cover
Contact Name
Teguh Pribadi
Contact Email
teguh@malahayati.ac.id
Phone
+6282282204653
Journal Mail Official
holistik@malahayati.ac.id
Editorial Address
Universitas Malahayati Bandar Lampung, Indonesia Jl Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Indonesia
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Holistik Jurnal Kesehatan
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 19783337     EISSN : 26207478     DOI : 10.33024/hjk
Core Subject : Health,
Berisi kumpulan karya ilmiah dari peneliti diberbagai perguruan tinggi di Indonesia, di bidang ilmu kesehatan khususnya bidang ilmu keperawatan yang berdasarkan kepada kebutuhan pasien secara total meliputi: kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual. Adapun penelitiannya mencakup 4 aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 4 (2020)" : 20 Documents clear
Pemanfaatan kelas ibu hamil dan aplikasi grup pesan pintar sebagai sarana edukasi kehamilan Wilda Rezki Pratiwi; Nurjanna Nurjanna
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i4.3259

Abstract

Information giving and education in pregnancy using a traditional classroom and an online education (group messaging apps)Background: The efforts to improve health during pregnancy are by using a traditional classes facility to provide knowledge and information on health during pregnancy. Most community has not known some online applications that can use at positive things as suggestions for learning or health education purposes. Researchers want to innovate with social media users: WhatsApp groups to provide information and knowledge.Purpose: To analyze the differences in knowledge, activeness, motivation and behavior when information and education in pregnancy using a traditional classroom and an online education (group messaging apps).Method: Quantitative research with the design method of quasi-experiment by pretest-posttest divided in two groups. The population was Pregnant women's with the sample of 30 participants comprising 15 participants in the control group and 15 participants in the intervention group. Location in Sidenreng Rappang regency, south Sulawesi province, Indonesia.Results: In an online education (group messaging apps) group, the variables of knowledge, activeness, motivation and action influence the use of the class of pregnant women and WhatsApp media to educate problems around pregnancy, while in the control group the results of the variables of knowledge, activeness, and motivation influence class utilization pregnant women to educate problems. Meanwhile, the action variable has no effect.In order to further increase the campaign on the importance of the participation of pregnant women in implementing pregnant women classes and be able to do it regularly by involving cadres and their familiesKeywords: Information giving; Education; Pregnancy; Traditional classroom; Online education (group messaging apps)Pendahuluan : Salah satu upaya pemerintah yaitu pemberdayaan masyarakat dengan penyelenggaraan kelas ibu hamil. Fenomena masyarakat saat ini menganggap media sosial berpengaruh negative. Namun jika pemanfaatan media sosial diarahkan kehal yang positif seperti halnya penelitian ini ingin membuat inovasi dengan pemanfaat media sosial yaitu membuat group whatsapp sebagai sarana informasi, pelayanan kepada masyarakat. sehingga akan sangat besar manfaatnya kepada masyarakat khususnya ibu hamil.Tujuan: Menganalisa perbedaaan pengetahuan, keaktifan, motivasi dan tindakan  ibu pada kelompok kelas ibu hamil dan aplikasi media whatsappMetode: Penelitian kuantitatif dengan metode  desain quasi experiment  dengan rancangan penelitian pretest- posttest two group design. Populasinya para ibu hamil dengan sampel 30 partisipan  yang dibagi 2 kelompok terdiri dari 15 partisipan  pada kelompok kontrol dan 15 partisipan pada kelompok intervensi. Lokasi di Kabupaten Sidenreng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.Hasil : Pada kelompok kasus didapatakan hasil variabel pengetahuan, keaktifan , motivasi dan tindakan berpengaruh terhadap pemanfaatan kelas ibu hamil dan media whatsapp sebagai sarana edukasi masalah seputar kehamilan, sedangkan pada kelompok kontrol  didapatakan hasil variabel pengetahuan, keaktifan , dan motivasi berpengaruh terhadap pemanfaatan kelas ibu hamil sebagai sarana edukasi masalah seputar kehamilan.
Optimalisasi peran & fungsi manajemen kepala ruangan dalam supervisi dokumentasi asuhan keperawatan di rumah sakit x Jakarta Teresa Teresa; Tuti Afrianti; Tini Suminarti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i4.2705

