkan dengan GAP.Kata kunci: cedera kepala, GAP, perburukan, RTS  AbstractHead injury is an injury to the brain that can cause changes in the function and structure of brain tissue due to external mechanical impulses such as blunt or puncture trauma. The incidence of head injuries and the rate of deterioration of head injuries is very high in the world. Therefore an initial assessment is needed to predict the worsening of head injury patients using GAP and RTS. The purpose of this study was to determine the comparison of GAP and RTS in predicting worsening head injury in patients. Using analytic observational research design with a retrospective approach with purposive sampling. Total respondents are 245 head injury medical records. The measurements were taken by an observation sheet. The data was analyzed by using Receiver Operating Characteristics (ROC) tests. The results obtained that in predicting the worsening of head injury patients RTS has a value of 0.851 while GAP is 0.806. RTS is better than GAP in predicting worsening head injury patients.Keywords: head Injury, GAP, worsening, RTS
Analisis Pengaruh Perceived Service Quality terhadap Pemanfaatan Instalasi Rawat Jalan Puryanti Puryanti
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 5, No 1 (2021): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v5i1.246

Abstract

Abstrak Salah satu indikator mutu pelayanan rawat jalan di rumah sakit adalah peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat jalan. Mutu pelayanan menjadi faktor penentu bagi pasein untuk memanfaatkan pelayanan. Kunjungan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Bhayangkara H.S. Samsoeri Mertojoso selama empat tahun terakhir belum semuanya mengalami peningkatan sesuai target capaian rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh perceived service quality terhadap pemanfaatan rawat jalan di Rumah Sakit Bhayangkara H.S. Samsoeri Mertojoso. Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif analitik dengan rancang bangun penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien rawat jalan sebesar 90 sampel dengan teknik accidental sampling. Analisis data menggunakan uji regresi ordinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa technical quality petugas baik (mean≥3,50). Functional quality yang terdiri dari Attitude dan behavior petugas sudah baik (mean≥3,50), accessibility dan flexibility sudah baik (mean≥3,50), reliability dan trustworthiness sudah baik (mean≥3,50), service recovery kurang baik (mean<3,50), dan service scape kurang baik (mean<3,50). Pemanfaatan pelayanan rawat jalan masih sedang. Hasil uji regresi ordinal menunjukkan bahwa technical quality tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan rawat jalan. Functional quality berpengaruh terhadap pemanfaatan rawat jalan. Kesimpulan penelitian ini adalah secara keseluruhan perceived service quality berpengaruh terhadap pemanfaatan rawat jalan.Kata kunci: perceived service quality, pemanfaatan  Abstract One indicator of the quality of outpatient services at the hospital is an increase in the number of outpatient visits. Service quality is a determining factor for patiens to take advantage of services. Outpatient visit at Bhayangkara H.S. Samsoeri Martojoso Hospital during the last four years has not all improved according to the hospital’s achievement. The purpose of this study was to analyze the effect of perceived service qualiy on outpatient utilization at Bhayangkara H.S. Samsoeri Martojoso Hospital. This research was descriptive analytics research with cross-sectional design. The sample of this study was outpatients for 90 samples with accidental sampling technique. Data analysis uses ordinal linear regression test. The results showed that the technical quality of the officers is good (mean≥3,50). Functional quality consisting of attitude and behavior of officers is good (mean≥3,50), accessibility and flexibility are good (mean≥3,50), reliability and trustworthiness are good (mean≥3,50), service recovery is not good (mean<3,50), and service scape is not good (mean<3,50). The level of utilization of outpatient services is still moderate. The results of the ordinal regression test showed thad technical quality had not effect on outpatient utilization. Functional quality affects outpatient utilization. The conclusion of this study is that overall perceived service quality has an effects on outpatient utilization.Keywords: perceived service quality, utility
Tipe Kepribadian dan Perilaku Caring Mahasiswa Sarjana Keperawatan di Universitas Harapan Bangsa Tri Sumarni; Arlyana Hikmanti
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 5, No 1 (2021): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v5i1.192

Abstract

AbstrakPerilaku caring merupakan inti dari profesi keperawatan dan dianggap sebagai indikator penting dan dasar bagi pendidikan keperawatan. Sikap dan perilaku individu dipengaruhi oleh ciri kepribadian. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan tipe kepribadian dengan perilaku caring mahasiswa keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa program studi sarjana keperawatan sebanyak 250 mahasiswa yang terdiri dari semester 4, 6 dan 8 teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian yang digunakan perilaku caring diadaptasi dari kuesioner Caring Behavior Inventory (CBI) dan kuesioner kepribadian NEO-Five-Factor Inventory oleh McCrae dan Costa. Tipe kepribadian terbanyak yaitu kepribadian conscientiousness (mean 67,89). Perilaku caring responden mayoritas pada kategori baik (88%). Hubungan tipe kepribadian (big five personality) dengan perilaku caring signifikan pada kepribadian conscientiousness (r=0,13, p=0,03) dan kepribadian agreeableness (r=0,18, p=0,04). Terdapat hubungan antara tipe kepribadian (big five personality) dengan perilaku caring khususnya pada kepribadian conscientiousness dan agreeableness. Proses pembelajaran yang dapat membentuk karakter dan perilaku caring di instansi pendidikan perlu ditingkatkan lagi. Dosen dapat membantu mahasiswa untuk memahami kepribadian masing-masing melalui proses belajar mengajar. Kata kunci: tipe kepribadian, perilaku caring, mahasiswa keperawatan  AbstractCaring behavior is at the core of the nursing profession and is considered as an important and basic indicator of nursing education. Individual attitudes and behavior are influenced by personality traits. The purpose of this study was to analyze the relationship between personality types and caring behavior of nursing students. This research is a descriptive correlational study with a cross sectional approach. The sample of this study was 250 undergraduate nursing students of the fourth, sixth and eighth semesters. The sampling technique used total sampling. The research instrument used caring behavior was adapted from the Caring Behavior Inventory (CBI) questionnaire and the NEO-Five-Factor Inventory personality questionnaire by McCrae and Costa. The most personality type is conscientiousness personality (mean 67.89). The majority of respondents caring behavior is in good category (88%). The relationship of personality type (big five personality) with caring behavior was significant on conscientiousness personality (r = 0.13, p = 0.03) and agreeableness personality (r = 0.18, p = 0.04). There is a relationship between personality type (big five personality) and caring behavior, especially conscientiousness and agreeableness personalities. The learning process that can shape the character and behavior of caring in educational institutions needs to be further improved. Lecturers can help students to understand each other's personalities through teaching and learning process.Keywords : personality type, caring behavior, nursing students

Page 1 of 2 | Total Record : 16