cover
Contact Name
Angga Kautsar
Contact Email
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Phone
842 888888 Ext : 3510
Journal Mail Official
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Editorial Address
Gedung Laboratorium I Fakultas Farmasi, UNPAD Jl. Raya Jatinangor KM 21, Bandung-Sumedang, Indonesia 45363
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Farmaka
ISSN : 16931424     EISSN : 27163075     DOI : https://doi.org/10.24198/
Core Subject : Health, Science,
Farmaka is replacement for Pharmaceutical Bulletin, published since 1991, with a frequency of four times a year. Editors accept scholarly works of research results and literature review which was closely related to the science, pharmaceutical technology and practice.
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)" : 20 Documents clear
Analisis Kepuasan Pelanggan Apotek "X" Bandung Indah Utami Putri; Angga Prawira Kautsar
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.655 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.18151

Abstract

Kepuasan pelanggan merupakan salah satu indikator yang banyak dipakai dalam mengukur kualitas layanan sebuah produk baik barang maupun jasa. Kualitas layanan juga dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan secara langsung dan mempengaruhi loyalitas pelanggan secara tidak langsung melalui kepuasan. Kepuasan pelanggan sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan apotek. Pelanggan yang puas berdampak terhadap minat pelanggan untuk kembali ke apotek yang sama dan juga sebagai alat promosi dan dapat berpengaruh sangat positif bagi kemajuan apotek. Analisis kepuasan pelanggan Apotek “X” dilakukan dengan survei berisi 25 pernyataan yang mengandung lima dimensi SERVQUAL yang dinilai dengan skala likert. Data hasil survei, diolah ke dalam Diagram Kartesius yang terbagi ke dalam empat kuadran tingkat penilaian pelanggan. Berdasarkan survei yang dilakukan di Apotek “X”, yang memiliki tingkat kepuasan tertinggi adalah dimensi Assurance (jaminan), sedangkan yang terendah adalah dimensi Reability (kehandalan), serta dua atribut termasuk dalam prioritas tertinggi untuk dilakukan perbaikan adalah “Karyawan memberikan pilihan obat pada pelanggan swamedikasi (pengobatan sendiri)” dan “Apoteker memberikan solusi jika terjadi keluhan pada obat yang diberikan”.Kata kunci: Kepuasan Pelanggan, SERVQUAL, Skala Likert, Diagram Kartesius
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT “X” PROVINSI JAWA BARAT PADA BULAN NOVEMBER-DESEMBER 2017 Sistha Anindita Pinastika Heningtyas; Rini Hendriani
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.72 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17697

Abstract

Penggunaan antibiotik untuk mengatasi penyakit infeksi bakteri yang kurang bijak dapat meningkatkan kejadian resistensi antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien rawat inap di Rumah Sakit “X” Provinsi Jawa Barat pada bulan November-Desember 2017 secara kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah antibiotik oral yang paling banyak digunakan adalah antibiotik Sefiksime Kapsul 100 mg, yaitu sebanyak 7760 kapsul pada bulan November dan 7396 kapsul pada bulan Desember 2017, sedangkan antibiotik parenteral oral yang paling banyak digunakan adalah antibiotik Seftriakson Injeksi 1 gram, yaitu sebanyak 5745 injeksi pada bulan November dan 5729 injeksi pada bulan Desember 2017. Sementara itu, jumlah pasien rawat inap terbanyak yang menggunakan antibiotik pada bulan November-Desember 2017 adalah pasien bedah, yaitu masing-masing sebanyak 786 dan 737 pasien, sedangkan persentase pasien rawat inap tertinggi yang menggunakan antibiotik pada bulan November-Desember 2017 adalah pasien obstetri dan ginekologi, yaitu masing-masing sebesar 74,7% dan 76,3%.
APLIKASI KOLOM MONOLITIK DALAM ANALISIS FARMASI: REVIEW FIRDHA SENJA MAELANINGSIH; Akhmad Sobarudin; Aliya Nur Hasanah
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.514 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17041

Abstract

Kolom monolitik dapat menggantikan kolom partikel yang saat ini ada di pasaran. Kolom ini dibuat dengan cara polimerisasi in situ, memiliki beberapa keunggulan antara lain, permeabilitas yang lebih tinggi, tekanan balik rendah, ketahanan aliran yang lebih rendah, resolusi dan pemisahan yang lebih baik dengan waktu pemisahan yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan kolom partikel biasa. Kelemahan kolom yang ada di pasaran yaitu membutuhkan fase gerak yang cukup banyak, oleh karena itu kolom monolit dengan diameter dalam yang lebih kecil dapat mengatasi masalah tersebut. Kolom monolit berpotensi digunakan sebagai fase diam untuk pemisahan dan analisis obat dalam campuran yang kompleks. Dalam review ini dibahas perkembangan terbaru aplikasi kolom monolitik untuk pemisahan dan analisis farmasi.
PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN DIETARY FIBER: REVIEW JURNAL NOPI RANTIKA; TAOFIK RUSDIANA
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.802 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17790