Abstract

The role of a head nurse in optimizing of management function in supervision of nursing care documentation at X hospital in JakartaBackground: Nursing documentation is important thing that  is indicator quality of care. Since the nursing documentation is still a poor quality, it requires a supervision by the head nurse.Purpose: The head of nursing is responsible for the direction, organization and strategic planning collaborate with nursing staffs in ensuring the quality of nursing care to achieve accurate, effective and efficient documentation and to complete supervision.Method: A pilot project using questionnaire and observation methods was conducted at difference times on two hospital units in Jakarta.Results: The descriptive analysis results showed that among 18 nurses, 4 nurses believed that nursing documentation is an important, effective and clear way to  ease their job. Hence, supervision is continuity needed to support the improvement of health care quality. The innovative projects will be applied in health care.Conclusion:  Nursing documentation must show continuity and quality of  care nursing under the control and supervision of the head nurse and EMR is used as the instrument for documentation.Keywords :  The role; Head nurse; Management; Supervision; Nursing care; DocumentationPendahuluan: Dokumentasi asuhan keperawatan adalah hal yang penting karena menjadi indikator kualitas perawatan. Penerapan dokumentasi asuhan keperawatan saat ini belum optimal sehingga membutuhkan arahan dan supervisi dari Kepala Ruang/Kepala Unit.Tujuan: Tercapainya supervisi dan keberhasilan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan yang komprehensif, berkesinambungan, efektif dan  efisien.Metode: Metode pilot project di salah satu Rumah Sakit di Jakarta dengan pengambilan data melalui  observasi dan kuestioner. Instrumen diujikan pada dua ruangan dalam  waktu yang berbeda.Hasil: Analisis deskripsi pada  sejumlah 18 perawat, 4 orang menyatakan bermanfaat, penting dan mudah dalam penerapannya. Supervisi dilakukan untuk memberikan support terhadap kelangsungan pendokumentasian asuhan keperawatan yang berkesinambungan. Proyek inovasi akan ditindaklanjuti dan diaplikasikan dalam program kerja bidang pelayanan keperawatan.Simpulan: Asuhan keperawatan yang berkualitas memerlukan adanya supervisi. Sarannya penggunaan Instrumen Supervise Dokumentasi Asuhan Keperawatan akan disesuaikan dengan penggunaan pencatatan asuhan keperawatan Elektronic Medical Record/EMR
Kepatuhan menelan obat, merokok dan resiko kegagalan konversi (BTA positif) pada pasien tuberculosis Mariawati Mariawati; Khoidar Amirus; Marliyana Marliyana
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i4.1600

Abstract

Active smokers, treatment compliance and sputum smear conversion failed among patients treated for active tuberculosisBackground: One of the infectious diseases that often affects people is pulmonary tuberculosis (pulmonary TB). World data, there are 10.4 million recent cases of tuberculosis or 142 cases / 100,000 populations, with 480,000 cases of failed conversions. Indonesia is a country with the second largest number of recent cases in the world after India. With the success of treatment in Indonesia, it is low at 85%. Data from Lampang Province, the number of new patients with pulmonary tuberculosis is reaching 110 per 100,000 populations. Data in Central Lampung Regency found 954 cases out of 20,184 people suspected (4.73%). Data in Poncowati Public Health Center in Central Lampung in 2018, conversion failure rates were quite high at 16 people out of 42 people with pulmonary TB (38.1% ), and the success of the treatment is also still low, at 76.2% (target> 90%).Purpose: Knowing relation factors active smoker, treatment compliance with failed sputum smear conversion among patients treated for active tuberculosis.Method: A quantitative study with the design by observational analytic. The samples in this study were 42 pulmonary TB patients. Data analysis in this study used the chi-square test.Results: Most respondents smoke <10 cigarettes per day (not at risk), 22 (52.4%). Most respondents obey the ingestion of drugs, which are  28 (66.7%). There was a correlation between active smoking (p-value = 0.002 and OR = 11.762) and medication adherence (p-value = 0.002 and OR = 9,167) with conversion failure in pulmonary tuberculosis patients.Conclusion: There were active smokers, treatment compliance, and sputum smear conversion failed among patients treated for active tuberculosis. It needs to further improve Directly Observed Therapy (DOT) support and the role of health workers in improving patient treatment compliance and motivation in quitting smoking.Keywords  : Active smoking; Medication adherence; Conversion failure; Active tuberculosisPendahuluan: Salah satu penyakit menular yang sering diderita masyarakat adalah Tuberculosis paru (TB paru). Data dunia, terdapat 10,4 juta kasus baru tuberkulosis atau 142 kasus/100.000 populasi, dengan 480.000 kasus gagal konversi. Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus baru terbanyak kedua di dunia setelah India. Dengan angka keberhasilan pengobatan di Indonesia rendah, yaitu 85%. Data Provinsi Lampung, jumlah pasien baru tuberculosis paru  yaitu mencapai 110 per 100.000 penduduk. Data di Kabupaten Lampung Tengah ditemukan sebanyak 954 kasus dari 20.184 orang suspek (4,73%).Data di Puskesmas Poncowati Lampung Tengah pada tahun 2018, angka kegagalan konversi cukup tinggi yaitu sebanyak 16 orang dari 42 orang penderita TB paru (38,1%), dan keberhasilan pengobatan juga masih rendah, yaitu 76,2% (target >90%). Tujuan: Diketahui hubungan para perokok aktif, kepatuhan menelan obat dan kegagalan konversi (BTA positif) pada pasien tuberculosis.Metode: Jenis penelitian kuantitatif, rancangan penelitian dengan analitik observasional. Sampel sejumlah 42 pasien TB paru. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji chi-square.Hasil: Sebagian besar responden merokok <10 batang perhari (tidak berisiko) yaitu sebanyak 22 orang (52,4%).Sebagian besar responden patuh dalam menelan obat, yaitu sebanyak 28 orang (66,7%). Terdapat hubungan antara merokok aktif (p-value = 0,002 dan OR= 11,762) dan kepatuhan menelan obat  (p-value = 0,002 dan OR= 9,167) dengan kegagalan konversi pada pasien tuberculosis.Simpulan: Terdapat hubungan para perokok aktif, kepatuhan menelan obat dan kegagalan konversi (BTA positif) pada pasien tuberculosis. Perlu lebih ditingkatkannya dukungan PMO serta peran petugas kesehatan dalam meningkatkan kepatuhan berobat pasien dan motivasi dalam menghentikan kebiasaan merokok. 
Gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku tentang manajemen diet pada pasien hipertensi di Garut, Indonesia Via Komalasari; Iwan Shalahuddin; Hasniatisari Harun
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i4.2989

