cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal KATA : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
ISSN : -     EISSN : 25020706     DOI : -
Core Subject : Education,
JURNAL KATA : Penelitian tentang ilmu bahasa dan sastra, by ISSN 2502-0706 (Online) Research on linguistics, literature and art. Is a scientific journal that publishes the results of research and thinking in two languages, namely: Indonesian and English. KATA is published twice a year in May and October.
Arjuna Subject : -
Articles 66 Documents
ANALISIS UNSUR EKSTRINSIK NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA Erlina, Erlina
Jurnal KATA Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.297 KB) | DOI: 10.22216/jk.v1i2.2301

Abstract

            This research is motivated by the analysis extrinsic elements novel Sang Pemimpi. This study aimed to describe the social values, cultural values, moral values, and religious values in the novel Sang Pemimpi. The research is a qualitative study using descriptive methods. The data in this study is a form of social values, cultural values, religius values and moral on Sang Pemimpi novel by Andrea Hirata. Data source is Sang Pemimpi novel by Andrea Hirata. Data collection techniques in this study are: (1) to read and understand the Novel Sang Pemimpi by Andrea Hirata, and (2) give coding by underlining sentences containing social values, cultural values and political values in the note of the novel Sang Pemimpi by Andrea Hirata all data regarding speech acts in a novel study. While the steps in analyzing data are: (1) read data that has been recorded, (2) classify or record data for the purpose for researchers based on the novel Sang Pemimpi by Andrea Hirata, (3) interpreting or interpretation of data for the purpose of research is to analyze the novel Sang Pemimpi by Andrea Hirata, and (4) make the conclusion of the study. The results of this study stated that extrinsic elements contained in Sang Pemimpi novel by Andrea Hirata is the value of cultural education, where cultural rights set forth in the novel The Dreamer ie when they are a teenager then it started to work for money. Social educational value, namely the attitude of helping each other like Arai and Mak Cik, and as pastor and Jimbron. the value of religious education that is visible on the pastor and Jimbron, although Jimbron raised by a pastor, but the pastor did not impose his religion on Jimbron. moral and political education value seen in a leader who has no morals and honesty.             Penelitian ini dilatarbelakangi oleh analisis unsur ekstrinsik novel Sang Pemimpi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai sosial, nilai budaya, nilai politik, nilai moral, dan nilai religius dalam novel Sang Pemimpi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data dalampenelitian iniadalah bentuk nilai sosial,  nilai budaya, nilai realigi dan moral dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Sumber datanya adalah novelSang Pemimpi karya Andrea Hirata.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) membaca dan memahami Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, dan (2) memberi pengkodean dengan menggarisbawahi kalimat-kalimat yang mengandung nilai sosial, nilai budaya, dan nilai politik dalam Mencatat Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata  semua data mengenai tindak tutur dalam novel yang diteliti. Sedangkan langkah-langkah dalam menganalisis datanya adalah: (1) membaca data yang sudah dicatat, (2) mengklasifikasikan atau mencatat data sesuai tujuan peneliti berdasarkan novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, (3) menginterprestasikan atau penafsiran data dengan tujuan penelitian yaitu menganalisis novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, dan (4) membuat simpulan penelitian.Hasil penelitian ini menyatakan bahwa unsur ekstrinsik yang dapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata adalah nilai pendidikan budaya, di mana budaya yang tercantum dalam novel Sang Pemimpi yaitu apabila sudah beranjak remaja maka sudah mulai bekerja untuk mencari uang. nilai pendidikan sosial, yaitu adanya sikap saling tolong menolong seperti Arai dan Mak Cik, dan seperti pendeta dan Jimbron. nilai pendidikan religius yaitu terlihat pada pendeta dan Jimbron, walaupun Jimbron diasuh oleh seorang Pendeta, tetapi pendeta tersebut tidak memaksakan agamanya pada Jimbron. nilai pendidikan moral dan politik terlihat pada seorang pemimpin yang tidak mempunyai moral dan kejujuran.
PERUBAHAN MAKNA TERHADAP HUMOR DALAM KOMIK DARI TWIT-NYA RADITYA DIKA Afrinda, Putri Dian
Jurnal KATA Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1598.674 KB) | DOI: 10.22216/jk.v2i2.3240

