cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Universitas Papua Jalan Gunung Salju, Amban, Manokwari, Papua Barat - 98314
Location
Kab. manokwari,
Papua barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Sciences)
Published by Universitas Papua
ISSN : 2620939X     EISSN : 26209403     DOI : -
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis diterbitkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Papua. Jurnal ini merupakan media komunikasi ilmiah dibidang peternakan dan veteriner yang berupa hasil penelitian atau telaah pustaka (review) yang meliputi produksi ternak, nutrisi dan makanan ternak, sosial ekonomi peternakan, dan budidaya ternak/satwa harapan, kesehatan ternak dan hewan kesayangan, serta veteriner. Jurnal ini diterbitkan dengan frekuensi dua kali setahun pada bulan Maret dan September. Redaksi menerima sumbangan artikel dengan ketentuan penulisan seperti tercantum pada halaman akhir pada isi jurnal ini.
Arjuna Subject : -
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve" : 19 Documents clear
Defining and Valuing the Relationship Pattern of Actors' Involvement on Cattle Farming Systems using Stakeholder Network Analysis in West New Guinea, Indonesia: Pendefinisian dan Penilaian Pola Hubungan Keterlibatan Aktor Pada Sistim Peternkan Sapi dengan Menggunakan Analisis Stakeholder Network di Papua Barat, Indonesia Deny Anjelus Iyai; Mulyadi Mulyadi; Muhammad Jen Wajo; Rosdiana Naibey; Dwi Nur Hayati; Noviyanti Noviyanti; Makarius Bajari; Johan Koibur; Yafed Syufi; Stepanus Pakage; Noveling Inriani; Lamberthus E. Nuhuyanan; Jublyana Purba; Bernadetha W.I. Rahayu; Hendrik Fatem; Isti Widayati
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.112

Abstract

Abstrak Sapi merupakan salah satu peternakan prioritas utama di Indonesia. Ternak sapi telah memainkan peran penting dalam aspek ekonomi dari total pendapatan. Sebagai peternakan prioritas karena berbagai keterlibatan dan peran pemangku kepentingan. Studi dilakukan di Manokwari pada bulan April-Juni 2019 dengan menggunakan focus group discussion terhadap dua puluh individu, kelompok dan lembaga massa yang diwakili. Pertanyaan yang dibahas mengenai latar belakang, pengiriman sumber daya, interkonektivitas antar aktor, intervensi dan inovasi. Temuan utama adalah bahwa aktor yang dikelompokkan mendominasi, diikuti oleh aktor hukum, lembaga swasta, peran pemangku kepentingan dan memiliki efek positif karena kepentingan. Namun, ancaman eksis baik secara langsung tetapi tanpa efek balik. Tiga sumber daya bersama teratas adalah akses, kepuasan, dan waktu yang dihabiskan. Aktor dapat memiliki program jangka panjang dengan keberlanjutan menggunakan sumber daya netral hingga kuat. Hubungan aktor ditemukan dalam tiga kelompok, yaitu positif, negatif dan tidak ada hubungan. Intervensi sangat dibutuhkan, yaitu waktu yang dihabiskan, kepuasan, kebijakan, pengetahuan dan akses. Prioritas inovasi akan keterampilan, kebijakan, dan pengetahuan. Kata kunci: Analisis jaringan pemangku kepentingan; Intervensi dan inovasi; Pelaku; Sumber daya bersama; Usaha peternakan sapi. . Abstract Cattle is one of the top priority animal agriculture in Indonesia. It has played significant roles in economical aspect of Total revenues. Those are due to stakeholders’ involvement. Study was done in Manokwari from April to June 2019 by using focus group discussion towards twenty various represented individuals, groups and mass institutions. The queries discussed concerning background, resources delivery, interconnectivity amongst actors, intervention and innovation. The primarily finding is that grouped actors dominated, followed by laws actors, private types institutions, stakeholder role and having positive effect due to importance. However, threat existed directly without turn-back effect. The three top shared resources were access, satisfaction, and time spent. Actors can have long term period program with sustainability using neutral to strong power resource. Relationship of actors found in three groups, i.e. positive, negative and no relationship. Intervention was urgently needed, i.e. time spent, satisfaction, policy, knowledge and access. Priority of innovation will be skills, policy, and knowledge. Keywords: Actors; Cattle farming business; Intervention and innovation; Shared resources; Stakeholder network analysis.
Profil dan Keragaman Ayam Kub yang Dipelihara Oleh RTM Peternak dalam Program Bekerja di Kabupaten Indramayu: Profile and Diversity of KUB Chicken Raised by Farmer Households in Bekerja Program in Indramayu District Ganjar Hadiyanto Pratomo
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.143