Abstract

Hypertension knowledge, attitudes, and behavior related to diet management among patient with hypertension in Garut-IndonesiaBackground: Hypertension is a non-communicable disease in which cases are still many in Indonesia. The knowledge, attitude and patient behavior with proper diet management would like to recover. Knowledge is something that can underlie or encourage someone to take action or behavior. The recommended hypertension diet for people with hypertension is the consumption of food that is low in salt, low in fat, increase fibre, increase potassium intake, do not consume cigarette, coffee and alcohol, increase consumption of vegetable and fruit.Purpose: To determine description of Hypertension knowledge, attitudes, and behavior related to diet management among patient with hypertension in Garut-IndonesiaMethod: A quantitative approach with the population were patient with hypertension in Guntur Health Center, the samples were of 159 respondent using accidental sampling techniques. The instrument used as a questionnaire which includes knowledge, attitude and behaviour. Data analysis used univariate analysis.Results: Showed that most respondents had a good level of knowledge of 152 (95,6%) respondent,159 people (100%) had a supportive attitude, and of 159 (100%) respondent had a positive behavior. Reported that there were some behaviours need to change or preserve as local wisdom such as reducing the consumption of full cream milk, biscuit and egg yolk and maintaining consumption of fruit, vegetable and food that contain low fat.Conclusion: Base on the result expected to use as a reference and learning both in the provision of health education or other nursing care for the knowledge, attitude and behaviour of hypertension sufferers about dietary.Keywords: Hypertension; Knowledge; Attitudes; Behavior; Diet management; Patient.Pendahuluan: Diet hipertensi merupakan salah satu penatalaksanaan hipertensi yang mudah untuk diubah. Diet hipertensi bisa meningkatkan status kesehatan seseorang, status kesehatan seseorang bisa dipengaruhi oleh perilaku. Faktor yang yang erat kaitanya dengan perilaku adalah pengetahuan dan sikap. Pengetahuan yang baik dan sikap yang mendukung akan membantu terlaksananya penatalaksanaan hipertensi dengan benar.Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku penderita hipertensi tentang manajemen diet.  Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif, populasinya semua pasien yang menderita hipertensi di wilayah Garut dengan jumlah sampelnya sebanyak 159 responden dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Instrumen yang digunakan dalam bentuk kuesioner, yang meliputi: pengetahuan, sikap dan perilaku. Analisis data menggunakan analisis univariatHasil: Menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu 152 orang (95,6%), sebanyak 159  (100%) responden memiliki sikap yang mendukung dan 159 (100%) responden memiliki perilaku yang positif.Simpulan: Ada beberapa perilaku yang harus ditingkatkan seperti mengurangi konsumsi susu full cream, biskuit dan kuning telur serta mempertahankan perilaku yang sudah baik seperti konsumsi buah, sayur dan makanan yang mengandung rendah lemak.  
Penggunaan media komunikasi android apps dalam optimalisasi pengawas minum obat (PMO) terhadap tingkat kepatuhan dan kesembuhan penderita tuberkulosis paru Rita Dwi Pratiwi; Dewi Fitriani; Betty Betty
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i4.3512