Abstract

Pada beberapa dekade terakhir, para ilmuwan telah melakukan penelitian terhadap serat makanan (dietary fiber) yang memeiliki banyak manfaaat kesehatan. Serat pangan merupakan karbohidrat analog  yang tahan terhadap enzim pencernaan dalam usus, serta terfermentasi dengan lengkap atau parsial. Beberapa penelitian telah mengevaluasi manfaat dari serat pangan, diantaranya berperan dalam pencegahan konstipasi dan dalam mengendalikan kadar glukosa serta lipid darah. Sifat fisikokimia dari serat makanan sangat mempengaruhi efek fisiologisa dan teknologi fungsionalitas. Kandungan serat pangan dari berbagai sumber makanan, diantaranya adalah biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran dan buah.
REVIEW: EFEK SAMPING PENGGUNAAN KODEIN PADA PEDIATRIK Nadhira Mahda Dinar Lubis; Zelika Mega Ramadhania
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.281 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17850

Abstract

Kodein merupakan golongan opioid yang banyak digunakan baik untuk analgesik maupun antiusif. Namun penggunaan kodein pada pediatrik menimbulkan efek samping yang berakibat fatal, hal ini diakibatkan oleh polimorfisme pada gen pemetabolisme kodein. Pada orang dengan kemampuann ultrarapid metabolisme yang tinggi, penggunaan kodein pada dosis normal dapat meningkatkan kadar morfin dalam darah, sehingga akan menyebabkan depresi pernafasan pada pasien.Oleh karena itu FDA, EMA, AIFA dan MHRA membuat pedoman untuk melarang penggunaan kodein pada pediatrik dan menganjurkan untuk mengganti kodein dengan obat lain yang lebih aman untuk pediatrik.
Risiko Peningkatan Efek Samping Terhadap Interaksi Obat Warfarin dan Antibiotik NAELI FARHATY; Rano K. Sinuraya
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.874 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17681

Abstract

Interaksi obat adalah salah satu permasalahan utama bagi pasien yang menerima terapi polifarmasi. Adanya interaksi antar obat menyebabkan terjadinya peningkatan risiko terjadinya efek samping dan rawat inap di rumah sakit. Salah satu interaksi obat yang sering terjadi yaitu obat warfarin  dan antibiotik. Interaksi kedua obat tersebut dapat menyebabkan terjadinya peningkatan risiko pendarahan. Antibiotik kuinolon, sulfonamid, dan makrolida dianggap memiliki risiko tinggi terhadap peningkatan toksisitas warfarin, sedangkan amoksisilin dan sefaleksin diyakini memiliki risiko yang lebih kecil. Umumnya, mekanisme interaksi antara kedua obat tersebut dapat melalui penghambatan enzim hati CYP2C9 dan menghambat sintesis vitamin K dari flora normal usus. Agar efektifitas dari kedua obat tetap sesuai maka diperlukan penyesuaian dosis dan pemantauan INR (International Normalized Ratio).
REVIEW: RESISTENSI ANTIBIOTIK PADA TERAPI PENGOBATAN JERAWAT Winona Madelina; Sulistiyaningsih Sulistiyaningsih
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.311 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17665

Abstract

Acne vulgaris (jerawat) adalah penyakit kulit peradangan kronis dengan patogenesis kompleks, melibatkan kelenjar sebasea, hiperkeratinisasi folikular, kolonisasi bakteri berlebihan, reaksi imun tubuh dan peradangan. Antibiotik memegang peran penting dalam terapi pengobatan jerawat. Pilihan pengobatan didasarkan pada persepsi dokter terkait efikasi, efektivitas biaya atau rasio risiko-manfaat dan jarang mempertimbangkan resistensi bakteri. Antibiotik topikal dan oral secara rutin digunakan untuk mengobati jerawat. Namun, kasus resistensi antibiotik meningkat, dengan banyak negara melaporkan bahwa lebih dari 50% dari strain Propionibacterium acnes tahan terhadap makrolida topikal, membuatnya kurang efektif. Prevalensi P. acnes resisten antibiotik bervariasi di berbagai belahan dunia. Angka prevalensi yang tinggi di antara negara-negara Eropa, dengan resistensi eritromisin ⁄ klindamisin berkisar dari 45% hingga 91% dan resistensi tetrasiklin dari 5% menjadi 26,4% (kecuali Italia dan Hungaria yang memiliki 0%). Di Asia, ada perbedaan besar dalam prevalensi P. acnes resisten antibiotik antara berbagai negara Asia. Misalnya di Jepang, tingkat resisten eritromisin ⁄ klindamicin hanya 4% dan tetrasiklin ⁄ doksisiklin dengan 2%. Di Korea, penelitian terbaru hanya menemukan satu dari 33 strain (3,2%) yang diisolasi resisten terhadap klindamisin dan penulis berpendapat bahwa P. acnes resisten antibiotik belum berkembang cukup baik di Korea.
HYDROGEL UNTUK RECCURENT APHTHOUS STOMATITIS Nia Yuniarsih; Muchtaridi Muchtaridi; Nasrul Wathoni
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.802 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17237