Abstract

Abstract The aim of this study was to determine the diversity of KUB chickens raised by farmer households in Indramayu Regency in the implementation of the 2019 BEKERJA program. The BEKERJA program is carried out in 8.189 farmer households by providing 50 DOC, chicken feed during 5 weeks, maintenance support facilities include feed tray, drinking bottles, brooder cages, cables, lights, and cage subsidy for 4 weeks chickens. The parameters observed were the number of chicken mortality, age of first egg laying and the number of egg production for the first time. The observations showed that the mortality of KUB chickens increased at 3 months of raised, which was caused by the sale and slaughter of chickens and the mortality of chickens due to improper raise management. Hens that lay eggs early in the District of Anjatan and District of Bongas 7.066 and 1.041, respectively. The results of the study showed that there was diversity at the beginning of egg-laying chicken due to improper feeding management, but KUB chicken had the potential to be developed as an egg and meat producer in Indramayu Regency. Keywords: BEKERJA Program; Diversity at the beginning of egg-laying chicken; KUB chicken Abstrak Kajian bertujuan untuk mengetahui keragaman ayam KUB yang dipelihara oleh RTM di Kabupaten Indramayu dalam pelaksanaan program BEKERJA tahun 2019. Program BEKERJA melibatkan 8.189 RTM dengan memberikan bantuan 50 ekor DOC ayam KUB, pakan selama 5 minggu pemeliharaan, bantuan sarana prasarana pemeliharaan meliputi tray tempat pakan, botol tempat minum, kandang brooder, kabel, lampu, dan bantuan subsidi kandang untuk ayam umur 4 minggu. Parameter yang diamati adalah jumlah kematian ayam, umur bertelur pertama kali dan produksi telur pertama kali. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kematian ayam KUB meningkat pada 3 bulan usia pemeliharaan, yang disebabkan oleh penjualan dan pemotongan ayam serta kematian akibat manajemen pemeliharaan yang kurang tepat. Jumlah produksi telur pertama kali di Kecamatan Anjatan dan Kecamatan Bongas masing-masing sebesar 7.066 butir dan 1.041 butir. Hasil kajian menunjukkan adanya keragaman pada awal bertelur ayam yang diakibatkan oleh manajemen pemberian pakan yang tidak tepat, namun ayam KUB berpotensi dikembangkan sebagai penghasil telur dan daging di kabupaten Indramayu Kata kunci : Ayam KUB; Keragaman awal bertelur; Program BEKERJA
Studi Kasus: Diagnosis dan Pengobatan Stomatitis pada Kucing Domestik: Case Report: Diagnose and Treatment of Stomatitis in Domestic Cats Zahrah Prawita Andarini; Soedarmanto Indarjulianto; Alfarisa Nururrozi; Yanuartono Yanuartono; Slamet Raharjo
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.157