Abstract

DOTS (Directly Observed Treatment Short-Course) via android apps for promoting adherence to tuberculosis management among pulmonary tuberculosis patients  Background: Pulmonary tuberculosis is a global health problem that has become a global concern for the last two decades. Indonesia occupies the second largest position of TB cases after India, which is equal to 10. The prevalence of pulmonary TB in Banten Province is 315 / 100,000 population, where the area with the highest prevalence in South Tangerang City, which is 1,691/100,000 of population. In this global era, mobile phones are very close to society. It is because they can access information messages via electronic media such as cell phones so that they can change a person's behavior, especially health behavior. There are many opinions that the health sector has got a significant benefit from this transformation..Purpose: To identify the effectiveness of DOTS (Directly Observed Treatment Short-Course) via android apps for promoting adherence to tuberculosis management among pulmonary tuberculosis patients in Pamulang Public Health Centre, South Tangerang City.Method: A quantitative research with the design method of quasi-experiment. The population was all patients with pulmonary tuberculosis in the Pamulang Public Health Centre, South Tangerang City. The sample taken by an accidental purposive sampling technique, got of 40 participants divided in two groups and comprising 20 participants in the control group and 20 participants in the experimental groupResults: Showing that there was uncorrelated between age, gender, and weight with the level of obedience and recovery in both the control and experimental groups. There was a significant correlation between the patient's medication obedience level and the recovery rate for pulmonary TB patients in 2 groups. Besides, there was a significant difference between obedience in the control group and the experimental group, with a p-value of 0.04. There was a significant difference between recovery in the control group and the experimental group with a p-value of 0.019Keywords : DOTS (Directly Observed Treatment Short-Course); Android apps; Promoting adherence; Tuberculosis management; Pulmonary; Patients Pendahuluan: Tuberkulosis paru merupakan permasalahan kesehatan global yang menjadi perhatian dunia selama dua dekade terakhir. Indonesia menempati posisi terbesar kedua kasus TB setelah India yaitu sebesar 10Prevalensi TB paru di Provinsi Banten sebesar 315/100.000 penduduk dimana wilayah dengan prevalensi paling tinggi adalah Kota tangerang Selatan yakni sebesar 1.691 per100.000 penduduk. Pada era global ini telepon genggam sangat dekat dengan masyarakat. Hal ini dikarenakan pesan informasi bisa diakses melalui media elektronik seperti telepon genggam sehingga bisa merubah perilaku seseorang khususnya perilaku kesehatan. Ada banyak pendapat bahwa sektor kesehatan sangat diuntungkan oleh transformasi ini.Tujuan: mengidentifikasi efektifitas penggunaan Media Komunikasi Telepon dalam Optimalisasi PMO Terhadap Tingkat Kepatuhan dan Kesembuhan Penderita TB Paru Di Wilayah Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan.Metode: Penelitian ini Quasi Experiment 2 group. Populasi penelitian yaitu Seluruh pasien pasien TB Paru di Wilayah Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan dengan tehnik Sampling Purposive Sampling dan sesuai dengan jumlah pasien yang ada saat itu.Hasil: menunjukkan tidak ada hubungan antara Umur, Jenis kelamin dan Berat badan dengan tingkat kepatuhan maupun kesembuhan baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperiment, terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan minum obat pasien dengan tingkat kesembuhan penderita TB paru pada 2 grup. Serta perbedaan yang signifikan antara kepatuhan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan p value 0.04 serta ada perbedaan yang signifikan antara kesembuhan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan p value 0.019.
Pengembangan program pelatihan edukator tuberkulosis paru R Totong Iskandar; Enie Novieastari; Satinah Satinah
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i4.2706