Abstract

This paper contains a discussion of the changes in meaning that occur in comics written by Raditya Dika. The change of meaning is the transition of meaning that occurs due to various factors such as linguistic factors, history, one's psychology, and others. The method used in data collection of this research is qualitative. Qualitative data used includes several things such as detailed descriptions of situations, activities, or certain events or phenomena; direct opinions from people who have experience, their views, attitudes, beliefs, and way of thinking; snippets of documents, report documents, archives, and history; and a detailed description of a person's attitude and behavior. The source of this research data is written data sources. The data in this study are in the form of speech contained in the comic by Raditya Dika. The results of the study show that the changes in meaning contained in the comic are included in the substitution of meaning in the form of criticism. The criticism made in the form of humor is expected to be conveyed without directly confusing the feelings of the person being criticized Tulisan ini berisi pembahasan tentang perubahan makna yang terjadi pada komik yang ditulis oleh Raditya Dika. Perubahan makna merupakan peralihan makna yang terjadi akibat berbagai faktor seperti faktor kebahasaan, sejarah, psikologi seseorang, dan lain-lain. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kualitatif. Data kualitatif yang digunakan mencakup beberapa hal seperti deskripsi yang mendetail tentang situasi, kegiatan, atau peristiwa maupun fenomena tertentu; pendapat langsung dari orang-orang yang telah berpengalaman, pandangannya, sikapnya, kepercayaan, dan jalan pikirannya; cuplikan dari dokumen, dokumen laporan, arsip-arsip, dan sejarahnya; dan deskripsi yang mendetail tentang sikap dan tingkah laku seseorang. Sumber data penelitian ini berupa sumber data tulisan. Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang terdapat di dalam komik karya Raditya Dika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan makna yang terdapat di dalam komik tersebut termasuk dalam pergantian makna berupa kritikan. Kritikan yang dibuat dalam bentuk humor diharapkan dapat tersampaikan tanpa secara langsung menyingung perasaan orang yang dikritik
TEACHING READING COMPREHENSION BY USING DIRECTED ACTIVITIES RELATED TO TEXT (DRTA) FOR THE STUDENTS Syaveny, Niza
Jurnal KATA Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.27 KB) | DOI: 10.22216/jk.v1i2.2002

Abstract

Membaca merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa dalam belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Membaca tidak hanya melihat atau membaca apa yang tertulis namun juga memahami isi bacaan sehingga pembaca memperoleh ilmu serta informasi dari bacaan tersebut. Beberapa komponen membaca yang dikemukakan oleh para ahli, seperti pemahaman ide pokok, ide pendukung, kosakata, serta tata bahasa, membuat guru harus cermat dalam mengaplikasikan metode dalam mengajar bahasa Inggris khususnya membaca. Directed Activities related to Text (DART) merupakan metode mengajar yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan membaca. Metode ini diaplikasikan melalui aktivitas rekonstruksi dan analisis. Tujuan penulisan artikel ini adalah mendeskripsikan cara pengajaran membaca melalui metode DART. Penulisan merujuk kepada kajian kepustakaan yang mendukung teori DART dalam pengajaran membaca. Dengan adanya informasi mengenai DART yang didukung oleh teori para ahli, dapat dijadikan sumber informasi tentang metode pengajaran bahasa Inggris khususnya membaca yang dapat diterapkan oleh guru di sekolah menengah.Reading is a skill that must be mastered by students in learning English as a foreign language. Reading not only see or read what is written but also understand the contents of the reading therefore the readers get the knowledge and information from the text. Some reading components are suggested by experts, such as understanding the main idea, supporting ideas, vocabulary, and grammar, it makes the teachers must be careful in applying methods in teaching English, especially reading. Directed Activities related to Text (DART) is a teaching method that can be applied in reading activities. This method is applied through reconstruction and analysis activities. The purpose of writing this article is to describe how teaching of reading through the DART method. The article support by a literature review  of DART theory in teaching reading. The information about of DART supported by expert theory, it can be used as a source of information about English teaching methods especially reading that can be applied by teachers in high school.
THE DISTINCTIVE LINGUISTIC FEATURES IN BLURBS AS FOUND IN NON FICTIONS; A STYLISTIC ANALYSIS Sari, Mezia Kemala
Jurnal KATA Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.182 KB) | DOI: 10.22216/jk.v2i1.3112