Abstract

Abstract Stomatitis is an inflammation that occurs in the oral mucosal tissue, characterized by ulcers. This case study aims to diagnose and treat stomatitis in a cat. A 7-month-old female domestic cat weighing 2.7 kg with lethargy, lost of appetite, decreased thirst, and was having sores for 2 days was examined. The cat was examined physically include anamnesis, an inspection of body condition and eating behavior, palpation of the skin, hair, and parts of the body that can be palpated, and auscultation of the thorax and abdomen. The blood sample that was examined includes the erythrocyte count, hemoglobin value, leukocytes count, and their differentials. Physical examination results showed hyperemic gingival, swollen submandibular and retropharyngeal lymphoglandula, and there were multiple ulcers on the lips and tongue. Hematological examination showed thrombocytopenia and monocytosis. The stomatitis was diagnosed to the cat with a good prognosis. Therapy was given for 5 consecutive days in the form of intramuscular injection of Amoxycillin 10 mg/kg BW twice daily, intramuscular injection of diphenhydramine HCl 1 mg/kg BW once daily, subcutaneous injection of 0.5 ml vitamin C once daily, oral administration of 0.5 ml multivitamin twice daily, and povidone-iodine for gargle twice a day applied lightly to the lesion area. Stomatitis in this case study was cured within 5 days by treating with amoxicillin, diphenhydramine HCl, vitamin C, multivitamins, and topical povidone-iodine. Keywords: Amoxicillin; Cat; Stomatitis; Vitamin C. Abstrak Stomatitis merupakan radang yang terjadi pada jaringan mukosa mulut yang ditandai adanya ulser. Studi kasus ini bertujuan melakukan diagnosis dan pengobatan stomatitis pada kucing. Studi kasus ini melaporkan seekor kucing domestik betina umur 7 bulan dengan berat badan 2,7 kg dengan keluhan lesu, tidak ada nafsu makan dan minum, serta menderita sariawan sejak 2 hari sebelum diperiksa. Kucing diperiksa secara fisik meliputi anamnesa, inspeksi terhadap kondisi tubuh dan perilaku makan, palpasi terhadap kulit, rambut, dan permukaan tubuh lainnya, serta auskultasi pada daerah thorax dan abdomen. Sampel darah kucing diperiksa terhadap jumlah eritrosit kadar hemoglobin, jumlah leukosit dan diferensialnya. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan limfoglandula submandibula dan retropharingeal bengkak, gingiva hiperemi serta adanya ulser multiple pada bibir dan lidah. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan trombositopenia dan monositosis. Berdasarkan hasil pemeriksaan kucing didiagnosis stomatitis dengan prognosis fausta. Kucing diberi terapi selama 5 hari berupa amoxicilin dosis 10 mg/kg BB dua kali sehari secara intramuskuler, dyphenhidramin HCl 1 mg/kg BB satu kali sehari secara intramuskuler, vitamin C sebanyak 0,5 ml satu kali sehari secara subkutan, multivitamin sebanyak 0,5 ml dua kali sehari secara per oral, dan povidone iodine dua kali sehari dioleskan pada lesi stomatitis. Stomatitis pada kasus ini dapat disembuhkan dalam waktu 5 hari dengan pemberian amoxicilin, dipenhidramin HCl, vitamin C, multivitamin secara sistemik dan povidone iodine secara topikal. Kata kunci: Amoksisilin; Kucing; Stomatitis; Vitamin c
Bobot Potong, Persentase Karkas Semu dan Index Konformasi Karkas Domba Lokal Pada Penggemukan yang Diberi Pakan Berbasis Indigofera Sp: Slaughter Weight, Apparent Carcass Percentage And Index Of Conformation Of Carcass Of Fattening Sheep Fed Based on indigofera Sp Agustinah Setyaningrum; Pambudi Yuwono; Imbang Haryoko; Billy Trisdianto
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.158