Abstract

The training and development of nursing educators in management of pulmonary tuberculosis Background: The quality of education in patients is a key element in the quality of health promotion in hospitals. The phenomenon that occurs in the pulmonary clinic is the provision of very minimal education and there is no TB educator team.Purpose: To increase the competence of nurses as educators in the pulmonary clinic by carrying out TB educator training.Method: The action research, identification of problems with structured interview techniques, observation, and filling out questionnaires to the district head and 2 persons. Analysis of the problem is done with the fish bone method, solving the problem using the planing of action method.Results: As a condition of completeness of training instruments, curriculum structure and activity descriptions and modules containing training material have been made. From the results of this training a TB educator team will be formed at RS X.Conclusion: The manifestation of the responsibility of the nursing manager in improving the quality of nursing human resources in order to increase the competence of nurses as tb educators in health promotion and prevention of increasing numbers of patients with pulmonary TB in the hospital by compiling the curriculum structure and basic tb educator training modules.Keywords: The training; Development; Nursing educators; Management; Pulmonary tuberculosisPendahuluan: Kualitas edukasi pada pasien menjadi elemen kunci mutu promosi kesehatan di rumah sakit. Fenomena yang terjadi di poliklinik paru ialah pemberian edukasi yang sangat minim dan belum ada tim edukator TB.Tujuan: Untuk meningkatkan kompetensi perawat sebagai edukator di poliklinik paru dengan melaksanakan pelatihan edukator TB.Metode: Metode yang digunakan dengan penelitian tindakan, identifikasi masalah dengan teknik wawancara terstruktur, observasi, dan pengisian kuesioner kepada kabidyankep dan 2 orang kasie. Analisis masalah dilakukan dengan metode fish bone, pemecahan masalah menggunakan metode planing of action.Hasil: Sebagai syarat kelengkapan instrumen pelatihan telah dibuat struktur kurikulum dan deskripsi kegiatan serta modul yang berisi materi pelatihan. Dari hasil pelatihan ini akan dibentuk tim edukator TB RS X.Simpulan: Wujud tanggung jawab manajer keperawatan dalam peningkatan kualitas SDM keperawatan guna meningkatkan kompetensi perawat sebagai edukator TB dalam promosi kesehatan dan pencegahan peningkatan angka penderita TB Paru di rumah sakit yakni dengan menyusun struktur kurikulum dan modul pelatihan edukator TB dasar.
Efektivitas low fidelity simulation terhadap self-efficacy mahasiswa keperawatan dalam melakukan bantuan hidup dasar Hudzaifah Al Fatih; Lena Rahmidar
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i4.3159