Abstract

This research discusses about the special language style from the comments on the book cover of non fictions based on the using of distinctive linguistic features. The style of language is analyzed from stylistics point of view and put the lexical cohesion, reference and another linguistic elements as the part of distinctive linguistic features to be the analysis focus then reflect it to the function and the effect it brings. The methods are referential and formal. Based on the analyis, it can be found that in the comments of the book cover, generally, include all of the lexical and reference elements. The most significant element that mostly occur is repetition and personal reference. While, another forms such as synonym, general word, super ordinate, collocation, demonstrative and comparative reference occur in less percentage. The purpose of using these elements is in order that the comments of the non fictions‟ book can influence the reader through the choosing features then bring the psychological effect for commercial purposes. Moreover, the effect that it caused for the reader is being influenced the readers‟ thought to be more interested to the book from its dictions or the specific distinctive linguistic features.
CLASS STRUGGLE AS A REACTION TOWARD THE SOCIAL CONDITION IN CAPITALIST SOCIETY AS REFLECTED IN GEORGE BERNARD SHAW’S PYGMALION Tuaderu, Yohanes
Jurnal KATA Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.982 KB) | DOI: 10.22216/jk.v1i1.1698

Abstract

Class struggle is a collective reaction of the workers toward the inhumane treatments applied by the capitalists. The collectiveness creates group awareness of the workers as an exploited ‘class’. This awareness, in turn, stimulates working class struggle to oppose the capitalists’ pressure and exploitation. By employing sociological approach, Pygmalion – a play of five acts written by George Bernard Shaw – is considered as one of the literary pieces of the early twentieth century that portrays the social condition of British society at the era when capitalism reached its height. Shaw himself is a socialist who supports the working class struggle through propaganda, public lectures, critical essays, and literary works that attack the human exploitation in industrial sphere.This is a qualitative research using Marxist criticism which is theorized by various scholars to analyze the struggle of  Liza Doolittle – the main character in Pygmalion –as the portrait of the unstopped struggle of the working class to have their rights which are deliberately ignored by the capitalists.  This theory is considered as the most appropriate instrument to analyze Shaw’s masterpiece, Pygmalion, since Shaw himself is a well-known British socialist who strived for the social reform indicated by the presence of democracy, the admission of human rights, the just distribution of social welfare, and the reasonable respect to individual freedom.This research found that the social condition in England in the end of 19th century to the early 20th century was mostly affected by the practice of human exploitation in industrial environment. This conditions caused dehumanization and serious poverty suffered by the working class. Class struggle, then, became a spirit that generated the laborers to free themselves from poverty, to release themselves from the capitalists’ oppression, and to gain the admission that they are equal with other human beings in society. 
PENGAKUAN CALABAI: SEBUAH ANALISIS INTERTEKSTUAL NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKY MADASARI DAN NOVEL CALABAI KARYA PEPI AL-BAYQUNIE Kusuma, Krisna Aji; Waluyo, Herman J; Wardani, Nugraheni Eko
Jurnal KATA Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.814 KB) | DOI: 10.22216/jk.v2i1.3148

