cover
Contact Name
Teguh Pribadi
Contact Email
teguh@malahayati.ac.id
Phone
+6282282204653
Journal Mail Official
holistik@malahayati.ac.id
Editorial Address
Universitas Malahayati Bandar Lampung, Indonesia Jl Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Indonesia
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Holistik Jurnal Kesehatan
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 19783337     EISSN : 26207478     DOI : 10.33024/hjk
Core Subject : Health,
Berisi kumpulan karya ilmiah dari peneliti diberbagai perguruan tinggi di Indonesia, di bidang ilmu kesehatan khususnya bidang ilmu keperawatan yang berdasarkan kepada kebutuhan pasien secara total meliputi: kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual. Adapun penelitiannya mencakup 4 aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Articles 624 Documents
Analisis faktor yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe pada remaja putri Riski Aryanti; Dessy Hermawan; Dhiny Easter Yanti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 8 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i8.13480

Abstract

Background: Cases of anaemia in East Lampung Regency show a tendency for a high number of cases; in 2020, after screening for haemoglobin (HB), it was recorded that the percentage of anaemia was 5.14%.Purpose: Analyzing factors related to compliance with Fe tablet consumption among young women at Way Jepara 1 Senior High School, East Lampung.Method: This research is observational analytic research with a cross-sectional design. The sample consists of adolescents of classes I and II at Way Jepara 1 Senior High School, East Lampung Regency, with as many as 150 respondents. Data analysis uses univariate, bivariate, and multivariate methods.Results: The hypothesis shows that there is an influence of knowledge (p=0.000; OR=3.6), attitude (p=0.000; OR=5.2), motivation (p=0.007; OR=2.7), peer support (p = 0.003; OR=2.9), support from health workers (p=0.000; OR=3.7), and teacher support (p=0.014; OR=2.4) on compliance with Fe tablet consumption in adolescent girls. Multivariate analysis showed that the most dominant variable in adherence to consuming Fe tablets in young women was knowledge (p=0.000; OR=9.5).Conclusion: There are factors that are significantly related to compliance with Fe tablet consumption, such as knowledge, attitude, motivation, peer support, health worker support, and teacher support.Suggestion: In order to improve scheduled health promotion regarding the benefits of Fe tablets and carry out HB checks at least once a year.Keywords: Anaemia; Compliance with Fe Tablet Consumption; Young Girl.Pendahuluan: Kasus anemia di Kabupaten Lampung Timur menunjukkan kecenderungan jumlah kasus yang tinggi; Pada tahun 2020, setelah dilakukan skrining hemoglobin (HB), tercatat persentase anemia sebesar 5.14%.Tujuan: Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe pada remaja putri di SMA Negeri I Way Jepara Lampung Timur.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampelnya adalah remaja kelas I dan kelas II di SMAN 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur sebanyak 150 responden. Analisis data menggunakan univariat, bivariat dan multivariat.Hasil: Hasil hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh pengetahuan (p=0.000; OR=3.6), sikap (p=0.000; OR=5.2), motivasi (p=0.007; OR=2.7), dukungan teman sebaya (p = 0.003; OR=2.9), dukungan tenaga kesehatan (p=0.000; OR=3.7), dan dukungan guru (p=0.014; OR=2.4) terhadap kepatuhan konsumsi Tablet Fe pada remaja putri. Analisis multivariat menunjukkan variabel yang paling dominan dalam kepatuhan konsumsi tablet Fe pada remaja putri adalah pengetahuan (p=0.000; OR=9.5).Simpulan: Terdapat faktor-faktor yang berhubungan signifikan dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe seperti pengetahuan, sikap, motivasi, dukungan teman sebaya, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan guru.Saran: Supaya meningkatkan promosi kesehatan secara terjadwal mengenai manfaat tablet Fe dan melakukan pemeriksaan HB minimal setahun sekali.
Pengembangan modul perawatan balita dan deteksi dini stunting secara mandiri Vivianti Dewi; Gusti Lestari Handayani; Abbasiah Abbasiah; Ermiati Ermiati; Triyana Harlia Putri
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 7 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i7.12601