Abstract

Recurrent Aphthous Stomatitis merupakan penyakit ulseratif mukosa mulut yang belum diketahui dengan pasti penyebabnya hingga saat ini, sehingga pengobatan yang diberikan hanya untuk mengurangi rasa sakit dan memperkecil ukuran ulkus. Formulasi yang dimodifikasi memberikan cara yang cukup efektif untuk mengatasi cepat atau tidaknya obat larut atau terbawa oleh cairan mukosa mulut sehingga dapat memperpanjang kontak obat dengan ulkus. Dalam pembuatan sediaan lepas terkendali, polimer memiliki peran penting. Ada  banyak polimer yang dapat digunakan untuk kontrol pelepasan obat dan membutuhkan pertimbangan fisiologis dan fisikokimia. Polimer dapat digunakan sebagai hidrogel film yang dirancang untuk memisahkan lesi mukosa dari lingkungan rongga mulut, dan dengan demikian mengurangi resiko terbawanya obat oleh air liur dari pengobatan lokal yang diberikan. Aplikasi ini dapat meningkatkan durasi kontak antara zat aktif dan lesi sehingga meningkatkan efektivitas terapi, mengurangi ketidaknyamanan  pasien dan membawa obat  lebih cepat dari pada gel. Artikel ini bertujuan untuk melihat berbagai macam polimer yang dapat digunakan dalam sediaan hidrogel untuk pengobatan RAS
REVIEW: PARAMETER DAN METODE SAMPLING VALIDASI PEMBERSIHAN DI INDUSTRI FARMASI Arni Praditasari; Nyi Mekar Saptarini
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.245 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.18120

Abstract

Validasi pembersihan merupakan upaya yang dilakukan dalam langkah konfirmasi atau pembuktian efektivitas prosedur pembersihan dalam industri farmasi ketika memproduksi obat. Pentingnya validasi pembersihan dalam suatu proses dinilai dari prosedur pembuatan produk. Parameter validasi pembersihan terdiri atas batas kandungan residu suatu produk, bahan pembersih dan kontaminasi mikroba. Penentuan senyawa marker ditentukan berdasarkan manajemen risiko mutu suatu produk dari segi kelarutan, dosis terapeutik harian terkecil, dan toksisitas (LD50). Kriteria penerimaan parameter menggunakan metode penilaian MACO (Maximum Allowable Carryover) berdasarkan ADE (Acceptable Daily Exposure), dosis terapeutik harian, dan toksisitas (LD50). Validasi pembersihan ini dilakukan menggunakan dua metode sampling, yakni metode swab dan metode rinse. Metode sampling yang efektif bergantung pada permukaan peralatan, luas permukaan alat, bahan material peralatan serta kelarutan senyawa marker. Kata kunci : validasi pembersihan, parameter, MACO, metode sampling
Survei Kepuasan Pelanggan Farmasi Poliklinik di Rumah Sakit di Indonesia SILVIA PERMATA SARI; Rizky Abdulah
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.311 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17928

Abstract

Pelayanan Rumah Sakit seyogyanya memenuhi Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Pelayanan farmasi sebagai salah satu operasional dan bagian dari pelayanan memerlukan pengukuran indikator kerja, salah satunya dengan survei kepuasan pelanggan. Survei dilakukan di pelayanan farmasi poliklinik dengan metode accidental sampling dan sampel pasien yang menggunakan jasa pelayanan farmasi poliklinik berjumlah 150 responden. Kualitas pelayanan dilihat berdasarkan dimensi keandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti fisik sesuai urutan kepentingan relatifnya. Secara umum, hasil survei kepuasan pelanggan sudah cukup baik dengan nilai rerata 2,87 namun perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi waktu tunggu serta perbaikan kenyamanan ruang tunggu.Kata kunci: Kepuasan pelanggan, pelayanan farmasi

Page 2 of 2 | Total Record : 20