Abstract

This study aims to describe the intertextuality relationship between the novel Pasung Jiwa by Okky Madasari and Calabai by Pepi Al-Bayqunie. The type of research is descriptive qualitative approach using content analysis. Data are collected by inventorying events that are similarities and differences, specifications on the characters, settings, plots, and themes of both text. The research results indicate that there are similar themes on the two novels, the theme of self actualization in addition with the theme of family and friendship. The same characterization are also used by both author, masculine figures with feminine soul characters. The difference between the two novels lies on the plot and setting. Pasung Jiwa uses progressive plot and Calabai uses a flash-back plot.. Okky Madasari takes Java Island as the background in the novel Pasung Jiwa, while the novel Calabai, Pepi Al-Bayqunie using the setting of Sulawesi Island. The basis of the similarity of theme and characterization supported by the similirity of events in the story shows the existence of intertextual relationship between the two novels. As a previously published work, the novel Pasung Jiwa by Okky Madasari is a hipogram and novel Calabai by Pepi A-Bayqunie as a transformational text. On the theme and characterization, the transformation of Calabai forward the hypogram, while in the plot and setting deviates his hypogram, Pasung Jiwa.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan intertekstualitas antara novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari dan novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan konten analisis. Data dikumpulkan dengan menginventariskan peristiwa yang merupakan persamaan dan perbedaan, spesifikasi pada tokoh, latar, alur, dan tema dari kedua teks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kesamaan tema pada kedua novel, yaitu tema aktualisasi diri, ditambah dengan tema keluarga dan persahabatan. Penokohan yang sama juga digunakan oleh kedua penulis, yaitu tokoh maskulin dengan karakter jiwa feminin. Perbedaan kedua novel terletak pada alur dan latar. Pasung Jiwa menggunakan alur maju dan Calabai menggunakan alur campuran. Latar dalam novel Pasung Jiwa, Okky Madasari mengambil latar Pulau Jawa, sedangkan novel Calabai, Pepi Al-Bayqunie menggunakan latar Pulau Sulawesi. Dasar kesamaan tema dan penokohan didukung kesamaan peristiwa-peristiwa dalam cerita menunjukkan adanya hubungan intertekstual antara kedua novel. Sebagai karya yang terbit terlebih dahulu menjadikan novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari adalah hipogram dan novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie sebagai teks transformasi. Pada tema dan penokohan, transformasi Calabai meneruskan hipogram, sedangkan pada alur dan latar menyimpangi hipogramnya, Pasung Jiwa.
TINDAK PENGANCAMAN DAN PENYELAMATAN WAJAH ANIES BASWEDAN DAN BASUKI “AHOK” TJAHAJA PURNAMA Kasenda, Saiko Rudi
Jurnal KATA Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.569 KB) | DOI: 10.22216/jk.v2i2.3377