Abstract

Background: The World Bank in 2006 also stated that stunting, which is chronic malnutrition that occurs in the womb and during the first two years of a child's life, can result in low intelligence and reduced physical capacity, which ultimately leads to reduced productivity, slowed economic growth and prolongation of poverty. The problem is that not all mothers have sufficient knowledge to be able to detect health problems experienced by their family members, especially mothers who have children. For this reason, guidelines are needed that can help mothers detect stunting early in the form of a module.Purpose: To produce educational media products in the form of modules for early detection of stunting which is intended for mothers with children under five.Method: The research was carried out by distributing pre-test and post-test questionnaires and providing a module on early detection of stunting. This research uses Quasi Experiment (Pre-test post-test design). 94 mothers who have children under five who live in the Jambi Province, namely Muaro Jambi, Kerinci and East Tanjung Jabung were sampled using a purposive sampling technique. Analysis used are univariate and bivariate. The statistical test used is the T-Dependent test.Results: The results of the analysis of the average knowledge of respondents before being given the early detection and treatment module for stunting toddlers was 16.26 on early detection of stunting and 17.54 on how to care for stunting toddlers. Meanwhile, the average knowledge of respondents after being given health education was 21.22 on early detection of stunted toddlers and 22.49 on how to care for stunted toddlers. The results of statistical tests obtained a p-value of 0.000, there was a difference in knowledge between before and after being given the module.Conclusion: There is a difference in respondents knowledge before and after being given the early detection and treatment module for stunting toddlers.Keywords: Early Detection; Independent; Module Development; Stunting Incidents.Pendahuluan: World Bank pada tahun 2006 juga menyatakan bahwa stunting yang merupakan malnutrisi kronis yang terjadi didalam rahim dan selama dua tahun pertama kehidupan anak dapat mengakibatkan rendahnya intelegensi dan turunnya kapasitas fisik yang pada akhirnya menyebabkan penurunan produktivitas, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan perpanjangan kemiskinan. Permasalahannya tidak semua ibu mempunyai pengetahuan yang cukup untuk dapat mendeteksi masalah-masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya, terutama sekali bagi ibu yang memiliki anak. Untuk itu diperlukan pedoman yang dapat membantu ibu dalam mendeteksi dini kejadian stunting berupa sebuah modul.Tujuan: Menghasilkan produk media edukasi berbentuk modul untuk mendeteksi dini kejadian stunting yang diperuntukkan bagi ibu dengan anak balita.Metode: Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pre-test dan post-test diberikannya modul tentang deteksi dini stunting. Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen (Pre-test post-test design). 94 orang ibu yang mempunyai anak balita yang berdomisili diwilayah Provinsi Jambi yaitu Muarojambi, Kerinci dan Tanjung Jabung Timur dijadikan sampel dengan teknik purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Uji statistic yang digunakan yakni uji T-Dependent.Hasil: Hasil analisis rata-rata pengetahuan responden sebelum diberikan modul deteksi dini dan perawatan pada balita stunting adalah 16,26 pada deteksi dini stunting dan 17,54 pada cara perawatan balita stunting. Sedangkan rata-rata pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan adalah 21,22 pada deteksi dini balita stunting dan 22,49 pada cara perawatan pada balita stunting. Hasil uji statistic didapatkan p-value 0,000 terdapat perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan modul.Simpulan: Ada perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan modul deteksi dini dan perawatan pada balita stunting.
Konsumsi yogurt untuk penanganan konstipasi pada ibu hamil trimester III Yulistiana Evayanti; Suryo Ediyono
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 10 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i10.13121