Abstract

Abstract The aims of this study were to examine the slaughter weight, the percentage of apparent carcasses and the conformation index of carcasses of local sheep fed indigofera sp. as a substitute for commercial concentrates with different levels. The research method was an experiment with a Completely Randomized Design (CRD). The experiment was in vivo in 18 sheep fed different level of indigofera sp, P0 treatment being a basal ration as a control consisting of concentrate (K) and elephant grass (RG) with a ratio of 80: 20%. P1 was 40% K: 40% indigofera: 20% RG, and P2 was 30% K: 50% indigofera: 20% RG. Each treament was repeated 6 times. Sheep were offered feed 4% of body weight on dry matter basis. slaughter weight data were analyzed using Ancova, SPSS program version 16 with initial body weight as covariate. Apparent carcass percentage data and carcass conformation index were analyzed with anava. The results of covariance analysis showed no significant difference (P > 0.05) amongst treatments. The average initial body weights of P0, P1 and P2 were 9.58 ± 1.68, 10.58 ± 3.09 and 9.28 ± 1.91 kg, respectively. after receiving treatment for 70 days the slaughter weights for P0, P1 and P2 were 15.57 ± 3.64, 13.58 ± 2.76, 12.58 ± 1.65 kg, respectively. The average consumption of dry matter for P0, P1 and P2 were 400.19 g / head / day, 401.20 g / head / day and 398.59 g / head / day, repectively. The average percentage of apparent carcasses for P0: 40.61 ± 2.43%; P1: 34.33 ± 0.63% and P2: 34.03 ± 4.61%. Average carcass conformation index for P0: 0.47 ± 0.04; P1: 0.43 ± 0.01 and P2: 0.43 ± 0.01. Indigofera sp had no significant effect (P> 0.05) on the percentage of apparent carcass and carcass conformation index. In Conclusion, indigofera sp. does not decrease local sheep productivity and can be used to replace concentrates as a source of protein. Keywords: Apparent carcass percentage; Index of carcass conformation; Indigofera sp.; Local sheep; Slaughter weight. Abstrak Penelitian bertujuan mengkaji bobot potong, persentase karkas semu dan index konformasi karkas domba lokal yang diberi Indigofera sp. sebagai pengganti konsentrat komersial dengan level yang berbeda. Metode penelitian adalah eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian berlangsung secara in vivo pada domba sebanyak 18 ekor, dengan perlakuan P0 adalah ransum basal sebagai kontrol yang terdiri dari konsentrat (K) dan rumput gajah (RG) dengan perbandingan 80%: 20%. P1 adalah 40% K: 40% indigofera: 20% RG, dan P2 adalah 30%K: 50% indigofera: 20%RG. Masing2 perlakuan diulang 6 kali. Pemberian pakan sebesar 4% bobot badan berdasarkan bahan kering. Data bobot potong dianalisis dengan Ancova, program SPSS versi 16 dengan bobot badan awal sebagai covariat. Data persentase karkas semu dan index konformasi karkas dianalisis dengan anava. Hasil analisis covariansi menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05) antar perlakuan. Rataan bobot badan awal P0, P1 dan P2 masing-masing adalah 9,58±1,68, 10,58±3,09 dan 9,28±1,91 kg, setelah mendapatkan perlakuan selama 70 hari bobot potong untuk P0, P1 dan P2 berturut-turut 15,57±3,64, 13,58±2,76 dan 12,58±1,65 kg. Rataan konsumsi bahan kering P0, P1 dan P2 berturut-turut adalah: 400,19g/ek/hr, 401,20g/ek/hr dan 398,59g/ek/hr Rataan persentase karkas semu pada P0: 40,61±2,43%, P1: 34,33±0,63% dan P2: 34,03±4,61%. Rataan index konformasi karkas untuk P0: 0,47±0,04, P1: 0,43±0,01 dan P2: 0,43±0,01. Pemberian Indigofera sp tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase karkas semu maupun index konformasi karkas. Kesimpulan Indigofera sp. tidak menurunkan produktivitas ternak domba lokal, dan dapat digunakan untuk menggantikan konsentrat sebagai bahan sumber protein. Kata kunci: Bobot potong; Domba lokal; Index konformasi karkas; Indigofera sp.; Persentase karkas semu
Kesesuaian Uji Antigen Capture Enzyme Linked Immunosorbant Assay dan Nested Multiplex Polymerase Chain Reaction untuk Diagnosis Rutin Bovine Viral Diarrhea: The agreement of the Antigen Capture Enzyme Linked Immunosorbent Assay and Nested Multiplex Polymerase Chain Reaction for Routine Diagnosis of Bovine Viral Diarrhea Sri Handayani Irianingsih; Dessie Eri Waluyati; Desi Puspita Sari; Hastari Wuryastuty
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.162