Abstract

This article is aimed to investigate face threathening acts and face saving acts demonstrated by Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama as the candidates of DKI Jakarta governor during the debate held in April 2017. Face threatening act and face saving act are analyzed because they are able to show not only their positive image but also the negatve one in front of not only to each candidate but also to the audience watching the debate. Politeness theory from Brown and Levinson (1987.) are employed to analyze both candidates’ face threatening acts and saving acts since this theory provides detailed descriptions of a large range of strategies that can be used to deeply understand both face threatening acts and face saving act performed by the candidates. The context surrounding the debate becomes a crucial point to analyze how politeness strategy is applied to show face thratening act and face saving act. Through qualitative method, this study found that 1) Bald on-record is the strategy used by the candidates to show face threatening and they are intended to show contradictions, to disagree, to insult, to interrupt, to speak out-of-topic, to challenge, and to exaggerate. 2) Both candidates use positive and negative strategies to show face saving act intended to show contradictions, to assert common ground, to show agreement, to joke, to apologize, and to avoid disagreement. 3) The face threatening act and saving acts can be considered as the efforts to defend their argumentations and to preserve their positive faces, 4.) The use of the word “kita” and passive voice can be seen as markers in both candidates’ utterances to minimize the imposed face threatening act and to signal solidarity to each candidate and to audience, 5) While Anies is revealed to be the one who more frequently uses face threatening act, Basuki is the candidate who uses face saving act more often during the debate. The study is expected to enrich the study in the field of pragmatics focusing on the use of politeness strategy.  Artikel ini bertujuan untuk menginvestigasi tindak pengancaman muka wajah dan tindak penyelamatan wajah yang ditunjukkan oleh Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama pada Debat Pilkada gubernur provinsi DKI Jakarta 2017. Tindak pengancaman wajah dan penyelamatan wajah diteliti pada makalah ini karena dapat merepresentasikan citra positif maupun citra negatif kandidat pilkada Gubernur DKI tidak hanya dihadapan masing-masing kandidat tetapi juga kepada masyarakat umum yang menyaksikan. Teori kesantunan dari Brown dan Levinson digunakan untuk menganalisis tindak pengancaman muka dan tindak penyelamatan muka kedua kandidat karena teori ini memiliki penjelasan yang komprehensif tentang berbagai strategi yang dapat dipergunakan untuk memahami secara mendalam bagaimana tindak pengancaman dan penyelamatan wajah ditunjukkan oleh kedua kandidiat. Konteks topik debat yang diangkat dipahami untuk dapat menganalisis tindak pengancaman dan penyelamatan wajah oleh Anies dan Basuki.  Melalui metode kualitatif, studi ini menemukan bahwa 1) Bald on-record adalah strategi yang sering digunakan untuk menunjukkan tindak pengancaman muka dan ditujukan untuk menyatakan kontradiksi, menyatakan ketidaksetujuan, menyinggung, menginterupsi, berbicara di luar topik pembicaraan, menantang kandidat lain, dan memberikan pernyataan yang berlebihan. 2) Tindak penyelamatan muka dilakukan dengan strategi kesantunan positif dan negatif seperti menyatakan kontradiksi, menegaskan common ground, memberikan persetujuan, membuat lelucon, meminta maaf, dan menghindari ketidaksetujuan. 3) Tindak pengancaman muka dan penyelamatan muka dapat dianggap sebagai cara untuk mempertahankan argumentasi kedua kandidat dan untuk melindungi wajah positif masing-masing.4) Penggunaan kata “kita” dan kalimat pasif dimaksudkan untuk meminmalisiri ancaman sekaligus sebagai sinya solidaritas.5) Anies ditunjukkan sebagai kandidat yang lebih sering menggunakan tindak pengancaman muka, sedangkan Basuki adalah kandidat yang lebih sering menunjukkan penyelamatan muka selama debat berlangsung. Studi ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman di bidang pragmatik khususnya tentang penggunaan strategi kesantunan
KALIMAT PASIF DALAM BAHASA INGGRISDAN BAHASA INDONESIA: SUATU ANALISIS KONTRASTIF Mustika, Nova
Jurnal KATA Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.035 KB) | DOI: 10.22216/jk.v1i2.1861

Abstract

Contrastive analysis is a method that can be used to help the difficulties of a teacher in teaching a second language to their students, where learning a second language is strongly influenced by the mastery of the mother tongue. The purpose of this article is to describe comparison of passive sentences in Indonesian and English. The method of this research is descriptive qualitative to provide an overview of the form of the passive sentence and find differences and similarities between passive sentencesin Indonesian and English. Examples was created by the author herself taking into account the level of general acceptance by referring to the book of Tata Bahasa Indonesian and English Grammar. Passive sentences in Indonesian are characterized by use of the "di-", "ter" or "ke-". While in English it used “to be + V3 (Past participle)" which is based on the tenses used (time of occurrence). After comparing passive sentences in Indonesian and English, the author  found similarities and differences.Analisis kontrastif merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk membantu kesulitan seorang pengajardalam mengajarkan bahasa kedua kepada para siswanya, di mana dalam mempelajari bahasa kedua sangat dipengaruhi oleh penguasaan bahasa ibu. Tujuan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan perbandingan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif komparatif-kontras yang bertujuan memberikan gambaran tentang bentuk kalimat pasif serta menemukan perbedaan dan persamaan kalimat pasif bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Contoh dibuat oleh penulis sendiri dengan mempertimbangkan tingkat keberterimaan secara umum dengan merujuk kepada buku Tata Bahasa Indonesia dan Grammar Bahasa Inggris. Kalimat pasif dalam bahasa Indonesia dilihat dari strukturnya menggunakan “di-”, “ter-” ataupun “ke-”. Sementara dalam bahasa Inggris hanya mengenal “to be+ V3 (Past Participle)” yang berdasarkankepada tenses yang digunakan (waktu kejadian). Setelah membandingkan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, penulis telah menemukan persamaan dan perbedaannya. 
KAJIAN STRUKTURAL DAN SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPUTIH HATI YANG TERCABIK Syarifuddin, Syarifuddin
Jurnal KATA Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.79 KB) | DOI: 10.22216/jk.v2i2.3357