Abstract

Background: Constipation is a common problem encountered in the last trimester of pregnancy. As gestational age increases, the size of the fetus can cause obstruction which will prevent the release of feces. As a result, pregnant women often experience permanent hemorrhoids because they often push during defecation. The normal frequency of defecation in a day is three times a day to three times a week.Purpose: To determine the effect of yogurt consumption on the incidence of constipation in pregnant women in the third trimester (TM III).Method: Quantitative research using quasi-experimental design with a one group pre and post-test design. This research was conducted to determine the effect of yogurt consumption on the incidence of constipation in pregnant women in the third trimester (TM III). The intervention carried out was giving 142 ml of yogurt twice a day for 5 days. This research was conducted in June-July 2023, the population in this study was all TM III pregnant women with complaints of constipation at the Banjar Baru Community Health Center, totaling 50 respondents with sampling using total sampling.Results: The frequency of defecation has an average score of 1.57 with a minimum score of 1 and a maximum of 2, meaning that if the frequency of defecation is less than 3 times a week, it can be categorized as constipation. After the intervention, participants' defecation frequency increased with an average score of 3.4, while the minimum score was 3 and the maximum was 4. It is known that the p-value before and after the intervention was 0.000.Conclusion: Yogurt consumption in third trimester pregnant women has a very significant effect on the incidence of constipation in third trimester pregnant women. This is proven by the difference in the average score of defecation frequency before and after the intervention.Suggestion: For pregnant women, especially TM III, mothers are expected to increase their knowledge by looking for information about pregnancy problems and how to overcome them by regularly attending classes for pregnant women. So it can overcome discomfort during pregnancy, one of which is constipation. Keywords: Constipation; Consume Yogurt; Pregnant Women. Pendahuluan: Konstipasi adalah masalah umum yang ditemui pada kehamilan trimester akhir. Seiring bertambahnya usia kehamilan, ukuran janin dapat menyebabkan obstruksi yang akan menghambat pengeluaran feses. Akibatnya ibu hamil sering mengalami hemoroid permanen karena sering mengejan saat defekasi. Normalnya frekuensi buang air besar dalam sehari adalah tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh konsumsi yoghurt terhadap kejadian konstipasi pada ibu hamil trimester (TM III).Metode: Penelitian kuantitatif menggunakan quasi-experimental dengan rancangan one group pre and post test design. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsumsi yogurt terhadap kejadian konstipasi pada ibu hamil trimester (TM III). Intervensi yang dilakukan yakni pemberian yogurt 2 kali dalam sehari sebanyak 142 ml selama 5 hari. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2023, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM III dengan keluhan konstipasi di Puskesmas Banjar Baru yang berjumlah 50 responden dengan pengambilan sampel menggunakan total sampling.Hasil: Frekuensi BAB memiliki skor rata-rata 1.57 dengan skor minimal 1 dan maksimal 2, artinya jika frekuensi BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu dapat dikategorikan konstipasi. Setelah dilakukan intervensi, frekuensi BAB partisipan meningkat dengan skor rata-rata 3.4, sedangkan skor minimum 3 dan maksimum 4. Diketahui p-value sebelum dan sesudah intervensi adalah 0.000.Simpulan: Konsumsi yogurt pada ibu hamil trimester III sangat berpengaruh signifikan terhadap kejadian konstipasi pada ibu hamil trimester III. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan skor rata-rata frekuensi buang air besar sebelum dan sesudah intervensi.Saran: Bagi ibu hamil khususnya TM III diharapkan ibu lebih meningkatkan menambah pengetahuan dengan mencari informasi seputar masalah kehamilan dan cara mengatasinya dengan rutin mengikuti kelas ibu hamil. Sehingga dapat mengatasi ketidaknyamanan saat kehamilan salah satunya konstipasi. Kata Kunci: Wanita Hamil; Konstipasi; Konsumsi Yogurt.
Efektivitas animal assisted therapy (AAT) ikan cupang dalam meningkatkan kualitas tidur pada anak yang menjalani hospitalisasi Atik Aryani; Widiyono Widiyono; Dhian Riskiana Putri
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 7 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i7.12747