Abstract

Abstract Bovine Viral Diarrhea (BVD) is one of the main causes of impaired productivity and reproduction of cows. Antigen capture Elisa (ACE) is one of the serological technique that is sensitive, reliable and used regularly for detecting persistent BVD infection individually which simpler than multiplex nested PCR. The aim of this study was to determine the agreement between ACE and multiplex nested PCR as a routine laboratory diagnostic technique to detect the presence of BVD infection. A total of 128 cow serum samples consisting of 63 positive and 65 negative samples based on ACE were used in this study. The samples were collected from active and passive surveillance in dairy and beef cattle conducted by Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates. The serum samples were then tested molecularly using multiplex nested PCR against BVD. The result showed 48 out of 63 BVDV-1 positive samples were found positive BVD antigen whereas 57 of 65 BVDV-1 negative samples were negative using multiplex nested PCR, . The agreement value between the two different assays based on statistic analysis using Kappa method was 0.64 and classified a good one. The result concluded that the ACE BVD assay was equally suitable as routine diagnosis to determine BVD infected cattle in the farm. Keywords: Antigen capture ELISA; Bovine viral diarrhea; Kappa; Multiplex nested PCR. Abstrak Bovine Viral Diarrhea (BVD) merupakan salah satu penyebab gangguan produktivitas dan reproduksi sapi. Antigen capture ELISA (ACE) merupakan salah satu teknik serologis yang sensitif, dapat diandalkan dan digunakan secara teratur untuk mendeteksi infeksi BVD persisten secara individual yang lebih sederhana daripada multiplex nested PCR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara uji ACE dan multiplex nested PCR sebagai teknik diagnostik laboratorium rutin untuk mendeteksi adanya infeksi BVD. Sebanyak 128 sampel serum sapi yang terdiri dari 63 sampel positif dan 65 negatif berdasarkan ACE BVDV Antigen Test Kit/Serum Plus (Idexx®) digunakan dalam kajian ini. Sampel serum sapi merupakan koleksi dari surveilans aktif dan pasif pada sapi perah dan potong yang dilakukan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates. Sampel serum kemudian diuji secara molekuler menggunakan multiplex nested PCR terhadap BVD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan teknik multiplex nested PCR, 48 dari 63 sampel positif BVDV-1 ditemukan positif untuk antigen BVD sedangkan 57 dari 65 sampel negatif BVDV-1 negatif untuk antigen BVD. Analisis statitik berdasarkan perhitungan metoda Kappa menunjukkan nilai kesesuaian antara dua uji sebesar 0,64 dan tergolong bagus. Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan bahwa uji ACE BVD sesuai sebagai diagnosis rutin untuk menentukan ternak yang terinfeksi BVD di peternakan. Kata kunci: Antigen capture ELISA; Bovine viral diarrhea; Kappa; Multiplex nested PCR.
Efek Temperature Humidity Index terhadap Konsumsi Air Minum dan Performans Ayam Kampung Super dengan Pemberian Enkapsulasi Fitobiotik Minyak Buah Merah: Effect of Temperature Humidity Index on Drinking Water Consumption and Performance of Super Native Chickens by Addition of Phytobiotics Red Fruit Oil Encapsulation Bangkit Lutfiaji Syaefullah; Maria Herawati; Ni Putu Vidia Tiara Timur; Okti Widayati
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.167

Abstract

Ayam kampung super merupakan salah satu ayam kampung yang ditingkatkan performannya dengan perkawinan silang. Akan tetapi, perkawinan silang tidak serta merta memperbaiki performan. Ada beberapa hal lain yang mempengaruhi performan yaitu lingkungan dan feed additive. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Temperature Humidity Index dan pemberian enkapsulasi fitobiotik minyak buah merah terhadap konsumsi air minum dan performans ayam kampung super. Materi yang digunakan adalah alat ekstraksi, alat dan bahan enkapsulasi, buah merah, kandang individu dan ayam kampung super serta pakan starter. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap 5 perlakuan dan 4 ulangan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test. Pemeliharaan dilakukan selama 56 hari dengan Temperature Humidity Index yaitu 24,44 - 35,21 oC. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan enkapsulasi buah merah tidak berpengaruh terhadap konsumsi air minum (P>0,05), konsumsi pakan (P>0,05), feed conversion ratio (P>0,05) dan berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan (P<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan dilokasi penelitian (Papua) relatif ekstrim dilihat dari selisih THI. Selain itu, berdasarkan uji lanjut bahwa penambahan enkapsulasi fitobiotik minyak buah merah terhadap penambahan bobot badan menghasilkan perlakuan terbaik pada penambahan 2,5% enkapsulasi minyak buah merah.
Keragaman Fenotipe Kualitatif dan Kuantitatif Itik Sikumbang Jonti sebagai Plasma Nutfah di Sumatera Barat: Qualitative and Quantitative Phenotypic Diversity of Sikumbang Jonti Duck as Germplasm in West Sumatra Firda Arlina; Sabrina Husmaini; R. Rhoudha; W. R. Sardi; T. Rafian
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.173