Abstract

Effectiveness of low fidelity simulation toward nursing students’ self-efficacy in doing basic life support Background: The use of simulation as learning method has proven to improved student’s self-efficacy and competency. Various simulators has been developed to achieve these objectives, ranging from low, medium, to high-fidelity simulators. Among others, low-fidelity simulator has the lowest cost with the same effectiveness as other simulators.Purpose: To examine the effectiveness of low-fidelity simulation in increasing nursing students’ self-efficacy in performing Basic Life Support (BLS) skill.Method: A quasi-experimental method with non-equivalent pretest - posttest design was used to answer research questions. One chest manikin for Cardio Pulmonary Resuscitation (CPR) was used as a low-fidelity simulator in practicing BLS skill. 47 students were recruited as respondents using a purposive sampling method with students who undergoing emergency nursing course and agreed to participate in the study as inclusions criteria. Furthermore, without randomization, 23 respondents were included in the control group and 24 respondents in the intervention group. The effect of low fidelity simulation on students' self-efficacy was measured using the Basic Resuscitation Scale Self-Efficacy Scale (BRS-SES) questionnaire consisting of 18 items with responses option ranging from 1 = not confident, 2 = somewhat confident, 3 = confident, 4 = very confident, and 5 = very very confident. Questionnaire were given to respondents before and after the intervention. The collected data were analyzed using Analysis of Covariance (ANCOVA).Results: The mean score of students’ self-efficacy before intervention was 38.89 (SD = 10.149), and after intervention was 47.17 (SD = 13.099). There was no significant difference in self-efficacy mean score between the control group and the intervention group (F = 0.625, p> 0.05). So, it can be concluded that the use of low-fidelity simulation method did not have a significant effect in increasing nursing students’ self-efficacy.Conclusions: Although the use of low-fidelity simulation method does not have a significant effect in increasing nursing students’ self-efficacy, this method can be used as an effective learning method to improve nursing students’ skills and competencies.Keywords: Low fidelity simulation; Nursing student; Self-efficacy; Simulation.Pendahuluan: Penggunaan simulasi sebagai metode pengajaran dapat meningkatkan self-efficacy dan performa kompetensi siswa perawat. Beragam simulator dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut, mulai dari low, medium, hingga high-fidelity simulator.Diantara ketiganya, low-fidelity simulator merupakan simulator yang paling rendah dari segi pembiayaan, namun secara efektivitas sama dengan simulator lainnya.Tujuan: Mengetahui efektivitas metode low-fidelity simulation terhadap self-efficacy mahasiswa keperawatan dalam melakukan keterampilan Bantuan Hidup Dasar (BHD).Metode: Quasi eksperimen dengan non-equivalent pretest -posttest design digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Satu manikin dada untuk Resusitasi Jantung Paru (RJP) digunakan sebagai low fidelity simulator dalam pelaksanaan simulasi BHD. 47 mahasiswa direkrut sebagai responden menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria inklusi mahasiswa yang sedang mengikuti mata kuliah keperawatan gawat darurat dan setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian. Selanjutnya, tanpa randomisasi, 23 responden dimasukkan dalam grup kontrol dan 24 responden dalam grup intervensi. Pengaruh low fidelity simulation terhadap self-efficacy mahasiswa diukur menggunakan kuisioner Basic Resuscitation Skills Self-Efficacy Scale (BRS-SES) yang terdiri dari 18 butir pernyataan dengan rentang jawaban 1 = tidak percaya diri, 2 = agak percaya diri, 3 = percaya diri, 4 = sangat percaya diri, dan 5 = sangat sangat percaya diri. Kuisioner diberikan kepada responden sebelum dan sesudah intervensi. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan Analysis of Covariance (ANCOVA).Hasil: Mean skor self-efficacy mahasiswa keperawatan sebelum intervensi adalah 38.89 (SD=10.149), dan setelah intervensi adalah 47.17 (SD=13.099). Tidak terdapat perbedaan mean yang signifikan antara skor self-efficacy kelompok kontrol dan kelompok intervensi (F= 0.625, p>0.05). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode low fidelity simulation tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan self-efficacy mahasiswa keperawatan.Simpulan: Meskipun penggunaan metode low fidelity simulation tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan self-efficacy mahasiswa keperawatan, namun metode ini dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi mahasiswa keperawatan. 
Pelaksanaan discharge planning pada pasien diabetes melitus: Studi literatur Linda Yulia; Tuti Pahria; Sandra Pebrianti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i4.3446