Abstract

The study aimed to (1) analyze and describe the novel structure, and (2) analyze and explain the sociological aspects in which the main character of the novel. The method of the study was qualitative by using sosiology of literature approach. Literary technique was done by using descriptive analysis. The data was obtained from documents and informants. Data collection technique were conducted through three procedures: (1) reading, (2) finding aspects of literary structure, and (3) finding aspects of sociology of literature. There were three basics to analyze the data. They were data reduction, data presentation, and data withdrawal. Based on the three basics, it can be seen about the life of main character in the novel Seputih Hati yang Tercabik written by Ratu Wardarita, Ida Kusama. The main character was described as a woman who was tough on her household problems that is her failure in marry. Based on data analysis, it is known that the novel talks about the life struggle of the main character accompanying with culture aspect in every place visited by the main character.  Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu : (1) menganalisis dan mendeskripsikan struktur novel, dan (2) menganalisis dan memaparkan aspek sosiologi yang dialami tokoh utama dalam novel. Metode yang digunakan adalah secara kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Teknik kepustakaan dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Data diperoleh dari dokumen dan informan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga prosedur: (1) membaca, (2) mencari aspek struktur sastra, dan (3) mencari aspek sosiologi sastra. Terdapat tiga dasar untuk menganalisis data yang diperoleh yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan data. Dari ketiga dasar tersebut dapat dihasilkan mengenai keadaan hidup tokoh utama dalam novel Seputih Hati yang Tercabik Karya Ratu Wardarita bernama Ida Kusama. Tokoh utama digambarkan menjadi seorang wanita yang tegar terhadap permasalahan rumah tangganya yaitu berupa kegagalan berumah tangga. Dari analisis data yang dilakukan, diketahui bahwa novel tersebut mengenai perjuangan hidup tokoh utama dengan diiringi aspek budaya yang kental di setiap daerah yang didatangi tokoh utama.
REVITALISASI NILAI KEKERABATAN BUDAYA JAWA DALAM NASKAH SERAT DEWA RUCI KARANGAN R.NG. YASADIPURA I Suprayitno, Edy
Jurnal KATA Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.51 KB) | DOI: 10.22216/jk.v1i1.1943

Abstract

Tulisan ini mencoba mengupas nilai-nilai kekerabatan dalam naskah Serat Dewa Ruci karangan R.Ng. Yasadipura I. Sebab naskah ini mengajarkan nilai-nilai kekerabatan sesuai konsep budaya Jawa. Di era modenisasi penghayatan nilai kekerabatan dalam kehidupan mulai memudar. Hal ini disebabkan oleh: (a) derasnya arus modernisasi melalui teknologi informasi, (b) gaya hidup hedonistik, materialistik, dan lain-lain,  serta (c) serangan budaya asing. Desain penelitiannya menggunakan dedkriptif kualitati. Sedangkan, teorinya menggunakan teori sosiologi sastra. Hasil penelitian berupa adanya sikap yang menjunjung nilai kekerabatan melalui alur cerita dan karakter tokoh-tokohnya. Nilai-nilai tersebut harusnya menjadi pedoman dalam menjunjung hidup yang sarat budaya kekerabatan.