Abstract

Abstract This research was aimed to identifiaty qualitative and quantitative phenotypic polymorphism of Sikumbang Jonti Duck in Kecamatan Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh Sumatera Barat. This research used 206 Sikumbang Jonti duck that were sexual maturity (22-48 weeks), divided of 50 males and 156 females. The qualitative traits observeted were head color, neck color, breaks color, back color, primary wings color, tail color, thigh color, bill color, and shank color. The quantitative traits observed were body weight (kg), beak width (cm), beak length (cm), neck length (cm), wing length (cm), femur length (cm), tibia length (cm), shank length (cm), back length (cm), number of primary wing feathers (strands), number of secondary wing feathers (strands), pelvic width (cm), and chest circumference (cm). The result showed that color of Sikumbang Jonti duck was dominated by white. Male Sikumbang Jonti duck had color head was white-black, and female had color head was white. In addition, the Sikumbang Jonti duck had green primary wing feathers like a beetle. The coefficient of diversity of the Sikumbang Jonti duck was low for beak width, tibia length (female), number of primary wing feathers, and number of secondary wing feathers, moderate value for body weight, beak length, neck length, wing length, femur length (female), length tibia (male), shank length, back length, perlvis width (females), and chest circumference (males), and high value for femur length (males). Keywords: Duck morphometric; Germplasm; Pattern color; Payakumbuh; Sumatera barat Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi keragaman fenotipe kualitatif dan kuantitatif itik Sikumbang Jonti di Kecamatan Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan 206 ekor itik Sikumbang Jonti yang sudah dewasa kelamin (22 – 48 minggu), terdiri dari 50 ekor jantan dan 156 ekor betina. Sifat kualitatif yang diamati adalah warna bulu head, warna bulu neck, warna bulu breaks, warna back, warna primary wings, warna tail, warna thigh, warna bill, dan warna shank. Sifat kuantitatif yang diamati adalah bobot badan (kg), lebar paruh (cm), panjang paruh (cm), panjang leher (cm), panjang sayap (cm), panjang femur (cm), panjang tibia (cm), panjang shank (cm), panjang punggung (cm), jumlah bulu sayap primer (helai), jumlah bulu sayap sekunder(helai), lebar pelvis (cm), dan lingkar dada (cm). Hasil menunjukkan warna bulu itik Sikumbang Jonti didominasi dengan warna bulu putih. Warna bulu kepala itik Sikumbang Jonti jantan berwarna putih-hitam, sedangkan itik Sikumbang Jonti betina berwarna putih. Selain itu, itik Sikumbang Jonti memiliki warna bulu sayap primer berwarna hijau seperti kumbang. Koefisien keragaman itik Sikumbang Jonti bernilai rendah untuk lebar paruh, panjang tibia (betina), jumlah bulu sayap primer, dan jumlah bulu sayap sekunder, bernilai sedang untuk bobot badan, panjang paruh, panjang leher, panjang sayap, panajng femur (betina), panjang tibia (jantan), panjang shank, panjang punggung, lebar perlvis (betina), dan lingkar dada (jantan), dan bernilai tinggi untuk panjang femur (jantan). Keragaman fenotipe kualitatif dan kuantitatif pada itik Sikumbang Jonti relatif seragam, kecuali pada fenotipe kuantitatif panjang femur pada itik Sikumbang Jonti jantan memiliki keragaman tinggi. Kata kunci: Morfometrik itik; Payakumbuh; Plasma nutfah; Sumatera barat; Warna bulu
Teknologi Produksi Abon Daging Rusa Dengan Penambahan Herbal Sebagai Pangan Unggulan Pada Era Normal Baru: The use of Herbal in the Technology of Venison Floss Production as Priority Food in New Normal Era Sangle Yohanes Randa; Siska Tirajoh; Osfar Sjofjan
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.174