Abstract

Discharge planning from hospital to home among patients with diabetes mellitus: A literature studyBackground: Several studies have stated that patients with diabetes mellitus who do not get proper management when discharge after hospitalization are very at risk to readmission because of complications. Properly discharge planning programme is very essentials to reduce the number of readmission and following by controlled on patient's conditions. However, the fruitfulness level of discharge planning program in each hospital was different. planning in DM patients is still not optimal and does not explain in detail the discharge planning stages.  Purpose: To determine several studies of discharge planning programme among patients with diabetes mellitus in several hospitalMethod: Literature study method with narrative review approach. Search for articles using databases by Science Direct, Pubmed and Google Scholar by entering keywords "discharge planning or return planning, Stages or steps, Diabetes or glycemic." From the search results, there were 13,743 articles that matched the keywords, then an examination carried out based on inclusion criteria (published year 2011-2020, articles in Indonesian and English, using the retrospect cohort method, RCT, and Quasi Experiment, full-text articles, discuss discharge planning stages) and exclusion criteria (articles on systematic reviews, proceedings, editorials and books). An examination carried out based on the title, sample, research method, and getting 10 articles.Results: Analyzing result of 10 articles found that the discharge planning stage was the first stage starting from the time when admitting to hospital by conducting an assessment, diagnosis, planning, implementation and evaluation. The second stage was for the patient treated by providing education and training. Providing education included information about disease, signs and symptoms of disease, things that must avoid from experienced health problems and complications, and information about health service sources in the community. While training included the use of drugs, insulin, diet, physical activity, management of hypo and hyperglycemia, foot care, and blood glucose control. The third stage was after the patient discharged from the hospital by following up in form of telephone counseling and visits to the patient's home. The result of this literature study can be used as learning material for further research and material in providing nursing care. Keywords: Discharge planning; Hospital; Patients; Diabetes mellitus; Literature studyPendahuluan: Pasien DM yang tidak mendapatkan penatalaksanaan yang tepat sangat beresiko mengalami berbagai komplikasi. Beberapa penelitian menyebutkan pasien DM cenderung kembali menjalani rawat ulang setelah pulang dari rumah sakit akibat dari komplikasi. Discharge planning terbukti dapat mengurangi jumlah kunjungan ulang ke rumah sakit dengan keluhan yang sama dan bahkan dapat mengurangi tingkat komplikasi. Namun, untuk saat ini, pelaksanaan discharge planning pada pasien DM masih kurang optimal dan tidak secara rinci menjelaskan tentang tahapan discharge planning.Tujuan: Untuk mengetahui tahapan dalam pemberian discharge planning pada pasien diabetes melitus.Metode: Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan narrative review. Pencarian artikel menggunakan database yaitu Science Direct, Pubmed dan Google Scholar dengan memasukkan kata kunci yaitu “discharge planning or perencanaan pulang, Stages or tahapan, Diabetes or glycemic. Dari hasil pencarian ditemukan sebanyak 13,743 artikel yang sesuai dengan kata kunci, kemudian dilakukan pemeriksaan berdasarkan kriteria inklusi (terbit tahun 2011-2020, artikel dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, menggunakan metode kohort retrospekti, RCT, dan Quasi Experiment, artikel tersedia full text, membahas tahapan discharge planning) serta kriteria eksklusi (Artikel systematic review, proceeding, editorial dan buku). Selanjutnya dilakukan pemeriksaan berdasarkan judul, sampel, metode penelitian, dan isi sehingga didapatkan 10 artikel.Hasil: Dari 10 artikel ditemukan tahapan discharge planning tahap pertama dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit dengan melakukan pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Tahap kedua selama pasien di rawat dengan memberikan pendidikan dan pelatihan. Pemberian pendidikan meliputi informasi tentang penyakit, tanda dan gejala penyakit, hal-hal yang harus dihindarkan dari gangguan kesehatan yang dialami dan komplikasi, serta informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan dimasyarakat. Sedangkan pelatihan meliputi penggunaan obat dan insulin, diet, aktivitas fisik, manajemen hipo dan hiperglikemia, perawatan kaki, dan kontrol glukosa darah. Tahap ketiga yaitu setelah pasien keluar dari rumah sakit dengan melakukan tindak lanjut berupa konseling telepon dan kunjungan ke rumah pasien. Hasil studi literatur ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk penelitian selanjutnya dan bahan dalam memberikan asuhan keperawatan oleh perawat pada pasien diabetes melitus.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada ibu hamil Syamraini Silda; Ana Mariza; Sunarsih Sunarsih
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i4.1896

Abstract

Factors for hypertensive disorders of pregnancy among mothers in Lampung, IndonesiaBackground: Hypertension in pregnancy when blood pressure reaching 140/90 mmHg or more, which occurs during pregnancy. Hypertension in pregnancy can cause mortality and the number of prevalent still too high.Purpose: To know the factors associated with hypertension among pregnant women Inpatient public health centre, South Lampung.Method: A quantitative study with a cross-sectional with a prospective approach. The sampling was all pregnant women who follow up at the health center of 80 respondent on May 20 - July 24, 2019 taken by accidental sampling and data collected using observational sheets and interviews. Data analysis using chi-square test to find correlation among variables.Results: Shows that of 80 respondents who suffering of hypertension of 45%, age its risky category of  57.5%, parity its risky category, has obesity of 42.5% and having a history of hypertension in those without a previous history of hypertension of 35%. Statistical test results show that age its risk with p = 0.029, parity its risk (p = 0,000), obesity (p = 0.000) and a history of hypertension (p = 0.000). conclusion that there was a relationship between age its risk, parity its risk, obesity, and hypertension history with the incidence of hypertensionKeywords: Hypertensive disorders; Pregnancy; An age of risk; A parity of risk; Obesity; History of hypertensionPendahuluan:Hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah mencapai 140/90  mmHg atau lebih yang terjadi saat kehamilan. Hipertensi pada kehamilan dapat menyebabkan mortalitas pada ibu hamil dan angkanya masih cukup relatif tinggi.Tujuan: Diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Katibung Lampung Selatan.Metode : Penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain cross sectional study pendekatan prospektif. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah Accidental sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang ke Puskesmas selama penelitian berlangsung yaitu sebanyak 80 ibu hamil pada tanggal 20 Mei – 24 Juli 2019 . Pengumpulan data diperoleh menggunakan lembar observasional dan wawancara. Analisis hubungan menggunakan uji chi-square.Hasil: Menunjukkan bahwa dari 80 ibu hamil yang mengalami hipertensi sebanyak 36 orang (%) sedangkan yang tidak hipertensi sebanyak 44 orang (%).Umur terbanyak pada yang beresiko 46 orang (57,5%) , Paritas pada yang tidak beresiko sebanyak 43 orang (53,75%) , Obesitas yang terbanyak pada yang tidak obesitas 46 orang (57,5%) dan Riwayat hipertensi sebelumnya terbanyak pada yang tidak ada riwayat hipertensi sebelumnya sebanyak 52 orang (65%).Hasil uji statistik bivariate menunjukkan bahwa umur (p=0,029) , paritas (p=0,000) , obesitas (p=0.000) dan  riwayat hipertensi (p=0.000) sehingga disimpulkan umur, paritas, obesitas dan riwayat hipertensi berhubungan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil.
Hubungan antara riwayat status gizi ibu masa kehamilan dengan pertumbuhan bayi usia 9-12 bulan Rilyani Rilyani; Lelly Sugiyati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i4.3516