Abstract

Background: Hospitalization is a condition where a child must undergo treatment in hospital to restore health. The impact of hospitalization causes children to feel anxious, afraid of various invasive actions, children feel uncomfortable, decreased appetite, and decreased sleep quality. The hospital environment and health service delivery activities cause sleep problems in children who are undergoing treatment so that they can affect sleep quality. Decreased sleep quality can hinder the healing process and affect a child's growth and development. Treatment of sleep disorders can be done in two ways, namely pharmacological and non-pharmacological. Pharmacologically, sedative drugs can be given, but giving drugs can risk disrupting growth and development if given to children. Therefore, non-pharmacological management is a safe alternative. One of the non-pharmacological therapies that can be provided is through Animal Assisted Therapy (ATT) for Betta Fish.Purpose: To analyze the effectiveness of Animal Assisted Therapy (ATT) betta fish as a nursing intervention in improving sleep quality in children undergoing hospitalization.Method: This research design uses one group pre-test post-test group. The sampling technique used purposive sampling with a total sample of 30 respondents. Data collection used the Standard Operational Procedures for betta fish Animal Assisted Therapy (AAT) interventions and the Children's Sleep Habit Questionnaire (CSHQ) instrument to measure sleep quality. Data analysis used the Paired t-test statistical test.Results: The average quality of sleep before the intervention was given was 43,53 and the average quality of sleep after the intervention was 36,23. The results of the paired t-test obtained a p value of 0.001 (<0.05), which means that betta fish's animal assisted therapy (AAT) is effective in improving sleep quality in children undergoing hospitalization.Conclusion: Giving betta fish with Animal Assisted Therapy (AAT) as a complementary therapy can help improve sleep quality in children undergoing hospitalization.Suggestion: It is hoped that this intervention can be used as a non-pharmacological therapeutic method in treating sleep problems in children.Keywords: Animal Assisted Therapy (AAT); Betta Fish; Children; Hospitalization; Sleep QualityPendahuluan: Hospitalisasi merupakan kondisi dimana anak harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk pemulihan kesehatan. Dampak hospitalisasi menyebabkan anak merasa cemas, takut dengan berbagai tindakan invansif, anak merasa tidak nyaman, nafsu makan menurun, dan kualitas tidur menurun.Lingkungan rumah sakit dan aktivitas pemberian pelayanan kesehatan menyebabkan masalah tidur pada anak yang sedang menjalani perawatan sehingga dapat memengaruhi kualitas tidur. Kualitas tidur yang menurun dapat menghambat proses penyembuhan dan memengaruhi tumbuh kembang anak. Penanganan gangguan tidur dapat dilakukan melalui dua cara yaitu farmakologi dan nonfarmakologi. Secara farmakologi dapat diberikan obat-obatan sedative, namun pemberian obat dapat beresiko menganggu tumbuh kembang jika diberikan pada anak.Oleh karena itu penatalaksanaan nonfarmakologi menjadi alternatif yang aman dilakukan.Salah satu terapi nonfarmakologis yang dapat diberikan melalui Animal Assisted Therapy (ATT) Ikan Cupang.Tujuan: Untuk menganalisis efektivitas Animal Assisted Therapy (ATT) ikan cupang sebagai intervensi keperawatan dalam meningkatkan kualitas tidur pada anak yang menjalani hospitalisasi.Metode: Desain penelitian ini menggunakan one group pre-test post-test group. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Pengumpulan data menggunakan Standar Operasional Prosedur intervensi Animal Assisted Therapy (AAT) ikan cupang dan instrumen Children’s Sleep Habit Questionnaire (CSHQ) untuk mengukur kualitas tidur. Analisis data menggunakan uji statistik Paired t-test.Hasil: Menunjukkan rerata kualitas tidur sebelum diberikan intervensi sebesar 43,53 dan rerata kualitas tidur setelah diberikan intervensi sebesar 36,23. Hasil uji paired t-test didapatkan nilai p value sebesar 0,001 (<0,05) yang berarti animal assisted therapy (AAT) ikan cupang efektif dalam meningkatkan kualitas tidur pada anak yang menjalani hospitalisasi.Simpulan: Pemberian Animal Assisted Therapy (AAT) ikan cupang sebagai terapi komplementer dapat membantu dalam peningkatkan kualitas tidur pada anak yang menjalani hospitalisasi.Saran: Intervensi ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai metode terapi non farmakalogi dalam mengatasi masalah tidur pada anak.