Abstract

Abstract This study aims to improve the nutritional quality of venison floss by modifying the the technology process of floss making with adding red fruit oil (Pandanus conoideus L) and kebar grass extract (Biophytum petersianum) as a source of natural antioxidants. The results showed that the nutritional value of floss was influenced by the use of these herbal. Supplementation of antioxidant is to potentially extend the shelf-life of floss as indicated in decreasing the value of water activity (Aw) and thiobarburic acid (TBA). The Aw value decreased from 0.756 to 0.701, and TBA decreased from 0.139 to 0.055 mg/kg. The protein of floss increased from 33.20 to 35.60%. The result also showed that the content of antioxidant increased which is indicated by the increasing of beta-carotene content from 0.0087 mg /100 gram to 0.81 mg/100 gram. Results also showed that the use of red fruit oil extract and kebar grass extract decreased the content of saturated fatty acids, meanwhile in unsaturated fatty acids it increased arachidonic fatty acids. Keywords: Antioxidant; Beta-caroten; Kebar grass; Red-fruit oil; Venison floss. Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi abon daging rusa dengan memodifikasi proses teknologi produksinya dengan penambahan ekstrak minyak buah merah (Pandanus conoideus L) dan ekstrak rumput kebar (Biophytum petersianum) sebagai sumber antioksidan alami. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa nilai nutrisi produk olahan daging dipengaruhi oleh adanya penambahan senyawa antioksidan. Pemberian suplementasi bahan sumber antioksidan meningkatkan daya awet pada abon yang ditunjukkan dengan penurunan nilai aktivitas air (Aw) dan nilai thiobarburic acid (TBA). Nilai Aw abon menurun dari 0,756 menjadi 0,701, dan nilai TBA-nya menurun dari 0,139 menjadi 0,055 mg/kg. Nilai nutrisi terjadi pada nilai protein yang meningkat dari 33,20 menjadi 35,60%. Sebagai sumber antioksidan terlihat pada peningkatan kandungan beta-karoten dari 0,0087 mg/100 gram menjadi 0,81 mg/100 gram. Faktor penting lainnya dengan penggunaan ekstrak minyak buah merah dan ekstrak rumput kebar yakni adanya penurunan yang signifikan pada kandungan asam-asam lemak jenuh, akan tetapi pada asam-asam lemak tidak jenuh terjadi peningkatan pada asam lemak arakidonat. Kata kunci: Abon rusa; Beta-karoten; Herbal antioksidant; Minyak buah-merah; Rumput kebar.
Analisis Pendapatan dan Prospek Pemasaran pada Wirausahawan Fried Chicken di Kota Kendari: Analysis of Income And Marketing Prospects of Fried Chicken Entrepreneurs in Kendari City Laode Muh Munadi; Nuraini Nuraini; La Ode Muh Munadi; Githaria Lumanto
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.176

Abstract

Abstract The best known broiler chicken meat product in urban communities is Kentucky Fried Chicken (KFC). Seeing the business opportunity, entrepreneurs in Kendari City tried to make fried chicken similar to KFC products by labeling Kendari Fried Chicken (Kendari-FC) at a relatively affordable price of Rp 8.000 per piece compared to the KFC price of Rp 15.000 per piece. This study aims to analyze the marketing prospects of Kendari-FC entrepreneurs in Kendari City. The location of the research was determined purposively with the respondents of the study being kendari-FC entrepreneurs in kendari city who were determined by census. The results showed that the income of Kendari-FC entrepreneurs in Kendari City averaged Rp 5.066.458 per month or Rp 168.882 per day with an average income of Rp 36.276 per head. Kendari-FC's marketing prospects have the potential to be developed especially in West Kendari District because the average revenue from sales of each tail is Rp 48.105.40 per head. Keywords: Income; Kendari-FC; Marketing Abstrak Produk hasil olahan daging ayam broiler yang paling dikenal masyarakat perkotaan adalah Kentucky Fried Chicken (KFC). Melihat peluang bisnis tersebut wirausahawan di Kota Kendari berupaya membuat ayam goreng yang mirip produk KFC dengan memberi label Kendari Fried Chicken (Kendari-FC) dengan harga relatif terjangkau yaitu Rp 8.000 per potong dibandingkan harga KFC Rp 15.000 per potong. Penelitian ini bertujuan menganalisis prospek pemasaran wirausaha Kendari-FC di Kota Kendari. Lokasi penelitian ditentukan secara purposif dengan responden penelitian adalah wirausahawan Kendari-FC di Kota Kendari yang ditentukan secara sensus. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan wirausahawan Kendari-FC di Kota Kendari rata-rata Rp 5.066.458 per bulan atau Rp 168.882 per hari dengan pendapatan rata-rata Rp 36.276 per ekor. Prospek pemasaran Kendari-FC berpotensi dikembangkan terutama di Kecamatan Kendari Barat karena rata-rata pendapatan dari hasil penjualan setiap ekor sebesar Rp 48.105.40. Kata kunci: Kendari-FC; Pemasaran; Pendapatan
Karakteristik Morfometrik dan Produksi Telur Itik di Sentra Peternakan Itik Kabupaten Tolitoli: Morphometrics Characteristic and Egg Production of Duck in Center Farming Area in Tolitoli Regency Henrik Henrik; Marhayani Marhayani; Fajar Syadik
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.189