Abstract

Maternal nutritional status during pregnancy and effects on growth among infants 9-12 monthsBackground: Maternal nutritional status during pregnancy needs attention because it affects the development of the fetus they are carrying. During pregnancy are at risk of experiencing of chronic energy deficiency (CED) in adults if they have LILA <23.5 cm are at risk of maternal death, preterm delivery/low birth weight (LBW), death and impaired growth and development of infant. Base on data in Way Panji Public Health Centre reported that among maternal during pregnancy were of 43 (29.05%) who has LILA <23.5 cm.Purpose: To determine the relationship between maternal nutritional status during pregnancy and infant growth at the Way Panji Community Health Centre coverage area.Method: A quantitative by cross-sectional research, the population in this study were of 143 respondent as all maternal who had an infant aged 9-12 months in May 2020. Both of them observed such as a history of maternal nutritional status during pregnancy and infant growth when aged 9-12 months and bivariate analysis (Chi-Square).Results: Showing that the frequency distribution of maternal nutritional status during pregnancy, mostly with has sufficient in nutrition of 113 (79.0%) respondents and they have an infant with a normal growth of 107 (74.8%). There is a relationship between maternal nutritional status during pregnancy and infant growth (p-value 0.000: OR 5,314).Conclusion: There is a relationship between maternal nutritional status during pregnancy and infant growth in Way Panji Public Health Center coverage area Lampung-Indonesia. Suggestions to public health centre management to increase the promotion programme of maternal nutritional status during pregnancy and preventing poor growing of the infant by providing leaflets or posters also supplement nutritions for maternal during pregnancy.Keywords: Maternal; Nutritional status; Pregnancy; Infant; GrowthPendahuluan: Gizi ibu hamil perlu mendapat perhatian karena sangat berpengaruh pada perkembangan janin yang dikandungnya, Wanita hamil berisiko mengalami KEK jika memiliki LILA < 23,5 cm. ibu hamil dengan KEK berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR akan membawa risiko kematian, dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. KEK juga dapat menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu. Data dari Puskesmas Way Panji mengatakan bahwa terdapat 43 orang (29,05%) yang berisiko KEK dengan LILA < 23,5 cm.Tujuan: Diketahui Hubungan Status Gizi Ibu Masa Kehamilan Dengan Pertumbuhan Bayi Di Puskesmas Way Panji Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian crossectional , Subyek dalam penelitian ini adalah Ibu Masa Kehamilan, Variabel dependen : Pertumbuhan bayi, variabel independent : gizi ibu saat hamil,   populasinya paraibu yang telah melahirkan dan bayinya usia 9-12 bulan dengan total sampel berjumlah 143 responden/bayi, dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2020, dengan analisa univariat dan bivariat (Chi-Square).Hasil: Didapatkan Distribusi frekuensi status gizi ibu masa kehamilan, sebagian besar dengan gizi baik yaitu sebanyak 113 (79,0%)  responden. pertumbuhan bayi kategori normal yaitu sebanyak 107 (74,8%). Ada hubungan status gizi ibu masa kehamilan dengan pertumbuhan bayi  (p-value 0.000 :  OR 5,314).Simpulan: Ada hubungan status gizi ibu masa kehamilan dengan pertumbuhan bayi di Puskesmas Way Panji, Disarankan kepadapihak manajemen Puskesmas setempat supaya dapat meningkatan upaya promosi guna penurunan kejadian pertumbuhan bayi yang abnormal dan membantu terpenuhinya kebutuhan gizi atau nutrisi pada saat ibu dalam masa kehamilan dengan cara pemberian leaflet atau poster.

Page 1 of 2 | Total Record : 20