Abstract

Abstract This research aimed to identify the morphometrics characteristic and egg production of duck in the center farming area in Tolitoli Regency. There are four districts chosen as the research sample location, which are Dampal Selatan, Lampasio, Galang, and Dako Pemean. In each district, 250 female ducks were used. Parameters was observed is body weight, body length, pubis width, shank length, chest circumference, wings length, neck length, and egg production based on Hand Day Production. The correlation between morphometrics and HDP analyzed by IBM Statistic 25 software. The results showed that pubis width have a strong positive correlation with egg production (r value 0.37 – 0.45). The body weight have negative correlation with HDP (-0.31 to -0.22), chest circumference (-0.13 to -0.05), body length (-0.01 to 0.03), wing length (-0.12 to 0.03), neck length (-0.03 to 0.02), and shank length (0.02 to 0.03). The morphometrics characteristic and egg production in duck center farming area are uniform with an HDP at 63%. Keywords: Correlation; Duck; Egg; Morphometrics; Production Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfometrik dan produksi telur itik di sentra peternakan itik Kabupaten Tolitoli. Terdapat empat kecamatan yang dijadikan lokasi sampel pada penelitian ini yaitu Kecamatan Dampal Selatan, Lampasio, Galang, dan Dako Pemean dijadikan sampel penelitian. Masing-masing 250 itik betina yang digunakan. Parameter yang diamati yaitu bobot badan, panjang badan, lebar pubis, panjang shank, lingkar dada, panjang sayap, dan panjang leher serta produksi telur berdasarkan Hen Day Production (HDP). Hubungan morfometrik dengan produksi telur dianalisis menggunakan analisis korelasi menggunakan IBM Statistic 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebar pubis memiliki korelasi yang positif dan cukup kuat dengan HDP dengan nilai korelasi antara 0,37–0,45. Bobot badan berkorelasi negative dengan HDP (-0,31 sampai -0,22), lingkar dada (-0,13 sampai -0,05), panjang badan (-0,01 sampai 0,03), panjang sayap (-0,12 sampai 0,03), panjang leher (-0,03 sampai 0,02), dan panjang shank (0,02 sampai 0,03). Karakteristik morfometrik dan produksi telur itik pada sentra peternakan yang diteliti seragam dengan nilai HDP sebesar 63%. Kata kunci: Itik; Korelasi; Morfometrik; Produksi; Telur

Page 1 of 2 | Total Record : 19


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol. 13 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol. 12 No. 3 (2022): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol. 12 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol. 12 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 11 No 2 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 11 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 11 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 11 No. 1 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 10 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 10 No 1 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 10 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 9 No 2 (2019): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veter Vol. 9 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vet Vol. 9 No. 1 (2019): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vet Vol 9 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veter Vol 8 No 2 (2018): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veter Vol. 8 No. 2 (2018): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vet Vol 8 No 1 (2018): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 8 No. 1 (2018): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 7 No. 1 (2012): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 7 No 1 (2012): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 5 No. 2 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 5 No. 1 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 5 No 1 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 4 No. `1 (2009): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 4 No `1 (2009): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 3 No. 1 (2008): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 2 No. 1 (2007): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 1 No. 2 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 1 No 2 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 1 No. 1 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 1 No 1 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 1 No 1 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN More Issue